01: 30 | KookV

Oleh Kim_chiisgood

26.1K 3.5K 155

Abracadabra!!! ... here comes the magic spell. Sebuah keajaiban- atau mungkin kutukan? Semua yang kemudian m... Lebih Banyak

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

10

1K 163 4
Oleh Kim_chiisgood

.
.
.

Malam kedua tanpa Jeongguk...

Taehyung berjalan mondar-mandir di kamarnya. Malam sebelumnya dia tidak bisa tidur nyenyak. Selalu terbangun kembali selang beberapa jam. Rasanya gelisah. Asing. Malam ini pun hal yang sama terulang kembali. Lebih parah malah. Sudah lewat tengah malam tapi dia belum bisa tidur.

Kamar ini terasa jauh lebih sepi dari biasanya. Tempat tidurnya yang luas rasanya jadi lebih dingin. Kemudian Taehyung tersadar. Kehangatan–hal itulah yang kurang selama dua malam ini. Biasanya ada Jeongguk yang tidur disampingnya. Walau tidak dekat Taehyung terbiasa hidup. Semuanya terasa berbeda. Terasa aneh.

Taehyung berguling-guling sepanjang tempat tidurnya. Berusaha membuat semua bagian kembali hangat seperti biasanya seolah ada Jeongguk disitu.

Dia melirik nakas, menghela nafas lelah saat melihat waktu sudah menunjukkan jam satu lewat lima belas menit. Belum pernah Taehyung susah tidur hanya karena memikirkan seseorang seperti ini.

Taehyung mengernyitkan dahi saat dikagetkan dengan suara telpon masuk–memecah keheningan–dari ponselnya. Siapa orang gila yang menghubunginya tengah malam begini?

"Halo," suara diseberang sana menyapa.

"Jeongguk!!"

Taehyung berseru gembira. Baru disadarinya betapa dia merindukan suara Jeongguk.

"Wah, kau terdengar bahagia sekali. Sangat merindukanku, ya?" Jeongguk menggoda Taehyung cepat.

"Heh, mana ada aku rindu padamu," Taehyung lagi-lagi kelepasan menunjukkan emosinya.

"Dan aku tidak bahagia tuh! Biasa saja. Sebaliknya kau yang mungkin rindu padaku, kan? Menelpon tengah malam begini."

Terdengar tawa kecil Jeongguk dari seberang,

"Aku dengar kau ke kebun stroberi hari ini? Untuk apa?"

"Kau menelpon hanya untuk menanyakan ini? Ckckck.. tidak penting. Jelas sekali kau rindu padaku." Taehyung mendengus.

"Aku bertanya karena kau bisa saja hanya menyusahkan mereka. Kau jangan merepotkan orang lain."

"Tidak ya! Aku tidak merepotkan kok. Aku membantu panen. Kau pikir aku tidak bisa bekerja begitu?"

Jeongguk lagi-lagi hanya tertawa mendengar Taehyung menyolot kesal padanya. Masih tetap membalas Taehyung dengan lembut.

"Kau kan memang tidak ada kerjaan. Selalu bermalas-malasan sepanjang hari."

"Hah!! Kau kalau menelpon hanya mau membuatku kesal lebih baik matikan sana! Menggangu tidur cantikku saja."

"Hahaha.. baiklah. Selamat malam Taehyung."

"Yaa.. selamat malam juga Jeongguk."

Taehyung mematikan ponselnya dengan keras. Dia cemberut sebentar namun segera setelahnya tersenyum kecil. Ternyata berdebat dengan Jeongguk membuatnya mengantuk. Taehyung menguap kecil. Menutup matanya dan tak lama tertidur pulas.

~

Malam ketiga tanpa Taehyung...

Jeongguk meraih ponselnya. Menatap ruang percakapannya dengan Taehyung. Entah mengapa dia jadi terpikirkan untuk menggoda Taehyung.

Jeongguk sangat sadar. Menggoda Taehyung sudah seperti hobi baru yang sangat menyenangkan bagi Jeongguk.

Dia segera mengetik cepat dan mengirimkannya pada Taehyung. Yakin Taehyung akan uring-uringan saat menerima pesan darinya.

To : Taehyung

Sweet dream, baby

Taehyung tertawa keras saat membaca pesan masuk dari Jeongguk. Tentu saja dia meraih ponselnya dengan cepat saat membaca dari siapa notifikasi itu datang. Di layar ponselnya ditulis dengan huruf kapital..

