"Terkadang aku membutuhkan satu-satunya hal yg bisa kamu sediakan, ketidakhadiranmu."
~
Minta Voment & Follow!!
AWAS TYPO BERTEBARAN
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian seorang pria tak dikenal masuk kekebun kaca aurel. Sio telah ditugaskan aurel untuk mencari tahu siapa pria itu malah bungkam seribu bahasa hingga membuat aurel tampak uring2an selama beberapa hari ini.
"Ck." Decak aurel kesal mengingat kelakukan sio yg menyebalkan.
Dia pun meminum jus mangga yg tersedia di mejanya. Oh iya, sekarang dia berada dimenara ferosha dan tentunya bukan sebagai murid lagi tapi sebagai mentor seperti para sens lainnya.
"Aurel, kenapa wajahmu muram sekali? Ada masalah?" Turanya alisha yg berjalan menuju meja aurel.
Aurel menghela nafas.
"Tidak..... hanya memikirkan sesuatu tentang rumah." Jawabnya.
Hingga tanpa sengaja aurel melihat ke arah raciel yg memang mejanya berada didepan aurel dengan selisih jarak yg cukup jauh. Selama 4 tahun ini bisa dibilang hubungan mereka bertiga sangatlah baik walau banyak sekali misteri yg mengganjal tentang ciel.
"Tumben sekali dia ada disini, biasanya dia akan diperpustakaan sepanjang hari sambil rebahan disofa." Seru aurel.
"Aku mendengarnya." Sahut ciel membuat aurel berjengit kaget.
Dia pun mendelik kesal.
"Apa? Aku hanya mengatakan kebenaran." Balasnya.
"Ck." Ciel berdecak, kemudian dia berdiri dan berjalan kearah mereka berdua.
Lalu buku yg tadinya dibaca diletakkan diatas meja aurel hingga secara otomatis mereka berdua membacanya.
"Sejarah Kerajaan ALASKANDOR." Gumam mereka secara bersamaan.
Aurel dan alisha pun bertatapan sebentar kemudian beralih melihat ciel. Ciel pun duduk didepan aurel dan menumpukan wajahnya dengan tangan kanannya.
"Apa kalian tahu tentang kerajaan ini?" Tanya ciel.
Aurel menggerakan bola matanya seperti berpikir.
"Aku hanya mendengar rumornya saja tapi tak tahu tentang kebenarannya." Jawabnya.
Ciel pun beralih menatap alisha.
"Aku pernah mendengar cerita kerajaan ini dari guru sejarahku. Dia sangat bersemangat sekali dalam a menceritakannya walau tahu aku sampai tertidur. Menurut cerita yg kudengar, kerajaan Alaskandor adalah kerajaan yg telah menaklukan 10 kerajaan. Kaisar saat ini adalah Immanuel Felix Nadav Issachar. Dia dikenal dengan kepemimpinannya yg sadis dan tegas tanpa pandang bulu. Tapi hal itulah yg membuat rakyatnya sangat tentram dan makmur sentosa. Juga diusia muda, dia memang sudah menaklukan 10 kerajaan itu dan menjadi kaisar. Kehebatannya sudah diakui dunia bahkan kerajaan Northumbria tidak berani mengusik kerajaan Alaskandor." Jelas Alisha.
Aurel setelah mendengarnya memasang raut wajah serius hingga menimbulkan keheranan dari 2 temannya.
"Kau kenapa?" Tanya ciel.
"Kaisar ini......" Aurel menggantungkan kalimatnya hingga membuat ciel dan alisha menunggu penasaran.
"Pasti sudah tua dan ubanan. Haduh, banyak keriputnya juga pasti." Lanjutnya hingga kedua teman yg mendengar misuh2 dalam hati.
"Astaga aurel." Desah alisha.
"Hei, apa maksudmu dia sudah tua. Dia masih muda, umurnya masih 20 tahun. Dia juga tampan dan kuat. Tatapannya setajam elang dengan rambutnya yg hitam seperti gagak." Protes ciel.
Aurel kemudian mengerutkan keningnya.
"Darimana kau tahu? Kau pernah bertemu dengannya?" Tanya aurel.
"Iya, darimana kau tahu? Setahuku, tak ada penjelasan bagaimana wujud kaisar Alaskandor karna hal itu dirahasiakan demi keamanan. Bahkan dibuku sejarah saja tak disebutkan berapa umurnya saat dia berhasil menaklukan 10 kerajaan itu." Dukung alisha.
Ciel terlihat gugup. Kemudian dia berusaha menormalkan raut wajahnya.
"Tidak penting darimana aku tahu. Yg jelas dia bukan seperti yg ada dalam pikiranmu. Sudahlah aku mau keperpustakaan." Elak ciel kemudian.
"Kau tak ingin ikut dengan kami?" Tawar alisha.
Ciel menaikkan alisnya sebelah.
"Memang apa yg akan kalian lakukan?" Tanyanya.
"Kami akan melakukan proyek untuk festival Oshlova nanti. Kau tahu kan, festival ini sangat penting bagi kalangan sihir karna ini merupakan wujud penghormatan pada alam semesta terutama Gods Of Fate. " jelas alisha.
