Sudah sebulan lebih semenjak Dareen pulang ke Alaska dan semenjak itu juga sudah banyak hal yang Alisha alami
Salah satunya adalah Bu Rina yang tiba-tiba dipecat tanpa alasan yang jelas, bahkan Alisha masih ingat bagaimana raut wajah terkejut Bu Rina ketika mendapati bahwa dirinya telah di pecat oleh atasannya langsung
Dan juga ada Athair yang sejak seminggu yang lalu mulai muncul kembali di hadapannya, yah walaupun dengan wajah yang masih terdapat beberapa bekas luka yang disebabkan oleh amukan Dareen beberapa waktu yang lalu
Alisha menghela nafas berat mengingat bagaimana akhir-akhir ini Athair tidak juga berhenti untuk mengejar-ngejar dirinya
"Kenapa lo 'Sha? Bengong mulu dari tadi" tanya Zahra yang sedang duduk di hadapan Alisha
"Gak papa kok 'Za, cuma lagi bingung aja sama soal nomor 21" Zahra yang mendengar itupun menganggukan kepalanya mengerti
"Sini 'Sha gue ajarin, gue kan pinter kalau masalah ginian" ujar Rion secara tiba-tiba lalu dengan sigap ia merapatkan tubuhnya dan mulai mengajari Alisha secara telaten
Di hari minggu yang cerah ini, Alisha, Zahra, Alan, Dion dan Rion memang memutuskan untuk berkumpul dirumahnya Alan dengan niat untuk belajar bersama dikarenakan ujian kenalikan kelas akan berlangsung sebentar lagi
"Sumpah ini otak gue gak mau di ajak kerja sama" gerutu Dion sambil mengacak rambutnya frustasi karena baru bisa menyelesaikan beberapa soal saja, itupun hanya asal tebak dan sudah pasti jawabannya pun juga salah
Alan memutar bola matanya malas melihat kembaranya satu ini "perasaan dari tadi kerjaan lu geluh mulu, heran gue jadinya"
"Biarin"
Dion mengambil minuman soda didepannya yang hanya tinggal sedikit lalu meneguk minuman tersebut hingga habis tidak tersisa "perasaan jadwal kita padet banget ya?"
"Enggak, biasa aja tuh" jawab Alisha enteng dengan mata yang masih fokus membaca soal-soal dihadapannya
"Demi apa biasa aja? Gini ya Alisha..." Dion menatap Alisha dengan sangat serius "...Magang kita tuh cuma kurang seminggu lagi dan apesnya minggu depannya kita udah ujian kenaikan kelas dan yang bikin masalah tuh kita gak di kasih waktu libur dulu. Masa abis magang langsung ujian"
"Tapikan abis ujian kenaikan kelas kita ada libur panjang, kira-kira 3 minggu dan gue rasa itu cukup buat istirahat..." Kali ini Alisha mulai menatap arah Dion "....dan juga kalau kita udah naik ke kelas dua belas, kegiatan kita bakalan lebih padet lagi daripada sekarang"
"Gue setuju sih sama Alisha, lagipula kita juga nantinya di kasih libur panjang jadi gak masalah" ujar Rion membenarkan perkataan Alisha
"Woy Rion lu kan sodara gue, masa belain Alisha sih" Dion kemudian menatap kearah temannya yang lain "kalian semua juga setuju sama Alisha?"
Alan dan Zahra pun mengangguk secara bersamaan
"Kampret lu pada, masa gak ada yang belain gue" gerutu Dion
"Nah karena gak ada yang belain lu, lebih baik sekarang lu belajar lagi gih" ujar Alan
Tanpa memperdulikan ocehan Dion yang masih berlanjut, mereka pun kembali melanjutkan akfivitas belajarnya yang sempat tertunda
Tanpa terasa Sudah berjam-jam lamanya mereka habiskan untuk belajar. Walaupun sebenarnya yang mereka lakukan hanya mencanda dan menyantap makanan yang sudah disediakan Alan hingga habis tidak tersisa
Dan ketika jam sudah menunjukan pukul empat sore, mereka pun mulai berpamitan kepada Alan untuk pulang ke rumah masing-masing
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
"King"
Seseorang yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya pun mendongakan kepalanya ke arah orang yang memangilnya tadi
"Pesawat akan segera mendarat sebentar lagi"
Orang tersebut menolehkan kepalanya ke luar jendela jet pribadi miliknya dan perlahan- lahan sebuah senyuman tipis terukir indah di wajah tampannya
"Apakah King ingin beristirahat ke hotel terlebih dahulu?"
