Out of The Blue by Littleukiyo

By littleukiyo

38.6K 4K 80

Hanya cerita pendek tentang kelahiran si Biru di keluarga Kim. More

PRAKATA
Ekspektasi vs Realita
Solusi dari Ahli
Kejutan Dari si Kecil
Peringatan
Rejeki Menular
Pertanyaan Satu Juta Dolar
Kedatangan Tidak Terduga
Kebahagiaan Yang Ganjil
Berkat Tersembunyi
Rahasia Ada Untuk Diungkap
Sebuah Hukuman
Pintu Yang Terbuka
Singkat Cerita
Mimpi Yang Nyata
AKHIR KATA

Membuah

2.1K 247 1
By littleukiyo


Jeongguk pasti sudah gila.

"Paket apa itu?"

Parahnya, Taehyung ikut pula menjadi saksi saat Jeongguk menerima bungkusan yang dikemas dalam kotak deragem berisi barang terlarang itu.

Rona merah di pipi Jeongguk membuat Taehyung mengangkat alis.

"Ah, enggak. Bukan punyaku. Ini paketnya Jimin."

"Tumben Jimin nitip ke kamu."

"Nggak tahu, tuh. Emang aneh dia." Tertawa canggung, Jeongguk segera berjalan cepat menuju kamar.

Dia mengunci pintu untuk memberi dirinya privasi lalu menatap paket tersebut dengan wajah penuh skandal.

Jimin sialan. Dia membuat Jeongguk benar-benar membeli kostum maid tanpa berpikir panjang beberapa hari yang lalu. Sekarang, ketika paket itu benar-benar tiba, Jeongguk harus menahan malu dan penyesalan mengapa dia membelinya.

Ini—make up sex atau apapun yang Jimin sarankan untuk terjadi—bukanlah hal yang dibutuhkan Jeongguk untuk menyelesaikan masalahnya. Dia hanya ingin berbicara, berdiskusi, dan mencari solusi. Tidak merayu suaminya itu untuk berhubungan seks dengannya.

Mendesah pelan, Jeongguk menyembunyikan kotak tersebut di bawah tumpukan pakaiannya dan menutup lemari dengan detak jantung yang cepat. Dia menatap dirinya di cermin lemari selama beberapa detik sebelum mengangguk dan akhirnya keluar dari kamar tidur.

Mereka harus bicara.

Itu akan terjadi sekarang.

"Kak," menghampiri sang suami yang duduk memanjangkan kaki sepanjang sofa ruang santai mereka, Jeongguk duduk di tepian tempat duduk, menumpu dagu pada kepalan tangannya yang mendarat di sebelah tubuh Taehyung, "kakak lagi ngapain?"

Berdengung pelan, Taehyung menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya. "Mantau saham."

Ingin suaminya benar-benar fokus padanya, Jeongguk menyelipkan kepalanya di bawah lengan Taehyung yang memegang iPad. Taehyung segera menggerutu rendah, bergerak ke samping agar Jeongguk tidak mengganggu pandangannya.

"Bentar dulu, Jung. Penting ini."

Jeongguk tidak tahu apa penyebab matanya tiba-tiba berkaca-kaca dan kenapa hatinya terasa seperti ingin meledak.

"Kakak udah mulai bosen, ya?"

Spontan, pertanyaan itu keluar dari mulutnya tanpa pikir panjang

Taehyung sama terkejutnya dengan Jeongguk saat mendengar pertanyaan itu.

"Maksudnya?"

"Nggak jadi. Abaikan." Tiba-tiba merasa bodoh, Jeongguk berkedip cepat agar air matanya tidak tumpah. Ia segera berdiri untuk menciptakan jarak di antara mereka sejauh mungkin. "Aku mau ngerjain tugas dulu."

Mencegah suaminya untuk pergi, Taehyung segera meraih pergelangan tangan pemuda itu. "Jeongguk," panggilnya, tegas. "Talk."

