A Blood Hunter Sacrifice

Da anabby16

5.8K 939 240

Sejak peperangan antara iblis dan malaikat dahulu kala, Pencipta mengutus malaikat-Nya untuk turun ke bumi da... Altro

Prolog [The Hunter and His Prey]
Chapter 1 - The Murder of Jack The Ripper
Chapter 2 - The Heaven of Underworlds
Chapter 3 - A Mansion Full of Roses
Chapter 4 - A Mansion Full of Sorrow
Chapter 5 - Daydream with The Devil
Chapter 6 - Daydream With The Knight
Chapter 7 - Demon in Durham
Chapter 8 - The Broken Promise
Chapter 9 - Frozen Heart
Chapter 10 - Something about Hunters
Chapter 11 - Conspiracy of Hunters

Chapter 12 - A Dragon Knight Sacrifice

268 35 8
Da anabby16

1461,
Transylvania, Rumania

Off memacu kudanya dengan sangat cepat hingga melewati perbatasan. Sekilas ia mengingat wajah kekasihnya yang menangis ketika ia tinggalkan. Hatinya masih perih dan sesungguhnya masih ingin bersama kekasihnya. Memeluknya, menciumnya, menenangkannya di dalam masa peperangan ini. Namun ia tetap harus melakukannya. Hanya ini jalan satu-satunya.

Off sampai di ujung pulau. Pulau tempat Kerajaan kecil Vihokrattana yang tidak terlalu jauh dari Transylvania. Pulau yang mungkin tidak pernah diketahui oleh orang lain meskipun perjuangan mereka yang begitu besar dalam sejarah.

Off menghembuskan nafasnya berat. Ia membuka kembali buku itu. "Sekarang apa yang harus aku lakukan?"tanyanya pada dirinya sendiri.

Matanya menjelajah ke berbagai arah, menengadah ke atas langit meminta jawaban. "Aku telah mengkhianatinya. Mengkhianati rajaku, kerajaanku, bahkan kekasihku. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"tanyanya berpasrah. Matanya berputar kesana kemari namun tidak ada keajaiban apapun yang ia terima. Seolah semuanya sia-sia.

Ia berusaha membuka buku yang ia curi dari perpustakaan Vihokrattana. Namun tidak ada satu pun jawaban yang ia temukan.

Kosong.

Nihil.

Tak ada petunjuk apapun tentang iblis terkutuk yang mungkin bisa membantu kerajaan kekasihnya.

Off meremas kepalanya frustasi. Ia telah mengorbankan segalanya. Lalu apa yang ia dapatkan sekarang?!

*tak*

*tak*

*tak*

Derap langkah dan ketukan tongkat berbunyi mendekatinya.

"Seorang ksatria keturunan naga. Keturunan terakhir Adulkittiporn? Benar bukan?"tanya pria tua dengan derap langkah tersebut.

Off menolehkan kepalanya. Pria tua itu mengenakan jubah lusuh dengan tudung gelap yang hampir menutupi seluruh wajahnya. "Kau siapa?"

"Seorang penunggu,"jawabnya dengan suara renta.

"Penunggu.. apa?"tanya Off masih linglung. 

"Penunggu dari seorang pengkhianat sepertimu. Kau itu kandidat yang paling cocok,"ujar pria renta itu. Off mengkerutkan keningnya. Ia tidak mengerti sama sekali apa maksud dari pria dengan tudung di hadapannya ini.

*TAK!*

Satu ketukan dari tongkat pria tua itu berbunyi dengan lebih keras. Akan tetapi bukan itu yang menjadi kekhawatiran Off. Kini mereka seperti berpindah tempat ke satu belahan dunia yang berbeda jauh dengan dunia yang Off pijaki sebelumnya.

Off berada di Balkan. Kampung halamannya. Ia melihat Ibu dan Ayahnya yang masih bertani seperti saat ia masih kecil.

