HOCKEY BOYS! √Nomin ft Markhy...

By CheonsAegi

1M 94.9K 21.2K

NCA Dinos adalah tim Ice Hockey di sekolah elite bernama NCA (Neo Culture Academy). Tim yang beranggotakan 7... More

P R O L O G !
1. NCA Dinos!
2. Hidden Love
3. Deal or Deal
4. Continue The Plan
5. Unlucky Day
6. Morning After Sex
7. Play With You
8. Where's Mark?
9. Fall in Charm
11. Passionate
12. Please Comeback
13. Lee Fvcking Jeno
14. Different Feelings
15. Keep Secret
16. More Deeper
17. Something Gray
18. Stay Away
19. Worries
20. Do You Love Me?
21. Getting Stronger
22. Attention and Priority
23. Good Chance
24. Badboy Sh*t
25. Sorry For Your Feeling
26. Break Up
27. Broken Hearts
28. Replace You With Him
29. Birthday Party
30. Burn My Bed
31. Painful Facts!
32. Drowning in Doubt
33. Make It Back
34. Secret Between Us
35. Hockey Fight
36. Loser
37. No Marriage
38. Clown Mode I
39. Always be Yours
40. Clown Mode II
41. Jaemin in the Trap!
42. Day Full of Love
43. Goodbye My Youth (END)
OUR PAST LIFE (New Story)

10. Waiting For You

30.2K 2.7K 386
By CheonsAegi

Maaf ya ga bisa sering-sering update karena rl-ku yang lagi ngerepotin dan lagi gampang cape :')

Beralih ke pasangan manis ini dulu, ngetiknya aku sambil senyam-senyum :D


|--------HOCKEY BOYS!--------|
-CheonsAegi-


#Mark POV

Matahari masuk ke dalam kamar membuatku terusik dan memutuskan untuk bangun. Semenjak pergi dari rumah aku tidak pernah benar-benar tidur nyenyak. Aku selalu kepikiran tentang apa yang akan kulakukan ke depannya dan juga tentang keputusan orang tuaku.

Aku hanya ingin mempertahankan apa yang ingin aku pertahankan. Aku sangat mencintai Jaemin dan aku selalu ingin menikahinya, karena itu aku berani mangambil langkah ini. Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Jaemin, apa sebaiknya aku minta Haechan untuk membawa dia ke sini?

Ah, tidak. Itu akan menyakiti hatinya. Semenjak aku mengetahui tentang perasaan Haechan, aku jadi mengurangi pembicaraan mengenai Jaemin. Walau dia selalu bilang dia baik-baik saja dan tidak ingin ambil pusing tapi tetap saja sebagai pria yang tau diri aku harus menjaga perasaannya.

/Tok! Tok!/

Ketukan pintu beberapa kali menyadarkan lamunanku. Tak lama seorang pria manis pun masuk yang tak lain adalah Haechan. Oh ya, hari ini hari sabtu pantas dia tidak sekolah.

"Kukira masih tidur."

"Tidak, aku baru bangun."

"Baguslah, cepat cuci muka dan ayo sarapan." ucapnya lembut dengan senyum tipis. Aku pun mengangguk dan membalas senyumannya.

"Haechan." panggilku saat tubuhnya ingin berbalik.

"Hm?"

"Terima kasih."

Entah perasaanku saja atau tidak, wajahnya jadi kaku dan telinganya memerah.

"Ung, ya." lalu pintu kamar tamu pun di tutup.

Setelah mencuci wajahku dan menyikat gigi, aku pergi menuju dapur yang kini sudah tersedia Gyeran Jjim atau telur kukus serta Pajeon, pancake ala Korea yang terbuat dari telur, tepung dan daun bawang.

"Uhh~ smell good." ucapku memuji hidangan yang sudah di sediakan Haechan.

"Aku hanya bisa masak ini karena aku tidak terlalu pandai masak."

"Tidak masalah, ini juga enak." kemudian kami sarapan dengan tenang.

"Um!! Woah! Sepertinya aku akan makan dua mangkuk nasi pagi ini." ucapanku mendapat kekehan dari Haechan.

