P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGK...

By siskafbnrti

14.9M 1.5M 201K

"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mu... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
bab 59
Bab 60
bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65 ending
Epilog atau extra part?
TBO NOVEL PRAGMA
SEKUEL PRAGMA BARU

Bab 5

281K 27.9K 2.3K
By siskafbnrti

Di basecamp, mereka sedang kumpul diruang biasa. Duduk lesehan, kedatangan motor Damares membuat mereka menyambut dengan antusias.

Mereka akan menyusun strategi untuk tawuran besok dengan geng Apolloza.

Di dinding basecamp ada lambang ciri khas NERIOZATOR dengan semboyan "Jaga jarak kematian." biasa disebut dengan Nerioz.

"Tunggu di simpang tiga," ucap Damares langsung pada intinya tanpa basa basi sama sekali.

Bahkan jaketnya saja tidak ia lepaskan. Telat karena ada panggilan dari Ayahnya sebentar dan langsung pergi ke basecamp.

"Penyerang ada di bagian timur, utara, selatan, dan barat. Kepung dari seperempat juga di sisi bagian masing masing mata angin."

"Sesuaikan duduk dengan kelompok mata angin."

Mereka mulai memisahkan diri dengan duduk di kelompok mata angin mereka. Ada sekitar delapan puluh lebih anggota Neriozator yang berada di basecamp, sisanya mengintai ditempat. Takut ada serangan dadakan.

"Regu barat mulai goyah, Res. Beberapa kali kita diserang dadakan sama anak Apolloza," ucap Akio penjaga bagian barat.

"Jangan terlalu dilawan, tenaga kalian bakalan terkuras besok," timpal Gibran menjelaskan.

"Mereka licik, Bran. Nggak boleh lihat anak Nerioz sendiri, mulai keroyokan!" kesal Bayu.

"Benar kata, Bayu. Gue sama Gempa hampir diserang dadakan, biarpun kita bisa ngelak," sambung Benjamin.

Damares pun mulai menjelaskan strategi mereka bersama dengan Gibran. Setelah itu masing masing Regu mata angin mulai Damares jelaskan. Karena, posisi Damares memegang semua arah mata angin.

Memesan kateringan untuk makanan anak basecamp di sore hari. Uangnya hasil pungutan tiap minggu demi kebaikan bersama juga, jika uang kurang maka Damares yang selalu menambahkan kekurangan.

"Gempa, Nevano, Ezra dan Yuvan setelah makan periksa Regu mata angin dan bawakan persediaan makanan mereka," ujar Seno dengan gaya Damares.

Dihadiahi lemparan kerupuk dari mereka yang namanya disebut. "Sialan!"

Membawa nasi kotak dan makan bersama yang lain juga. Ada yang makan di basecamp bawah dan luar juga.

"Gue kira Maya kerumah gue setiap hari karena suka, eh taunya minta contekan," kata Junpei disela makannya.

"Dia itu mampir, harusnya lo sediain kopi bukan hati!" Gempano melempari Junpei dengan tulang ayam yang ia makan.

"Udah gue sediain tempat untuk berlabuh dihati, malah berlabuh di kapal lain," sahut Toni.

"Halah sadboy semuanya! Pergilah gue, karena playboy sejati tak akan berkumpul dengan sadboy ilustrasi!" Nevano pun pergi lebih baik menghampiri kulkas dilantai atas.

Siapa lagi kalo bukan Damares, Gibran, Athaya, dan Putra. Pas masuk kedalam ruangan itu, seketika rasa dingin menjalar ditubuh Nevano.

Bahkan bisa bisanya mereka makan dalam keadaan diam dan tenang tanpa berbicara sepatah kata pun. Nevano pun nimbrung.

"Ayamnya enak ya." Nevano memulai membuka suara.

"Hm," dehem keempat lelaki dingin itu.

"Res, kalo dilihat lihat. Auva cocok sama lo."

Damares langsung melempar tatapan tajam. Nevano mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya. "Baikan Paketu."

🐈

Beberapa kali sapaan yang didapati tiga perempuan cantik itu. Apalagi Nenek Ani yang pernah berjasa juga di perusahaan ini.

Karyawan kantor gemas dengan kehadiran Ranayya. Mendorong pintu dan segera masuk kedalam.

"Uncle Rakaa!" Raka mengulurkan tangannya saat Ranayya berlari menghampiri dirinya.

Raka langsung mendekap tubuh mungil Ranayya dan menciumi pipi gadis kecil itu.

"Uncle janji kan mau beliin, Rayya, mainan."

"Iya Uncle janji. Mau pergi sekarang? Kita makan dimall aja, gimana, mau?"

"Mau."

Raka pun mengajak mereka untuk berjalan jalan ke mall. Daripada bosan berada dirumah terus. Sudah lama juga tidak membawa ponakannya bermain.

Saat sampai dimall besar itu. Raka memilih mengajak makan dahulu sebelum bermain. Ranayya tampak sudah tidak sabar ingin mencari mainan dan bermain di timezone juga.

"Bubu-nya mau mainan juga yang banyak," ujar Ranayya pada Raka.

"Cepat habisin makanannya, baru kita cari mainan buat Bubu," suruh Raka.

Auva pun menyuapkan anaknya makan. Ranayya memang sedikit susah makan, terkadang didalam makanan anaknya, ia harus mencampuri vitamin juga.

"Kalo Rayya lama habisin makanan, lama juga beli mainan buat Bubu," ancam Auva.

"Rayya kenyang," bohongnya. Padahal ia sudah tak sabar ingin membeli mainan baru.

"Yah bakalan lama dong besarnya nanti. Ingat nggak apa yang Nenek bilang, makan nggak boleh rewel," kata Nenek Ani pada Ranayya.

