BoBoiBoy Galaxy x Reader [S1]...

By SkyRein-

543K 73.4K 26.7K

━━━ Menceritakan tentang episode-episode BoBoiBoy Galaxy S1 bersama Reader. Cuma agak beda alurnya. Iya, dong... More

✨Bacotan Re: Catatan Kecil✨
🍁Let's See [Name]🍁
Prolog: Tentang [Name]
Episode 1 : BoBoiBoy Kembali [FULL]
Episode 2 : MotoBot! [1]
Episode 2 : MotoBot! [2]
Episode 3 : Raksasa Gurunda [1]
Episode 3 : Raksasa Gurunda [2]
💫Special Episodes💫
✨Pengumuman✨
✨Konfirmasi & Promosi✨
Episode 4 : Gergasi Cattus [1]
Episode 5 : Daun Vs Lanun [1]
Episode 5 : Daun Vs Lanun [2]
Episode 6 : Fang Penyelamat [1]
Episode 6 : Fang Penyelamat [2]
Episode 7 : Joe-ker-tu? [1]
Episode 7 : Joe-ker-tu? [2]
Episode 8 : Misi Dobi TAPOPS! [1]
Episode 8 : Misi Dobi TAPOPS! [2]
Episode 9 : Pukauan Katakululu [1]
Episode 9 : Pukauan Katakululu [2]
Episode 10 : Ujian KENTAL [1]
Episode 10 : Ujian KENTAL [2]
Episode 11 : Pertarungan Hangat [1]
Episode 11 : Pertarungan Hangat [2]
Episode 12 : Si Penceroboh Panto [1]
Episode 12 : Si Penceroboh Panto [2]
Episode 13 : Sarkas Kegelapan [1]
Episode 13 : Sarkas Kegelapan [2]
Episode 14 : Kemunculan Halilintar [1]
Episode 14 : Kemunculan Halilintar [2]
Episode 15 : Perlumbaan Nova Prix [1]
Episode 15 : Perlumbaan Nova Prix [2]
Episode 16 : Loopa Lupa? [1]
Episode 16 : Loopa Lupa? [2]
Episode 17 : Gelora BoBoiBoy Air [1]
Episode 17 : Gelora BoBoiBoy Air [2]
🌠Main ToD, Kuy! [CLOSE]🌠
Episode 18 : Dendam A.B.A.M. [1]
Episode 18 : Dendam A.B.A.M. [2]
Episode 19 : Pencetak Rompak [1]
Episode 19 : Pencetak Rompak [2]
Episode 20 : Manipulasi Emosi [1]
Episode 20 : Manipulasi Emosi [2]
Episode 21 : Jagara si Jaga [1]
Episode 21 : Jagara si Jaga [2]
Episode 22 : Misi Koloni Lanun [1] + Fanart
Episode 22 : Misi Koloni Lanun [2]
Episode 23 : Ancaman Armada [1]
Episode 23 : Ancaman Armada [2]
Episode 24 : Sinaran Penamat [1]
Episode 24 : Sinaran Penamat [FINALE]
✨ From Re to Reader's! ✨
📕 BBBM2 x Reader 📕

Episode 4 : Gergasi Cattus [2]

11K 1.5K 357
By SkyRein-

Arigathanks buat 1K votenya^^
Makasih juga buat yang setia nungguin nih book up👀

***

"Eh, apa yang Pak Cik buat kat sini?"

"Pak Cik sebenarnya dihantar untuk mencari bantuan dari luar. Kampung Pak Cik tengah diserang!" jawab Waibi.

"Hah kena serang?!"

.
.
.

"Hah kena serang?!"

"Tolonglah, Anak-anak Pokok! Tolonglah kampung Pak Cik!" ujar Waibi memohon-mohon kepada BoBoiBoy dan Gopal sambil memeluk tubuh mereka berdua yang mengakibatkan BoBoiBoy dan Gopal tertusuq duri-duri di tubuh kaktusnya.

"Aduh, aduduh, ih ih. Sakit, sakit!" BoBoiBoy dan Gopal terus merintih kesakitan dalam pelukan 'maut' Waibi.