"Kau sarapan atau makan siang, huh? Dasar perut karet."

"Tapi sungguh telur kukus ini enak sekali." lalu kembali menyuapkan sesendok telur kukus ke dalam mulutku beserta Kimchi.

Sarapan pun habis dengan aku yang benar-benar memakan dua mangkuk nasi sebagai sarapan. Saat sedang mengistirahatkan perut Haechan kembali bersuara.

"Mark, kau tidak mau telepon Jaemin?"

Ah benar, pertanyaannya membuatku tersadar jika beberapa hari belakangan ini aku tidak pernah menghubungi kekasihku lagi. Aku hanya takut jika Jaemin tau tentang keberadaanku serta kondisiku sekarang, dia akan meminta untuk putus. Selama ini memang Jaemin yang selalu mendukungku untuk menuruti apa kata orang tua dan agama, tapi aku tidak bisa. Aku terlalu mencintainya. Aku tidak ingin melepasnya.

"Tidak perlu. Lebih baik tidak usah."

"Kenapa? Apa kau berpikir aku akan cemburu melihat kalian kembali bermesraan?"

"Tidak, Chan. Bukan begitu."

"Lalu kenapa?"

"Aku hanya tidak ingin Jaemin berpikir yang tidak-tidak karena aku tinggal di rumahmu."

"Kenapa harus berpikir seperti itu? Bahkan Jaemin tidak tau tentang perasaanku padamu, dia hanya tau aku adalah teman satu tim-mu saja. Akan sangat wajar kau ada di sini meminta pertolongan pada seorang teman."

Ucapannya membuatku terdiam. Sebenarnya selain takut Jaemin tidak setuju dengan keputusan nekatku ini, aku juga takut melukai hati Haechan saat Jaemin datang ke sini untuk mengunjungiku.

"Hei jujur, apa kau merasa kasihan padaku?" ucap Haechan lagi yang membuatku langsung menatapnya.

"Um... sebenarnya aku takut akan melukaimu jika membiarkan Jaemin datang ke sini di saat aku tau kau menyukaiku." Haechan langsung mendengus lalu menyunggingkan senyum.

"Kau tidak perlu merasa kasihan padaku, Mark. Aku tidak butuh itu. Jika Jaemin berpikir aku akan merebutmu darinya, aku juga tidak peduli." lalu ia berdiri untuk membereskan piring.

Jadi sejak dulu ini yang Haechan lakukan. Berpura-pura biasa padaku dan menahan hatinya saat melihatku dengan Jaemin. Apakah dia baik-baik saja selama ini? Tidak, tentu saja tidak, aku yakin itu.

Dia begitu pandai menutupi perasaannya, sampai aku pun tidak tau jika selama ini dia memiliki perasaan padaku. Lalu sekarang aku harus apa?

"Hei! Kau melamun lagi." karena asik dengan pikiranku, aku bahkan tak sadar sedang melamun.

Sambil mengambil mangkuk dan peralatan makan di meja dia kembali berkata, "Tidak perlu kau ambil pusing. Anggap saja kau tidak tau tentang perasaanku. Lagi pula aku hanya ingin mengatakannya saja tanpa berharap akan di balas. Aku tidak akan memaksamu, Mark. Jadi fokus saja pada apa yang kau inginkan."


----------


Sorenya kami berdua menghabiskan waktu dengan menonton film sambil memakan camilan di ruang TV. Saat sedang asik menonton tiba-tiba sebuah suara terdengar dari arah pintu.

"Haechan-ah."

Haechan menghentikan film itu lalu menatapku dengan wajah heran.

"Mereka pulang." ucapnya.

Kemudian masuklah dua orang dewasa yang aku yakini sebagai orang tua Haechan. Cara berpakaian mereka benar-benar menggambarkan orang yang pandai berbisnis.

"Ini bulan apa? Tumben sekali kalian sudah pulang." tanya Haechan saat ibunya datang mendekati, sedangkan sang kepala keluarga sudah pergi lebih dulu ke dalam kamar. Mungkin terlalu lelah.