To : Jeongguk

WRONG NUMBER!! I'M NOT YOUR BABY, SIR!!

Dari tempat yang berbeda keduanya tersenyum lebar memandangi layar ponsel masing-masing.

~

Hari keempat tanpa Jeongguk...

Jeongguk akan pulang malam ini dan mungkin akan tiba besok pagi. Informasi pendek yang bisa Taehyung dapat dari berpapasan dengan Somi di lorong tadi sebelum menuju ke perpustakaan.

Taehyung tidak tahu apa dia memang terlihat  tidak bersemangat hari ini sehingga Somi juga berpikir Taehyung merindukan Jeongguk.

Somi dengan ceria mengucapkan kata-kata penyemangat termasuk bahwa Taehyung tidak perlu merindu lagi karena Jeongguk yang sebentar lagi akan pulang. Berbicara juga soal kebahagiaannya karena Jeongguk mengizinkan dia mengajak Taehyung ke kebun.

Taehyung duduk di perpustakaan bersama Arin. Memikirkan perkataan Somi tadi. Tiba-tiba tersenyum sumringah saat sebuah ide mampir ke otaknya.

Bagaimana kalau dia memberikan kejutan dengan membuatkan makanan untuk Jeongguk? Tapi... bisa-bisa Jeongguk besar kepala nanti. Dikira Taehyung sangat perhatian padanya.

Masih bertumpu pada lengannya, Taehyung memikirkan lagi kira-kira alasan apa yang bisa dia pakai agar Jeongguk tidak berpikir Taehyung mulai peduli padanya.

"Hmm.. tentu saja." Taehyung bergumam senang sambil menjentikkan jarinya.

~

Pagi-pagi buta, untuk pertama kalinya Taehyung berdiri ditengah dapur manor. Waktu baru menunjukkan pukul lima pagi dan Jeongguk kemungkinan baru akan sampai satu atau satu setengah jam dari sekarang.

Taehyung sudah sangat siap dengan apron yang masih bersih dan licin melingkar di pinggangnya. Ditemani Arin dan seorang pelayan tua yang bertugas di dapur.

"Tuan ingin memasak apa?" pelayan tua itu melontarkan pertanyaan saat melihat Taehyung masih diam ditempatnya.

"Aku sebenarnya tidak bisa memasak. Kalian tahu tidak apa yang bisa dimasak? Yang mudah saja. Apapun yang penting pakai stroberi dari kebun kemarin."

Jelas Taehyung pada kedua pelayan didepannya. Dua pelayan itu saling bertatapan sebelum menyarankan satu ide pada Taehyung.

"Bagaimana kalau Tuan membuat panekuk? Bisa untuk sarapan Tuan Jeongguk."

"Ahh.. benar sekali. Kalian pintar!"

Taehyung tersenyum senang. Panekuk pasti mudah dibuat. Bibi Han sering membuatkannya untuk Taehyung saat masih di mansion. Mengawali harinya dengan membuat panekuk stroberi pasti akan luar biasa.

~

Taehyung sudah mandi. Sudah memakai pakaian kesukaannya. Sudah cantik dan wangi. Mematut dirinya didepan cermin sambil memoleskan sedikit riasan.

Panekuk nya pun sudah jadi. Satu set sarapan lengkap untuk Jeongguk sudah siap. Taehyung bangga sekali dengan dirinya yang akhirnya berhasil membuat panekuk sempurna walau harus berjuang mengulang tiga kali percobaan sebelumnya.

Mengabaikan decakan kagum Arin yang memandangnya, terpesona. Begitu juga dengan apa yang dikatakan pelayan itu tadi. Totalitas. Dia bilang Taehyung sangat totalitas untuk menyambut Jeongguk.

Taehyung berdecak karena itu jelas terlalu berlebihan. Taehyung memang setiap hari begini, kan? Bukan karena Jeongguk atau apapun. Cuma hari ini dia sedang senang saja mau mencoba penampilan baru.

Arin melongok dari jendela kamar saat melihat bayangan mobil Jeongguk dari kejauhan. Segera memanggil Taehyung yang setelahnya langsung bergegas turun ke depan pintu masuk utama manor.

Seorang penjaga membukakan pintu untuknya. Taehyung berdiri tegang menautkan kedua tangan di dadanya dan Arin yang setia berdiri dibelakangnya.