"Aduh, ah, iye iye. Kami akan tolong, Pak Cik!" ujar BoBoiBoy dengan harapan segera terlepas dari pelukan Waibi.

"Huh, baguslah. Kalau Anak-anak Pokok nak bantu kampung Pak Cik!" Fyuh, akhirnya Waibi melepaskan pelukan 'mautnya' setelah mendapatkan persetujuan dari BoBoiBoy.

Puas ngakak, [Name] akhirnya membantu BoBoiBoy dan Gopal mencabuti duri-duri yang menempel pada tubuh mereka.

Hanya saja, dia memiliki perlakuan 'khusus' untuk Gopal. Yaitu dengan mencabuti duri-durinya dengan penuhhh 'kasih sayang' sampai-sampai Gopal berteriak nista.

"Ayuh, ayuh. Kita bertolak sekarang, supaya sampai sebelum matahari terbenam." Waibi lalu memimpin jalan menuju kampungnya dan diikuti oleh tim BoBoiBoy dibelakang.

"Jom semua!"

"Jauh ke kampung Pak Cik ni?" tanya Gopal saat mereka baru saja keluar dari Gua.

"Uihh ... jauh nak!" jawab Waibi.

"Nah, dah sampai!" serunya tak lama kemudian. Mereka kini tiba di depan sebuah gerbang masuk desa yang bertuliskan 'Kaktoi'. "Selamat datang di kampung Pak Cik!"

"Lah, dekat je!" seru Gopal. "Kata sebelum matahari terbenam."

"Tapi ... benarlah Gopal. Matahari kan belum terbenam lagi," jawab [Name] sebelum mendengus.

Gopal hanya bisa meng-iya-kan saja karena memang itu kenyataannya. Walaupun harus meng-iya-kan dengan wajah cengo.

"Kalau Komander jarak jauh milyaran tahun cahaya dikata dekat. Nah, Pak Cik satu ni jarak dekat dikata jauh. Herman aku ...." batin [Name].

Mereka lalu mulai masuk ke kampung Kaktoi--kampungnya Pak Waibi--ini.

"Macam kosong je kampung ni. Mana pergi semua orang?" tanya BoBoiBoy sesuai dengan realita yang terlihat. Sepi.

"Hah ... mereka semua dah lari ke arah bukit tu untuk elak dari diserang raksasa," jawab Pak Waibi sambil menunjuk ke arah suatu bukit yang ada.

Tak lama sebuah--seorang--kaktus kecil berlari ke arah mereka semua dengan raut wajah panik. "Ayah! Satu lagi rumah telah diserang!"

"Apa?! Cepat Anak-anak Pokok semua! Ikut Pak Cik!" seru Waibi panik setelah mendapatkan laporan dari 'anak'nya itu.

Akhirnya BoBoiBoy dan teman-temannya segera mengikuti Pak Waibi dan anaknya ke lokasi kejadian.

"Eh, apa yang telah terjadi di sini?"

"Ini ... ini kerja Raksasa Gurunda!" seru anak Pak Waibi.

"Raksasa Gurunda?!" seru mereka semua bersamaan.

"Raksasa apa tu, Pak Cik?!" tanya BoBoiBoy.

"Raksasa bebek ungu waktu tu ke?" tanya [Name] yang bisa benar bisa salah. Tetapi sayangnya salah.

"Diperihalkan. Pada suatu masa dahulu, ada seekor binatang ..." Dahlah, Pak Cik ni bakalan mulai mendongeng lagi.

"Dey, kenapa kau pergi tanya Pak Cik tu?" tanya Gopal dengan wajah datarnya dan diikuti anggukan dari [Name] karena dia harus mendengarkan 'dongeng' gratis tapi tak ingat waktu dari Pak Waibi.

"... dan sekarang, Raksasa Gurunda sering menyerang kampung kami untuk mendapatkan air." Akhirnya Pak Waibi menyelesaikan ceritanya.