Orang yang di panggil King tersebut melirik ke ke arah jam tangan miliknya lalu mengelengkan kepalanya pelan "Kita akan langsung ke perusahaan, lagipula ada seseorang yang benar-benar harus aku temui sekarang"
"Siap King"
"Aku sudah tidak sabar bertemu dengan gadisku" ucap sesuatu di dalam sana
"Dia juga gadisku sialan!!!"
"Jadi kau sudah mengakui mate kita? Hahahaha Sudah ku duga, sekeras apapun dirimu menolaknya, dia tetap mate kita, dia sudah menjadi takdir kita Dareen, dan lihatlah sekarang, kau sudah jatuh dalam pesona mate ku" ujar jay dengan nada yang sudah jelas-jelas mengejak sisi manusianya ini
"Sudah ku bilang di juga mate ku dasar serigala sialan, Alisha adalah mate kita berdua!!! Kau harus ingat itu" Dareen pun memutuskan mindlinknya sepihak agar sisi serigalanya tidak mengejeknya lebih jauh lagi
Namun entah kenapa tiba-tiba saja jantungnya kini mulai berdetak lebih cepat, kenapa dirinya menjadi nervous seperti ini? apa hanya bertemu dengan gadisnya bisa memberikan efek sebesar ini?
Tak lama kemudian, jet pribadi tersebut telah mendarat dengan sempurna dan tanpa membuang-buang waktu, Dareen dan para bawahannya mulai pergi meninggalkan bandara menuju ke perusahaan tempat matenya berada
"Selamat datang kembali King" ujar Richard sambil membungkukan tubuhnya ketika Dareen baru saja memasuki lobi perusahaan
"Dimana dia?"
Richard yang mengerti arah pembicaraan Dareen langsung tersenyum simpul "Queen sedang istirahat makan siang di cafetaria bersama dengan kedua temannya"
"Anak kembar itu lagi?"
"Benar King"
Dareen menghela nafas berat, kenapa gadis nya lebih memilih bersama si kembar itu dari pada berbaur dengan karyawan wanita disini? Apakah matenya tidak kalau dirinya cemburu?
"Panggil dia ke ruangan ku sekarang"
"Baik King"
Sedangkan di satu sisi, Alisha malah sedang asik memakan es krim coklat miliknya disertai sebuah tontonan drama gratis yang berjudul 'si kembar yang sedang beradu mulut karena berebut makanan yang tinggal satu biji'
"Yes, gue dapet" seru Dion ketika berhasil mendapatkan makanan terakhir di meja
"Masa lu gak mau ngalah sama gue, gue kan kembaran lo"
"Gini ya Rion, walaupun gue sodara lo, makanan tuh tetep nomor satu, kasian cacing-cacing di perut gue kalau gak gue kasih makan"
Rion mengerutu kesal "sialan lo"
Alisha yang sedari tadi diam kini mulai angkat bicara "Udah selesai nih rebutan makanannya"
"Udah dong 'Sha, lihat nih gue yang menang" dengan tengilnya Dion memamerkan makanan yang sudah digigitnya setengah
Alisha memutar bola matanya malas "Kan daripada rebutan makanan, kalian berdua bisa pes-"
"Nona Alisha"
Alisha sempat tersentak sebentar ketika mendengar seseorang secara tiba-tiba memanggil namanya, hampir saja sendok es krim ditangannya terjantuh ke lantai, lalu setelah menetralkan detak jantungnya Alisha pun mulai membalikan badannya ke arah orang yang memotong pembicaraanya tadi
"Apakah Nona bisa ikut dengan saya"
"Sekarang?" Tanya Alisha dengan polosnya
Richard tersenyum tipis mendengar jawaban dari Queen-nya
Alisha yang melihat itu hanya menghembuskan nafasnya berat
"Tapi es krim coklat ku belum habis" Alisha sedikit kesal karena acara makan siangnya menjadi terganggu, padahal es krim coklatnya masih tersisa banyak, Alisha tidak mungkin membiarkan makanan favoritnya meleleh dengan percuma
"kalau begitu nanti saya akan membelikan es krim coklat yang banyak untuk Nona Alisha" Ahh benar, hampir saja Richard lupa jika Queennya masih seorang remaja
"Tidak perlu repot-repot, lagipula saya bisa membelinya lagi nanti" ujar Alisha dengan santainya "jadi, saya harus pergi kemana?"
