Our Relationshit [KV]✔

By queen_na1

224K 24.9K 1K

Hanya cerita klasik dimana si unggulan yang jadi sorotan sekolah dan si pembuat onar yang mencoba menaklukann... More

Prolog
1| Si pembuat onar
2| Dunia malam
3| Ciuman pertama!
4| Hari sial
5| Mabuk
6| Hampir
7| Brengsek
8| Aksi dimulai
9| Kedua kalinya
10| Ayah
12| Sisi yang lain
13| Salah Paham
14| Tuduhan palsu
15| Kejutan takdir
16| Asing
17| Apa yang salah?
18| Cemburu?
19| Yang pertama
20| Aneh
21| Rasa yang baru; Nyaman?
22| Bermain peran?
23| 'Milikku'
24| Again
25| Tokoh utama
26| Dugaan
27| Park Chanyeol
28| "I'm lost without you"
29 | Awal baru?
30| Rumit
31| Lebih dari seharusnya
32| Batasan
33| Pertama Kali
34|Kilas Balik
35| Pulang [End]
Epilog : Kamu dan Masa Lalu
New Book~

11| Titik rendah

5.5K 683 17
By queen_na1

"Taehyung!"

Jimin segera menghampiri Taehyung yang bergetar di tempatnya. Baju rumah sakit masih tertempel apik di tubuh pemuda Kim.

"Jangan selalu membelanya Jimin!" Tuan Kim berteriak ke arah Jimin yang menatap nyalang kearah ayah Taehyung.

"Apa yang kau lakukan?! Taehyung sedang sakit dan kau memukulinya seperti ini?!" Jimin berteriak marah pada tuan Kim yang tersenyum remeh.

"Aku ayahnya. Dan jangan mengajariku cara mendidik anak brengsek sepertinya!" Kata-kata itu keluar tanpa beban dari bibir ayah Taehyung.

Taehyung hanya memandang kosong ke depan. Tidak terkejut mendengar ucapan ayahnya.

"Kalau begitu bunuh saja aku." Jimin terkejut, ketika Taehyung mengucapkan kata-kata itu tanpa rasa takut.

"Bunuh aku brengsek! jika kau tidak menginginkan kehadiranku kenapa kau tidak bunuh aku saja?! Karena dendam pribadimu, kau melampiaskannya padaku?!" Taehyung menarik kerah baju ayahnya dengan berani.

"Kau masih darah daging ku. Dan kau, tidakkah kau mengerti bahwa kau harus jadi yang terbaik?! kenapa kau malah menjadi berandalan di sekolahmu?! apa kau tidak berpikir tentang nama baik ayahmu!?" 

Taehyung terkekeh keras. Matanya menatap kearah bibi Han yang duduk di lantai dengan kepala menunduk. Tadinya wanita itu memohon pada tuan besarnya untuk tidak menyakiti Taehyung, namun sayangnya bibi Han malah terkena pecahan kaca yang tak sengaja mengenai pelipisnya.

"Lalu pernahkah kau memikirkanku- ayah?" Taehyung melirih. Tubuhnya terjatuh ke lantai dan lekas mendapat pelukan hangat dari bibi Han. Pelayan yang selama ini bekerja mengurusnya di rumah ini sejak Taehyung masih kecil.

Tuan Kim terdiam. Kemudian dengan kode tangan memanggil para pelayan. "Beresekan barang Taehyung sekarang. Dia akan ikut denganku pergi. Lingkungannya sudah sangat rusak."

Mendengar perintah ayahnya, Taehyung dengan cepat berdiri. Menatap nyalang kearah ayahnya.

"Kau tidak perlu melakukan itu. Yang perlu kau lakukan adalah membunuh ku. Bukankah itu lebih baik? beban mu akan hilang dan aku tidak akan pernah membuatmu marah lagi saat kau melihat wajahku." Taehyung kembali berujar lirih.

Tangannya dengan cepat membawa sebuah pecahan kaca runcing dari lantai.

