Our Relationshit [KV]✔

By queen_na1

224K 24.9K 1K

Hanya cerita klasik dimana si unggulan yang jadi sorotan sekolah dan si pembuat onar yang mencoba menaklukann... More

Prolog
1| Si pembuat onar
2| Dunia malam
4| Hari sial
5| Mabuk
6| Hampir
7| Brengsek
8| Aksi dimulai
9| Kedua kalinya
10| Ayah
11| Titik rendah
12| Sisi yang lain
13| Salah Paham
14| Tuduhan palsu
15| Kejutan takdir
16| Asing
17| Apa yang salah?
18| Cemburu?
19| Yang pertama
20| Aneh
21| Rasa yang baru; Nyaman?
22| Bermain peran?
23| 'Milikku'
24| Again
25| Tokoh utama
26| Dugaan
27| Park Chanyeol
28| "I'm lost without you"
29 | Awal baru?
30| Rumit
31| Lebih dari seharusnya
32| Batasan
33| Pertama Kali
34|Kilas Balik
35| Pulang [End]
Epilog : Kamu dan Masa Lalu
New Book~

3| Ciuman pertama!

6.8K 777 26
By queen_na1

Seperti biasa, Taehyung akan memanjat tembok pembatas sekolah untuk masuk ke dalam.

Tasnya telah dibuang lebih dulu oleh Taehyung. Lalu dirinya yang memanjat dengan susah payah. Saat kakinya telah menginjak halaman belakang sekolah, Taehyung sempatkan diri untuk membersihkan telapak tangannya yang kotor.

Lalu mengambil tas hitamnya juga rompi sekolahnya yang tadi dibiarkan menggantung di bahunya.

"Menyusahkan. Kenapa sekolah harus di pagi hari sih." Taehyung menggerutu sembari melangkahkan kaki.

Kali ini ia harus cepat karena Jimin bilang ada ulangan yang akan di langsungkan.

"Telat 30 menit. Taehyung bodoh." Taehyung merutuki dirinya sendiri sebelum berlari cepat menuju kelas.

Tok tok tok

Taehyung sempatkan ketuk pintu sebelum netralkan ekspresi paniknya dan siapkan cengiran lebar. Namun saat pintu malah dibuka oleh Jimin yang lebih dulu pasang senyuman lebar buat Taehyung membolakan matanya.

"Mana gurunya?" Taehyung bertanya dengan kepala yang berusaha mengintip ke dalam kelas.

"Haha! aku bohong!" Jimin tertawa keras dengan tangan memegang perutnya erat-erat.

"Jimin sialan!" Taehyung sempatkan diri untuk memberi satu pukulan persahabatan di kepala Jimin.

"Yak!" Jimin berdecak tidak suka lalu mengusap kepalanya.

"Kau membuatku panik di pagi hari bodoh!" Taehyung melempar asal tasnya di bangku paling belakang.

"Kan aku hanya menguji coba. Ternyata kau bisa panik hanya karena ulangan." Jimin kembali alunkan tawa nya meski dengan volume yang lebih rendah dibanding tadi.

"Kau pikir aku apa diuji coba? dasar pendek!" Taehyung sempatkan diri untuk lemparkan ejekkan pada sahabatnya sebelum meraih ponselnya.

"Eh kau tau Kim-

"Tidak."

"Ck! jangan potong ucapanku dulu bodoh!" Jimin beri satu pukulan di kepala Taehyung sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Jeon Jeongguk tadi pagi menerima seorang gadis sebagai pacarnya!" Jimin berujar semangat sambil tatap wajah Taehyung.

"Tae?" Jimin panggil sahabatnya saat Taehyung sama sekali tak menunjukkan reaksi apapun kecuali tetap fokus pada ponselnya.

"Hm." Taehyung keluarkan deheman tanpa alihkan atensi nya sama sekali.

"Kau tidak kesal?"

"Untuk apa?" Pertanyaan yang Taehyung ajukan kembali buat Jimin kehilangan kata-katanya.

"Tidak, kupikir kau-

"Aku menyukai manusia sialan itu? Ck! jangan mimpi." Dengan tanpa perasaan, Taehyung membuang ponsel tak bersalahnya keatas meja.