"Hoam ... raksasa tu nak minum air je ...." gumam Ying yang sudah mengantuk.

[Name] bahkan sudah tertidur dan terpaksa bangun kembali setelah--yang katanya--tidak sengaja tertendang oleh Gopal saat hendak protes.

"Hmm ... kata je raksasa tu datang nak air. Kan senang?" protes Gopal.

"Ya, dulu Raksasa Gurunda boleh dapatkan air dari hutan pokok cattus di belakang kampung kami," jelas Pak Waibi. "Tapi sekarang, pokok-pokok cattus itu telah bertukar menjadi getah-getah aneh."

Menyadari sesuatu, BoBoiBoy hanya bisa tersenyum kikuk ke arah Pak Waibi. Sejenak flashback saat Gopal mengubah pohon-pohon kaktus menjadi gula-gula getah untuk menjebak Raksasa Platipus dulu berputar dalam memorinya.

"Ish ish ish, siapa punya kerja lah tu!" protes Gopal.

"Wey! Kau yang buat, 'kan?!" bisik Ying kepada Gopal.

"Dey! Kau yang suruh aku tukar, 'kan?!" Ying hanya bisa tersenyum kikuk karena itu memang benar.

[Name] tiba-tiba menengahi mereka berdua. "His! Salah kita semua lah! Tak ada yang terpikir tuk tukar balik pokok cattus tu!" bisiknya.

"Hehehe, iye tak iye."

"He? Apa yang Anak-anak Pokok gaduhkan, ni?" tanya Pak Waibi yang melihat Gopal, Ying dan [Name] berbisik-bisik tadi.

"Ehehe, tak de apa-apa, Pak Cik!" ujar Ying, Gopal dan [Name] sambil terkekeh kikuk.

Pak Waibi malah menatap ketiganya dengan tatapan curiga dan penuh selidik.

"Jangan risau, Pak Cik. Kami akan tolong tangkap Raksasa Gurunda dan halau dia dari kampung cattus ni," ujar BoBoiBoy menengahi. Akhirnya Ying, Gopal dan [Name] bisa bernapas lega.

"Yey! Terima kasih! Terima kasih!" seru warga-warga Kampung Kaktoi ini sambil berlari untuk memeluk Gopal dan BoBoiBoy. Alhasil Gopal dan BoBoiBoy kembali tertusuq duri-duri kaktus yang ada pada kulit kaum Kaktoi ini.

"Tapi, macam mana kita nak cari raksasa tu?" tanya Yaya.

Ying nampak berpikir. "Hm, aku ada ide!"

***

"Tak sangka aku kena belasah teruk!"

Sementara di sisi lain, Adu Du tengah misuh-misuh gara-gara tubuhnya habis dibelasah habis-habisan.

"Haih, ya sudahlah Incik Bos. Jomlah balik!" ujar Probe memberi saran.

"Balik?! Kau ingat aku akan mengalah ke, ha?!" bentak Adu Du. "Haih, kita mesti kembali dengan properti dan senjata baru. Komputer, hubungi Bagogo sekarang!"

Ternyata sebelum Komputer menghubungi Bagogo, Bagogo sudah menelpon Adu Du terlebih dahulu. Karena dia sudah mengira bahwa Adu Du akan menghubunginya.

"Ha bagus lah tu. Apa senjata terbaik untuk menangkap raksasa kuat?"

"Ohh, senjata terbaik untuk menangkap raksasa kuat adalah ... keberanian, Bang."

Bagogo malah mengiklankan sebuah kismis keberanian dari Pak Goro dan berakhir kena bentakan dari Adu Du.

"Ohh, cakaplah nak senjata. Tak de masalah, Bang. Tapi mahalan sikit ye." Heleh, di kau mah apa yang gak mahal, sih?

"Tidak ada masalah! Demi Power Sphera, aku sanggup berhutang!" tekad Adu Du. Walaupun kenyataannya, hutang memang gampang dicari, kalau Power Sphera ... susah nak didapati.

***

Kita kembali kepada tim BoBoiBoy.

Kini mereka sudah membuat sebuah tampungan air yang terisi penuh oleh air.

