Darrel My Bad Husband [Terbit]

By P_mahar

6.8M 591K 69.4K

[π…πŽπ‹π‹πŽπ– π’π„ππ„π‹π”πŒ πŒπ„πŒππ€π‚π€] β—π“πˆπƒπ€πŠ πŒπ„ππ„π‘πˆπŒπ€ ππ‹π€π†πˆπ€π“ πƒπ€π‹π€πŒ 𝐁𝐄𝐍𝐓�... More

| 1
| 2
| 3
| 4
| 5
| 6
| 7
| 8
| 9
| 10
| 11
| 12
| 13
| 14
| 15
| 16
| 17
| 18
| 19
| 20
| 21
| 22
| 23
| 24
| 25
| 26
| 27
| 28
| 30
| 31
| 32
| 33
| 34
| 35
| 36
| 37
| 38
| 39
| 40
| 41
| 42
| 43
| 44
Vote Cover
Spill Paket
LAST

| 29

135K 13.3K 1.4K
By P_mahar

Wajib follow!!

@_pmahar
@wattpadmahar
@galaksiiagl
@araacaramell
@barastvno
@darrelorion
@kanayaanglc
@birumaheswara
@pancamgntr
@naraalc
@kinansykr
@bimaandromeda

Btw thanks bgt bisa tembus cepet. Ramein terus ok, biar cepet end dan aku bakal publish sequel Possessive Galaksi setelah ini end

Jgn lupa bintang + komennya ok👍🏻

Darrel melempar tasnya ke meja belajar dan langsung mengobrak-abrik isinya untuk mencari map dari rumah sakit. Ia melirik Naya yang terlihat gugup. Darrel tidak tega sebenarnya, tapi ia masih sedikit kesal karena perempuan itu tidak memberinya contekan tadi, jadi mari kita kerjai.

Darrel membuka map itu dengan tak sabaran. Sebenarnya ia sudah tau hasilnya tanpa melihat isi dari tesnya. Ia bisa menjamin jika dirinya tidak sebrengsek itu. Darrel merubah raut wajahnya menjadi tegang. Ia yakin Naya tipe orang yang mudah dikelabuhi.

Darrel mendongak, menatap Naya yang berdiri di dekat lemari. Cowok itu meletakkan kertas tadi dikasur dan berjalan ke arah Naya, "Nay,"

"A-apa? hasilnya bener a-anak kamu?"

"Sorry." ucap Darrel pelan.

Naya menghela napas panjang. Ia sudah menduga hal ini, sakit memang. Tapi mau bagaimana lagi, Sandra pasti lebih butuh Darrel.

"Gapapa. A-aku gapapa. Kamu jaga Sandra baik-baik ya," Naya mengusap sudut matanya yang berair. Perempuan itu tersenyum kecil, "Aku pulang ke rumah Mama ya. Kamu-"

Cup

"Darrel-"

Cup

"Rel, aku-"

Cup

Naya mendorong dada cowok itu agar menjauh darinya, "Apa sih! jangan modus kamu!"

Darrel terkekeh, "Manis Nay. Candu."

"Rel apaan sih!"

"Aku bercanda. Gak mungkin dia hamil anak aku Nay. Gila aja." Darrel menunjukkan kertas yang dibacanya tadi kepada Naya.

"Bercandanya gak lucu Rel!"

"Masa?"

"Iyalah! siapa yang gak tegang kalau hasilnya beneran anak kamu."

"Bodo."

Naya membelalakkan matanya dan mendorong pundak Darrel, "Kamu-"

"Apa? aku masih kesel sama kamu ya Nay."

"Kesel sama aku? kenapa?"

"Gak." Darrel membuang pandangan dan membuka seragamnya sehingga kini ia bertelanjang dada. Tanpa berniat makan dulu atau apa, cowok itu menjatuhkan tubuhnya dikasur dan kembali bermain game.

"Kesel kenapa?"

"Menurut kamu?" tanya Darrel balik.

"Ulangan tadi?"

Darrel tak menjawab dan malah mengumpat dengan kencang. Naya diam, ia tidak salah, ia sudah berniat memberi Darrel rumus tapi cowok itu malah pergi.

"Aku buatin makan ya?"

"Gak laper."

"Yaudah." Naya mengikat rambutnya dan berjalan mengambil pakaian kotor untuk dicuci. Kali ini ia malas pergi ke laundry.

Darrel menaikkan sebelah alisnya dan berdecak kecil, "Orang kalau gak peka ya gitu." gumamnya.

