I Love My President Though He...

By MadeInEarthh

104K 5.5K 899

SELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA... More

Sinopsis
Prolog
He Is Psycho 1 : Aku Ini Sosiopat
He Is Psycho 3 : Hati Nurani
She Is Psycho 4 : Alberto
He Is Psycho 5 : Apa ... katamu?
She Is Psycho 6 : Samuel Hanya Milikku
He Is Psycho 7 : Sebenarnya, Siapa?
She Is Psycho 8 : Ayah Samuel
He Is Psycho 9 : Senapan
She Is Psycho 10 : Galaxy Wilkinson Philips
He Is Psycho 11 : Keluarga Besar Wilkinson
She Is Psycho 12 : Diskon 1 Gratis 1
He Is Psycho 13 : Membunuhnya
She Is Psycho 14 : Permen Kapas
She Is Psycho 15 : Bunuh Saja
He Is Psycho 16 : Nafelly Gila
She Is Psycho 17 : Selamat Tinggal ....
He Is Psycho 18 : Nafelly Berbohong
She Is Psycho 19 : Sadarilah Posisimu
He Is Psycho 20 : Dia Tidak Membencimu
ALVA ADA DI DREAME DAN INNOVEL!!
She Is Psycho 21 : Ada Yang Ditutupi
He Is Psycho 22 : Cinta Itu ....
She Is Psycho 23 : Kau Bukan Paman Alberto
He Is Psycho 24 : David
She Is Psycho 25 : Jangan Pergi
He Is Psycho 26 : Paman
She Is Psycho 27 : Dia Pasti Kembali
He Is Psycho 28 : Keluarga Wilkinson
She Is Psycho 29 : Aku Merindukanmu
He Is Psycho 30 : Tidak Boleh Mati
She Is Psycho 31 : Itu Hanya Selimut
He Is Psycho 32 : Keluarga Sultan
Giveaway

She Is Psycho 2 : Suatu Hari Di Pagi Hari

6.8K 484 145
By MadeInEarthh

Burung-burung sudah bernyanyi, pagi itu. Cahaya pagi hari masuk ke dalam jendela apartemen Samuel. Mata Samuel terbuka tanpa alarm yang menyala, terbiasa bangun di pagi hari karena rutinitas.

Langit-langit kamarnya adalah yang pertama kali dilihatnya. Samuel mencoba meregangkan otot-otot tangannya yang tadinya terentang. Namun, matanya mengedip heran kala tangannya tidak bergerak sesuai keinginannya dan tertahan oleh sesuatu.

Samuel menolehkan kepalanya cepat, dan mendapati tangannya terikat di ranjang. Dia berjengit dan mencoba duduk, namun kakinya pun terikat kuat di ranjang. "Apa yang terjadi?"

"Coba tebak, apa yang terjadi?"

Suara selembut sutra yang terdengar mencekam itu membuat Samuel menoleh dan terkejut melihat seorang gadis yang duduk di lantai sudut ruangan. "Kau?!"

Nafelly tersenyum semanis mungkin. "Sudah kubilang, jangan macam-macam padaku. Jangan membuatku jatuh cinta."

Samuel menggeram kesal. Dia mencoba melepaskan tali di tubuhnya, namun sulit. "Kau gila?! Kau tidak tahu siapa aku?!"

"Tentu saja aku tahu." Nafelly berdiri, berjalan menghampiri Samuel. "Karena kau adalah satu-satunya orang yang berada dalam ingatanku."

Samuel mendelik kesal. "Lepaskan aku!"

"Aku sudah menangkapmu, mana mungkin kulepaskan?" Nafelly mengusap wajah Samuel, dan Samuel membuang wajahnya saat merasakan usapan tangan gadis itu. "Aku lebih suka kau terikat seperti ini."

"Kau gila?! Kau psikopat?!"

"Kau yang psikopat!" Kesal Nafelly sambil menyentil kening Samuel.

"Aw!" Samuel mengaduh. Dia menggeram kembali. "Kenapa kau bisa masuk ke sini?! Bagaimana kau melakukannya?!"

Nafelly tersenyum manis kembali. "Ada seorang pria yang membantuku. Dia memberiku ini," katanya sambil menunjukkan sebuah pil di tangannya.

"Apa itu?!" Panik Samuel, takut-takut itu adalah pil bunuh diri yang diberikan musuh bisnisnya.

Nafelly menggeleng. "Aku tidak tahu," jawabnya sambil tersenyum lebar. "Tapi dia bilang, pil ini bisa membuatmu jadi milikku."

"Hah?!" Samuel mengerutkan alisnya dengan heran. "Mana ada pil yang seperti itu?!"

Nafelly mengedipkan matanya dengan heran. "Memangnya, pil yang seperti itu tidak ada?"

"Tidak ada!!" Sentak Samuel, menggeram kesal. "Lepaskan aku! Cepat! Aku harus bekerja!"

"Jadi, pria itu berbohong padaku?"

"Mana aku tahu! Kau saja yang mudah dibohongi! Hentikan ini dan lepaskan aku! Aku akan memberikan apapun yang kau mau!"