"Dey, kau pasti ke rancangan ni akan berjaya?" tanya Gopal yang kini tengah bersembunyi di balik batu besar.

"Hilih, masih nak protes lagi. Daripada kau yang tak terpikir nak buat rancangan," cibir [Name] yang membuat Gopal menatap datar ke arahnya.

"Mestilah berjaya. Air yang kita kumpulkan ni akan mengumpan raksasa ke sini--" penjelasan Ying terpotong.

"Dey! Bukan raksasa lah. Tapi beruang dengan pistol laser lah!" protes Gopal dan berakhir kena pukul oleh [Name] gegara protes melulu.

"Ha yelah-yelah! Bila beruang tu datang, BoBoiBoy akan perangkap dia dengan kuasa tanah." Ying melanjutkan penjelasannya.

"Macam mana kalau beruang tu lawan balik?" tanya Gopal.

"Jangan risau. Aku, Yaya dan [Name] akan hentikan raksasa tu jika melawan!" Ying menyelesaikan penjelasannya.

"Habis tu, aku nak buat apa?" tanya Gopal yang belum kebagian tugas.

BoBoiBoy tiba-tiba muncul di samping Gopal. Sebuah bayangan imajener bergambarkan pohon-pohon kaktus yang berubah menjadi gula-gula getah mulai terlihat. "Kau pergi tukar balik pokok-pokok cattus tu. Sebab kau lah kampung ni kena serang, tau tak?"

"Hah? Apa dia?" tanya Pak Waibi yang tiba-tiba nongol.

"Ah! Tak de apa-apa, Pak Cik! Rancangan ni akan berjaya!" Gopal langsung menghapus bayangan imajener itu cepat-cepat agar Pak Waibi tidak melihatnya.

"Boleh pula macam tu?" [Name] hanya bisa menatap datar. "Hilih, lama-lama ketauan pasti."

"Eh, itu kucing semalam!" seru Yaya saat melihat kucing semalam yang kini tengah minum di penampungan air itu.

"Wih, mana-mana?!" [Name] langsung berlari ke arah Yaya dan benar dia melihat kucing yang semalam.

"Apa yang kucing tu buat di situ. Kalau raksasa tu datang, dia akan dalam bahaya." Sayangnya pendapat Ying itu salah.

"Aku perlu selamatkan dia!" BoBoiBoy lalu berlari ke arah kucing itu berniat untuk menyelamatkannya.

[Name] berniat berlari mengikuti BoBoiBoy, tetapi tangannya ditahan oleh Pak Waibi yang berarti ... tangannya harus merasakan rasanya tertusuq duri seperti yang dirasakan Gopal dan BoBoiBoy tadi.

"Pen teriak ... tapi gak mau ...." batin [Name] menangis.

"Eh, tunggu! Kau jangan ke sana!"

"Lari kucing! Syuh syuh! Tempat ni tak selamat!" BoBoiBoy mencoba mengusir kucing itu dari tempat penampungan air itu.

"Lari BoBoiBoy! Itu raksasa tu!" teriak Pak Waibi memperingatkan. [Name]? Dia tengah mencabuti beberapa duri yang menempel di tangannya.

"Hah? Raksasa? Mana-mana?" BoBoiBoy melihat ke sekeliling mencari raksasa yang dimaksud oleh Pak Waibi.

(Entah kenapa Re jadi keinget dramanya Upin & Ipin, 'Mana-mana? Mari kita tolong!' 😭/plis, abaikan)

"Haduh Anak Pokok ni!" Pak Waibi menepuk jidatnya. "Kucing tu lah raksasa tu!"

"Kucing ni?" tanya BoBoiBoy sambil menatap kucing yang dalam mode puppy eyes itu.

"Hah?! Kucing tu? Raksasa?! Kucing comel tu? Mana ada?!" tanya [Name] bertubi-tubi karena kaged.

Dor!

Sampai suara letupan terdengar. [Name] yang menyadari ada sesuatu yang meluncur ke arah BoBoiBoy dan kucing itu pun shock. Otaknya buru-buru membayangkan sesuatu.

