Cedric Diggory

By kissmysoulbie

41.9K 5.3K 179

__________________ ׂׂૢ་༘࿐ ιηι нαηуα ¢єяιтαкυ ∂ι тαнυη кє-єηαм кυ, тαнυη тωιzαя∂ тυяηαмєηт ∂ια∂αкαη... ∂єηgαη... More

PROLOGUE
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
BAB X
BAB XI
BAB XII
BAB XIII
BAB XIV
BAB XV
BAB XVI
BAB XVII
BAB XVIII
BAB XIX
BAB XX
BAB XXI
BAB XXII
BAB XXIII
BAB XXV
BAB XXVI
BAB XXVII
BAB XXVIII
EPILOG

BAB XXIV

960 144 3
By kissmysoulbie

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

"Harry, katamu kau sudah memahami telur itu berminggu-minggu yang lalu." ucap Chrysa, menatap langit sambil bersandar pada pembatas jembatan.

"Tugasnya dua hari lagi." ucap Harry dengan nada frustasi, itu mengingatkan Chrysa pada Cedric yang juga kesulitan dengan telur naganya.

"Benarkah? Aku tidak tahu." ucap Hermione.

"Aku rasa Viktor sudah memahaminya." timpal Harry, itu membuat Hermione mengerutkan kedua alisnya.

"Aku tidak tahu, kami tidak membicarakan turnamen. Sebenarnya, kami sama sekali tidak mengobrol. Viktor lebih banyak berbicara melalui tubuh... Maksudku, dia tak terlalu suka berbicara. Dia lebih sering melihatku belajar... Sebenarnya, itu sedikit menyebalkan."

Mereka bertiga tertawa, pipi Hermione sudah menjadi merah. Chrysa tahu rasanya, Cedric juga lebih sering melihatnya daripada berbicara. Sebenarnya Chrysa tak terlalu mempermasalahkan pada awalnya, tapi lama-kelamaan rasanya itu tak baik untuk jantungnya.

Karena jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya saat Cedric menatapnya.

"Aku tahu perasaanmu, Mione."

Hermione tersenyum dengan wajah memerah, sedangkan Harry menghentikan tawanya dan tersenyum dengan senyum yang tak bisa Chrysa artikan. Itu terlihat seperti senyum terpaksa.

"Kau sedang mencoba mencari teka-teki telur itu, kan?" tanya Hermione pada Harry.

"Apa maksudnya itu?" ucap Harry, balik bertanya pada Hermione dan bukannya menjawab.

"Maksudku, tugas-tugas itu dirancang untuk menguji kalian dengan cara yang paling brutal sehingga hampir kejam. Lalu, aku..."

Hermione menggantungkan kalimatnya, mengerutkan kedua alisnya dan tersenyum simpul. Hermione menatap Harry dengan raut wajah yang jelas bisa dibaca siapapun.

"Aku mengkhawatirkanmu. Kau mengalahkan naga dengan keberanianmu, aku tak yakin itu akan cukup kali ini."

Chrysa menatap Harry dan Hermione dengan senyum kecil, termenung akan ucapan Hermione pada Harry karena itu membuatnya mengingat Cedric.

Hermione benar, walau sudah berhasil di tugas pertama. Tapi, itu tidak menjamin keberhasilan tugas kedua hanya dengan keberanian. Turnamen ini bukan untuk orang yang lemah hati, tapi bukan berarti Chrysa berfikir Cedric adalah orang yang seperti itu.

Dia hanya khawatir, turnamen ini memakan banyak korban jiwa.

"Hei, Potter!"

Harry, Hermione dan Chrysa menoleh ke asal suara. Itu Cedric Diggory, Harry berjalan mendekat ke arahnya. Meninggalkan Chrysa dan Hermione yang saling berpandangan.

Hermione tersenyum kecil, melangkahkan kakinya menjauh dari sana. Sedangkan Chrysa masih ditempatnya dan menatap Cedric dan Harry dengan wajah penasaran.

"Bawalah telurmu dan berfikirlah baik-baik dengan air panas."

Cedric berjalan mundur, lalu berbalik dan menarik Chrysa untuk berjalan bersamanya. Dengan senyum ramahnya Cedric menggengam tangan Chrysa, melemparkan tatapan hangat penuh kasih sayang. Tanpa menyadari tatapan sedih seseorang dari jauh.

"Apa maksudnya membawa telur dan berfikir dengan air panas?"

Chrysa menatap Cedric dengan wajah penasaran, seperti anak kecil yang tengah bertanya tentang hal yang tak ia tahu pada orang yang lebih tua. Dimata Cedric, itu benar-benar menggemaskan sehingga membuatnya tertawa kecil.

"Aku berhasil membuka telurnya, ternyata harus dibuka di dalam air."

Chrysa mengangguk paham, mengulum bibirnya saat Cedric terus membawanya berjalan. Kembali menatap sang kekasih dengan tatapan bertanya.

"Lalu... Kamu harus membantuku memecahkan teka-tekinya."

Chrysa mengerjapkan matanya, menurut saat Cedric membawanya ke perpustakaan untuk memecahkan teka-teki. Karena tugas kedua dilaksanakan dua hari lagi, mereka harus segera memecahkan teka-tekinya.