Merasa putus asa, Jeongguk menepis tangan Taehyung. Detak jantungnya semakin cepat, napasnya keluar lebih berat.

"Kakak mau aku bilang apa? Kalau aku kangen? Kalau aku ngerasa Kakak udah mulai bosen sama hubungan ini?"

"Kalau aku takut kehilangan Kakak?"

Taehyung menatapnya dengan tidak percaya. "Adek, kok gitu ngomongnya?"

"A—atau di kantor Kakak ada yang lebih menarik dari Adek?"

"Jeon Jeongguk!"

Yang disebut namanya berjenggit saat suaminya membentak. Taehyung menyesali perbuatannya secepat bentakan itu keluar dari mulutnya.

"Maaf," membungkuk malu, Jeongguk mengusap air mata yang mendesak keluar. Tangannya gemetar saat mendekapnya erat ke dada.. "A—Adek berlebihan...."

"No, Baby," Taehyung meletakkan iPad-nya, berdiri dengan cepat, lalu meringis pelan melihat cara Jeongguk menjauhinya. "Hey,"

"Maaf," Taehyung tidak berusaha mendekat. Dia terdengar sangat menyesal saat mengungkapkan emosinya. "Kakak seharusnya tidak membentakmu."

"Kakak sering mengabaikanmu akhir-akhir ini, hm?"

Merintih pelan setelah mendengar kesadaran itu keluar secara lisan dari mulut suaminya, Jeongguk bergumam sedih. "Kangen Kakak."

"Kakak juga kangen Kamu," Taehyung menghela napas dalam-dalam. Dia meraih tangan Jeongguk dan segera mengusapnya pelan untuk menenangkan suaminya itu saat Jeongguk mengizinkannya. "Jeongguk, kakak nggak mungkin selingkuh. Buat ngurus diri kakak sendiri aja nggak bisa, apalagi mikir ke sana."

"Adek tahu," Jeongguk sendiri merasa tidak enak, menuduh suaminya seperti itu hanya karena emosi. "Jimin juga negur Adek kemarin."

Tersenyum lembut, Taehyung ganti mengusap air mata suaminya, lalu berbicara dengan nada rendah. "Kemarin Adek curhat banyak tentang Kakak ke Jimin, ya?"

"Iya. Dia bilang, kakak mungkin memang lagi sibuk-sibuknya. Adek aja yang terlalu clingy."

"Super clingy, memang," Taehyung terkekeh, "dari dulu."

Detak jantung akhirnya tenang setelah mereka berbicara, Jeongguk menghela napas dalam-dalam sebelum menatap suaminya malu-malu dari balik bulu mata lentiknya.

"Dia juga yang ngasih saran ke adek buat beli kostum maid."

Taehyung mengangkat satu alisnya. "Kostum maid?"

"Paket yang tadi."

"Ini." Jeongguk mengeluarkan paket yang belum dia buka tadi dari kamar tidur dan menunjukkannya kepada Taehyung yang langsung membuka kotak itu dengan rasa ingin tahu mengalir deras di sepasang netranya. "Katanya buat mengalihkan fokus Kakak sebentar. Kak Jimin praktekin ke Kak Hoseok. Berhasil katanya."

Tersipu malu saat Taehyung akhirnya mengeluarkan kostum maid tersebut lengkap dengan bando pita yang lucu dan choker hitam tebal sebagai pernak-perniknya, Jeongguk menggigit bibir bawahnya dengan gemas.

"Tapi, ini cara yang bodoh. Adek sebenarnya cuma perlu ngomong dan diskusi sama Kakak."

"Siapa bilang cara yang bodoh?"

Tanggapan dari Taehyung membuat kelabakan. "Huh?"

Menyeringai kecil, Taehyung meletakkan setelan tersebut di pangkuan Jeongguk, lalu memerintah, "pakai coba. Kakak mau lihat."

"Kakak."

"Kalau sudah niat, jangan setengah-setengah." Menyentuh ujung hidung suaminya dengan jari telunjuk, Taehyung tersenyum kecil ketika pemuda itu memejamkan mata sekejap di bawah sentuhannya. "Katanya kangen kakak, kan? Kakak tunggu di kamar."

