01: 30 | KookV

By Kim_chiisgood

26.1K 3.5K 155

Abracadabra!!! ... here comes the magic spell. Sebuah keajaiban- atau mungkin kutukan? Semua yang kemudian m... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20

12

1K 170 11
By Kim_chiisgood

.
.
.
Pengingat lagi!
Tw // Mpreg

Skip time~

Taehyung berkeliaran bolak-balik di kamarnya. Membuat Jeongguk yang melihatnya pun ikut kebingungan.

Semua ini berawal dari pesan ibu mertuanya semalam bahwa Taehyung harus mempersiapkan diri dengan baik untuk acara sosial hari ini. Benar, setelah hampir saja melupakan agenda sosial pertamanya, Taehyung akhirnya teringat kembali pesan ibu mertuanya sebulan yang lalu.

Jeongguk meraih tangan Taehyung cepat saat lelaki cantik itu lewat didepannya. Membawa Taehyung ke dalam pelukannya, berusaha menenangkan Taehyung.

Perjalanan hubungan mereka perlahan mulai berkembang positif. Sangat positif malah, mereka melabeli diri masing-masing sebagai teman akrab untuk satu sama lain. Keduanya sudah tidak pernah lagi berdebat soal hal yang tidak penting. Mereka sudah mulai mengenal satu sama lain lebih baik dan mulai terbiasa. Hingga perlahan juga mulai melupakan alasan bodoh mengapa mereka bisa terjebak dalam situasi ini bersama.

"Kenapa memeluk?" Taehyung berdengung di dada Jeongguk.

"Habisnya kau kesana-kemari seperti itu, apa tidak pusing? Kita baru akan pergi satu jam lagi."

"Tetap saja. Aku gugup kau tahu? Bagaimana kalau aku melakukan kesalahan yang membuat malu kita semua?"

"Kau akan baik-baik saja, percayalah. Kan ada aku." Jeongguk mengecup pelipis Taehyung pelan.

Sebenarnya Jeongguk sudah menjelaskan banyak hal mengenai acara hari ini. Taehyung yang memaksa Jeongguk bicara, saking gugupnya dia.

Dan Jeongguk, selaku pasangan yang baik mendengar semua keluh kesah dan ketakutan Taehyung. Menjelaskan bahwa semuanya hanya acara amal biasa dan Taehyung hanya perlu bersikap seperti dirinya sendiri. Taehyung periang dan ramah pada dasarnya, maka Jeongguk yakin dia tidak akan membuat masalah.

~

Ketakutan dan kegugupan Taehyung sirna saat sampai di tempat acara itu. Jeongguk benar. Taehyung pikir acara ini akan dipenuhi para bangsawan dan sebagainya, namun dia salah. Hanya ada beberapa orang penting saja. Diantara mereka yang lainnya hanya donatur, media, pengurus yayasan dan anak-anak panti.

Anak-anak yang sangat banyak. Taehyung senang sekali. Bukan rahasia lagi kalau Taehyung sangat suka anak-anak. Kalau saja manor punya anak-anak sebanyak ini pasti Taehyung tidak akan kebosanan.

Acaranya pun tidak formal seperti perkiraannya. Diselenggarakan di area depan rumah panti yang merupakan tanah luas diselimuti rumput hijau sampai ke tepi danau kecil. Bangunan tua panti yang sangat terurus. Terlihat dari bunga-bunga di tamannya.

Alih-alih pertemuan serius, acara ini malah lebih terlihat seperti pesta ulang tahun anak-anak. Semua orang duduk di bangku-bangku panjang di pinggir taman atau pada beberapa kursi dengan meja bulat ditengahnya. Di bawah pohon besar di sudut panti ada panggung kecil dan anak-anak duduk disana beralaskan karpet besar.

"Boleh aku kesana?" Taehyung minta izin pada Jeongguk untuk menghampiri anak-anak itu. Dia mau duduk dan bermain bersama mereka.

"Tentu saja boleh." Jeongguk hanya balas tersenyum saat melihat Taehyung langsung meninggalkannya menuju anak-anak. Jeongguk senang melihat Taehyung yang terlihat bahagia sekali.

Taehyung melangkah menghampiri anak-anak itu lalu duduk bersila di samping seorang anak perempuan. Membuat anak itu kaget menyadari ada orang disampingnya.

"Haii!!"

"Halo.." gadis itu membalas salam Taehyung malu-malu.

"Siapa namamu?"

"Aku.. aku," gadis itu menoleh pada salah seorang anak perempuan yang lebih besar disebelahnya. Meminta kepastian apakah dia harus membalas salam Taehyung atau tidak, dan kemudian hanya diangguki oleh gadis yang lebih besar dengan senyuman.