"Ambil ini ayah. Ku jamin semua orang yang menyaksikan kejadian ini akan bungkam. Aku bebas dan kau pun begitu." Taehyung meraih paksa telapak tangan ayahnya, membuat pria itu menerima pecahan kaca yang ia bawa.

"Bunuh aku. Aku tidak akan melawan atau kabur." Dengan berani, Taehyung menatap ayahnya dengan mata menatap tepat di manik hitam pria di depannya. Wajahnya mendongak.

"Taehyung jangan bodoh!" Jimin bangkit. Menarik kerah belakang baju Taehyung hingga membuat pemuda Kim berbalik menatapnya.

"Tidak Jim. Ini urusanku. Tolong pergilah." Taehyung memohon dengan tangan menyatu di depan dada.

Jimin sendiri menatap Taehyung tidak percaya. Bagaimana mungkin ia bisa meninggalkan Taehyung dalam keadaan seperti ini.

Lalu suara pantulan benda dengan lantai membuat seluruh atensi kembali pada tuan Kim yang melempar pecahan kaca ditangannya.

Menatap nyalang kepada Taehyung sebelum berteriak memerintah. "Bereskan barangku! Aku tidak sudi tinggal dengan brandalan sepertinya!" Kemudian meninggalkan seluruh kekacauan di rumah.

Taehyung hanya menatap diam kearah pintu. Indra pendengarannya menangkap suara mesin mobil yang perlahan keluar dari halaman rumah.

"Tae." Jimin berujar lembut. Memegang bahu Taehyung untuk menyalurkan kekuatan.

"Aku selalu disini." Taehyung tersenyum. Kemudian tanpa aba-aba memeluk Jimin erat-erat.

"Tolong jangan tinggalkan aku Jim." Taehyung memang tidak menangis. Namun getaran pada suaranya begitu jelas.

"Tuan kecil." Bibi Han turut bangkit.

Taehyung menatap wanita itu. Kemudiam turut memberi pelukan pada orang yang menjaganya selama ini.

Setidaknya Taehyung tau masih ada orang yang menginginkan kehadirannya.

Malam ini, tanpa sepengatahuan Bibi Han maupun Jimin, Taehyung pergi ke arena. Menerima tantangan balap yang ditujukan padanya.
Taehyung butuh pelampiasan, karena itu saat tantangan balap dikirim padanya, Taehyung menerimanya tanpa memikirkan kesehatannya sendiri.

Hari ini Jimin tidak datang ke arena, itu karena ibunya sedang sakit dan Jimin adalah anak tunggal sedangkan ayah Park berada di luar negeri.

Jadi Taehyung tidak perlu takut akan bertemu Jimin di arena.

Saat sampai, Taehyung disambut oleh kelompoknya. Park Bogum terutama.

"Tae?! ada apa? kenapa bisa begini?!" Bogum memegang kedua pundak Taehyung dengan mata mengelilingi pemuda Kim.

Taehyung tersenyum. "Perkelahian anak sekolah." Bahunya mengendik ke atas.

"Sudah baik-baik saja?" Bogum kembali bertanya. Wajah cemas nya sedikit menipis karena anggukan kepala yang Taehyung berikan.

"Apa hadiahnya?" Taehuung kini mengalihkan topik.

"Hadiahnya motor nin-

"Aku tidak tertarik dengan motor. Tapi tidak apalah. Aku akan berikan pada salah satu dari kalian nanti." Taehyung mengedipkan sebelah matanya pada anggota kelompok malamnya.

Mereka memekik girang karenanya. Meski seluruhnya dari kalangan tinggi namun tetap saja sesuatu yang gratis adalah sesuatu yang paling berharga.

Bogum sendiri hanya terkekeh kemudian mengusak kepala Taehyung lembut.

"Tolong menang dan kembali dengan selamat." Bogum berujar dan mendapat godaan dari anggota lain.

"Kalau sudah jadi ingat teraktirannya ya ketua." Lisa berujar dengan nada menggoda yang diikuti lainnya.