"Tapi kau kan pernah mengajaknya jadi pacarmu."

"Ya kan hanya main-main. Aku sedang bosan saat itu. Dan ya aku dengar para gadis membicarakan si ketua basket yang katanya tidak tersentuh." Taehyung menjawab dengan malas. Tangannya kini sibuk menarik sebuah buku berwarna hijau dari dalam tasnya.

"Pinjam pekerjaan mu. Aku malas berpikir." Kemudian dengan seenak jidatnya, Taehyung meraih buku milik Jimin untuk menyalin pekerjaan rumah pemuda itu.

Jimin sendiri hanya diam melihat kelakuan sahabatnya. Sudah biasa buatnya. Tapi yang belum biasa adalah jawaban kelewat santai Taehyung tentang kelakuannya waktu itu. Yang tiba-tiba mengajak si ketua basket sorotan sekolah untuk menjadi kekasihnya.

"Tae!"

Taehyung dan bahkan seluruh kelas menatap terkejut kearah Jimin yang secara tiba-tiba menggebrak mejanya dengan keras. Sedangkan Jimin sama sekali tidak peduli. Fokusnya hanya pada sahabatnya yang sulit sekali dimengerti jalan pikirannya.

"Kau kenapa sih Jim?" Taehyung bertanya dengan kesal kepada Jimin yang kini menatapnya dengan tajam.

"Jadi selama ini kau hanya menantang dirimu sendiri? benarkan?! iya kan!?" Jimin menggoyangkan bahu Taehyung cukup keras. Membuat Taehyung sedikit mual karena guncangan teman pendeknya.

"Park boncel Jimin. Kau gila. Sungguh." Dengan kasar Taehyung melepaskan cengkraman Jimin.

"Ah! berarti benar kau hanya menantang dirimu sendiri. Astaga kupikir kau sungguhan menyukai manusia tembok itu." Jimin menghela nafas lega sebelum kembali duduk di bangkunya.

"Jim."

Taehyung lontarkan panggilan pada Jimin. Namun yang dipanggil hanya tersenyum senang sembari mencoret-coret buku tulisnya sendiri.

"Jimin."

Taehyung kembali tidak dapat jawaban dari sahabatnya.

"Yak! pendek!"

Berhasil.

Jimin menoleh dengan wajah kesal dan mata mendelik garang ke arah Taehyung.

"Hey Tae! berkaca lah! lihat dirimu. Kau itu lebih pendek dariku bodoh!" Jimin menunjuk-nunjuk wajah Taehyung yang kini ikut tampilkan wajah kesal.

"Aku ini pendek tapi tidak gendut. Jadi tidak kelihatan pendek sepertimu! dasar gendut!!"

"Aku gendut?! Hell! buka bajumu dan lihat perutmu. Aku punya enam kotak diperut sedangkan kau hanya punya lemak disana!!" Jimin kini berdiri sambil menatap Taehyung garang.

Taehyung sendiri jengah dengan kelakuan Jimin. Dan Taehyung itu tidak suka kalau perut nya yang tak berdosa dibawa-bawa dalam perdebatan konyol mereka.

"Aku akan diet mulai sekarang dan tidak akan mau mendengar kata-katamu lagi." Finalnya, Taehyung kembali sibukkan diri menyalin kembali pekerjaan rumah Jimin.

Sedangkan Jimin merutuki diri sendiri karena mengungkit soal lemak. Taehyung itu sensitif soal berat badan. Bahkan pemuda itu telah melakukan beberapa kali percobaan diet diam-diam dan berakhir masuk rumah sakit.

Taehyung punya penyakit lambung omong-omong.

Setelah memikirkan beberapa cara untuk membujuk Taehyung, akhirnya Jimin menemukan satu cara yang akan selalu ampuh.

"Tae, akan ku traktir makan siang di kantin nanti. Sepuasnya apapun yang kau mau." Jimin mulai ajukan satu bujukan yang biasanya ampuh.

"Tidak terima kasih."

"Aku juga akan membelikan mu beberapa komik baru." Jimin tambah bujukannya.

Jimin tidak tau saja kalau Taehyung sedang bersorak senang dalam hatinya. Menguras uang sahabatnya sedikit mungkin tidak apa-apa.