Gadis kecil itupun mau menerima suapan dari Auva. Tapi matanya tertuju pada toko mainan didepan restorannya ini. Memang memilih didekat kaca pembatas.

Ranayya kalo makan diluar memang tak bisa diam. Ada saja pertanyaan aneh dan gerakan aneh yang gadis kecil itu lakukan.

"Yey! Beli mainan." girangnya saat Raka membayar makanan mereka.

Setelah itu penantian Ranayya dari tadi akhirnya terkabulkan. Masuk ke toko mainan yang besar dan tentunya puas untuk mencari mainan disini.

"Mama, mau make up ini!" tunjuk Ranayya pada make up mainan.

Auva berjongkok melihat mainan make up lengkap dengan meja rias nya yang kecil juga.

"Ini aman, Mbak, buat diwajah anak kecil?" tanya Auva pada penjaga toko.

"Aman, Mbak, nggak bahaya dikulit si kecil."

Raka pun mengambilnya dan memilih menyimpan di kasir dulu, karna kotaknya yang lumayan besar. Berkeliling lagi mencari mainan lainnya.

"Bang, temanin Rayya milih mainan. Nenek Ani capek mutar terus," ujar Auva.

Raka mengangguk singkat, menemani gadis kecil itu yang sudah berlari ke lorong lorong mainan. Auva dan Nenek Ani mencari tempat duduk.

Karena Ranayya sangat aktif dan gesit membuat Nenek Ani kecapean mengikuti Ranayya.

Nenek Ani menggenggam tangan Auva. Gadis itu menoleh dan melemparkan senyumannya.

"Kapan, Nak, punya pacar?"

Tersedak air liur sendiri. "Tanyain pertanyaan lain aja, Nek."

"Kamu nggak akan berlindung terus kayak gini. Ada-nya Ranayya bukan penghalang hubungan kamu nanti."

"Auva takut, jika nanti Auva punya pacar. Dia nggak bisa nerima Ranayya."

"Nak, apapun yang terjadi terima keadaan. Sekarang kamu memang masih pelajar, suatu saat nanti kamu juga akan menikah. Dan kelak suamimu juga harus bisa menerima kehadiran, Ranayya."

Mendapatkan seorang pacar bagi Auva yang cantik hal yang sangat mudah. Hanya saja, ia belum siap, takut jika Ranayya tak menyukainya. Karena kehidupannya sekarang tentang Ranayya.

Hanya temannya saja yang mengetahui jika Ranayya adalah anaknya Auva, dan tau juga kisah dibalik menyedihkannya kehadiran Ranayya dalam hidup Auva.

🐈

AuvaLechy_Poetri

Penyemangatku ✨
❤disukai oleh Gempano_ dan 29.401 lainnya.

💬komentar
Melintang_ Kesayangan Tante Mel 🐈
Gempano_ Adik serasa anaknya ya
Jenishaaa... Ranayya Onty nya Icaa, miss you sayang ❤
RakaBumi ❤❤❤
Peninggi badan mau tinggi rahasianya ada di ig kami
Senoadijaya ucul banget adik lo, Va
Indrimutiara adik apa anak sih? Cih dasar nutupi aib sendiri
1.321 komentar lainnya

Kebanyakan teman sekolahnya hanya tau kalo Ranayya adalah adik, Auva. Karena mereka pikir tak mungkin Auva punya anak di usia muda.

Jika Auva punya anak. Masa lahirannya SMP sih, kan nggak masuk akal banget. Namun, caption postingan Auva hanya jadi acuhan mereka saja dan selalu mengira Ranayya adalah adiknya.

Mereka juga tau, kalo Auva suka memberi kecohan aneh pada mereka. Jadi ya fine aja.

"Udah gosok gigi nya?" tanya Auva pada anaknya yang baru keluar kamar mandi.

"Sudah, gigi Rayya bersih."

Auva pun membawa anaknya ke atas ranjang dan berbaring bersama sembari mengelus kepala anaknya dengan sayang.

"Nggak boleh terlalu banyak makan cokelat kalo gak mau sakit gigi lagi," peringat Auva.

"Tapi, kalo makannya satu nggak papa kan?"

"Iya nggak papa, ayo tidur. Mama bacain dongeng buat putri kecil Mama."

Auva meraih buku dongeng dirak samping kasurnya. Membacakan pada Ranayya yang kini berada didalam dekapan tubuhnya.

Perlahan mata Ranayya mulai tertutup karena rasa kantuk menyerang dirinya. Auva pun kembali meletakkan buku dongeng itu di rak buku Ranayya.

Sebelum tidur Auva pastikan anaknya sudah meminum susu dan minum vitamin juga, karena tubuh Ranayya lemah dan rentan terkena penyakit apapun yang terjadi di sekitar.

"Maafin Mama sayang," ucap Auva mengecup lembut dahi anaknya dan memeluknya.

Menjaga anak seorang diri memang hal yang berat. Dulu ia dibantu kedua orangtuanya mengasuh Ranayya dan kini harus berjuang sendiri dengan Raka dan Nenek Ani yang selalu support keadaan Auva, tak lupa juga ketiga temannya itu.

-JAGA JARAK KEMATIAN-


SEE YOU


Continue Reading

You'll Also Like

298K 14.7K 39
"Kalau yang ngawasin cantik kayak lo, gue bakal mau dihukum tiap hari." Satu kata yang menggambarkan seorang Ralika, menakutkan. Ya, menakutkan dala...
92.7K 8.4K 22
Mengisahkan tentang seorang siswa manis yang menyukai kakak kelas nya, dengan berani ia menyatakan perasaan nya dengan sekotak kue coklat berbentuk h...
3.3M 255K 68
"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing la...
1M 33.4K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...