"Off! Jangan lupakan pedangmu!"ayahnya memanggilnya setelah ia pulang dari ladang.

Kini sesosok anak kecil keluar dari rumah. Sosok kecil yang Off sangat kenali.

"Ayah! Off tidak mau berlatih lagi!"ujar pria kecil yang keluar dari rumahnya. Bibirnya mengerucut sebal karena perintah ayahnya. "Lihat! Tangan Off masih terluka!"keluh pria kecil itu sambil memperlihatkan tangannya yang terkena luka gores akibat latihannya bersama ayahnya kemarin. 

"Itu hanya luka goresan kecil. Bagaimana kau bisa mengalahkan naga seperti kakek moyangmu dulu? Kau pria sejati. Luka goresan itu tidak akan membuat pria sejati menjadi mati dan tak bisa bangkit,"tegas pria paruh baya itu tanpa belas kasihan pada anak tunggalnya yang masih berusia 10 tahun. "Lihat! Bahkan luka goresmu sudah hampir sembuh! Jangan cengeng jika kau seorang Adulkittiporn! Ambil pedangmu dan lawan ayahmu!"

Dengan susah payah, pria kecil itu mengangkat pedang yang setinggi tubuhnya  dan bersiap melawan ayahnya yang jauh lebih besar darinya. 

"Untuk apa kau memperlihatkan masa kecilku? Siapa dirimu?"tanya Off heran. Ia masih bingung dengan keberadaan pria renta dengan tongkat magisnya. "UNTUK APA KAU MEMBAWAKU KESINI?!"tanya Off menunjukkan amarahnya. Ini masa kecilnya, masa kecil yang jauh berbeda dari anak-anak lain.

Jika anak-anak di usianya membantu ayahnya berladang, atau ibunya memasak. Maka Off berbeda. Ia dilatih sejak usia dini untuk membunuh dan menghabisi manusia lain demi kehormatan bangsanya. Ah tidak. Demi kehormatan klannya. Lebih tepatnya kehormatan dirinya sendiri.

"Untuk membuka matamu bahwa dirimu tidak akan lagi sama seperti dirimu saat ini jika kau terus berkutat pada niatmu,"ucap pria tua itu.

"Apa maksudmu?"tanya Off bingung.

"Kau mau mengorbankan nyawamu demi kekasihmu dan kerajaannya untuk menjadi serupa dengan penghancur dunia ini bukan?"tanya pria renta itu.

"Ya!"seru Off dengan lantang tanpa keraguan. "Aku mau. Aku rela mengorbankan apapun demi keselamatannya!"

"Meskipun kau tidak dapat bertumbuh dan menua bersamanya?"tanya pria renta itu sekali lagi. Matanya yang berwarna biru tua mengilat seperti hendak meruntuhkan segala rasa optimis milik Off.

"Itu lebih baik daripada harus melihatnya mati dan tidak dapat menua lagi,"jawab Off. Mata tajam seumpama naga itu melembut.

Ia mengingat segala memorinya bersama pangeran manis yang menyelamatkan hidupnya. Hatinya seperti ditusuk oleh hujaman panah. Tapi dia tetap harus tegar dan teguh pada pendiriannya. Hanya ini jalan satu-satunya.

Pria itu menarik tangan Off. Disana ada semacam gambar naga yang jelas, khas keturunan dari Ksatria Naga.

"Apa yang akan kau lakukan?"tanya Off sekali lagi. Tato itu adalah tato yang dilukiskan ayahnya setelah ia berhasil memenangkan pertandingan bersama ayahnya. Pertandingan yang ia lihat saat ini bersama pria renta itu.

Ia yang masih berusia 10 tahun itu mampu melawan ayahnya. Ia sama sekali tidak mau diejek lemah dan tidak pantas menggunakan nama Adulkittiporn di belakangnya. Ambisi di mata sipitnya sudah ada sejak ia masih usia dini.

"Kau akan menemuinya,"ucap pria renta itu.

Dan...