"Apa teka-tekinya?"

"Carilah kami di tempat suara kami terdengar, kami tidak bisa bernyanyi di permukaan tanah. Selama satu jam kau harus mencari untuk mengambil kembali apa yang kami ambil."

Chrysa tersenyum senang, teka-tekinya cukup jelas dan sebenarnya Cedric sudah tahu jawabannya. Hanya saja dia punya satu masalah.

"Danau hitam! Ada putri duyung disana, mereka hanya bisa bernyanyi dalam air. Dan waktunya satu jam untuk mencari apa yang mereka ambil darimu. Harta karun... Itu bisa apa saja. Tapi..."

"Iya, tak mungkin aku bisa bernafas dalam air selama satu jam."

Chrysa menatap wajah Cedric yang terlihat lelah, mengulurkan tangannya untuk mengelus rahang Cedric. Chrysa kembali mencari buku yang berhubungan dengan air, mungkin dia bisa menemukan mantra atau ramuan untuk bernafas dalam air.

"Rys... Bagaimana jika harta karunnya adalah manusia?"

Chrysa menghentikan kegiatan mencari bukunya, mengalihkan atensinya pada sangat kekasih, Cedric Diggory.

"Kalau begitu kamu harus membawa kembali harta karun itu dan... Jika tidak, itu terdengar bahaya." ucap Chrysa.

Cedric mengulum bibirnya, lalu ikut membantu Chrysa mencari buku yang memuat informasi tentang air atau semacamnya.

"Aku berharap itu tidak benar."

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Chrysa mengambil nafas, menatap sekelilingnya dengan wajah bingung. Pandangannya mengabur, tapi ia tahu satu hal yang pasti. Cedric adalah orang yang menyelamatkannya.

Florence membantunya untuk keluar dari air dan memberinya handuk. Walau berusaha disembunyikan, Chrysa dapat melihat raut khawatir di wajah Florence. Dia bahkan melihat hidung merah Florence, Chrysa berharap sahabatnya tidak menangis untuknya.

Karena itu hal yang menyakitkan.

"Apa yang ku lewatkan?"

Florence menghembuskan nafasnya pelan, menatap Chrysa dengan wajah khawatir. Tapi, belum sempat Florence menjawab pertanyaan dari Chrysa, Hermione dan Krum keluar dari air.

"Oh? Hermione dan Krum?"

"Harusnya kau tidak terkejut Cisa, mereka pergi bersama saat pesta dansa Yule. Guru-guru pasti memanggilnya untuk menjadi hal paling dirindukan Viktor, seperti kamu..."

Chrysa mengerjapkan matanya, menatap Cedric yang tengah dikerumuni beberapa temannya. Merasakan pipinya memanas ketika Cedric secara spontan menoleh dan tersenyum ke arahnya.

"...kau adalah hal yang paling dirindukan Cedric, aku menyadarinya saat kau tidak kelihatan sejak kemarin malam."

Chrysa mengalihkan atensinya pada Florence yang masih menatapnya khawatir. Mendengarkan dengan seksama saat Florence melanjutkan ucapannya.

"Ingat saat Fred datang menganggu pembicaraan kita, Profesor McGonagall mencarimu. Kau ingat apa yang terjadi setelahnya?"

"Ya..." gumam Chrysa sambil mengangguk pelan, kembali menatap Cedric yang masih sibuk dengan teman-temannya.

"Profesor McGonagall dan adik perempuan Fleur ada disana, lalu saat adik perempuan Fleur pingsan lebih dulu... Kemudian pandanganku ikut mengabur, entahlah... Rasanya ada yang terlewat, tapi aku tak dapat mengingatnya."

Florence menepuk pelan pundak Chrysa, mengangguk paham. Kemudian Ron dan adik perempuan Fleur yang Chrysa lihat kemarin, keluar dari air.

"Siapa yang menyelamatkan Ron dan adik Fleur? Tunggu... Apa itu Harry?"

Florence mengangguk pelan, Fleur dengan panik mengeluarkan adik perempuannya dari air. Ron kembali dari air, tanpa Harry. Dan itu membuat semua orang terdiam, suasana menjadi mencekam.

Tapi, sesuatu keluar dari air dengan kecepatan tinggi. Itu Harry dan sekarang dia sudah keluar dari air. Semua orang bersorak dan bertepuk tangan, orang-orang merasakan sebuah kelegaan dalam diri mereka.

Para juri kemudian memberikan nilai, Cedric ada diposisi pertama karena berhasil menjadi orang pertama yang keluar dari air. Harry ada diposisi kedua karena berhasil menyelamatkan dua sandera walaupun menjadi yang terakhir keluar dari air. Krum menepati posisi ketiga dan Fleur ada diposisi keempat.

Siswa Durmstrang tampak tak senang bersama kepala sekolah mereka, sedangkan Fleur hanya merasakan kelegaan karena adik perempuannya diselamatkan oleh Harry. Pengumuman terkahir, tugas ketiga akan dilaksanakan pada tanggal 24 Juni.

Saat itu adalah hal yang tak pernah diduga terjadi.

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Continue Reading

You'll Also Like

45.1K 7K 38
Rahasia dibalik semuanya
194K 9.5K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
71.4K 3.2K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...
232K 34.8K 63
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...