Happy Reading♥️♥️
Setelah sarapan tadi semua keluarga Aldridge kembali melakukan aktivitas nya masing²
Termasuk dengan Lena bundanya yang harus pergi ke butik sebentar
Sementara Bian di tinggal sendiri di mansion dengan kakaknya Bara yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya dan dia duduk tau jauh dari tempat kakaknya itu
"Duh kenapa gw malah ditinggal sendiri sama kulkas berjalan sih"ucap Bian lirih nyaris tidak terdengar karna ia takut bara mendengar ucapannya
"Apa yang kau katakan baby?"ucap Bara mengalihkan perhatiannya dari laptop di pangkuannya ke Bian
"Nggak ada tuh"ucap Bian
"Gimana dong gw bosen nih, kalo ada kak bara gw kan gak bisa ngerusuh"ucap Bian masih dengan lirih
"Kak gak bosen apa?"tanya bian
"Nggak"jawab bara singkat tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop
'huh emang dasar kulkas berjalan, bisa mati kebosenan gw'ucap Bian dalam batinnya
"Kak"panggil Bian
"Hm"jawab bara
"Kak"panggil Bian lagi
"Hm"jawab bara
"Kak"panggilnya lagi untuk yang ketiga kali
"Apa baby"ucap bara menghela nafas sambil menoleh ke arah Bian
"Ke kantor ayah yuk, bosen nih"ucap Bian
Bara pun meletakkan laptopnya di meja, kemudian menghampiri adiknya lalu menggendongnya ala koala
"Eh eh kak kok Bian malah digendong, turunin ih malu tau diliatin"ucap Bian seraya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Bara saat melihat para maid dan bodyguard memperhatikannya
"Mau ke kantor ayah bukan"ucap Bara yang diangguki Bian
"Jadi diam lah kita ke sana"ucapnya lagi
****
°Aldridge Corp°
[Anggep aja pagi ya bukan malem]
"Wow ini beneran kantor ayah?gila gede banget"ucap Bian terkagum yang masih dalam gendongan Bara
Bara pun mengabaikan keterkaguman Bian melanjutkan jalannya masuk kedalam
"Pagi tuan"sapa sang resepsionis
"Hm"yang hanya di balas deheman oleh Bara
"Pagi tuan muda"sapa karyawan yang dilewatinya
Dan terdengarlah bisik² karyawan yang membicarakan Bian
"Siapa anak kecil yang di gendong tuan Bara?"
"Dia itu anak bungsu tuan Revan"
"Wow kenapa bisa beda gitu, tuan revan sama yang lainnya kan kek kulkas berjalan sedangkan anak bungsunya punya muka imut² kek bayi gitu"
"Jadi pengen nguyel"
"Huh imutnya"
"Jadi pengen punya anak kayak gitu"
Itulah bisikan yang diucapkan para karyawan Aldridge corp yang mana membuat Bian semakin malu
"Kak malu"gumam Bian pelan
"Diam"ucap Bara tegas dan dingin
"Kembali ke pekerjaan kalian"ucapnya lagi
Mereka semua pun langsung terdiam, dan langsung kembali ke pekerjaannya masing-masing
Bara pun melanjutkan jalannya menuju ruangan ayahnya
--Direktur Utama--
Tulisan yang tertera didepan pintu
"Ayah didalam"tanya bara pada sekertaris Revan aka Dimas yang mejanya berada tepat didepan ruangan Revan
"Iya tuan"jawab Dimas
Bara pun masuk kedalam tanpa permisi
"Ayah"teriak Bian yang sudah turun dari gendongan Bara kemudian berlari ke arah Revan dan duduk dipangkuannya
"Ayah Bara kembali ke kantor"ucap bara yang di iyakan Revan, lalu dia pun meninggalkan ruangan Revan
Bara punya perusahaan sendiri, tadinya perusahaan yang saat ini dipimpin Revan dia ingin memberikannya pada Bara tapi Bara menolaknya. Dia bilang ingin membangun perusahaan sendiri, al hasil dia pun menyerahkan perusahaan nya pada putra kedua nya Gara saat nanti sudah siap memimpin.
"Ayah sibuk ya"ucap Bian
"Tidak kalo untuk putra kesayangan ayah"ucap Revan
"Yah Bian besok sekolah kan"ucap Bian
"Ya baby"ucap Revan
"Tapi Bian kan gak punya perlengkapan sekolah"ucap Bian
"Kamu tenang aja, bunda mu sudah menyiapkan semuanya"ucap Revan
"Beneran yah"ucap Bian
"Iya"ucap Revan
"Ayah ada meeting, kamu mau ikut ayah atau mau tetap disini"ucap Revan
"Ikut, nanti ayah lama terus nanti Bian bosen jadinya sama aja kek di mansion"ucap Bian
Revan pun bangkit dari kursinya dengan menggendong Bian
"Tapi bisa gak yah gak usah digendong"ucap Bian
"Kenapa?"tanya Revan menaikan salah satu alisnya lantaran bingung
"Malu"cicit Bian
"Tak apa baby, ada ayah" ucap Revan
"Huh"dengus Bian dengan cemberut
°Ruang Rapat°
Terlihatlah disana para pegawainya Revan duduk ditempatnya masing-masing
Setelah Revan datang mereka semua pun bangkit dan sedikit membungkukkan badannya tanda hormat pada Revan
Saat Revan duduk barulah mereka kembali duduk di tempatnya masing-masing
Sebenernya mereka sedikit heran dengan seorang dalam gendongan Revan, tapi tidak berani bertanya
Mereka pun memulai rapatnya, revan hanya sesekali memperhatikan karna fokusnya pada putra kesayangannya
Setelah 30 menit berlalu kantuk mulai menyerang Bian
"Ngantuk baby"tanya Revan lembut, yang membuat semua karyawan nya kaget karna memang baru kali ini mereka melihat sisi lembut tuannya
"Iya, Bian kayak didongengin"ucap Bian dengan menahan kantuk
"Tidurlah"ucap Revan sambil mengelus punggung Bian
Tak lama terdengarlah dengkuran halus dari Bian yang menandakan anak itu telah tertidur pulas
"Kecilkan suara kalian, lanjutkan" perintah Revan dingin
Setelah 15 menit berlalu
"Rapat hari ini sampai disini, putraku bisa sakit badannya karna terlalu lama tidur dengan posisi tak nyaman"ucap Revan menghentikan karyawannya yang masih membahas materi rapat
"Baik tuan"ucap dari salah satu dari mereka mewakilkan
Revan pun meninggalkan ruang rapat dan berjalan kembali ke ruangannya. Setelah sampai ia pun meletakkan Bian dengan sangat perlahan dan hati² pada kasur yang ada dalam kamar pribadi di ruangannya
"sleep well baby"ucap Revan lalu mengecup kening Bian, kemudian berlalu meninggalkan Bian dikamar itu dan kembali mengerjakan pekerjaannya
Tbc
Gak tau kenapa aku ngerasa ceritaku makin aneh😔
Chapter ini lumayan panjang maap ya kalo gak jelas