"apakah kau senang shu?" tanya sang appa.
"tentu saja aku senang appa! akhirnya aku mendapatkan apa yang aku inginkan!"
appa nya tersenyum lembut. "nikmatilah shu, semoga kau selalu bahagia"
"hm! aku akan selalu bahagia bila di sisi ku ada guanlin"
"haha, kau benar. kau memang selalu bahagia jika ada guanlin di sisi mu"
"hm! guanlin adalah segalanya bagi ku, appa!"
"kalian berdua iblis. seharusnya kalian yang menderita, bukan orang baik seperti renjun"
"appa, eomma dimana?" tanya nya.
"di dapur, sedang memasak"
"ah, baiklah. aku ke eomma dulu ya appa!"
"nee"
...
"renjun-ah"
"hm?"
"apa kau tidak ingin mencari yang baru lagi?"
dahi renjun berkerut. "untuk?"
"untuk dirimu lah"
"tidak."
"why?"
"tidak kenapa kenapa. aku hanya ingin menikmati masa sendiri ku dengan anak anak"
"apa kau takut untuk jatuh cinta kembali?"
"tidak juga, aku selalu mencintai moomin ku, dan anak anak ku. aku tidak takut mencintai bukan?"
"em.. b-bukan seperti itu konsepnya jun.. ini beda"
"apanya yang beda? sama saja, tidak ada bedanya"
"ah, terserah kau saja renjun"
renjun terkekeh. "aku tau aku tau. menurutmu? apakah muka ku menyatakan bahwa aku takut untuk mencintai seseorang kembali?"
"tidak tahu. muka kau sama saja. selalu datar, seperti dada mu"
"hey hey, jangan asal bicara. aku tahu aku seorang laki laki. tapi dadaku berisi, walaupun tidak seperti wanita"
"aneh jika kau seperti wanita renjun"
"kau selalu ngawur, vey"
"terserah ku saja"
"antarkan aku pulang, aku rindu anak anak ku"
"baiklah baiklah, cepat pakai jaketmu"
"ini juga mau ku pakai, kau bawel sekali"
"hey, sadar lah jun. kau lebih bawel dari ku"
"suka suka mu lah, kau lebih pantas menjadi uke daripada seme"
"tidak bisa begitu. aku adalah seme termanly yang pernah ada"
"iyakan saja, aku takut kau akan menangis"