*TAK!*

Tubuhnya kini dibawa ke satu tempat yang berbeda. Tempat yang ia tuju kali ini memang sangat asing bagi Off. Tebing tinggi dengan gua gelap yang berada di belakangnya.

"Ada di mana kita?"tanya Off terheran-heran.

"Tempat dimana harapanmu akan terwujud Off,"ucap pria tua itu. Mata biru mengkilat itu semakin menajam. Off juga bisa melihat seutas senyum miring nan jahat di raut wajah tuanya.

"Apa maksudmu?"tanya Off semakin bingung dan heran. Namun pria itu hanya diam dan masuk ke dalam goa gelap di belakang mereka.

Off dengan instingnya hanya bisa mengikuti bapak tua itu berjalan. Disana sudah ada seseorang dengan wajah angkuh dan bibir tersenyum jahat. Jauh lebih jahat dari pria renta yang kini berdiri di sampingnya.

"Dracule?"sapa pria itu. "Apa yang diinginkan seorang keturunan terakhir ksatria naga ini dari iblis tua yang terkurung rendahan sepertiku?"tanyanya.

Pria itu duduk di atas kursi megah namun semua bagian tubuhnya dirantai dengan borgol emas yang kuat. Dari tangan, kaki, perut hingga lehernya.

Mata Off menatap pria tua yang mengaku sebagai Penunggu. Si Penunggu memberi jawaban hanya dengan kilat mata yang seolah berkata, "Mintalah apa yang kau inginkan,"

Off meneguk liurnya kasar. Ia sudah tahu risikonya sejak ia mengambil paksa buku terkutuk itu dari tangan kekasihnya. Ia juga jadi semakin tahu ketika si Penunggu berkata bahwa ia tidak akan bisa menua dan mati bersama kekasihnya.

Ia tahu itu,

dan kali ini ia tidak akan menyesal.

Asalkan Gun. Pangeran cantiknya itu menua dan hidup tentram bersama keluarganya. Off tidak apa. Hidupnya tidak akan sebahagia sekarang, jika ia tidak bertemu dengan Gun-nya.

"Beri aku kekuatan milikmu," 

"Dan apa yang bisa kau tawarkan dariku?"

"Hidupku. Semua hidupku menjadi milikmu,"

Seiring dengan hembusan angin yang menderu, sekejap itu juga kungkungan si iblis tua lenyap layaknya debu. 

"HAHAHAHAHA!!"

Tawa jahat menggelegar dari sosok iblis itu--menertawai keputusan bodoh yang diambil sang ksatria naga. "Aku tidak pernah merasa sebebas ini sebelumnya,"

"Selamat datang kembali Tuan,"ucap si Penunggu, berlutut penuh hormat di atas tanah.

Iblis tua itu tidak lagi seperti iblis tua. Ia justru terlihat sangat rupawan dengan jubah dan tongkat emasnya. 

"Cinta adalah kutukan yang paling mengikat, bukan begitu Off Adulkittiporn?"ucap si iblis mengangkat dagu Off. "Sama sepertimu yang rela melakukan apapun untuk manusia kecintaanmu,"

"Aku tidak pernah menganggapnya sebagai kutukan,"sahut Off.

"Kalau begitu, biar aku yang memberimu kutukan itu,"

Sekejap mata, tubuh Off tidak lagi berada di goa gelap penjara si iblis melainkan di sebuah perbatasan tebing curam yang siap menelan tubuhnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!"

"Apa yang kau inginkan,"ucap si iblis dengan senyuman mengerikannya. 

"Ingat perkataanku. Butuh tiga hari sampai kau menjadi iblis yang haus darah sepenuhnya. Jika sampai tiga hari itu kau tidak meminum darah segar manusia, kau tetap bisa bersama pangeran pujaan hatimu,"lanjutnya.

"Apa kau berusaha menjadi murah hati?"