"Ah, hanya istirahat sebentar. Nanti malam Mama Papa akan kembali ke Jepang. Hai, kau teman Haechan?"

"Halo Tante, ya saya Mark Lee, teman satu timnya Haechan."

"Oh tim Ice Hockey, ya? Sering-sering saja datang ke rumah. Ajak temanmu yang lain supaya Haechan tidak sendirian terus."

"Ck! Sudahlah, Ma. Lebih baik kau tidur dan istirahat. Sana jangan mengganggu temanku." pinta Haechan sambil mendorong ibunya agar pergi.

"Iya iyaaa.. kau tidak mau mencium ibumu, huh?"

/Chup!/

"Sudah. Sana istirahat." dan wanita itu pun pergi ke dalam kamar untuk istirahat sebelum kembali melanjutkan bisnis mereka.

"Yah, beginilah mereka. Datang sebentar lalu pergi lagi dengan meninggalkanku uang banyak." ucap Haechan sambil duduk di sofa kembali.

"Bukankah menyenangkan?"

"Ya pada awalnya. Tapi lama-lama muak juga."

Aku hanya ber'oh' ria lalu melanjutkan film yang di tonton tanpa ingin bicara lebih lanjut mengenai keluarga Haechan. Beberapa jam setelah film selesai kami memesan makan lalu lanjut memainkan game di layar TV. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam lalu suara pintu terbuka pun terdengar.

"Haechan." panggil seseorang pria yang tak lain adalah ayahnya.

"Hm."

"Berhenti main-main dan fokuslah belajar. Kau sudah kelas 12." sambungnya dengan suara yang tegas. Haechan menghela nafas sambil memasang wajah malas. Bahkan wajahnya tetap fokus menatap layar TV tanpa menolehkan kepala sedikit pun.

"Bahkan jika aku belajar pun kalian tidak tahu. Jangan khawatirkan aku, pikirkan saja tentang bisnis Papa. Pergilah yang jauh dan hati-hati di jalan, oke?"

"Sstt! Tidak boleh begitu." bisikku menegurnya.

"Mark fokus! Nanti kau mati, bodoh! Argh!" jawab Haechan dengan suara seakan dia tak peduli pada orang tuanya.

"Ya sudah, Mama Papa pergi dulu ya. Kau hati-hati di rumah." kini sang ibu yang bicara dengan lebih lembut.

"Hm." balas Haechan.

"Mark, Tante pergi dulu ya. Tolong titip Haechan."

"Oh.. i-iya Tante. Hati-hati di jalan." balasku canggung sambil menatap mereka dan mengabaikan game-ku.

Lalu keduanya pergi dan menghilang dari balik pintu. Aku menatap Haechan yang masih fokus pada game-nya seperti tidak ingin mempedulikan apapun.

"Hei, kenapa menatapku? Cepat main!!" perintahnya yang lagi-lagi tidak mengalihkan tatapan dari TV.

Beberapa menit kemudian Haechan menang dan memekik senang.

"Kau memang payah! Tidak ada perkembangan apapun dalam bermain game hahaa.."

"Ah! Aku hanya tidak mood."

"Alasan."

Lalu Haechan mematikan game beserta TV-nya dan berjalan meninggalkan ruang TV.

"Aku lelah mau tidur. Sisa makanan letakkan saja di situ, besok akan di bersihkan pembantu."

Aku yang tidak tau ingin melakukan apa akhirnya ikut pergi ke kamar Haechan. Aku tau dia tidak mungkin tidur sekarang, pasti dia hanya ingin beralasan.

/Brukh!/

"Hei! Kenapa kau di sini?"

Protes Haechan saat melihatku masuk ke kamarnya lalu membanting tubuhku ke atas kasur yang empuk.

"Aku bosan." jawabku seadanya dan di tanggapi dengan rolling eyes.

Dia ikut naik ke atas kasur dan tidur di sampingku sambil memegang ponsel. Aku mengubah posisi tiduran menjadi terlungkung untuk mengikutinya. Dengan beralas bantal, kutatap wajahnya yang fokus scrolling media sosial pada ponsel.