Dor!

Sebuah peluru baja tepat mengenai peluru bius yang tepat mengarah ke kucing itu. Peluru baja yang berhasil menggagalkan peluru bius tadi mengenai si kucing berasal dari [Name].

Di tangannya kini ada sebuah senapan yang berhasil dia ciptakan barusan. Deru napasnya tidak teratur menyadari apa yang baru saja terjadi. Kakinya lemas, jatuh terduduk di atas pasir bersenderkan sebuah batu.

"Wah ... kerennya aku. Percobaan pertama, langsung berhasil!" Tak lama kemudian, [Name] langsung melompat dan bersorak senang. Labil emang.

Yang lain hanya bisa menatap datar ke arahnya.

Dor!

Tembakan kedua peluru bius kembali terdengar. Kali ini kucing itu dapat menghindar dan berakhir peluru bius itu tertancap di pasir.

Dari kejauhan terlihatlah Adu Du yang membawa sebuah senapan. "Ish! Tak kenalah pulak!"

"Adu Du?!" seru [Name] yang membuat semuanya mengikuti arah pandangnya.

"Apa yang kau buat kat sini, ha?!" tanya BoBoiBoy.

"Power Sphera tu milik aku, BoBoiBoy!" teriak Adu Du dari tempatnya.

"Power Sphera?" gumam Ochobot lalu meng-scan kucing yang menjadi target Adu Du itu.

"Hiss, tak kena kau ni! Kuasa Eleme-- arghhh!" BoBoiBoy tak bisa mengeluarkan kuasanya karena jamnya tiba-tiba eror lagi.

"Rasakan! Tembakan zat pelemah!" Adu Du kembali meluncurkan tembakan ketiga.

[Name] yang tangannya masih gemetaran tidak bisa membidik lagi.

"Jaga-jaga! Ugh!" BoBoiBoy yang menyadari peluru bius itu mengarah ke kucing itu pun langsung berlari dan memeluk kucing itu. Membiarkan tubuhnya yang terkena peluru bius.

Akhirnya tubuhnya ambruk dan terjatuh di atas pasir. BoBoiBoy tersenyum ke arah kucing yang menatapnya khawatir itu. Matanya mulai terpejam tanda obat bius itu sudah mulai bereaksi.

"Meow! Meow!" Tak mendapatkan reaksi dari BoBoiBoy, kucing itu menggeram marah.

"Rawrrrrr!" Dan siapa sangka kucing itu tiba-tiba menjadi seekor raksasa yang meraung marah.

"Hiyaa!!" Adu Du mulai melepaskan tembakan keempat dan kelima sekaligus dan tepat mengenai salah satu kaki raksasa--kucing--itu.

Tapi dua obat bius kecil tidak akan berpengaruh terhadap raksasa yang tengah marah ini. Raksasa kucing itu pun langsung berlari menerjang ke arah Adu Du.

"Aku dah paham!" seru Ochobot yang baru selesai meng-scan kucing itu. "Yaya, Ying, [Name], pertahankan kucing tu!"

"Baik!"

Yaya, Ying dan [Name] langsung mendekati kucing itu. Namun tiba-tiba Probe muncul di hadapan mereka bertiga.

"Jangan ganggu operasi kami! Mode Mecha Probe!" Probe langsung melepaskan puluhan peluru ke arah mereka bertiga. Yaya dan Ying dapat menghindarinya dengan mudah. [Name] yang tak ingin membuang-buang waktu lagi langsung saja berteleportasi.

Peluru-peluru yang terus melesat itu kini mengarah ke arah Kampung Kaktoi dan langsung dihalau oleh Gopal dengan cara merubahnya menjadi gula-gula getah dan ada beberapa tembakannya meleset dan terkena pohon-pohon kaktus yang ada di sekitar.

"Kau! Kau rupanya yang mengubah pokok-pokok cattus menjadi gula-gula getah!" Gopal pun langsung mendapatkan deathglare dari Pak Waibi dan warga yang lain.