"Kalau begitu, kau mau denganku?"

"Kau gila?!" Sentak Samuel sambil berdecak kesal. "Lepaskan aku, cepat!"

Nafelly mendelik kesal. "Lalu bagaimana kau bisa memberikan apapun yang kumau, jika kau tidak mau denganku?"

"Kecuali aku, kau bisa mendapatkan apapun!"

"Tapi yang kumau hanya kau!"

"Dan yang kumau adalah kau menjauh dariku!" Seru Samuel, membuat Nafelly mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi. "Sudahlah, cepat lepaskan aku! Dasar wanita gila! Siluman!"

"Siluman?!" Nafelly mengerutkan alisnya dengan tidak terima saat Samuel mengejeknya siluman. "Wajah cantik sepertiku, kau sebut siluman?"

"Mana ada wajah lebam-lebam begitu yang cantik?" Delik Samuel, kembali menggeram kesal. "Sudahlah lepaskan aku! Aku harus pergi! Jika kau tidak melepaskanku sekarang, aku akan membunuhmu!"

Nafelly berdecak kesal mendengar ancaman Samuel. Matanya menatap Samuel dan pil itu sesekali. Nafelly berkedip. Dia mengedikkan bahunya sekilas. "Yah, patut untuk dicoba."

"Apa yang—umph!" Ucapan Samuel terpotong saat Nafelly tiba-tiba memasukkan pil itu dan menutup mulut Samuel kuat-kuat. Samuel melotot. Dia tersedak saat pil itu jatuh ke dalam tenggorokannya. "Uhuk! Uhuk!"

Nafelly tersenyum melihat penderitaan Samuel. Dia mengambil air minum yang disediakan di samping kasur, membantu Samuel untuk meminum airnya perlahan. Saat Samuel berhenti terbatuk, Nafelly menjauhkan gelas itu.

Samuel melotot. "Kau gila hah?! Bagaimana jika itu pil bunuh diri?!"

"Tentu saja," Nafelly tersenyum lebar dan menidurkan tubuhnya di samping Samuel. "Aku gila karenamu. Dan tenang saja, kalau kau mati, aku akan menyusulmu," katanya sambil memeluk tubuh Samuel dengan erat.

Samuel menggeram kesal. Dia berdecak. "Baiklah. Baik. Aku mau denganmu asal kau melepaskan ikatanku sekarang." Kata Samuel, tentu saja berbohong. Dia akan membunuh Nafelly segera setelah ikatannya terlepas.

"Sungguh?!" Nafelly mendongakkan kepalanya dengan semangat.

Samuel berdecak, dia membuang wajahnya saat merasakan napas Nafelly di lehernya. "Ya!" Ucapnya, terpaksa.

Nafelly tersenyum lebar. Dia bangkit, dan menyimpan kedua tangannya di sisi wajah Samuel agar dapat melihat wajah pria yang dicintainya itu. "Kau serius dengan ucapanmu, kan?!"

Samuel mengerutkan alisnya dengan heran. Tentu saja heran dengan reaksi Nafelly yang berbeda dari kemarin. Nafelly yang sekarang terlihat lebih normal, berbeda dengan Nafelly yang manipulatif kemarin. Samuel mendelik dan membuang wajahnya. "Ya."

Dan entah bagaimana, perempuan psikopat itu percaya dengan ucapan Samuel. Nafelly menurunkan tubuhnya, membuat dadanya hampir menyentuh wajah Samuel.

"Hey! Apa yang kau lakukan?!" Dan sial, Samuel menggeram saat tubuh Nafelly terasa wangi di penciumannya. Apakah bau tong sampah bisa sewangi ini?! Kenapa apapun yang ada di dalam diri Nafelly bisa seaneh ini?!

"Aku mengambil gunting," sahut Nafelly, kembali menegapkan tubuhnya dengan gunting di tangannya.

"WOY!" Seru Samuel, terkejut saat melihat Nafelly memegang gunting dengan sembarangan. Sisi tajam gunting itu hampir menyentuh matanya. "Apa yang kau lakukan?! Kau ingin membunuhku?!"

"Hah?" Heran Nafelly, dan terkekeh psikopat saat melihat Samuel takut dengan gunting. "Kau takut gunting?"

"Aku hanya takut dengan gunting yang kau pegang sembarangan seperti itu! Itu bahaya!"

Nafelly mengedikkan kedua bahunya. "Payah sekali." Katanya sambil menyingkirkan tubuhnya dari atas tubuh Samuel, merangkak turun hingga berada di tengah-tengah tubuh Samuel.

Samuel menghela napas panjang. Entah kenapa seluruh tubuhnya terasa panas, sekarang. Boxer yang digunakannya membuat Nafelly bisa melihat bulu-bulu kaki Samuel.

Nafelly menyentuh kaki Samuel dengan lembut. "Apa semua pria memiliki banyak bulu kaki?" Tanyanya, penasaran.