".. aku Mina. Umur 5 tahun." sahut gadis kecil itu pada Taehyung. Mengangkat satu tangan dengan lima jari ditunjukkan pada Taehyung, sekaligus menyebutkan umurnya.

Taehyung tersenyum maklum melihat anak ini. Gadis kecil yang imut dan cantik. Dia ikut memperkenalkan dirinya mengikuti cara persis seperti yang dilakukan Mina.

"Haii Mina. Aku Taehyung. Umur 22 tahun."

"Halo kak Taehyung. Aku Jiho, umurku 10 tahun." Kali ini gadis yang tadi terus dilihat Mina pun turut memperkenalkan dirinya pada Taehyung.

"Aku kakaknya Mina. Hmm.. aku tidak pernah melihat kak Taehyung sebelumnya. Kakak donatur baru disini, ya?"

"Ohh.. aku bukan donatur. Aku datang bersama orang itu."

Taehyung membalikkan badannya, menunjuk ke arah Jeongguk yang duduk tenang di kursi memperhatikan Taehyung sambil tersenyum.

"Ohh!! Itu Tuan Jeongguk!"

"Kau kenal?"

"Tentu saja, kak. Tuan Jeongguk dari keluarga Jeon. Pemilik tanah ini. Tempat panti asuhan dibangun." Jelas Jiho bersemangat.

"Kakak siapanya Tuan Jeongguk?" kali ini Mina yang bertanya.

"Aku suaminya."

Taehyung tidak menyangka dua kalimatnya bisa langsung membuat gadis kecil di hadapannya cemberut. Jiho disampingnya pun hanya memandang Taehyung terkejut.

"Kok begitu... Kan sudah janji nanti menikah dengan Mina. Kok menikah dengan kak Taetae."

Berusaha menahan tawanya, Taehyung mengatup mulutnya pelan. Gadis kecil ini rupanya cemburu. Bahkan sudah berjanji ingin menikahi suaminya juga.

"Tuan Taehyung, maafkan kami." Jiho langsung menunduk padanya. Gadis itu merasa bersalah sudah bersikap tidak sopan pada Taehyung. Kalau tahu Taehyung dari keluarga Jeon juga, dia tidak akan selancang itu bicara pada Taehyung.

"Hei..hei. Kok Tuan sih? Panggil kak Taetae saja seperti tadi."

"Tapi itu tidak sopan, Tuan."

"Tidak apa-apa kok. Aku lebih suka dipanggil seperti itu. Jangan Tuan, ya?"

"Hum.. baiklah kak Taetae!"

Walaupun masih sedikit ragu, Jiho akhirnya tersenyum senang. Kak Taetae sangat ramah dan dia menyukainya.

Mina yang sedari tadi mendengarkan kakaknya bicara dengan kak Taetae pun hanya memandang bingung. Dia masih kecil dan belum sepenuhnya mengerti kalau Taehyung termasuk dalam kategori orang penting yang harus dihormati.

Tapi melihat kak Taetae yang baik dan cantik pun dia tidak bisa tidak menyukainya.

"Tidak apa-apa deh kak Taetae menikah dengan Tuan Jeongguk. Aku relakan karena kak Taetae cantik!"

"Ohh begitu ya?"

"Humm"

"Baiklah. Kita berteman?"

"Teman!"

Mina, gadis kecil itu menjulurkan kelingkingnya untuk ditautkan dengan kelingking milik Taehyung.

Acaranya berlangsung meriah. Ada berbagai sambutan dari pihak-pihak yang hadir diselingi acara hiburan dari anak-anak panti. Jeongguk juga termasuk yang memberikan sambutan. Taehyung baru tahu ternyata panti ini dibangun pada tanah milik keluarga Jeon. Pantas saja orang-orang panti tampaknya sangat menghormati keluarganya.

Sepanjang acara Taehyung masih tetap bersama anak-anak. Jeongguk pun tidak masalah. Dia hanya akan memperhatikan Taehyung dari jauh.

Meskipun daritadi ada begitu banyak donatur yang datang padanya. Selain membicarakan bisnis keluarga pun banyak dari mereka yang sempat menanyakan apa dia datang sendiri kemari. Berharap seorang Jeon Jeongguk masih sendiri dan bisa dijodohkan dengan anak gadis mereka.

Jeongguk sudah biasa. Mulai dari saat dia menggantikan ayahnya untuk acara-acara seperti ini. Dia harus terbiasa dengan pertanyaan seputar pasangan. Kalau kata Somi, wajar saja karena semua orang tua itu tentu akan senang punya menantu seperti Jeon Jeongguk.