[Name] kini tengah mencabut peluru bius yang masih menancap di punggung BoBoiBoy. Berharap agar BoBoiBoy segera sadar dan membantu menyerang Adu Du. Masa yang lain pada gelud dia malah tidur, itu pikirnya--

Raksasa Kucing itu masih berlari ke arah Adu Du. Adu Du yang panik pun langsung menembaki Raksasa Kucing itu dengan pistol laser nya yang pasti tidak akan berkesan bagi raksasa itu.

Adu Du jatuh terpental setelah bukit kecil yang dipijaknya tiba-tiba diseruduk oleh raksasa itu.

"Seribu tendangan laju!"

"Tumbukan padu!"

Kombo dari Yaya dan Ying berhasil mendorong Mecha Probe. Tak habis begitu saja, Mecha Probe langsung balas menyerang.

"Tembakan tenaga pengikat!" teriak Mecha Probe sambil mengeluarkan sebuah alat yang langsung mengeluarkan tali yang langsung mengikat Yaya dan Ying.

Mecha Probe lalu memutar-mutar talinya dan membuat Yaya dan Ying terpelanting ke sana kemari. [Name] yang melihat hal itu langsung menciptakan sebuah senjata dan langsung berteleportasi.

Srat!

Sebuah hunusan pedang dengan cepat mampu memotong tali tersebut dan membuat Yaya dan Ying terlempar. [Name] dengan cepat menghilangkan pedangnya dan langsung berteleportasi menangkap Yaya dan Ying sebelum berteleportasi kembali untuk mendarat di atas pasir.

"Haduh ... penatnya ...." gumam [Name] ngos-ngosan sambil berbaring di atas pasir.

Si sisi lain, Adu Du hendak dicakar oleh Raksasa Kucing itu. Sebelum cakar yang tajam dan besar itu mencabik-cabik tubuh hijaunya, Mecha Probe mengeluarkan alat yang sama tetapi yang masih baru.

"Tembakan tenaga pengikat!" Berkat Mecha Probe, kaki Raksasa Kucing yang tengah terangkat tinggi hendak mencakar itu mampu ditahan.

"Ahahaha, bagus Probe!" seru Adu Du. Tidak tahu saja Probe mati-matian menahan talinya karena raksasa itu terus memberontak.

Tak kuasa menahan, Mecha Probe pun terseret dan langsung dibelasah Raksasa Kucing itu bak sebuah mainan.

"Hehehe, memang perangan macam kucing," ujar BoBoiBoy yang baru sadar.

Adu Du yang mendengar perkataan BoBoiBoy barusan langsung memikirkan sesuatu.

Adu Du langsung menyalakan sinar laser pada senapannya. Dan ya, seperti yang BoBoiBoy bilang. Seperti kucing, raksasa itu pun meninggalkan Probe yang sudah dibelasahnya dan langsung bermain-main dengan cahaya laser umpan dari Adu Du.

"Mari kucing! Mari! Mari keperangkap Power Sphera!" teriak Adu Du sambil terus mengarahkan cahaya laser nya mendekati perangkap yang sudah dia buat.

Saat raksasa itu sudah sampai di tempat perangkapnya, Raksasa Kucing itu langsung dikerubuti oleh jaring raksasa. Adu Du langsung menekan sebuah tombol kendali untuk mengaktifkan perangkap Power Sphera-nya. Dalam artian lain, mengaktifkan listrik yang ada pada jaring tersebut dan membuat raksasa itu tersetrum hingga menyusut kembali menjadi kucing kecil.

BoBoiBoy yang bertekad menyelamatkan kucing itu langsung berusaha agar jamnya berfungsi kembali. "Ha! Dapat pun!"

"BoBoiBoy Kuasa Tiga!" BoBoiBoy langsung berpecah menjadi tiga.

"Mari sini kau!" Adu Du menodongkan senapannya di hadapan kucing yang sudah lemas itu.

Dor!

Senapan Adu Du terpental ke samping. Sebuah peluru baja mengenainya. Terlihat [Name] kembali memegang senapan miliknya sambil tersenyum miring ke arahnya.