Mendengar itu, Naya menghela napas panjang dan mengambil buku-buku catatannya dan melemparkan ke arah Darrel, "Ini udah aku ringkas. Kamu hafalin, jangan ngandalin jawaban orang lain. Besok jadwal ulangan hariannya bu Emi."

"Kok dilempar, gak sopan sama suami."

"Rel aku mau beres-beres. Kalau kamu marah karena tadi, kan emang seharusnya ulangan gak boleh nyontek. Aku mau ngasih kamu rumus tapi kamunya pergi duluan."

"Ya tapikan-"

"Terserah deh." sela Naya.

Darrel mendelik, harusnya yang marah dirinya kenapa jadi Naya? cowok itu masih anteng diatas kasur sembari melihat Naya yang mondar-mandir memberesi mulai dari kamar, kemudian mencuci piring dan menyapu.

Darrel diam memandangi wajah lelah perempuan itu. Baru pulang sekolah sudah mondar-mandir berberes, "Nay,"

"Aku lagi sibuk, kalau kamu mau marah soal tadi, silahkan."

"Mau dibantu?"

"Gak perlu. Aku masih bisa sendiri."

Darrel menggelengkan kepalanya dan menarik sapu dari tangan perempuan itu. Jika hanya menyapu ia juga bisa. Tinggal dorong-dorong, buang. Ia pengalaman soal ini, bahkan lapangan sekolah bersih karena dirinya yang menyapu.

"Biar aku aja."

Naya memicingkan matanya, "Kamu gak kesambet kan?"

"Nggaklah ngaco. Aku gak tega aja lihatnya. Lain kali aku mau bawa bi Aning kesini."

"Buat apa?"

"Bersih-bersihlah. Masa buat jadi selingkuhan."

"Gak perlu. Bi Aning biar disana aja. Lagian cuma apartemen kok, aku dirumah juga sering bersih-bersih."

"Serius?"

Naya mengangguk dan mengelap tangannya dengan handuk kecil.

"Kamu capek Nay?"

"Capek? pastilah, tapi kan gak boleh ngeluh. Udah kewajiban aku."

Darrel diam, pikirannya menerawang jauh. Kenapa ia seperti tertampar dengan sikap Naya barusan. Perempuan itu tidak mengeluh sedikitpun sedangkan dirinya?

"Nay, aku gak pantes ya buat kamu? kayaknya jomplang banget. Kamunya baik banget, akunya jahat banget. Pantes aja Alvaro kekeuh gak mau putus dari kamu."

"Apa sih ngomongnya. Aku tau kamu sebenernya baik, tapi karena terlalu takut sama orang baru jadi kamu bersikap kayak gitu."

"Sewaktu sama Al, dia gak nyakitin kamu sedikitpun?"

Naya berpikir sebentar kemudian mengangguk, "Dia baik, pengertian, gak egois," jawabnya jujur.

"Sedangkan kamu, kamu bandel, gak pengertian, dan egois."

Darrel membenarkan ucapan Naya. Ia akui memang jomplang dengan sifat Alvaro yang Naya katakan. Tapi Alvaro bisa apa, Naya sudah menjadi miliknya seutuhnya dan ia juga tidak akan mau membiarkan atau melepas perempuan itu sedikitpun.

"Puji aja terus cowok lain." ketusnya.

"Dia nemenin aku ke gramed bahkan sampai berjam-jam."

"Aku bisa beli gramednya."

"Dia sayang banget sama aku loh."

"Aku juga."

"Dia suka beliin aku es krim."

"Aku beliin kamu pabriknya."

"Dia-"

"Dia gak bisa selangkah lebih maju daripada aku." tekan Darrel. Wajahnya terlihat kesal dan mendorong sapunya kemudian membuka kulkas lalu menarik minuman kaleng dan meminumnya.

"Iya. Kamu selangkah lebih maju buat nyakitin aku."

Uhuk

"Nay-"

"Iya-iya maaf," Naya terkekeh kecil dan mengusap sudut bibir Darrel yang terkena semburan soda itu, "Nanti malam, aku mau beli bahan-bahan. Bisa temenin?"

Darrel mematung dan berharap suara detak jantungnya tidak terdenger hingga telinga perempuan di depannya ini. Perlu ia akui, dirinya salting untuk pertama kalinya.

"Rel?"

"Hah apa?"

"Bisa temenin ke supermarket?"

Darrel mengangguk dan berlalu. Ia perlu menetralkan debaran jantungnya.


🥀

Sesuai permintaan Naya, kini keduanya tengah memutar supermarket untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhnya. Darrel memainkan ponselnya sembari mendorong troli dan Naya yang sibuk mengambil bahan-bahan yang diperlukan.

"Rel suka seafood?"

