Broken

By Anna_Edmonia

179 8 0

dicintai? menyenangkan bukan namun bagaimana jika kamu yang harus mengejar orang itu? akan seindah ekspetasim... More

1.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

2.

36 1 0
By Anna_Edmonia

Jam pelajaran terakhir sudah selesai, para murid sibuk membereskan barang-barangnya untuk bergegas pulang.

"Tasya "

Tasya menoleh ke sumber suara

"Gua boleh foto materi yang dikasih bu Nana pas gua keluar tadi?"

"oke! bentar"

Tasya dengan cepat memasukan semua bukunya. Kayla bingung melihat Tasya memasukan semua bukunya kedalam tas, padahal dia baru saja meminta Tasya untuk meminjam catatannya. Setelah semua buku Tasya masuk tas, Tasya meminta buku Dion kemudian memberikannya pada Kayla.

Bagaimana Dion bisa memiliki catatan? Tentu saja dengan kebaikan hati seorang Tasya. Tasya memberikan buku kosong miliknya yang telah tersampul dengan rapih dan tertulis Namanya disana. Bukan tanpa alasan Tasya melakukan hal itu. Bu Nana sendiri merupakan guru matematika yang sangat killer, ia selalu memberikan tanda tangannya sebelum jam pelajaran berakhir di setiap catatan murid yang ia ajar, sehingga jika ada yang tidak mencatat, maka ia akan memberikan hukuman. Seharusnya guru matematika mereka bukan bu Nana, namun entah mengapa, kini bu nana yang akan mengajar matematika di kelas itu hingga mereka lulus.

Kayla mengeluarkan ponselnya dari tas, ia membuka kamera dan menfoto buku catatan itu, total ada 3 halaman yang terisi di buku itu. Kayla baru saja memfoto halaman pertama, saat beralih ke halaman ke2. Tasya dengan cepat berdiri dari tempat duduknya dan menarik tangan Darren seraya berkata " lo bawa pulang aja kay, gua buru-buru" dan hanya menyisakan Kayla sendiri di ruang kelas itu.

*****

Tasya dan Dion memasuki sebuah toko kue yang berada di pinggir jalan. Mereka memperhatikan dengan seksama kue-kue yang berada di etlase di hadapan mereka.

"kapan Darren bisa pulang?"

"Hari ini"

Tak lama, Tasya telah menemukan kue yang ia inginkan dan membawanya kekasir untuk dibayar. Saat akan keluar dari toko tersebut, Tasya dan Dion berpapasan dengan Leon di pintu masuk. Dion melakukan tos dengan leon dan sedikit basa-basi, sedangkan Tasya hanya terseyum tipis pada Leon. 

Kini, langit orange dan matahari yang mulai terbenam serta jalanan yang ramai, menemani perjalanan pulang Dion dan Tasya.

Disisi lain, Darren turun untuk makan malam bersama. Saat di meja makan, Darren menanyakan keberadaan Dion pada papa dan mamanya.

" kamu kalau masih gaenak badan gaperlu kesini, nanti biar makanan kamu dianter dikamar aja"

" gak perlu pa, darren udah enakan, jadi bisa makan bareng"

" Dion belum pulang pah, mah?" lanjut Darren

" papa belum liat Dion si dari papa masuk rumah"

" Dion lagi nemenin Tasya " jawab mama

" Dion nemenin Tasya kemana ma?"

" dia cuma bilang nemenin Tasya tapi gak bilang mau kemana nya"

" paling bentar lagi pulang, jangan khawatir gitulah" ucap papa

" gak khawatir si pa, tapi kalau Dion ilang nanti susah cari adik nakal kayak Dion"

" apalagi yang mukanya mirip kamu ya" ledek papa

"nah itu pa yang susah"

mama menggelengkan kepala sambil tersenyum mendengar percakapan anak dan suaminya itu.

*****

Selesai makan makan, Darren kembali ke kamarnya dan melihat ponselnya dan terdapat 5 panggilan tak terjawab dari Dion, Ia kembali menelpon Dion beberapa kali namun tak satupun panggilannya di jawab oleh Dion, hal ini membuat Darren khawatir bahwa Dion sedang dalam masalah. Darren coba menelpon untuk kesekian kalinya, kali ini telfonnya diangkat.

"halo"

"....."

"Dion?" panggil Darren panik

tetap saja tak ada jawaban dari sebrang telfon. Darren khawatir terjadi sesuatu pada Dion kemudian memutuskan sambungan telfon serta bergegas mengambil jaketnya dan bersiap mencari keberadaan Dion. Saat membuka pintu betapa terkejutnya ia melihat Dion hanya berjarak 10cm di hadapannya.

Dion masuk kekamar dan menampakkan Tasya yang berada di belakang Dion.