"Jika saja darah Lucian tidak mengalir di tubuhmu, aku tidak akan memberikan kesempatan manis ini untukmu Dracule,"dan setelah itu kedua telapak tangan si iblis menjatuhkan tubuh Off ke bawah jurang.

Off berteriak kencang. Jurang itu seperti tidak berujung dan semakin gelap, semakin dalam. Ia hanya bisa mengingat kerlingan mata gemerlap kekasihnya saat ia memejamkan matanya. Sayup-sayup ia bisa mendengar suara kekasihnya yang memanggil merdu.

------

"Off!"

"Off!"

Panggilan itu sangat merdu. Off baru mengikat perjanjian dengan iblis, tapi kenapa ia bisa mendengar suara merdu seorang malaikat? 

"Aku mohon bangunlah..."kini malaikat itu seperti menangis.

"New bantu aku, Off.. Off tidak bangun.. hiks,"

"Gun?"

"Off!"

Mata Gun yang berlinangan air mata itu jadi berbinar penuh cahaya. Ia memeluk kekasihnya, Off amat erat seperti tidak mau pria tinggi itu pergi darinya. "Jangan pernah pergi dariku,"

Off masih linglung. Ia masih merasakan detak jantungnya yang berdegub, ia masih merasakan desir hangat dari nadinya. Apakah itu semua mimpi?

"Off?"tanya Gun yang merasa bingung.

Off tidak berkata apapun. Ia hanya tersenyum dan memeluk Gun kembali. Lebih erat dari yang Gun lakukan sebelumnya. "Maafkan aku. Aku tidak akan pernah pergi lagi darimu,"

Gun tersenyum di dalam pelukan itu. Ia tahu. Off tidak akan pernah meninggalkannya lagi.

-----

Pertempuran demi pertempuran melawan Bangsa Utsumaniyah digempur habis-habisan. Tidak sedikit prajurit yang gugur di medan perang. Tapi sungguh ini masih tetap mengejutkan. 

Bagaimana tidak? 

Para prajurit Kerajaan Vihokrattana bisa memukul mundur Bangsa Utsumaniyah bahkan dalam kurun waktu tiga hari saja. Hampir seperdelapan prajurit Bangsa Utsumaniyah gugur di peperangan. Sampai detik ini, belum ada lagi prajurit Utsumaniyah yang mendarat lagi di Transylvania. 

Semua orang bersorak gembira. Tay bahkan mengangkat tangan sahabat sekaligus panglima perang unggulannya ke atas, membanggakan Off dengan sorak gembira.

"Jika bukan karena strategi Off, kita tidak akan bisa disini bersama keluarga kita,"ujar Raja Vihokrattana ke-71 itu. "Jadi sahabatku, apa benar kau mengikat perjanjian dengan iblis di ujung dunia itu?"

Off tidak bisa berkata apapun. Tubuhnya digempur selama dua hari untuk perang. Ia sekarang tau apa maksud kutukan dari iblis tua itu. Off diberi kekuatan berlipat-lipat ganda. Ia masih memiliki jantung yang berdegub dan darah yang berdesir, dan ia hanya bisa bernafsu akan darah yang berdesir.

Iblis itu sedang membuatnya perlahan menjadi monster. Ia tidak lagi bernafsu dengan makanan manusia pada umumnya, tapi ia tidak bisa menghisap darah manusia layaknya seorang monster. Off diambang dilema. Sudah tiga hari berturut-turut ia menghabiskan tenaganya untuk melawan musuh, dan sudah tiga hari pula ia tidak mendapat asupan untuk mengisi tenaganya.

"Aku pergi dulu. Terima kasih jamuan makannya Tay,"ucap Off mundur diri. 

Off lebih dingin. Ia menjaga jarak dengan seluruh pasukan. Ia tidak ingin lepas kendali menyantap semua manusia yang dekat padanya. Termasuk Tay sahabatnya yang menatapnya bingung.

