Carisa [LMH × KYR]

By sweetpotetow

486 57 4

Tentang Carisa Vhanya yang bisa membaca pikiran orang yang Ia cintai. Kim Yerim × Mark Lee with other cast. ... More

Para pemain.
Kesatu.
Kedua.

Ketiga.

80 9 0
By sweetpotetow

Bel berbunyi membuat semua murid berhamburan keluar kelas, kecuali untuk Yeri dan Mark. Sebenarnya Yeri mau saja langsung keluar bersamaan dengan Doyeon dan Chaeyoung, tetapi Mark mencegahnya dengan alasan malas jika harus berjalan di lautan siswa. Tujuh menit sudah mereka keluar dari kelas, berjalan di koridor yang tidak terlalu ramai seperti tadi. Berjalan kearah parkiran motor lalu memakai helm sebagai pelindung, bukan takut ditilang oleh polisi. Jika kalian menanyakan dari mana helm tersebut, Mark yang sudah membawa dari pagi.

"Gan pelan-pelan aja ya, lumayan dingin," ucap Yeri dengan kedua tangan yang Ia silangkan.

"Pegangan jaket ku, Ca. Mau ngebut, soalnya udah mendung lagi." Yeri yang mendengar itu langsung memegang ujung jaket Mark. Memang hari ini cuaca sedang tidak menentu. Tadi hujan sehabis itu sangat panas, lalu baru saja ingin pulang ternyata cuaca mendung.

Tidak ada sepuluh menit mereka tempuh sampailah rumah Mark, dengan design minimalis. Mengucapkan salam lalu Yeri dipersilahkan duduk oleh Mark di sofa, sedangkan Mark sedang memanggil Bunda-nya. Saat Mark memanggil Bunda-nya, Yeri melihat keadaan rumah Mark. Terdapat beberapa foto termasuk anak laki-laki berumur 5 tahun dan beberapa kaligrafi ayat Al-Qur'an. Tak berselang lama, kini Bunda Mark sudah dihadapan Yeri.

"Assalamualaikum Tante, aku Carisa," ucap Yeri sambil tersenyum.

"Waalaikumsalam, nama mu bagus Ca. Oh ya ini minum ayo, tadi Tante bikinin." Kata Bunda Mark.

"Nda, masih punya jaket pas remaja gitu gak?" tanya Mark membuat Bundanya tertawa.

"Ya engga lah Re, udah Nda kasih ke sepupu mu juga. Emang buat apa?" tanya Bundanya balik dengan Mark.

"Itu Carisa tadi sedikit kena hujan, Nda." Yang disebut namanya melihat kearah pembicara.

"Eh, gak usah Tante. Ini udah kering kok," ucap Yeri dengan lembut.

"Kasih hoodie mu yang baru Re, kan Nda kemarin beliin itu, udah Nda cuci juga." Mark mengangguk langsung berjalan kearah kamar lalu mengambil hoodie yang baru saja dibelikan oleh Bundanya sekitar tiga hari yang lalu.

"Yang ini Nda?" tanya Mark menunjuki hoodienya dan diangguki oleh Bundanya. Bundanya lalu mengambil hoodie tersebut dan memberikan kepada Yeri.

"Beneran Tante gak usah, lagi pula sebentar doang ini,"

"Ambil Ca, nanti Tante marah sama kamu loh." Yeri melihat kearah Mark, seolah memberi pertanyaan dengan raut wajah. Mark yang tidak mengerti pun dia mendiami Yeri. Dengan berat hati kemudian Yeri mengambil hoodie Mark.

"Ayo sini Tante antar ke kamar mandi," ucap Bunda Mark sambil menggandeng tangan Yeri.

"Iya Tante, makasih ya, maaf Risa ngerepotin." Bunda Mark tersenyum lalu mengelus rambut hitam Yeri.

"Engga sama sekali, sana ganti bajunya. Tante ke kamar dulu, kalo Regan macem macem bilang Tante." Balas Bunda Mark lalu pergi kearah tangga.