"Mari ikut dengan saya" ujar Richard lalu berjalan pelan menuju ke arah lift
Alisha mencebikkan bibirnya kesal lalu menatap kedua sahabatnya secara bergantian "Gue cabut dulu ya guys"
"Eh 'Sha terus ini es krim lo gimana?" Tanya Rion yang melihat makanan favorit Alisha masih tersisa banyak
"Buang aja" tanpa menunggu balasan dari Rion, Alisha sudah lebih dulu berjalan pergi menghampiri Richard yang sudah menunggunya di depan lift
Pintu lift terbuka sesaat setelah Alisha berada di sebelah Richard, mereka berdua melangkah memasuki lift tersebut dan tak lupa untuk menekan tombol lantai yang dituju
Dahi Alisha menyerngit bingung ketika Richard menekan tombol lantai lima belas
Bukannya di sana tidak ada siapa-siapa? Terus ngapain gue ke lantai kosong itu? Masa gue harus uji nyali sendirian? Kan gak lucu, Batin Alisha ketika lift mulai naik ke lantai paling atas di gedung ini
Ting!
Denting suara lift berbunyi ketika telah sampai di lantai 15, Mereka berdua mulai melangkahkan kakinya keluar dari dalam lift dan berjalan menuju ke sebuah ruangan yang hanya ada satu-satunya di lantai ini, yaitu ruangan CEO
"Silahkan masuk Nona". Richard pun membukakan pintu untuk Alisha dan memberi celah agar Alisha dapat masuk ruangan itu
"Anda tidak ikut masuk?" Ujar Alisha ketika melihat Richard hanya diam diri di ambang pintu dan terlihat seperti tidak ada niatan untuk masuk bersamanya
"Masih ada urusan penting yang harus saya lakukan nona, kalau begitu saya permisi"
Tapi ini kan masih jam istirahat, memangnya urusan penting apa yang harus dilakukan saat jam istirahat seperti ini? Apakah makan termasuk urusan penting?
Dengan sangat pasrah Alisha pun mengangguk sambil menatap Richard yang mulai menutup pintu di hadapannya dengan raut wajah yang ... entahlah. Mungkin sedikit bahagia? Alisha tidak tau pasti, tapi ia sempat melihat senyuman bahagia terukir di wajah pria itu sebelum pintu tertutup dengan sempurna
Alisha masih saja diam ditempatnya sambil menatap ke penjuru ruangan yang di cat serba gelap ini, ternyata tempat ini tetap sama, tidak berubah sama sekali, yang berubah hanya sekarang tempat ini terasa sangat sepi setelah orang itu pergi sebulan yang lalu
Dan sekarang ruangan ini menjadi sangat sepi dan hampa
Tapi kenapa Alisha harus berada disini? Berada di ruangan yang kosong sendirian, apa yang harus dirinya lakukan sekarang?
Hingga akhirnya, matanya berhenti ke arah dinding kaca yang berada disampingnya, Alisha mulai melangkahkan kakinya hingga berhenti tepat di dekat dinding kaca tersebut
Pemandangan dari atas gedung ini sangat menarik bagi Alisha, ia dapat melihat langit biru disertai awan-awan putih dengan sangat jelas serta gedung-gedung pencakar langit yang entah kenapa terlihat sangat indah dari atas sini
Kalau lihat pemandangam kayak gini sambil makam es krim enak kali ya?
"Apakah pemandangan di luar sana lebih menarik bagi mu little mate?" Seru seseorang secara tiba-tiba
Dengan spontan Alisha membalikkan badannya ke arah sumber suara yang mucul di belakangnya
Alisha membelalak matanya terkejut saat melihat seseorang yang berada didepannya saat ini
Siapa juga yang tidak terkejut jika melihat seseorang yang sudah sebulan lebih pergi, tiba-tiba saja kini berada di depan matanya dengan raut muka yang entah kenapa membuat Alisha ingin sekali menonjok wajah tampannya itu
"Kenapa kau terkejut seperti itu? Apakah kau tidak merindukan ku little mate?... Ku harap kau merindukan ku, karena aku juga sangat merindukan diri mu" ujar pria itu sambil tersenyum manis ke arah Alisha
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
Hai guys 👋👋
I am back!!!
Do you guys miss me?
Please say yes!! 😆😆
Dan juga... Please stay safe and stay healthy for all of you 😇😇😇
And i hope you guys like this part 🥰🥰🥰
Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, nanti aku perbaiki
Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋
See you in the next chapter 👋👋👋
- Love Ryn