Off tidak berkata apapun lagi. Ia hanya pergi masuk ke dalam puri tempatnya tidur. Esok hari, ia akan menjadi Off Adulkittiporn yang dulu. Ia kembali menjadi manusia seutuhnya, dan ia akan kembali memeluk kekasihnya tanpa hawa nafsu lapar akan darahnya--

"Kau tahu Off? Kau bisa membohongi siapapun di negeri ini, di dunia ini, kecuali aku,"ucap pangeran kecil yang menjadi alasan keputusan bodohnya.

"Apakah tinggal menunggu waktu saja Off?"

"Waktu dimana aku tidak bisa merasakan degub jantungmu dan hangatnya tubuhmu?"

Tubuh Off membalik, menemukan Pangeran Gun yang menahan air di pelupuk matanya. "Gun.."

"Jadi benar bukan? Kau menemui iblis itu?"tanya Gun lagi dengan senyuman pahit.

"Esok hari aku akan kembali seperti semula,"ucap Off mendekati Gun, menyentuh pipi semerah delima yang hangat itu. "Dan besok, aku akan meminta izin pada kakakmu untuk membawamu pergi dari sini. Kita akan pergi berdua, kita akan hidup bersama. Kita akan menua bersama,"

"Kau sangat dingin Off,"ucap Gun menggenggam tangan Off penuh kasih sayang. Ia menaruh jemari Off di pipinya, merasakan sentuhan yang kini jadi sedingin salju. "Dan aku mencintaimu. Aku sangat cinta padamu. Jadi jangan pergi dariku. Aku tidak apa jika aku harus menjadi kakek yang mencintai pemuda yang tidak pernah tua,"

"Gun.."

"Asalkan bersamamu, aku mau. Aku mau bersamamu apapun itu risikonya. Bahkan jika aku mati"lebih dulu--"

"Gun.."

"Aku yakin aku akan menemukanmu. Aku yakin kita akan saling menemukan satu sama lain,"

DUARRRRR!!

"BENTENG TRANSYLVANIA DIKEPUNG MUSUH!"

"Itu dari pasukan pengintai,"ucap Off. 

"Aku akan ke kamar ratu,"ujar Gun juga yang hendak berlari ke dalam istana sebelum Off menarik tangannya.

"Gun! Jaga dirimu,"pesan Off.

"Kau yang jaga dirimu,"ucap Gun lalu pergi sesuai tujuannya. 

Off pergi ke gudang senjata, mengambil semua perkakas perangnya. Isi pikirannya masih membuncah, bertanya-tanya mengapa bangsa Utsumaniyah masih sangat bebal? Hampir seluruh pasukannya dibumihanguskan, mengapa mereka memaksa diri hingga menjebol benteng pertahanan? 

"Ada apa ini Off? Mengapa benteng Transylvania masih bisa dihancurkan?!"tanya Tay yang sama terkejutnya.

"Aku juga tidak tahu. Tapi yang jelas pasukan mereka sudah lebih sedikit dari jumlah kita. Mereka sama saja sedang bunuh diri,"terang Off mengangkat pedangnya. 

"Aku rasa mereka tidak sedikit Off,"sahut Tay, dan benar saja, di depan mereka bukan hanya satu kelompok pasukan yang sedang bergerilya, tapi puluhan pasukan.

"Dari mana mereka mendapat bala bantuan sebanyak ini?"

"Off.. jika aku.."

"Tidak ada jika Tay!"

"Ada kereta di ujung istana. Tolong bawa Gun, New, dan Apple ke kerajaan Jiranorraphat di sebelah Barat Laut. Mungkin mereka tahu bagaimana cara mengembalikanmu menjadi manusia lagi,"ucap Tay dengan senyum pahitnya. Hampir sama dengan senyuman yang Gun beri barusan.

"Tay.."

"Kau itu harus menjaga mereka bertiga untukku. Aku akan mengulur waktu untukmu,"dan saat itulah Tay pergi melawan musuhnya dari sebelah barat. 