Yeri masuk kedalam kamar mandi lalu mengganti baju seragam nya dengan hoodie yang diberi Mark. Selesai berganti baju Yeri keluar lalu ke arah ruang tamu. Melihat Mark lalu memanggilnya, "Regan,"

Yang di panggil hanya menengok, Yeri pun merentangkan kedua tangannya. Hoodie itu kebesaran untuk Yeri, tangannya tenggelam badannya pun juga. Mark tertawa melihat itu, Yeri sangat kecil menggunakan hoodie itu.

"Kecil banget kamu, Ca."

"Hoodie mu kebesaran Gan!" Ambek Yeri sambil memajukan bibinya.

"Udah jangan ngambek, ayo kerjain disini aja." Yeri pun hanya mengangguk, mendekati Mark kemudian duduk.

"Aku ngetik kamu ngeja ya, sini laptopnya," kemudian Yeri mengambil laptop itu.

"Kamu kebiasaan salah ngetik, sini," sambung Mark lalu mengambil laptopnya.

"No no! Sini aku aja!"

"Oke oke, setengah setengah ya. Nanti kamu pertama ngetik, abis udah setengah baru aku yang ngetik kamu yang eja. Mau?"

"Dih? Apa-"

"Oke kalo gak mau sini aku ngetik semua."

"Ya ya ya aku setuju, sini. Cepet ejanya,"

"Nanti aku cepet-cepet kamu ngetiknya salah,"

"REGAN!" Kesal Yeri sambil mencubit tangan Mark.

Satu setengah jam telah berlalu, jam menunjukkan pukul empat sore. Mata Yeri sudah lelah, ingin sekali beranjak ke kasur kamarnya lalu pergi ke alam mimpi.

"Udah kan Gan? Ngantuk deh aku," ucap Yeri sambil menyenderkan badannya ke sofa.

"Sana tidur, jam lima nanti aku bangunin." Balas Mark dengan santai.

"Gila kamu Gan, aku mau pulang aja deh. Terus langsung tidur nanti,"

"Liat luar sana, masih hujan Ca."

"Ya aku terobos, lagi pula ada aplikasi ojek online ya!"

"Tunggu disini sebentar,"

"Dih ngapain kamu? Gila Regan lama-lama." Katanya setelah Mark sudah tidak terlihat.

"Ayo," Yeri melihat arah yang bersuara, Mark sudah rapi dengan kaos hitam dengan kacamata juga topinya.

"Mau kemana mas? Rapi bener." Balas Yeri dengan tawaan.

"Ya nganterin kamu, nih aku udah bawa kunci," mata Yeri melihat sinis kearahnya.

"Oke tenang, aku udah izin ke Bunda, lagi pula aku punya SIM, jangan takut." Jelasnya yang di balas decak-an oleh Yeri.

"Ngebut ya,"

"Ca, jangan gila kamu. Aku bawa nyawa anak orang, kalo bukan perempuan udah aku jitak kayaknya."

"Kebanyakan mikir, beresin barang mu. Aku taro laptop ke kamar dulu." Yeri mendengar itu lalu mengangguk. Bukan Yeri menolak ajakan Mark, tetapi Yeri hanya tidak enak saja. Sudah numpang terus Ia diantar kan pulang oleh tuan rumah. Yeri senang sih, bagaimana tidak? Diberi tumpangan secara gratis. Sedangkan ojek online harus menunggu dahulu juga mengeluarkan uang yang tak sedikit.

"Udah kan?" tanya Mark ketika Yeri sudah membereskan barang barang nya.

"Bunda kamu mana? Aku mau pamitan dulu," ucap Yeri.

"Dikamar, gak usah pamitan. Tadi aku udah izin buat nganterin kamu. Udah deh ayo." Balas Mark lalu pergi keluar diikuti oleh Yeri.

Baru berjalan sepuluh menit, mobil Mark berhenti dipinggir jalan. Yeri melihat ada minimarket di depannya, disampingnya ada orang berdagang aneka macam makanan. Yeri menengok arah Mark yang sedang mengutak-atik ponselnya itu.

