Epoch [End]

由 Jeedesultory

68.2K 10.7K 669

[Be wise: mature content] Awalnya semua dilandasi akan dendam yang dimiliki Jimin kepada sahabatnya-Goo Taehy... 更多

Prologue
I. Promised
II. Revenge
III.Attention
IV.Dark Times
V.Cry Silently
VI.Changed
VII.A bitch
VIII.Have a fight
IX.Learn to love you?
X.Liberete
XI.Let me be with you?
XII.Big Surprise
XIII.Struggling in a new life
XIV.Bad circumstances
XV.Should We Part?
XVI.Unexpected event
XVIII.Stay together
Epilogue
Bonus Chapter I
Bonus Chapter II
Bonus Chapter III

XVII.Happiness slowly comes

2K 419 15
由 Jeedesultory

Aku ingetin lagi😂
Ayo vote dulu biar updatenya lebih cepat😭💜

Jimin sejak tadi mondar-mandir dilorong rumah sakit, menunggu dokter keluar dan mengatakan bahwa Jieranya baik-baik saja.

Ya, Jimin harap sesuatu yang buruk tidak terjadi pada gadisnya. Jimin tidak siap dan tidak akan pernah siap saat dokter nantinya menyatakan kenyataan terburuk tentang Jieranya.

Entah sudah berapa lama dia mondar-mandir, akhirnya dokter yang memeriksa keadaan Jiera keluar dengan raut wajah yang Jimin takuti.

Dokter tersebut terlihat lemas, dan itu membuat jantung Jimin berdegup cepat.

"Bagaimana keadaannnya dok?" Tanyanya berusaha tenang.

"Saya tidak tau darimana pasien mendapatkan cairan ini. Cairan yang dia minum adalah cairan yang bekerja merusak kinerja jantungnya." Jelas dokter tersebut.

"Tapi dia tidak apa-apakan dok?"

"Untuk saat ini pasien dalam keadaan koma, jantungnya mengalami kerusakan yang cukup parah dan dia membutuhkan donor jantung dalam waktu dekat ini."

Jimin terduduk lemas. Tangannya mengusap wajahnya kasar, Jieranya dalam keadaan tidak baik-baik saja sekarang ini.

Hal itu membuat Jimin merutuki dirinya sendiri, seharusnya dia tidak pergi meninggalkan Jiera! Seharusnya Jimin selalu berada disisi Jiera!

Jimin tidak tau apa yang menjadi beban pikiran gadisnya hingga nekat melakukan ini. Setahu Jimin semuanya baik-baik saja selama ini, gadisnya tak pernah mengeluh untuk hal apapun.

"Kumohon dok, kumohon cari pendonor jantung untuk Jiera. Lakukan apapun yang dapat menolongnya, aku mohon dok." Jimin tidak tahan, tangisnya pecah bersamaan dengan dirinya yang berlutut dihadapan dokter tersebut.

"Saya akan berusaha yang terbaik, bangunlah."

Diam-diam wanita yang tak sengaja melihat dan mendengar pembicaraan Jimin dengan dokter tersebut merasakan hatinya ikut tersayat.

***

"Kau yakin Jiah-ssi?"

Jiah mengangguk berulang kali, dia yakin akan keputusannya. Ini memang benar, dia tidak salah. Seperti ucapannya, jika bukan dia yang bahagia, maka dia akan membuat orang lain bahagia.

"Dan juga, saat aku tiada nanti maka berikan jantungku pada pasien bernama Goo Jiera, dia membutuhkannya." Ujar Jiah sembari menyunggingkan senyum.

Gadis itu kini menunduk, memeluk tubuhnya sendiri. Dia merasa tubuhnya sangat sakit, perlahan tangannya bergerak ke kepala dan memegang rambutnya.

Itu rambut palsu yang dia pasang dengan rapi. Sedangkan rambut aslinya sudah tiada, tidak tersisa sedikitpun.

"Setidaknya diakhir kehidupanku, aku bisa membuat seseorang bahagia." Jiah mengangkat kepalanya kembali. "Tapi tolong, jangan katakan pada siapapun bahwa aku adalah pendonornya."

***

Ini hari kedua Jiera terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit itu. Jimin tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk kekasihnya itu.

Dia dengan setia menunggu sang kekasih membuka matanya dan mengatakan bahwa semua baik-baik saja, Jiera baik-baik saja.

"Ji, kapan kau akan sadar? Aku merindukanmu, sungguh." Berulang kali Jimin mengecup punggung tangan Jiera yang dia genggam. "Tolong Ji, segeralah sadar dan jangan tinggalkan aku. Aku tidak akan sanggup."

Air mata Jimin jatuh lagi, air mata yang jarang keluar dari pelupuk mata indah itu kini kembali turun untuk Jieranya. Jimin benar-benar tidak sanggup menjalani ini sendirian, dia butuh Jieranya. Sungguh.

Cklek

Jimin menoleh kearah pintu yang terbuka, dilihatnya sosok Jiah yang tersenyum padanya. Gadis itu perlahan melangkahkan kakinya kearah Jimin.

"Jiera akan baik-baik saja, percayalah Jim." Ujar Jiah lembut, tangannya menepuk punggung Jimin lembut. Berusaha menyalurkan ketenangan pada pria itu.