"Ya-ya." Bogum hanya membalas santai sedang Taehyung hanya menggelengkan kepala.

Saat turun ke arena. Taehyung memperhatikan lawannya yang tengah beridiri di seberang sana. Menatapnya nyalang dengan wajah angkuh.

Taehyung sendiri hanya mengendikkan dua bahunya kemudian meminum sebolot air mineral.

Perutnya sedikit perih namun Taehyung lebih mementingkan kemarahannya yang butuh pelampiasan.

Mungkin akan bagus jika terjadi kecelakaan dan menewaskan dirinya sendiri.

Tapi karena antusiasme kelompoknya, Taehyung jadi tidak ingin terjadi kecelakaan dan memenangkan balapan.

Lagipula, masih ada hari esok.

"Tae, aku yakin kau menang!!" Lisa berujar antusias dengan melompat kecil.

"Pasti!" Hyunjin juga turut menyauti.

"Untuk kalian, aku akan berusaha." Jawaban Taehyung berhasil membuat seluruh anggota kelompoknya tersenyum senang.

Balapan akan dimulai, Taehyung juga akan memasuki mobil hitam kesayangannya jika saja seseorang tidak menarik pergelangan tangan Taehyung.

Taehyung tersentak, lalu dengan marah menatap wajah orang itu.

"Kau?" Taehyung terkejut, saat orang dihadapannya lah yang sedang berdiri dengan tangan mencekal pergelangannya.

"Gila." Ketus. Pemuda itu, Jeon Jeongguk berujar ketus pada Taehyung yang masih diam di tempat.

Lalu saat kesadarannya perlahan datang, Taehyung segera menyentak tangan Jeongguk.

"Bukan urusanmu! pergilah!" Taehyung kembali akan masuk ke dalam mobilnya jika saja Jeongguk membiarkannya.

"Setidaknya pikirkan orang tua mu Kim!" Jeongguk berusara tinggi. Membentak Taehyung yang kini kembali terdiam untuk beberapa saat.

"Apa katamu? orang tua? Pffft" Taehyung tergelak di tempatnya.

Atensi semua orang kini mengarah pada dua remaja itu. Menatap penuh tanya pada mereka yang tengah terlibat- pertengkaran(?)

"Jangan sok menceramahiku! kau bukan siapa-siapa!" Taehyung kembali berusaha melepaskan tangannya.

Sayangnya usahanya tidak membuahkan hasil sama sekali.

"Kau butuh uang?" Jeongguk bertanya penuh selidik.

"Tidak. Aku butuh hadiahnya dan memenangkan pertandingan. Jadi lepaskan tanganku!" Taehyung menjawab dengan sarkas. Usahanya masih terus berlanjut untuk melepaskan genggaman tangan Jeongguk.

"Kau mau hadiahnya?" Jeongguk kembali bertanya. Taehyung sendiri terdiam dengan mata menatap manik hitam Jeongguk. Hingga ucapan Jeongguk selanjutnya membuat Taehyung membelalakkan matanya.

"Aku yang akan turun ke arena dan mendapatkan hadiahnya untukmu."

©queen_na1

Continue Reading

You'll Also Like

45.6K 4.6K 22
"Jaga jarak sama gue minimal 2 meter deket-deket gue slepet lo." Kim Taehyung "Apa sih anjing minta banget gue bobol." Jeon Jeongguk Cuma secuil kisa...
1M 150K 108
taehyung dengar, anak pemilik kost yang ditempatinya ganteng sekali. [kookv +bts] ⚠️cover from pinterest's pict⚠️
481K 34.1K 57
Kim Taehyung adalah pria tampan sekaligus manis. Dia seorang pria, tapi entah mengapa wajahnya sangat cantik dan manis. Mempunyai boxy smile yang man...
133K 14.8K 27
" Jungkook-ah, ku mohon kembalilah pada ayah.... " " Maaf hyung, aku tak bisa. Aku tidak mau lagi di perbudak olehnya! " " Jungkook-ah... Ku mohon...