The Happiness || Na Jaemin (N...

By soffiyza

54 16 0

"Ni bocah gemes banget tapi ngeselin ya." Ketentraman jiwa Aletta terganggu sejak bayi laki-laki itu datang k... More

Prolog
02. Mirip

01. Tanah

17 5 0
By soffiyza

Malam gelap yang berangin di hari Kamis ini membuat semua orang enggan untuk pergi keluar rumah. Semuanya memilih untuk tetap berdiam diri dirumah sampai fajar tiba esok hari.

Semua mitos menyeramkan tentang malam Jum'at membuat siapapun betah mengurung dirinya di rumah.

Malam ini seorang pria tengah duduk diam di kamarnya sambil memainkan ponselnya. Sesekali ia tersenyum menatap layar dari benda pipih tersebut.

Tampaknya ia sedang mengobrol dengan kekasihnya melalui pesan teks.

Aletta♡

Besok pagi aku jemput ya|
Berangkat bareng.|

Pria itu menunggu balasan dari sang kekasih sambil memakan keripik kentang.

Beberapa saat kemudian sebuah balasanpun datang.

|Oke. Jangan telat lho ya^^

Pria itu tersenyum setelah membaca pesan balasan dari kekasihnya.

Saat ia hendak mengetik balasan,tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara jendela kamarnya yang terbuka.

Pria itu langsung turun dari kasurnya untuk melangkah kearah jendela.

"Anginnya gede banget dah. Padahal gak ada ujan." Ujarnya sambil menutup jendela kamarnya. Ia juga memastikan untuk menguncinya agar angin tidak bisa membuka jendela itu lagi.

Pria itu kembali keatas kasurnya. Ia menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Udara mulai terasa dingin setelah angin menerpa kulitnya tadi.

Ia kembali membuka ponselnya kemudian mulai mengetik balasan kepada kekasihnya.

Namun sebelum ia mengirim pesan itu,ia merasakan hawa dingin diruangannya semakin menusuk kulit.

Pria itu meraih remot AC dan menekan tombol untuk mematikan aktifitas pendingin ruangan itu.

Udara mulai terasa sedikit lebih hangat tapi entah kenapa ia masih merasakan dingin di sekitar tubuhnya. Pria itu merasa ada yang tidak beres dengannya malam ini.

Ia langsung menarik selimut hingga menutupi seluruh bagian tubuhnya. Matanya ia pejamkan rapat-rapat agar ia bisa segera tidur dan melewatkan malam yang menyeramkan ini.

Entah mengapa tubuhnya kini terasa begitu berat. Ia tidak bisa merasakan kaki,tangan dan seluruh tubuhnya. Ia kesulitan untuk bergerak!

Ada apa ini sebenarnya?!

Tanpa pria itu sadari tubuhnya kini bersinar dibalik selimut tebalnya. Ia bahkan tidak bisa melihat cahaya terang itu karena matanya yang ia tutup rapat-rapat.

Tiba-tiba ia merasakan seperti ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya. Perlahan-lahan kepalanya mulai bisa ia gerakan kembali.

Kemudian tangan kanannya juga dalat kembali ia gerakan di susul dengan tangan kiri lalu kedua kakinya. Tubuhnya kini terasa ringan kembali.

Ia seperti melihat sebuah bayangan dari balik selimutnya. Tampak seperti ada seseorang didalam kamarnya. Tapi ia tidak berani untuk melihatnya.

Oleh karena itu ia memutuskan untuk memaksakan kedua matanya agar segera tertidur. Tidak lupa ia juga membaca beberapa doa yang ia hafal agar sesuatu di balik selimutnya itu tidak mengganggunya.


Pagi ini Aletta sedang sarapan bersama dengan anak pungutnya. Ya,anak yang ia temukan di depan rumahnya hari minggu lalu.

"Nana mau rotinya pake selai apa?" Tanya Letta pada anak kecil yang sedang duduk di atas meja makan.

"Nana mau yang merah!" Jawab anak laki-laki itu sambil menunjuk selai berwarna merah.

"Selai stroberi." Ucap Letta sambil membuka tutup selai itu.

"Nana gak suka stroberi!" Teriak anak itu tiba-tiba membuat Letta menghentikan gerakannya.

"Terus mau yang mana dong?" Tanya Letta lagi.

"Yang merah" ucap anak itu masih memilih selai yang sama.

"Katanya gak suka stroberi." Ucap Letta sedikit kesal.

"Nana emang gak suka stroberi,kak. Tapi Nana suka warna merah." Jawab anak itu dengan polos.

Jawabannya sukses membuat Aletta menepuk jidatnya. Pagi-pagi ia sudah di buat pusing oleh anak ini.

Tanpa bertanya,Aletta mengoleskan selai coklat keatas sehelai roti yang akan ia berikan pada anak itu. Anak kecil mana yang tidak menyukai coklat.