Darrel memasukkan ponselnya saat Galaksi tidak membalas pesannya. Cowok itu menggeleng mendengar pertanyaan Naya.

"Alergi?"

"Gak suka aja. Bukan alergi."

Naya ber-oh ria dan meletakkan lagi udang yang tadi dipegangnya, "Aku beli ayam aja ya?"

"Terserah kamu. Kamu yang masak."

"Darrel!"

Darrel tersentak kaget mendengar namanya dipanggil. Ia tau suara ini dan kenapa si pemilik suara ini masih tidak tau malu, "Apa?" tanyanya dingin.

"Eh ada lo," Sandra tersenyum sinis menatap Naya yang berdiri disamping Darrel, "Hasil-"

"Bukan anak gue. Gue udah kirim sesuatu ke email bokap lo dan tunggu aja apa reaksi dia, ketika tau anaknya ternyata murahan."

"Maksud-"

"Lo hamil anaknya Reno, dia mahasiswa dari Bandung yang lagi liburan kesini. Setelah itu lo dateng ke club dan ketemu sama dia, ralat maybe lo kenal sama dia makanya lo yang nempelin dia setelah itu lo tau lanjutannya,"

Sandra menundukkan kepalanya malu, Darrel berucap dengan lumayan lantang dan hal itu mengundang perhatian orang-orang disekitarnya.

"Rel, kamu salah paham-"

"Dan tunggu aja bokap lo gulung tikar." Darrel menatap Sandra sinis dan menggandeng Naya berlalu dari sana.

Darrel langsung mendorong trolinya menuju kasir walaupun yang dibeli belum semua. Cowok itu mengeluarkan dompet dan menarik ATMnya.

"Maaf tapi mesin debitnya sedang bermasalah. Ada cashnya kak?" tanya sang kasir.

Darrel bergumam pelan dan kembali membuka dompetnya, ada tapi tidak cukup dengan totalnya. Ia jarang menggunakan cash karena memang malas.

Seakan paham, Naya mengambil dompetnya ditas dan memberikan uang dengan total Rp. 300.000 pada kasir.

"Nay-"

Naya tersenyum kecil, "Gapapa, lagian ini uang bulanan dari kamu juga."

Kasir itu tersenyum ramah dan memberikan belanjaan serta struk belanja kepada Naya. Darrel mengambil dua kantung plastik itu dan berlalu dari sana.

"Sorry, aku lupa tarik tunai tadi."

"Gapapa, santai aja."

"Kamu gak marah soal Sandra yang tiba-tiba datang tadi?" tanya Darrel sembari memakai seatbeltnya.

"Nggak. Aku kasihan sama dia, dia jadi malu gara-gara kamu."

"Dia pantes digituin. Siapa suruh berani main-main sama aku."

"Padahal gak harus bikin bangkrut loh."

"Itu udah setimpal. Semisal kamu kemarin percaya sama karangan cerita dia dan kamu milih pergi lagi, aku gak janji untuk gak bikin dia makin sengsara,"

Darrel memutar stir kemudinya dan mulai mengemudikan dijalan raya, "Nanti aku mau keluar bentar boleh?"

Naya menoleh, kali ini bukan karena Sandra kan?

"Kemana?"

"Galaksi. Dia tadi ngechat aku, katanya mau ketemu."

"Oh iya gapapa."

"Eh gak sebentar deh, Bara bilang ada perlu lain juga."

"Dibasecamp? nongkrong ya?"

"Ya semacamnya. Jangan nungguin aku pulang. Kamu tidur duluan aja, aku gak bakal macem-macem."

"Gak ke bar kan?" tanya Naya takut-takut.

Darrel menoleh dan terkekeh pelan, "Gak janji Nay, udah lama aku gak kesana."

"Ih tuhkan. Gak usah pergi deh."

"Aman Nay, disana ada yang lain. Gak ada yang bawa perempuan tenang aja, kamu bisa tanya Bara."

_To Be continue_


-mahar

Continue Reading

You'll Also Like

19M 1.3M 80
𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 π“π„π‘ππˆπ“ PART LENGKAP!!! πŸš«πŠπ€π‹π€π” πŒπ€π” 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 π‰π€πƒπˆ ππ‹π€π†πˆπ€π“πŸš« AWAS BAPER!! Kolaborasi humoris dan ro...
1.2M 8.4K 4
Bian si Ketua geng Corvus yang hidupnya penuh kebebasan kini harus menikahi Ivy Kharisma yang berusia lima tahun lebih tua darinya. Pernikahan terpa...
1.4M 112K 135
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
437K 40.1K 92
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.