Sekarang pun jika menerima pertanyaan seperti itu, Jeongguk hanya akan tersenyum. Memilih tidak menjawab saja. Biarkan nanti mereka tahu sendiri. Lagipula mau memperkenalkan pun tidak bisa karena Taehyung sudah hilang entah kemana. Mungkin bermain dengan anak-anak.

Sampai pada waktu penghujung acara. Taehyung berdiri disudut meja panjang dengan banyak sekali bingkisan kecil diatasnya, ditemani salah satu penjaga panti, Jiho, dan Mina. Dia sudah tidak canggung dan takut lagi. Malah berbaur bersama anak-anak yang lebih kecil seusia Mina. Mereka juga mengekorinya kemanapun. Pesona Taehyung memang sulit diabaikan, bahkan sampai pada bocah-bocah kecil ini.

Bingkisan-bingkisan itu dibawanya dari manor tadi atas suruhan ibu Jeon untuk dibagikan pada anak-anak.

"Kalian berbaris yang rapi, ya? Kak Taetae yang akan membagikan ini. Tenang saja, semua pasti dapat, kok!"

Semuanya anak-anak menjawab Taehyung serempak beramai-ramai. Mulai berbaris rapi berdesakan seperti anak bebek. Dengan penjaga panti yang mulai mengatur mereka.

"Ayo, anak-anak baris yang rapi, ya? Jangan saling tolak."

Menjelang siang cuaca menjadi cukup panas, Taehyung tersenyum ramah membagikan bingkisan satu-persatu. Masih semangat membagikan saat tiba-tiba dia mulai merasa pusing. Ketika Taehyung mencoba mengangkat kepalanya rasa pusing itu malah semakin menjadi-jadi. Ditambah rasa sakit seperti ada yang memukul kepalanya dengan palu.

"Tuan Anda baik?" seorang penjaga tadi segera memegang lengan Taehyung.

"Ak-aku.. Jeong-" Taehyung menyebutkan nama Jeongguk. Ingin memanggil Jeongguk namun suaranya seperti tidak mau keluar. Yang terakhir dilihat Taehyung adalah Jeongguk yang berjalan kearahnya sebelum dirasa tubuhnya limbung dan seketika pandangannya menggelap.

"Taehyung!"

~

Jeongguk berdiri dibawah pohon rindang yang teduh. Tersenyum memperhatikan Taehyung yang sedari tadi nampak sangat antusias sekali bersama anak-anak panti. Berjalan kesana-kemari mengikuti kegiatan sudah layaknya bagian dari panti. Padahal acara sudah akan selesai dan beberapa tamu sudah pamit pulang.

Sampai siang dan mulai panas seperti ini pun dia masih bersemangat membagikan bingkisan. Kalau tahu Taehyung suka anak-anak, Jeongguk pasti sudah sejak lama membawanya kemari.

Jeongguk hendak menghampiri Taehyung saat dia mengernyit heran melihat Taehyung memegang kepalanya sebentar, tampak lemah. Mempercepat langkahnya saat tiba-tiba dilihatnya Taehyung terjatuh kesamping yang untungnya sempat ditahan oleh seorang penjaga panti.

Jeongguk memanggil nama Taehyung keras sebelum akhirnya berlari mengambil Taehyung ke dalam pelukannya.

"Tuan, ayo bawa dulu kedalam. Disini terlalu pengap."

Ibu penjaga panti menghampiri mereka dengan khawatir sebelum menyuruh salah satu penjaga tadi mengamankan anak-anak yang kaget dan berdesakan ingin melihat Taehyung.

Jeongguk segera menggendong Taehyung dan berjalan cepat kedalam panti. Membaringkan Taehyung di sofa ruang tamu, merapikan rambut Taehyung yang menutupi wajah dan membasuh keringat di kening Taehyung dengan tangannya.

"Ini tuan. Beri minyak angin dulu. Mungkin suami Tuan kelelahan."

Ibu panti datang membawa sebotol minyak angin dan segelas air hangat ditangannya.

"Terima kasih, Bu."

Taehyung akhirnya sadar beberapa menit kemudian setelah diberi minyak angin oleh Jeongguk. Segera disodorkan air yang kemudian diteguknya sedikit sebelum berusaha untuk bangun.

"Auh!" Taehyung kembali memegangi kepalanya saat di rasa sakitnya masih ada disana, belum sepenuhnya hilang saat dia bergerak terlalu cepat.

"Pelan-pelan, Taehyung."

Taehyung melihat Jeongguk yang menatapnya khawatir. Bukan Jeongguk saja, melainkan juga ibu panti, Jiho dan Mina.

"Kak Taetae baik-baik saja?" Mina meraih tangan Taehyung dengan kedua tangan kecilnya.

Taehyung hanya bisa mengangguk kecil sambil tersenyum. Wajahnya tampak lemah dan pucat.