"Ih,kok Nana di kasih tanah. Tanah kan gak bisa di makan,kak letta!" Anak itu tidak mau memakan roti yang Aletta berikan karena ia kira roti itu diolesi tanah oleh Letta.

"Ini bukan tanah,Nana. Ini coklat." Ucap Letta sambil memaksakan senyuman di wajahnya.

Bisa-bisanya anak itu mengira selai coklat itu sebagai tanah liat!

"Kak letta bohong. Coklat itu kan buah. Kalo ini tanah. Nana gak bisa di boongin ya!" Anak laki-laki itu mengerucutkan bibirnya.

Ucapan anak itu membuat Letta semakin bingung saja.

Sejak awal ia datang,Aletta sudah merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan anak ini.

Mulai dari kefasihan bicara hingga hal-hal yang tidak masuk akal lainnya seperti sebuah fakta yang seharusnya tidak di ketahui oleh seorang anak berusia 3 tahun.

Bagaimana mungkin ia tahu jika coklat itu buah?

Anak usia 3 tahun seharusnya hanya tahu permen coklat ataupun selai coklat yang manis. Bukan buah coklat yang ada dipohon coklat!

"Ini beneran coklat,Na. Nih cobain deh manis lho,enak." Aletta mencolek sedikit coklat untuk ia berikan pada Nana.

"Nana gak mau makan tanah!" Anak itu memberontak menolak untuk mencicipi coklat di jari Aletta.

Namun dengan teganya Aletta memaksa agar coklat itu masuk kemulut Nana meskipun itu harus membuat wajah anak itu sedikit kotor.

"Gimana? Enak kan tanahnya?" Tanya Aletta setelah melihat mulut kecil Nana berkomat-kamit melarutkan coklat yang ada didalamnya.

Tak lama kemudian lidah anak itu keluar untuk menjilat sisa-sisa coklat yang ada di sekitar bibirnya.

"Kok tanah disini ada rasanya sih kak?"  Lagi-lagi ucapan anak itu membuat Letta diam kehabisan kata-kata.

Tiba-tiba terdengar suara bel rumah yang berbunyi. Sepertinya ada seseorang yang datang.

"Kakak ke depan dulu ya. Ini,makan rotinya." Letta menyerahkan roti yang telah ia lapisi dengan selai coklat tadi pada Nana sebelum ia pergi membuka pintu.

Kali ini anak itu mau menerima roti dengan tanah yang tadi ia tolak.

"Pagi cantik!" Sapa seorang pria begitu Aletta membukakan pintu.

"Pagi! Yuk masuk dulu. Aku baru mau sarapan." Jawab Letta sambil tersenyum ramah mempersilahkan pria itu masuk.

"Tadi malem kok kamu gak bales chat aku? Lagi ngapain?" Letta bertanya sambil keduanya berjalan menuju ruang makan.

"Ah itu,semalem aku tidur cepet. Soalnya kaya ada yang aneh aja gitu." Jawab Eric sambil terus melangkah.

"Aneh? Apaan yang aneh?" Tanya Letta lagi.

"Itu... anak siapa?!" Pria itu hendak menjelaskan hal aneh yang ia maksud tapi perhatiannya teralihkan saat melihat anak kecil yang duduk di atas meja makan dengan wajah yang dipenuhi dengan coklat.

"Astaga Nana! Kenapa bisa sampe belepotan gini?!" Aletta segera mengambil tisu untuk membersihkan wajah anak itu.

Sedangkan anak laki-laki itu masih sibuk menjilati telapak tangannya yang dipenuhi dengan coklat.

"Yang,bantuin bersihin dong." Aletta meminta bantuan pada kekasihnya yang sedari tadi hanya menonton.

Setelah semuanya bersih,Aletta kini menggendong Nana di pangkuannya agar anak itu tidak bisa meraih selai coklat lagi.

"Sekarang kasih tau aku ini anak siapa? Jangan bilang kalo kamu selama ini... " Eric menatap Aletta dengan mata yang menyelidik.

"Gak usah mikir macem-macem!" Ucap Aletta sambil menatap tajam kearah Eric juga.

"Iya,yaudah. Jadi dia anak siapa?" Tanya pria itu to the point.

"Gak tau."

"Lah kok gak tau?!"

Continue Reading

You'll Also Like

818K 50K 115
Kira Kokoa was a completely normal girl... At least that's what she wants you to believe. A brilliant mind-reader that's been masquerading as quirkle...
221K 14.4K 19
"you might not be my lover, but you still belong to me" "crazy, you don't even love me but you want to claim me as yours? have you lost your mind jeo...
1.1M 59.5K 37
It's the 2nd season of " My Heaven's Flower " The most thrilling love triangle story in which Mohammad Abdullah ( Jeon Junghoon's ) daughter Mishel...
159K 4.7K 49
matilda styles, will you be my valentine? (please reject me so i can move on) ⋆ ˚。⋆୨💌୧⋆ ˚。⋆ IN WHICH christopher sturniolo falls for nepo baby or...