"No."

"Tae ayolah. Apa yang kau mau? asal jangan diet okay?" Jimin sekarang tengah berlutut di sebelah Taehyung.

"Apapun yang ku mau?"

"Ya apapun. Ck! kau pasti akan merugikan ku." Jimin mengacak surainya kasar. Mau bagaimana lagi? salahnya sendiri.

"Berikan aku kartu mu selama seminggu penuh. Aku janji aku akan banyak makan."

Benar kan? Lalu dengan pasrah Jimin hanya bisa memberikan kartunya dengan terpaksa.

Disisi lain, Jeongguk meremas ponselnya dengan keras. Menatap rentetan pesan di ponselnya yang dikirim oleh orang tidak dikenal.

"Sialan. Kau bermain-main dengan orang yang salah." Lalu dengan tangan mengepal Jeongguk keluar dari kelasnya bertepatan dengan bel istirahat yang berbunyi.

"Hey Kim!" Jeongguk berteriak keras begitu melihat orang yang dicarinya sejak tadi.

Sedangkan Taehyung membalik tubuhnya untuk melihat ke atas Jeongguk yang berdiri disana.

Mereka tengah berada di parkiran sekolah. Jam pulang sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Dan Taehyung sedang berjalan menuju mobilnya.

Jeongguk menghampiri Taehyung yang berdiri diam di tempatnya dengan tatapan tidak tertarik.

Bahkan hanya karena itu, mereka berdua menjadi sorotan banyak murid yang masih berkeliaran di parkiran sekolah.

Lalu keadaan berubah riuh begitu pemuda Jeon menempelkan bibirnya dengan bibir Taehyung yang tersentak karena perlakuannya.

Taehyung sudah memberontak, tapi sepertinya kekuatannya kalah dengan pemuda tinggi yang kini mencumbu bibirnya.

Jeongguk bahkan mulai menggerakkan bibirnya. Melumat bibir Taehyung dengan kasar. Taehyung hanya bisa meremas seragam bagian dada Jeongguk sebagai pelampiasannya.

Tangan Jeongguk sendiri tengah meremas pinggang Taehyung kencang dan sebelahnya lagi menahan tengkuk Taehyung agar memperdalam ciuman sepihak darinya.

Beberapa murid menggunakan kesempatan untuk mengambil gambar mereka. Bahkan teriakan histeris para gadis terdengar sangat berisik namun sayangnya tak menghentikan aksi Jeongguk.

Begitu dirasa pasokan udaranya menipis, Taehyung melayangkan pukulan sedikit keras di bahu pemuda Jeon hingga ciuman mereka terlepas.

Kesempatan itu digunakan Taehyung untuk menghirup oksigen dengan rakus.

"Hah...sialan...Kau...hah..Jeon." Taehyung terengah dengan wajah memerah.

"Bukankah kau yang menawarkan diri untuk menjadi kekasihku? sekarang aku akan menjawab. Aku mau dan mulai sekarang kau adalah kekasihku."

Taehyung sempat terdiam untuk beberapa saat. Kemudian tersenyum kemenangan.

"Apa kau sudah kalah dengan pesonaku Jeon?" Taehyung terkekeh sinis.

"Ya, sepertinya begitu. Sayang." Jeongguk membisikkan kata terakhirnya tepat di telinga Taehyung.

Lalu tanpa perasaan meninggalkan Taehyung yang masih termangu di tempat.

"Ck! sialan. Ciuman pertamaku harus diambil oleh orang sepertinya." Taehyung merutuki kejadian tadi lalu meninggalkan parkiran untuk masuk ke dalam mobilnya. Meninggalkan area sekolah dengan kecepatan diatas rata-rata.

©queen_na1

Continue Reading

You'll Also Like

1M 150K 108
taehyung dengar, anak pemilik kost yang ditempatinya ganteng sekali. [kookv +bts] ⚠️cover from pinterest's pict⚠️
994K 14.9K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
6.9M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
3.3K 478 10
Original title: 白月光只想暴富[穿書] Indonesian title: Bai Yueguang hanya ingin menjadi kaya [memakai buku] Penulis: Gulungan Keju Garam Laut [ 海鹽芝士卷 ] Jenis:...