Tubuh Off sudah cukup lemah. Tepat dini hari, ia akan bisa menjadi manusia kembali. Tapi apakah ia bisa melawan semua musuh dengan tangannya sendiri?

Bisa. Ia tentu bisa.

Dengan segenap kekuatan yang ia punya, Off menghadang musuh di hadapannya. Ia melihat korban berjatuhan di depannya, dan itu adalah prajurit muda dari kerajaannya. Off hanya perlu membawa Gun, New, dan Apple pergi dari sini. Ia hanya perlu melakukan itu.

CTAKK

Satu panah menghunus bahunya yang tidak berzirah. 

Tidak. Ini belum waktunya.

CTAKK

Kini satu panah lagi menghunus punggungnya.

Namun Off masih bisa berdiri dan melawan 10 tentara Utsumaniyah di depannya hingga ia sampai ke depan pintu istana. Ia.. tetap harus menyelamatkan Gun.

"GUN!!!"panggil Off dengan kencang. 

Gun di atas sana bersama New yang membawa Apple yang sedang hamil besar. 

"Astaga Off! Kau berdarah!"ucap Gun melihat berkas luka panah di punggung kekasihnya.

"Ini tidak penting. Yang penting kau, New, dan Apple harus pergi dari sini,"ucap Off yang membantu tiga orang itu menuju ujung istana. Kini tidak perlu banyak waktu hingga mereka sampai di depan kereta kuda.

Apple yang dibawa ke atas kereta lebih dulu, lalu Gun.

"Dimana Tay?"tanya New ketika ia baru menyadari kehadiran sang Raja yang tidak ada bersama Panglima Kerajaannya.

"Dia mengulur waktu untuk kita,"jawab Off.

"Apa kau bilang? Mengulur waktu? Seorang raja mengulur waktu huh?!"ucap New penuh emosi meluap. "Lalu apa gunamu sebagai panglima kerajaan hah!"

"Dia mengulur waktu supaya kalian bisa pergi dari sini, dan sekarang cepat siapkan kuda supaya kalian semua bisa pergi ke kerajaan Jiranorraphat!"seru Off tidak bisa tahan dengan emosinya lagi.

"Kak Tay.."bisik Gun yang mulai tidak tenang.

"Sekarang kendarakan kereta itu dan pergi!"seru Off pada New.

"Aku tidak akan pergi tanpa Raja Tay,"ucap New berkeras kepala. 

Off yang amarahnya melunjak menghempaskan New ke depan roda kereta kuda. "Jika kau masih berkeras kepala, aku tidak akan segan memenggal kepalamu disini,"

"Kau mau aku apa hah? Aku tidak apa jika Raja Tay menikah dengan permaisurinya, aku juga tidak apa jika Raja Tay tidak akan menua bersamaku, aku hanya ingin dia hidup bahagia, bukan mati dalam peperangan keji seperti ini. Kau tahu persis apa yang aku mau Off! Jika aku tahu dimana iblis itu berada, sudah aku pastikan bukan kau yang menjadi iblis membela kerajaan Vihokrattana seperti sekarang, tapi aku!"terang New dengan mata memerahnya.

Off tidak bisa berkata apapun lagi. Ia tidak punya hak menghentikan New. Ia sama dengan pria itu. Terikat dengan cinta hingga membuatnya bodoh seperti sekarang. 

"Aku akan membawa Tay kemari,"ujar Off. 

"Tidak perlu repot-repot Ksatria Naga, atau bisa aku sebut sebagai Vampir?"ucap seseorang dengan zirah khas dari kerajaan Utsumaniyah. Tidak. Bukan itu yang membuat Off terkejut, tapi pria yang dibawa merekalah yang membuat Off bahkan tidak bisa merasakan nafasnya lagi.

"KAK TAYYY!!"

Off menarik tubuh Gun yang hendak berlari menuju tubuh Kakaknya yang terkulai lemas tak bernafas. 