"Kamu mau ke minimarket dulu?" tanya Yeri, dibalas gelengan oleh Mark.

"Beli makanan pesanan Bunda dulu. Mendingan coklat atau stroberi?"

"Ya kan Bunda kamu yang mau, kok aku yang di tanya,"

"Mastiin, cepet jawab,"

"Coklat sih." Jawab Yeri dengan bingung.

"Coklat kacang atau coklat keju?"

"Keju mungkin?"

"Loh, malah kamu tanya balik,"

"Aku bingung?? Sana deh, aku mau ke minimarket aja." Balas Yeri sambil membuka pintu lalu keluar.

Yeri memasuki minimarket, mendatangi minuman lalu mengambil 3 minuman ion berukuran sedang. Berjalan kearah makanan ringan lalu mengambil 4. Kini berjalan kearah kosmetik dan mengambil parfum yang sudah tersisa sedikit. Setelah berpikir lama Ia berjalan kearah kasir kemudian membayar dengan satu lembar uang merah.

Berbeda dengan Yeri, Mark sedang menunggu pesanan Bundanya juga membelikan Yeri martabak. Martabak, sajian pancake tebal ditaburi beberapa topping pilihan. Memesan 2 martabak telur dan 1 martabak coklat keju.

"Pak, kalau sudah selesai kasih ke saya di mobil yang warna hitam itu," ucap Mark sambil menunjuk mobilnya.

"Siap mas."

Setelah mengatakan itu Mark langsung kembali ke mobilnya. Tak berselang lama Yeri datang membawa belanjaannya. Menduduki di kursi mobil, mengambil 2 minuman yang satunya di kasih ke Mark.

"Mau?" yang ditanya menganggukkan kepalanya, mengambil lalu minum.

"Thanks, Ca."

"Sama-sama, udah belinya?"

"Ini lagi nunggu di mobil, masih gerimis soalnya,"

"Iya sih ya." Balas Yeri lalu memainkan ponselnya.

Lima menit berlalu, ada yang mengetuk kaca pintu mobil Mark. Terlihat pria berkepala tiga membawa bungkusan kresek lalu diberikan kepada Mark.

"Semuanya berapa mas?"

"Tujuh puluh ribu mas." Balas pria itu.

Mark mengambil selembar uang biru dan selembar uang hijau di dompetnya, "ini mas, Terimakasih banyak,"

"Terimakasih juga mas."

"Nih, tadi kamu bilang coklat keju," ucap Mark ketika pria tadi sudah pergi.

"Biar apa begitu? Engga deh."

"Ambil atau aku aduin ke Bunda,"

"Apa-apaan ngadu nya ke Bunda kamu."

"Ca, ambil." Titah Mark dengan tegas membuat Yeri sedikit takut.

"Ya aku gak enak Gan, udah di anterin pulang sama kamu, Hoodie juga punya kamu, terus ini di beliin martabak. Aku? Cuma beli minuman itu."

"Ambil aja, sebagai permintaan maaf buat orangtua kamu karena udah minjem anaknya sampe sore gini,"

Yeri yang kesal lalu mencubit lengan Mark yang berbalut jaket denim, "kamu kira aku itu barang?!"

"Iya- duhh Ca, pulang-pulang tangan aku merah ini. Ambil deh martabaknya," ucap Mark dengan meringis karena terkena cubitan lagi.

"Aku ambil ya, makasih Gan." Mark berdeham sebagai jawaban.

Menyalakan mesinnya kemudian berjalan kearah rumah Yeri. Diperjalanan mereka hanya asik sendiri. Yeri yang bermain ponsel sambil nyanyi mengikuti lagu yang diputar di mobil. Sedangkan Mark hanya fokus menyetir. Pukul setengah lima lebih sepuluh menit, mereka sampai di rumah Yeri. Design rumah yang minimalis, hampir sama dengan rumah Mark. Tetapi parkiran rumah Yeri lebih luas dibanding punyanya.