"Tolakan Angin!" BoBoiBoy Angin langsung menghempaskan Adu Du dengan kekuatan anginnya.

"Serang dia, Probe!" teriak Adu Du yang jatuh terduduk saat melihat BoBoiBoy Petir berlari ke arahnya.

"Tembakan--"

"Tusukan Pedang Petir!"

"--Tenaga Pengikat!"

Pedang BoBoiBoy Petir akhirnya membelah tali yang berasal dari serangan Mecha Probe menjadi dua bagian dan berakhir menyetrum tubuh Mecha Probe.

[Name] berteleportasi lalu memeluk kucing yang terkena angin besar efek saat Mecha Probe tumbang.

"Tanah Pendinding!" [Name] yang tidak menyadari pun langsung menoleh ke belakang. Dia melihat sebuah dinding tanah tajam melindunginya dari Adu Du yang mengendap-endap di belakangnya.

"Jangan kau sentuh mereka!" teriak BoBoiBoy Tanah sebelum kembali menyerang Adu Du.

"Tumbukan Tanah! Bertubi-tubi! Hyaa!" Dengan serangan terakhir, BoBoiBoy Tanah berhasil membuat Adu Du dan Mecha Probe terpental jauh.

"Hiyaaa!" Bum! Teriakan Adu Du terdengar bersamaan dengan suara dentuman keras.

***

Menjelang sore hari, Gopal sudah berhasil menukar semua kaktus yang dirubahnya menjadi gula-gula getah menjadi kaktus kembali.

"Terima kasih, Anak-anak Pokok! Kami berhutang budi kepada kamu semua!" seru Pak Waibi sambil merangkul Gopal. Dan ... akhirnya Gopal harus merasakan kembali tusukan duri-duri itu. Poor Gopal.

"Tapi ... jangan buat lagi, ye!" ucap Pak Waibi sambil memberi Gopal deathglare. Gopal pun hanya bisa ber-sweatdrop ria.

Terlihat [Name] tengah menggendong kucing yang tengah bermain-main bersama Yaya dan Ying itu.

"Hm, kenapa Adu Du kata dia nak Power Sphera tadi?" tanya BoBoiBoy yang masih bingung.

"Coba kau tengok betul-betul. Apa yang ada kat leher kucing tu, BoBoiBoy?" tanya Ochobot.

BoBoiBoy nampak mengamati kucing yang masih dalam pelukan [Name] tersebut. "Em ... lonceng."

"Bukan sembarang lonceng, BoBoiBoy. Itu adalah Power Sphera," ujar Ochobot.

"Power Sphera?"

"Akulah BellBot. Power Sphera kuasa transformasi pembesaran." Tiba-tiba saja 'lonceng' yang ada pada leher kucing itu berbicara dan otomatis membuat yang ada di sana kaget.

"Lah ... kenapa kau tak bagi tahu kitorang awal-awal?" tanya BoBoiBoy.

"Maaf, aku ingatkan korang ni pemburu Power Sphera jahat," jawab BellBot berterus terang. Kucing itu menguap dalam pelukan [Name].

[Name] sendiri tangannya tak berhenti-henti mengelus kepala kucing yang bertingkah manja dalam pelukannya.

"Macam mana kau boleh beri kuasa pada kucing ni?" tanya Yaya.

"Kucing ni adalah makhluk pertama yang aku jumpa bila aku sampai kat Planet Gurunda ni. Dialah yang menjagaku selama ni. Tapi disebabkan aku selalu diburu, aku berikan Cattus kuasa pembesaran untuk melindungi aku dari pemburu Power Sphera. Hebatkan Cattus ni?"

Kucing itu melompat dari pelukan [Name] dan langsung membuat pose imut.

"Haa, nama kucing ni Cattus? Comelnya!" seru Yaya, Ying dan [Name] sambil menatap kucing itu--Cattus--dengan tatapan penuh bling-bling.

"Kalau macam tu, misi kita mencari Power Sphera dah selesai 'kan, BoBoiBoy?" tanya Gopal sambil merangkul BoBoiBoy.