"Ternyata masih ada Pangeran Vihokrattana lainnya huh? Dan seorang ratu yang mengandung Pangeran juga?"ucap prajurit itu yang tanpa belas kasihan menggerek tubuh Tay hanya dari baju zirahnya.

"New bawa mereka pergi dari sini,"ucap Off. "Gun, kau harus pergi dari sini juga,"ujarnya pada Gun yang  kini tiada henti ingin memberontak menghabisi prajurit yang semena-mena terhadap Kakaknya. Satu-satunya keluarga yang ia miliki saat ini.

"Kau mau aku pergi? Meninggalkanmu yang akan mati juga? TIDAK AKAN OFF!"

Baiklah. Tiada gunanya memaksa Gun. Biarkan ia mati disini bersama kekasihnya.

"Tay..."bisik New menatap nanar Rajanya. Kekasihnya.

"BAWA KERETANYA SEKARANG JUGA NEW!"seru Off kepada New untuk segera melajukan keretanya. 

Mungkin New pergi menuju kursi kusir, namun ternyata prajurit itu lebih cepat. Mereka menargetkan panah ke kuda kereta itu hingga New harus melepasnya dan membiarkan kereta mereka berjalan dengan tiga kuda saja.

Off mau tidak mau membiarkan kekasihnya ikut bertarung bersamanya. Berusaha mengulur waktu sebanyak mungkin hingga New dan Apple bisa berjalan lebih jauh dan tidak terkejar.

"AKH!"

Suara Gun menggema, panah ternyata bersarang tepat menembus dadanya. "GUN!"

"AKH!"

Kini suaranya yang menjerit kesakitan saat seorang prajurit menusuk perutnya dengan pedang. "Ayolah Vampir, tunjukkan kekuatanmu itu!"

"O-Off.."tubuh Gun terkulai lemas. Darah yang keluar dari dadanya tidak berhenti. Darahnya mengalir bercampur dengan darah dari tubuh Tay yang tak bernyawa lagi.

"Tolong.."

"Pasangan menjijikan,"ucap prajurit itu lalu menanamkan pedangnya lebih dalam lagi hingga menembus tubuh Off, dan langsung menariknya kembali.

"Jangan habiskan waktu disini! Cepat kejar Ratu Vihokrattana yang menuju Barat Laut itu!"serunya memerintahkan seluruh pasukannya, meninggalkan satu tubuh tak bernyawa, dan dua tubuh yang sekarat tanpa belas kasihan.

"Gun.. Gun.."dengan sisa-sisa tenaga yang bisa Off kerahkan, ia pergi memeluk Gun yang mulai kehabisan nafas.

"J-jangan sampai mereka membunuh Apple dan New.."ucap Gun dengan setengah nafas.

"Gun.."

"Aku tidak pernah keberatan jika aku yang menjadi manusia pertama yang kau hisap darahnya, Off.."

"Gun.. tidak.. Gun,"

"Aku mencintaimu Off.. Aku akan menemukanmu,"dan saat itu tubuh Gun benar-benar tak bernafas lagi, membuat sang ksatria naga berteriak menyampaikan kekesalan dan tangisan dukanya.

Kini ia tahu apa maksud cinta adalah kutukan paling mengerikan.

Off berkorban untuk Gun, mati untuk Gun, bangkit lagi untuk Gun, dan hanya untuk melihat Gun manusia berdarah malaikat yang paling ia cintai, mati karenanya.

Off menyesap darah segar Gun dari lehernya sambil menangis duka akan kekasihnya. 

Ia harus kuat. Ia harus melindungi New dan Apple dari semua prajurit itu.

Dan ia harus menghabisi semua makhluk yang membuatnya menjadi iblis seperti sekarang. Lalu kembali ke pelukan kekasihnya.








To be Continue...

Continua a leggere

Ti piacerà anche

504K 5.4K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
70.4K 6.3K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
93.2K 14.3K 19
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...