"Ayo pulang. Kau harus diperiksa dokter."

"Tapi acaranya?"

"Tidak apa-apa, Tuan. Kesehatan Anda lebih penting. Kami bisa mengurus sisa acaranya."

Ibu panti tersenyum ramah pada pasangan itu sebelum Taehyung akhirnya digendong kembali oleh Jeongguk keluar menuju mobilnya. Mereka berpamitan cepat sebelum diantar sampai keluar gerbang oleh ibu panti, Jiho, dan Mina si gadis kecil yang ingin menangis karena sangat khawatir pada Taehyung.

~

Saat sampai di manor. Jeongguk segera menggendong Taehyung masuk ke kamar mereka. Taehyung masih lemah dan tidak kuat berjalan sendiri. Mengabaikan Arin yang nampak khawatir–tapi tidak berani bertanya–melihat Tuan nya pulang dalam keadaan digendong bersandar pada dada Jeongguk seperti itu.

"Arin tolong kau telpon kan dokter, ya?"

Pelayan itu segera mengangguk, bergegas menyambungkan telpon dengan dokter pribadi keluarga Jeon.

Jeongguk membaringkan Taehyung pelan ke tempat tidur. Segera membuka ikatan pita dileher dan pinggang bajunya, agar Taehyung bisa leluasa bernapas. Begitu juga dengan sepatu dan kaos kakinya.

Taehyung masih sadar, dia merasa lemah tapi tidak seberapa sampai membuatnya pingsan. Dia hanya menatap Jeongguk dengan matanya yang sayu. Walaupun terlihat tenang, Taehyung tahu Jeongguk khawatir karena tangannya bergetar saat dia menyentuh Taehyung tadi.

Hoseok, dokter pribadi keluarga Jeon menghampiri Jeongguk setelah selesai memeriksa Taehyung. Mereka berdua berjalan masuk ke ruangan kerja Jeongguk, meninggalkan Taehyung sudah tertidur lelap bersama Arin yang menemaninya.

"Bagaimana keadaan Taehyung?"

"Hmm.. tenang dulu Jeon,"

Hoseok, dokter pribadi keluarga mereka yang muda dan cerdas. Dulu ayah Hoseok lah yang menjadi dokter keluarga mereka. Beliau sudah cukup tua sehingga sekarang digantikan oleh anaknya. Hoseok hanya lebih tua beberapa tahun dari Jeongguk, sehingga sudah dianggap seperti kakaknya sendiri.

"Taehyung sedang hamil, Jeongguk. Selamat, ya!"

Hoseok tersenyum secerah mentari pada Jeongguk memberikan selamat.

"Ohh.. apa? Bagaimana bisa?"

"Kau ini aneh sekali. Tentu saja bisa, kenapa malah bingung begitu?" giliran Hoseok yang memandang Jeongguk heran.

"Tidak aku hanya.."

"Kau hanya perlu menjaganya lebih ekstra sekarang. Jangan sampai dia terlalu kelelahan. Jaga nutrisinya tetap tercukupi, dan mungkin akan ada beberapa perubahan mengikuti hormonnya. Jadi bersiaplah! Aku pulang dulu, ya!"

Hoseok menepuk bahu Jeongguk beberapa kali sebelum meraih tasnya dan keluar dari ruangan kerja Jeongguk.

Menyisakan Jeongguk yang masih berdiri mematung memproses informasi yang baru didapatkannya.

Rautnya tidak bisa dijelaskan. Senang, bingung, takut bercampur menjadi satu.

Yang ada dipikirannya sekarang adalah bagaimana dia akan memberitahu Taehyung soal ini? Bagaimana reaksi Taehyung? Apa dia akan senang? Bagaimana jika dia tidak mau punya anak dari Jeongguk?

Kepalanya penuh pertanyaan. Dilema menghantamnya sekarang...



Tbc~


Bayinya datang ✨✨



Continue Reading

You'll Also Like

14.8K 1.2K 13
[On Going] Jungkook sangat mencintai Jimin. Namun disisi lain, Jungkook tertarik dengan pelayan cafe bernama Kim Taehyung itu. Pada awalnya, semuany...
16.2K 1.8K 25
[BTS × BLACKPINK] 𝘎𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 11 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘣𝘴𝘶𝘳𝘥 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘨𝘨𝘰𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘪𝘵𝘪𝘢 𝘙𝘢𝘮𝘢𝘥𝘩𝘢�...
812 74 7
【BERSAMBUNG】 !JUDUL BERGANTI, DARI DANDELION MENJADI STRAWBERRY! Ini bukanlah cerita tentang satu rasa berjuta cerita, tetapi tentang satu cerita ber...
80.3K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...