Samuel menarik napas terkejut merasakan sentuhan lembut itu di kakinya. Rasa panas kembali terasa di sekujur tubuhnya. Samuel berdecak. "Jangan sentuh kakiku!"

Nafelly cemberut saat kaki Samuel bergerak menjauhi sentuhannya. "Baiklah. Cerewet sekali."

"Kau yang cerewet! Cepat buka semua ikatanku!"

"Baiklah! Ish! Tidak sabaran sekali!" Dengus Nafelly dan mulai menggunting tali yang tebal itu.

Samuel melihat kelakuan Nafelly dengan kesal. Dia kembali berdecak. "Ck! Kenapa aku harus bertemu denganmu?! Kenapa kau ada di depan rumahku?!"

Nafelly masih menggunting tali di kaki Samuel saat menyahuti Samuel. "Aku pun tidak tahu. Aku sungguh-sungguh hanya mengingat tempat ini dan kau."

"Dan aku?" Heran Samuel, mengerutkan alisnya dalam-dalam. "Kau mengenalku?"

"Aku tidak tahu," kata Nafelly sambil menggunting tali kaki yang lain. "Yang kutahu, aku mengetahui segalanya tentang dirimu. Dan aku sangat-sangat menyukai apapun yang ada dalam dirimu. Kebaikanmu dan keburukanmu, aku menyukai semuanya."

Samuel menelan ludahnya susah payah. Selama ini, banyak wanita yang mendekatinya. Dan bukan sekali dua kali dia mendengarkan pernyataan cinta dari orang lain. Yang seperti ini, seharusnya tidak mempengaruhi dirinya, bukan?

Tapi ....

... Kenapa Samuel berdebar?

"Hey!" Kesal Samuel melihat kelakuan Nafelly.

Nafelly kembali merangkak di atas tubuh Samuel, duduk di perut Samuel tanpa peduli jika pria itu tidak bisa bernapas. Nafelly menggunting tali di tangan Samuel. Dia mengedip heran merasakan suhu tubuh Samuel di tubuh bagian bawahnya. "Kau sakit? Kenapa napasmu menderu seperti itu?" Tanyanya sambil menyentuh dahi Samuel.

Samuel membuang wajah, menghindari tangan Nafelly. "Jangan hiraukan aku. Cepatlah buka ikatannya."

"Tapi kau berkeringat—"

"Akh!" Samuel menggeram kesal, dia menarik kuat ikatan di salah satu tangannya yang sudah hampir terlepas. Dia merebut gunting dari tangan Nafelly dan melepaskan ikatan yang satunya lagi.

Samuel bangkit, dan membuat tubuh Nafelly turun dan mengenai kejantanannya.

"Ah ..." Desah Samuel, kemudian menggeram dan menelan ludahnya berkali-kali.

Nafelly mengedip saat merasakan sesuatu yang keras di balik celana Samuel. Dia memundurkan tubuhnya, membuat Samuel menggeram saat merasakan kehangatan kewanitaan Nafelly menggeseknya. "Apa ini?"

"Jangan sentuh!" Samuel menahan tangan Nafelly kuat-kuat. "Ini terjadi setiap pagi. Jangan melakukan apapun."

Nafelly hanya mengedipkan matanya berkali-kali. "Baiklah."

Dan kenapa wanita ini tiba-tiba menjadi polos setelah kemarin terlihat manipulatif?

Samuel menelan ludahnya berkali-kali, dia memejamkan matanya, mencoba menekan gairahnya yang tiba-tiba memuncak dengan cepatnya. Sedetik kemudian, mata Samuel terbuka lebar saat terkejut akan pemikirannya sendiri. "Itu bukan pil bunuh diri." Bisiknya, terkejut.

Nafelly mengangkat kedua alisnya dan tersenyum manis. Dia mengusap pipi Samuel dengan lembut. "Tenang saja. Sudah kubilang, aku akan mati bersamamu kalau kau mati."

Samuel menahan tangan Nafelly. Matanya melotot. "Itu pil perangsang."

"Pil perangsang? Apa itu?"

Samuel menelan ludahnya dengan susah payah. Matanya menatap tidak fokus pada Nafelly.

"Ah!" Nafelly tiba-tiba menyeringai. "Kau terangsang denganku?"

Apaan perempuan ini? Dari polos, kembali menjadi psikopat?

Nafelly tersenyum lebar. Dia merentangkan kedua tangannya ke samping. "Tidak apa-apa. Sentuh saja aku," katanya, melebarkan seringainya pada Samuel. "Aku milikmu."

Samuel menelan ludahnya dengan susah payah. Matanya menelusuri seluruh tubuh Nafelly. Dari kedua lehernya yang seksi, payudaranya yang terlihat dari balik pakaian, dan pahanya yang terbuka lebar di antara kaki Samuel.

Napas Samuel menderu kasar.

Haruskah ..., dia kehilangan keperjakaannya sekarang?

AKAN DINEXT SAAT VOTE SAMPAI 500 DAN KOMEN SAMPAI 100!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

786K 50.4K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
821K 77.7K 33
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
17M 754K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.5M 37.7K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...