"Masuk dulu, kamu yang izin, kamu yang ngembaliin. Lagian mau ngasih martabak kan? Nah langsung ke Bunda aja," ucap Yeri yang ingin keluar dari mobil tetapi di cegah oleh Mark.

"Apa lagi? Ayo cepet, aku mau mandi, lengket." Balas Yeri lalu berjalan kearah pintu masuk.

Mark mengikuti jalan Yeri, bertemu pria yang sudah berusia sekitar kepala lima didepan televisi sambil meminum teh.

"Assalamualaikum om, saya Regan," salam Mark dengan senyuman.

"Waalaikumsalam, oh ini nak Regan, baru tahu saya. Sini duduk." Dibalas anggukan oleh Mark lalu diduk disamping Ayah Yeri.

"Loh, Ca? Hoodie kamu? Perasaan Ayah tidak tahu," ucap Ayah Yeri yang melihat Yeri membawa minuman dari dapur.

"Ini dipinjam Regan Yah, karena baju Risa sedikit basah."

"Begitu, sana mandi yang bersih,"

"Siap Ayah! Gan, aku tinggal ya." Kata Yeri langsung berlari ke lantai atas. Yeri bermain ponselnya sebentar lalu membersihkan badannya sekitar tiga puluh menit.

Mark yang gugup sedang berbincang dengan Ayah Yeri, "omong-omong kamu ada apa kesini nak?"

"Ah itu saya hampir lupa, ini martabak tadi sempat beli dipinggir jalan. Tidak apa kah?" tanya Mark dibalas kekehan dari Ayah Yeri.

"Kenapa tidak boleh? Asal makanan itu sehat dan tidak terlalu sering ya tak apa."

"Oh iya sebentar ya nak, Bunda!" Panggil Ayah Yeri.

Yang di panggil mendekati, "kenapa Yah? Teriak gitu,"

"Nih kenalin Regan."

"Ya Bunda sudah tahu duluan Ayah." Balas dengan memutarkan bola matanya.

"Loh? Ayah belum tahu." Mark melihat itu ingin tertawa.

"Om, saya kadang mampir kesini bertemu Tante sama Abang Carisa. Biasanya Om lagi kerja," ucap mark.

"Begitu? Maaf ya Om sering sibuk soalnya. Oh ya Bun, tolong pindahkan ke piring biar dimakan."

"Om saya langsung pulang saja, sudah mulai gelap," ucap Mark yang ingin berdiri.

"Mau kemana Gan?" tanya Yeri yang baru turun dari tangga.

"Pulang Ca, Om tolong salam in ke Tante aja ya, terimakasih banyak."

"Iya nak terimakasih kembali, kamu hati-hati,"

"Baik om."

"Ya udah ayo," ucap Yeri.

"Mau kemana Ca?"

"Ya ke depan, anterin kamu." Mark menganggukan kepalanya setelah berpamitan pulang dengan Ayah Yeri.

"Ca, Ayah kamu kok ngomong kayaknya formal banget,"

"Ohh itu, kamu nyadar ya? Ayah emang gitu. Aku asli London, baru pindah ke Indonesia pas masa sekolah tengah, terus pindah-pindah kota sampe sekarang disini. Jadi Ayah ya kebiasaan inggris sama Indonesia formal sih."

"Pantesan, aku ikut kaku tadi,"

Kekehan terdengar dari mulut Yeri, "gak usah kaku gitu, sebenernya Ayah seru banget kok kalo di ajak ngobrol. Kalo ada waktu nanti ngobrol-ngobrol lagi aja."

"Siap, ya udah aku pulang dulu. Jangan langsung tidur masih jam segini, makan dulu, kalo udah 1 jam baru tidur,"

"Iya pak dokter, hati-hati pak." Mereka berdua tertawa, Mark membuka pintu mobilnya lalu menyalakan mesin mobil. Mengeluarkan mobilnya dalam garasi Yeri kemudian meninggalkan kediaman rumah temannya itu.

•••••
To be continued.

Continue Reading

You'll Also Like

65.9K 6.7K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
1.4M 81.1K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
87K 16.8K 181
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
486K 36.7K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.