"kenapa lo gak angkat telfon gua barusan?" tanya Darren kesal

sesungguhnya Darren tak perduli apa yang di lakukan Dion dan dimana dia berada. namun, Darren tak ingin kejadian setahun yang lalu terulang kembali, sejak saat itu Darren menjadi kakak yang posesif.

" sssttt jangan marah-marah, nih kita bawain cheesecake kesukaan lo," Tasya meletakkan kantung yang di bawanya sedari tadi, setelah itu ia duduk di sofa yang ada di kamar Darren.  

Tasya melihat-lihat foto di instagram miliknya. saat sedang merefresh instagramnya, ada satu foto yang mencuri perhatiannya. Foto itu adalah foto leon yang baru saja di unggah, foto tangan leon dengan bayangan seorang Wanita. Seketika mood Tasya langsung hancur. ia meletakkan hp disampingnya.

****

Tak terasa, pukul menunjukan jam 8 yang mengharuskan Tasya pulang

"okee it's time to back home" Tasya merengangkan badannya kemudian mengambil tas yang berada di sampingnya

" kalian gak ada yang mau nganterin gua balik?" tanya Tasya

" emang perlu?" tanya darren

"iya dong"

"rumah lo disamping Tasya. bahkan lo loncat dari sini juga bisa sampe kamar lo" ucap dion

"seenggaknya anterin gua ke depan kek, malu gua"

" lo kan udah biasa keluar masuk sini tanpa izin, kenapa harus malu si" ucap darren kesal

"Darrennn, lo tuh gak peka banget ya, pantes gak ada cewe yang mau sama lo"

"Sikap peka gua bukan buat lo Anatasya Daviela" Darren menarik ujung rambut Tasya yang membuat Tasya kesal dan menghela nafas dalam

"Sombong sekali anda bapak Darren Alano Ethan" ucap Tasya sembari berjalan keluar kamar Darren dan menutup pintunya. Baru beberapa detik Tasya membuka pintu itu lagi dan memunculkan kepalanya di ujung pintu

"ini beneran gakada yang mau nemenin gua keluar?"

Dion dan Darren saling menatap dan menggelengkan kepala bersama sama

"Mending lo berdiri di balkon dan coba loncat ke kamar lo, jaraknya gak terlalu jauhkan dari sini? kalaupun gagal, paling cuma luka atau terparahnya lo patah tulang" ucap Dion

"ohoho Dion ternyata mulut lo sepedes Darren ya" Tasya mendekat ke Dion dan menempelkan tangannya di dahi Dion

"Pantes lo jahat kayak Darren, ternyata lo sama sakitnya kayak Darren"

Waktu terus berjalan, Tasya menghentakkan kakinya menuggu salah satu dari mereka mengantarnya, namun 2 menit sudah berlalu tak satupun dari anak kembar itu yang mengantarnya keluar

Tasya yang kesal, menarik tangan Darren untuk menemaninya. Selama berjalan Tasya terus mengumpat

"Gua harus bilang papa untuk buat jalan menuju kamar kalian biar gua gak perlu naik turun buat pulang"

"iya, lo harus bikin prosotan. jadi kalau lo mau pulang, gua tinggal dorong lo tanpa harus nemenin lo balik kerumah." ucap Darren.

Tasya tak menggubris perkataan Darren, pandangannya tetap fokus kedepan hingga dia sampai di depan rumahnya.

Setelah mengantar Tasya tepat sampai di depan pintu rumah, Darren kembali.

*****

disisi lain,dion yang merada di kamar sendirian, keluar dari  kamarnya dan menunggu leon dibawah. hari ini leon, dion, darren  akan bermain PS bersama. setelah Leon sampai, Dion dan Leon langsung menuju kamar Darren. namun, saat didepan pintu, mereka menemukan tulisan yang tertempel di pintu kamar Darren. Dion tertawa dan tanpa basa basi ia memfoto kertas tersebut dan mengirimkannya ke group yang berisi Darren, Dion dan Tasya.

Tasya semakin kesal dengan respon Darren, akhirnya dia menelfon Darren

" DARRENN!" teriak Tasya

Darren yang mendengar Tasya berteriak di telpon langsung menjauhkan hp dari telinganya

"hmmm"

" awas ya lo, lo gak boleh .... tut tut tut" belum sempat Tasya menyelesaikan ucapannya, sambungan telpon terlebih dahulu dimatikan oleh Darren

Tasya mengepalkan tangannya kemudian merebahkan tubuhnya di kasur sambil berkata " gua bakal buat lo minta maaf Darren, liat aja nanti".

Continue Reading

You'll Also Like

110M 3.4M 115
The Bad Boy and The Tomboy is now published as a Wattpad Book! As a Wattpad reader, you can access both the Original Edition and Books Edition upon p...