"Aku paham sekarang kenapa kau sering pergi keluar dan bermain sampai pagi."

"Hm, begitulah."

"Pasti rasanya sangat memuakkan, bukan?"

"Yahh.. mau bagaimana lagi, Mark? Aku hanya heran dengan mereka. Jika tidak niat punya anak kenapa membuatnya? Jika pada akhirnya selalu mereka tinggal sendiri untuk apa mereka melahirkanku? Mereka pikir aku robot? Mereka pikir aku tidak punya emosi? Entahlah, aku hanya bingung dengan cara pikir orang dewasa." ucapnya dengan tenang dan suara yang landai seakan sudah malas dengan hidupnya.

"Sejak kecil siapa yang menjagamu?"

"Kakek Nenekku. Tapi semenjak SMP kelas 2 aku mulai hidup sendiri setelah mereka berdua meninggal." aku menganggukkan kepala sebagai respon.

"Kalau kau ingin tau, mungkin aku sudah mati sejak lama kalau tidak ingat ingin terus melihat wajahmu di sekolah."

"Benarkah?" tanyaku sambil tersenyum.

"Hm."

"Wahh.. aku merasa tersanjung."

"Kau senang?"

"Tentu saja. Menjadi alasan seseorang untuk tetap hidup itu hal yang luar biasa." jawabku.

"Hm.. syukurlah kalau kau tidak terbebani."

"Hei kau bicara apa? Aku sama sekali tidak merasa terbebani. Dan aku minta padamu jangan pernah berpikir hal bodoh seperti bunuh diri. Banyak yang menyayangimu, Chan."

"Oh ya? Siapa?"

"Aku." dia langsung menatapku.

"Kau yakin dengan apa yang kau ucapkan?" tanyanya

"Ya, aku yakin. Aku tentu menyayangimu. Kau temanku." setelah itu dia tertawa ringan dan ikut menidurkan kepala di atas bantal, sama sepertiku. Sambil terlungkup, kami saling menatap sekarang.

"Terkadang aku punya niat untuk merebutmu dari Jaemin." ucapnya tenang. "Tapi setelah itu aku sadar kalau aku tidak punya apapun yang bisa dibanggakan. Di banding dengan Jaemin, tentu aku tidak ada apa-apanya."

Aku tidak setuju dengan ucapannya. Dan, saat aku ingin buka suara dia sudah menyelaknya lebih dulu.

"Sudah sana pergi. Aku lelah mau tidur. Sana kembali ke kamarmu!" sambil mendorong tubuhku.

"Tidak mau. Jadi selama ini kau pernah berniat untuk merebutku dari Jaemin?" dia pun mengangguk.

"Ya, tapi daripada merebut yang terkesan memaksa, aku lebih memilih untuk menunggu sampai hatimu bersedia terbuka sendiri untuk menerimaku. Memang akan memakan waktu lama, tapi itu lebih baik karena aku tidak mau kau menerimaku karena terpaksa. Yang aku mau adalah kau menerimaku sebagai Lee Haechan dan memberikan segala perhatian dan kasih sayang yang selama ini aku hayalkan."

.

.

.

(-TBC-)

Cie Mark Lee dilemaaa!

Gas lah mark! Ya kali ga di gas eheee~ 

24/03/2021

Continue Reading

You'll Also Like

32.7K 1.5K 21
NAKAMOTO JAEMIN dan SEO HAECHAN dua anak bungsu keluarga seo dan na yg tidak ingin identitas nya diketahui lebih memutuskan untuk menjadi baby sister...
97K 12.4K 42
[NOMIN] [KINGDOM] "Bahkan ketika dunia ku sendiri sedang hancur. Aku tetap harus bangkit untuk menyelamatkan dunia orang lain." . . Mereka... dua ins...
447K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
666 80 6
Seorang anak tunggal yang manja mau di jodohkan dengan salah satu CEO Perusahaan yang terkenal, hanya karena untuk menaikkan saham perusahaan orang t...