Mobil Jeongguk memelan sebelum akhirnya berhenti beberapa meter tepat didepan mereka. Sopir pribadinya keluar, membuka bagasi dan mengeluarkan barang bawaan Jeongguk.

Taehyung tersenyum melihat Jeongguk keluar dari balik pintu penumpang. Jeongguk masih terlihat tampan walaupun gurat kelelahan tidak dapat ditutupi dari wajahnya.

Taehyung baru akan memanggilnya namun berhenti saat melihat Jeongguk beralih ke seberangnya. Membukakan pintu untuk seseorang.

Senyum Taehyung memudar, dan detik berikutnya dia berbalik meninggalkan tempat itu dengan cepat diikuti Arin yang heran dan tergesa-gesa disampingnya.

~

"Terima kasih sudah memberikanku tumpangan, Tuan." Jeongguk mengangguk pada gadis didepannya.

"Tidak masalah. Aku akan meminta salah satu pelayan mengantarkanmu, Nona Min."

Jeongguk baru saja akan memanggil salah seorang pelayan disitu saat matanya melihat seseorang berbalik cepat di depan pintu masuk sebelum menghilang dari pandangannya.

"Taehyung?!" seru Jeongguk sebelum bergegas masuk mengejar Taehyung. Mengabaikan Min Hyori yang terkejut dan bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih padanya.

~

Taehyung sudah menutup telinganya rapat-rapat namun suara ketukan pintu masih terdengar. Tentu saja Jeongguk tidak bisa masuk ke kamar karena Taehyung sudah menguncinya dari dalam.

Bahkan Arin pun belum sempat mengikuti Taehyung masuk. Taehyung berlari terlalu cepat. Meninggalkannya berdiri didepan pintu saat Jeongguk datang menyusul.

Arin hanya bisa berdiam diri melihat Jeongguk yang sedari tadi berusaha membujuk Taehyung dengan kata-kata lembut agar mau membuka pintunya. Dirasakannya canggung sebelum memutuskan untuk pergi saja dari sana.

"Ayolah Taehyung! Kau tega sekali membiarkan aku diluar begini? Aku sangat lelah. Ayo buka pintunya!"

Jeongguk mulai geram. Jujur dia lelah sekali. Sudah hampir sejam dia menunggu namun belum ada tanda-tanda Taehyung akan membukakan pintu.

Semuanya akan lebih mudah kalau saja dia membawa kunci ruang kerjanya. Dia pasti sudah bisa beristirahat kalau saja kunci itu ada digenggaman nya alih-alih berada meja kamarnya dan Taehyung.

Taehyung masih bergeming, duduk bersedekap di sofa kamarnya. Tiba-tiba dia mendengar suara tawa rendah Jeongguk dari luar sana.

"Sekarang aku tahu apa yang membuatmu marah. Kau cemburu, benar?" ujar Jeongguk.

Mata Taehyung membelalak kaget. Cemburu? Yang benar saja.

"Aku melihat kau disana, Taehyung. Kau melihatku bersama Hyori, itulah sebabnya kau bersikap seperti ini. Kau cemburu, kan?"

Jeongguk terkekeh lagi sebelum melanjutkan, "Jangan bilang kau mulai jatuh padaku, ya?"

Taehyung terlonjak dari sofa yang didudukinya. Melangkah cepat ke arah pintu dan membukanya lebar-lebar.

"Dengar, ya," ujar Taehyung tajam dan menatap Jeongguk galak.

"Jangan mengira aku jatuh cinta padamu, karena itu tidak mungkin! Dan aku tidak peduli kau mau bersama siapa. Si Hyori itu atau siapapun terserah! Tidak penting buatku!"

"Benarkah? Lalu mengapa kau ada didepan pintu manor tadi? Jelas sedang menungguku, kan?"

"Aku tidak menunggumu, kok! Kebetulan saja aku ingin keluar berjalan-jalan."

"Kau menutup pintu dan tidak membiarkan aku masuk. Kau marah."

"Tidak. Itu.. aku ketiduran makanya tidak dengar kau memanggil" Taehyung menjawab sekenanya.

"Hmm. Baiklah." Jeongguk tersenyum dan Taehyung tahu dia kalah. Jeongguk tentu saja tidak mungkin percaya pada alasan bodohnya itu.