"Ha'ah. Jom BellBot, ikut kami balik!" ajak BoBoiBoy.

"Maaf, aku perlu bersama dengan Cattus. Aku perlukan dia dan dia perlukan aku." Rupanya BellBot enggan berpisah dengan Cattus.

"Hayya, mesti Komander akan marah kita, sebab tak bawa balik BellBot," ujar Ying khawatir.

"Takpe. Aku pasti Komander akan paham." BoBoiBoy tersenyum melihat Cattus.

"Yang penting misi kita kiranya dah selesai! Jom balik!" seru Ochobot.

"Jom!" teriak semuanya kecuali ... [Name].

"Hiks, Cattus ...." Hm ... dirinya juga masih enggan untuk meninggalkan Cattus.

"Sudahlah tu, jom balik!" seru Gopal sambil menarik tangan [Name].

Ochobot langsung membuka sebuah gerbang teleportasi menuju Bumi.

"Bye, Cattus. Bye, semua!" pamit BoBoiBoy.

"Bye! Senang-senang lah datang. Banyak lagi cerita yang Pak Cik boleh ceritakan!" seru Pak Waibi bersemangat.

"Ee ... ehehehe. Oke, Pak Cik, bye ...." Akhirnya mereka semua pun memasuki gerbang teleportasi menuju tersebut.

.
.
.

"Yehehe! Dah balik!" seru Gopal girang. "Tak payah tengok muka kucing ganas tu lagi!"

"Woi! Kucing ganas kau panggil dia?!" seru BellBot diiringi erangan dari Cattus.

"Eh?! Dia ikut kita balik?!" tanya BoBoiBoy kaget.

"Cattus!!" seru [Name] girang.

"Hihihi, maaf. Nampaknya, Cattus suka dengan korang!" seru BellBot.

"Tahniah kadet-kadet semua--"'

"Tapi ... saya kan dah naik pangkat:v" protes [Name] sambil menyindir BoBoiBoy dan Gopal sekalian. BoBoiBoy dan Gopal hanya menatap datar ke arahnya.

"Tahniah semua. Akhirnya korang dapat Power Sphera--"

"MIAUUU!" Komander Koko Ci tak sengaja menginjak ekor Cattus dan membuatnya menggeram marah dan kesakitan.

"Rawrrrrr!!" Dan ya, Cattus berubah menjadi raksasa.

"Waaaaa!!" teriak semuanya saat Cattus mulai menghajar mereka semua. Yang nginjek satu, yang kena dampak semuanya, hadeh.

"Raksasa apa yang korang bawa balik ni!" teriak Koko Ci yang terdengar sampai luar kapal angkasa.

Sementara ...

"Fyuh ... selamat!" seru [Name] yang berhasil berteleportasi keluar sebelum kena belasah. Dia lalu memesan Ice Koko Tok Aba lalu meminumnya dengan santai.


Tbc,

YEY! SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MENJALANINYA!^^
Yang sering toxic hayo, apalagi yg pikirannya hobby traveling 👀

Kesan waktu kalian baca eps ini? (khususnya yang pertarungan) gimana, ges? Jujur lho. Puasa, ga baik bo'ong 👀




Next, Episode 5 : Daun vs Lanun! Bagian 1

Continue Reading

You'll Also Like

44.5K 4.8K 44
"Umur Yashiro tersisa tinggal tahun depan" Setelah sekian kalinya mencoba menyelamatkan umur Nene yang tinggal sedikit hingga menjebak Nene di dunia...
27.9K 3.3K 21
"Melindungi adik-adik ku adalah tanggung jawab ku. Tidak peduli seberapa banyak bahaya yang mengancam, nyawa adik-adikku harus ku lindungi walau nyaw...
150K 15K 55
Berkisahkan keseharian, rahasia, dan petualangan (name), Boboiboy, dan kawan-kawannya Season 1 = [Completed] ✔️ Season 2 = [Completed] ✔️ Season 3 =...
119K 12K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...