***

"Tutup mata!" Jeongguk berteriak dari walk-in closet.

Pria yang menunggunya sambil berbaring di atas ranjang, tertawa kecil.

"Kakak kan mau lihat. Ngapain tutup mata?"

"Kakak udah buka baju?"

"Masih pakai boxer."

"Buka boxernya!"

Mendengkus pelan, Taehyung menggosok perutnya dengan gerakan lambat. "Kamu yang ke sini atau kakak yang ke sana?"

Hening.

Jeongguk tidak memberikan tanggapan lain maupun mengeluarkan suara apapun.

Menghela napas, Taehyung bangun. "Jeongguk, kakak ke sana."

Terdengar suara dengkingan.

Sejurus kemudian, Jeongguk muncul di depan Taehyung, mengambil paksa napas pria itu saat melihat penampilannya.

Di sana, suaminya yang cantik, mengenakan kostum maid lengkap layaknya cosplayer seksi. Setelan itu berakhir tepat di bawah bokong sintalnya. Choker hitam menghiasi leher jenjangnya dengan bando pita yang terselip di antara helai ikal rambut Jeongguk, membuat Taehyung menggigit bibir.

"Jangan diem aja." Jeongguk menghentakkan kaki ketika Taehyung tak bergeming. "Gimana?"

"Bagus." Taehyung meneguk ludah.

"Ah, pasti aneh." Sambil menggelengkan kepalanya, Jeongguk menarik-narik bajunya ke bawah—mencoba menutupi kakinya yang sangat terekspos. "Mau ganti baju!"

Taehyung tersentak dari kekagumannya dengan cepat. "Coba berputar di tempat pelan-pelan," perintahnya, menggeram rendah saat Jeongguk melakukannya. "Mm, pretty. Kemari."

Warna merah semakin matang di kedua pipinya, Jeongguk merangkak naik ke atas tempat tidur dengan bibir bawah mencebik ke depan.

"Kayak nggak pakai bawahan apa-apa," keluhnya, tidak sepenuhnya protes.

Taehyung tertawa. Tangannya segera mendarat di atas paha Jeongguk yang naik ke atas pangkuannya. "Mempermudah akses," bisiknya. Menyapa permukaan lembut pinggang suaminya dari balik rok yang ia kenakan, Taehyung mendengkur rendah, "You miss me that much, hm?"

"Always," Jeongguk berbisik pelan. Melingkarkan tangannya di sekeliling leher Taehyung, Jeongguk membasahi bibir bawahnya.

"Kangen dipeluk Kakak." Kata Jeongguk saat dia menjambak kecil rambut belakang Taehyung. "Kangen dicium Kakak." Jeongguk menambahkan saat ia mendekatkan wajahnya dan bernapas berat di dagu tajam Taehyung. "Kangen diisi sama Kakak," bisiknya, menekan sembulan di celana Taehyung dengan bokongnya.

"Well, in that case," napas Jeongguk tercekat saat Taehyung mengambil kendali dan ganti bernapas panas di lehernya. "I miss you, too," gumamnya, sebelum mengulum rintihan nikmat dari Jeongguk sepanjang malam.

Continue Reading

You'll Also Like

944K 77.4K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
395K 35.6K 32
COMPLETED. [Mature Content. Mpreg] Kim Taehyung jatuh cinta dengan seorang pemuda manis bergigi kelinci yang mengaku dirinya dominan dan baru saja ng...
2.3K 106 8
Pada malam kelulusannya, Jungkook hanya ingin menghabiskan malam berdansa bersama sang suami. Taehyung mewujudkan keinginannya lebih dari itu. Ia mem...
3.8K 348 21
Cinta itu seperti musim semi saat aku mulai bertemu dengan dirinya.... Kekonyolannya yang membuatku jatuh cinta kepadanya namun ada sesuatu didalam d...