Taehyung menyingkir sedikit dari pintu saat Jeongguk melangkah masuk ke dalam kamar.

Semerbak aroma kopi menyapu ke seluruh ruangan membuatnya nyaman. Jeongguk menoleh dan menemukan baki terisi sarapan. Ada panekuk dengan siraman sirup maple dan stroberi diatasnya, bahkan ditemani kopi kesukaannya juga.

"Kau menyiapkan ini untukku?" kembali menoleh pada Taehyung yang masih memunggunginya.

"Itu.. itu. Aku menyiapkan sarapanku sendiri, kok. Bukan untukmu." Persetan pikirnya. Lanjut berbohong saja dia sudah terlanjur terbawa emosi.

"Kau tidak biasanya sarapan sepagi ini?"

"Sedang ingin saja hari ini."

Jeongguk mulai menatap Taehyung sangsi. Membuatnya kesal.

"Argsh.. Iya-iya. Itu untukmu. Berhenti menatapku begitu Jeon Jeongguk!.. Heii, apa-apaan senyummu itu. Aku melakukannya karena kau mengizinkan aku ke kebun! Jangan terlalu percaya diri!"

Taehyung membantah cepat. Mengelak dengan suara keras. Dia menatap Jeongguk tajam dan cemberutnya pun semakin menjadi-jadi.

Sedetik kemudian ekspresinya berganti terkejut saat Jeongguk mendekat. Meraih tangannya dan membawanya duduk berdampingan di sofa.

"Terima kasih, Taehyung. Kita makan bersama, ya? Aku yakin ini pasti enak sekali."

Senyum Jeongguk semakin lebar saat melihat pipi Taehyung yang merona. Jeongguk ini.. tadi membuat Taehyung kesal, sekarang malah membuatnya malu.

"Oh, tunggu sebentar." Jeongguk beranjak kembali dan mengeluarkan sesuatu dari paper bag yang dibawanya.

"Aku membawakanmu ini, semoga kau suka," Jeongguk menyodorkan sebuah kotak kecil pada Taehyung.

Taehyung tertegun. Hal terakhir yang dipikirkannya adalah Jeongguk yang memberikannya oleh-oleh. Ragu dia segera membuka kotak itu...

"Aku tahu kau suka stroberi," tambah Jeongguk sambil memandangi Taehyung dengan pandangan yang.. entahlah. Taehyung tidak bisa menjelaskan. Sejenak melupakan mereka tadi sempat berdebat.

Kalung emas berbandul stroberi itu sangat memesona. Berhasil membuat Taehyung tidak sanggup berkata-kata. Perlahan dia mengangkat wajahnya kearah Jeongguk. Beberapa saat keduanya hanya diam saling menatap.

"Kau.. suka?"

Taehyung beranjak dari tempatnya mendekati Jeongguk perlahan. Keduanya berdiri berhadapan. Jeongguk tersenyum melihat mata Taehyung yang berkilau menatapnya.

Jarak diantara keduanya sangat dekat, sebelum Taehyung dengan percaya diri mencondongkan tubuhnya dan mengecup pipi Jeongguk lembut dan cepat.

"Aku suka sekali. Terima kasih Jeongguk."

Jeongguk terdiam membelalak. Nada suara Taehyung yang terdengar sangat bahagia pun tak luput dari pendengarannya. Keduanya kembali bertatapan.

Satu-satunya yang bisa mengambil fokusnya sekarang, Taehyung yang tersenyum begitu manis padanya.




Tbc~


Mungkin setelah ini updatenya bakal lama..
Bcs liburannya udah selesai :'




Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

497K 37.1K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
16.2K 1.8K 25
[BTS ร— BLACKPINK] ๐˜Ž๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ 11 ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ด๐˜ถ๐˜ณ๐˜ฅ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ฐ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช๐˜ต๐˜ช๐˜ข ๐˜™๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ฉ๐˜ข๏ฟฝ...
812 74 7
ใ€BERSAMBUNGใ€‘ !JUDUL BERGANTI, DARI DANDELION MENJADI STRAWBERRY! Ini bukanlah cerita tentang satu rasa berjuta cerita, tetapi tentang satu cerita ber...
14.9K 1.2K 13
[On Going] Jungkook sangat mencintai Jimin. Namun disisi lain, Jungkook tertarik dengan pelayan cafe bernama Kim Taehyung itu. Pada awalnya, semuany...