"Apa yang kau lakukan kemari? Siapa yang menyuruhmu?" Sinis Jimin, merasa tidak suka akan kedatangan wanita yang dijodohkan dengannya itu.

"Aku hanya ingin mengunjungi Jiera, aku juga kemari tanpa sepengetahuan siapapun." Jiah menjeda ucapannya. "Tenang saja, aku tidak ada niat buruk untuk kalian. Justru aku akan membantu kalian."

Jiah meletakkan sebuah tas besar yang tadi dia genggam kehadapan Jimin. "Tas ini berisi uang yang kumilili, pakailah untuk biaya pengobatan Jiera dan kabur dari Korea setelah dia sembuh."

"Mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir kita, aku hanya ingin membantu kalian. Kumohon jangan menolakku Jim. Aku serius membantumu, raihlah kebahagiaan kalian berdua."

Jimin tak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya bisa menatap Jiah yang menghampiri Jiera. Memeluk tubuh Jiera yang masih terbaring dan sempat menangis.

Jimin tidak mengerti dengan jalan pikir Jiah. Dia begitu terkejut saat Jiera datang hanya untuk membantunya dan Jiera.

Pria itu perlahan bangkit lalu memeluk Jiah, tangisnya kembali pecah. "Maafkan sikap kasarku padamu, Ji. Terimakasih atas bantuanmu, sungguh aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku hanya bisa berterimakasih."

Jiah melepaskan pelukan itu dan mengangguk. "Bahagiakan Jiera, aku hanya bisa membantumu sedikit." Senyuman manis kembali Jiah tampilkan."Aku pergi dulu. Sampai jumpa."

Jiah segera pergi setelah berpamitan dengan Jimin. Begitu pintu ruangan itu tertutup dia menangis merasakan sakit dikepalanya ditambah dengan hidungnya yang mengeluarkan darah.

Saat melihat seorang perawat lewat, diapun meminta tolong untuk dibawa keruang rawatnya. Tidak, Jiah tidak sanggup lagi.

Matanya memejam menahan sakit yang begitu menggegoti tubuhnya. Jiah merasa, ini adalah akhir dari hidupnya.

Tidak apa, Jiah rela.

***

"Operasi Nona Jiera akan dilaksanakan siang ini, Tuan. Kami sudah mendapatkan pendonornya." Ujar dokter tersebut yang membuat senyuman pria itu merekah, sungguh sudah beberapa hari ini dia menunggu dokter mengatakan itu.

"Sungguh, terimakasih dok. Aku tidak tau harus berkata apa-apa lagi." Air mata Jimin menetes, akhirnya penantiannya selama beberapa hari ini membuahkan hasil juga.

"Kumohon dok, lakukan yang terbaik."

Dokter tersebut mengangguk. "Kami akan mengusahakan yang terbaik, Jimin-ssi. Jangan lupa doakan Nona Jiera agar operasinya berjalan lancar."

"Pasti, dok." Jimin bahagia, sungguh.

***

Disaat Jimin merasakan bahagia yang tiada tara, dirumah keluarga Bang justru terjadi kesedihan yang begitu besar.

Pukul 10 pagi tadi mereka dikejutkan dengan kedatangan ambulan. Keterkejutan itu kembali bertambah saat tau bahwa ada jasad putri mereka didalam sana.

Nyonya Bang bahkan jatuh pingsan saat mendengar itu. Semuanya sangat tiba-tiba.

Dan siang ini mereka melaksanakan upacara kematian Jiah yang nantinya akan dikremasi. Tangisan mereka tak berhenti sejak tadi.

Baik keluarga Bang ataupun keluarga Park yang kehilangan calon menantu mereka. Nyonya Park sejak tadi menangis disamping Tuan Park yang menenangkannya.

Harapan mereka pupus untuk menjodohkan Jimin dengan Jiah. Gadis Bang itu kini sudah tiada, meninggalkan mereka semua.

***

"Operasinya berjalan dengan lancar, kini Nona Jiera akan dipindahkan ke ruang rawat. Kita tinggal menunggu dia sadar saja." Ucap Dokter tersebut saat keluar dari ruang operasi begitu selesai menangani Jiera.

"Sungguh, sekali lagi aku mengucapkan terimakasih banyak, dok." Senyum Jimin terus merekah. "Tapi saya bisa menemaninya diruangannya kan dok?"

Dokter tersebut mengangguk. "Tentu saja. Saya permisi Jimin-ssi, kami akan memindahkan Nona Jiera dulu agar anda bisa bertemu dengannya."

Jimin mendudukkan diri kembali dikursi tunggu setelah dokter itu pelan. Pria itu mengusap wajahnya pelan. "Terimakasih Tuhan, terimakasih karena telah mengabulkan doaku."

Tbc

Yang belum vote, yuk vote dulu yuk. Itung" sumbangan ke aing gitu😭

繼續閱讀

You'll Also Like

Adopted Child 由 k

同人小說

202K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
111K 7.4K 32
"Karna Kesempurnaan cintaku, adalah kamu.."
21.4K 1.5K 9
Kau tidak akan pernah mengenal seorang ilmuan brilian bernama Frederick Coulson. Sayangnya ia adalah seorang sanguin, suasana hatinya dapat berubah-u...
657 161 12
Hidup Seokjin awalnya berjalan normal dan baik-baik saja, namun semua berubah setelah dirinya tak sengaja bertemu kembali dengan seorang gadis berser...