Ciel melambaikan tangan kanannya malas.
"Maaf, aku pecinta rebahan. Bukan banyak aktivitas seperti kalian. Membuang tenaga saja." Ujarnya yg kemudian meninggalkan ruangan begitu saja.
"Huh pemalas." Lirih aurel.
Kemudian dia pun melihat ke Alisha.
"Sudahlah. Ayo kita berangkat sekarang." Ajaknya kemudian yg diangguki alisha.
.
.
.
.
.
Bukk....
"Hahh... akhirnya sampai juga dirumah. Uuhh emily, tolong buatkan Es Coklat yahh.." seru aurel sekembalinya dari menara ferosha.
"Baik nona. Apa perlu saya ambilkan beberapa camilan?" Tawar emily.
Aurel berpikir sejenak.
"Yah... kupikir tidak buruk."
Emily pun mengundurkan diri hingga tinggal aurel yg berada dikamarnya.
"Sio." Panggilnya pelan.
Sinar merah-keemasan muncul bersama dengan sio.
"Ada apa?"
Aurel memicingkan matanya menatap tajam sio.
"Kau benar2 tak ingin mengatakan apapun padaku?" Aurel kembali memojokkan sio seperti beberapa hari yg lalu.
Sio menghela nafas.
"Apakah kau tak bisa melupakannya? Anggap saja angin lalu."
Aurel pun kembali mendelik tajam.
"Enak saja kalau bicara! Bagaimana jika dia adalah orang yg berbahaya? Coba kau pikir, bagaimana mungkin dia dengan seenak jidatnya masuk kekediaman grand duke tanpa ada yg tahu?" Sio mengalihkan pandangannya kemanapun yg penting tidak melihat aurel.
Aurel pun menutup matanya sejenak.
"Baiklah, jika kau tak ingin mengatakannya biar aku yg mencarinya sendiri."
Keheningan muncul beberapa saat hingga sio mengeluarkan suaranya kembali.
"Tikus putih itu kembali bertindak." Ujarnya.
"Hm?"
"Dia kemarin menemui grand duke bersama marquiss christane. Sepertinya tikus putih itu berusaha dekat dengan ayahmu." Jelas sio.
Hingga sesaat kemudian emily masuk sambil membawa hidangan.
"Ah tuan anastasio disini. Kalau begitu saya akan kembali dengan membawa teh." Ucap emily.
"Tidak perlu." Sahut aurel cepat.
"Dia disini sebentar. Jika dia haus biar dia mengambil air selokan saja." Lanjutnya kembali dengan nada menyindir.
"A-apa? Ta-tapi.."
"Keluar emily." Tekan aurel.
Akhirnya emily pun keluar dengan kebingungan yg mendera. Sedangkan sio menghela nafas lagi untuk kesekian kalinya.
"Ayah tidak akan semudah itu didekati. Apalagi dia memiliki hubungan buruk dengan marquiss christane." Aurel kembali pada topik utamanya.
"Kudengar mereka membicarakan tentang keaslian kau sebagai putri xavior, dan hal itu membuat ayahmu marah dan mengusir mereka dari istana."
Aurel tertawa. Tawa yg mengerikan.
"Mereka sangat bodoh. Entah apa yg akan mereka lakukan."
"Kau tahu aurel, aku mulai mencium bau black magic dari mereka. Sangat busuk dan menyengat. Aku curiga mereka menargetkanmu." Nada khawatir jelas keluar dari sio.
Sedangkan aurel hanya menatap santai sio sambil bersedekap dada.
"Kau tenang saja. Kau mengenalku dengan baik bukan? Aku sudah tahu black magic pasti akan dilakukan oleh mereka. Itulah mengapa aku sudah mempersiapkan semuanya~" ucap aurel dengan kata terakhir bernada.
Aurel pun meminum es coklatnya.
"Hanya tinggal menunggu dan kemudian akan kuhancurkan tikus putih itu." Aura intimidasi keluar dari aurel yg menatap coklatnya dengan serius.
Kemudian seringai terukir dibibir indahnya.
"Aahhh iya... aku punya janji dengan ayah. Jadi pergilah! Aku muak melihat wajahmu. Cepat pergi sebelum aku menyuruh ayah mengirim sev." Ancam aurel yg masih kesal dengan kebungkaman sio tentang pria asing itu.
Sio bergidik mendengarnya kemudian segera menghilang dari tatapan aurel.
"Baiklah... aku datang ayah!!" Serunya.
Sesampai dikantor ayahnya, aurel lihat xavior masih mengerjakan berkas2 yg menumpuk dimejanya.
Aurel pun menghela nafas.
"Ayah. Bukankah kau yg menyuruhku kesini? Lalu kenapa masih berkencan dengan berkas2 itu?" Sindir aurel yg duduk disofa.
Xavior melihat kearah aurel sebentar. Kemudian kembali mengerjakan.
"Ayah!" Jerit aurel yg kesal.
Entah kenapa semua orang hari ini membuatnya kesal. Xavior menaruh penanya diatas meja dan mengangkat kedua tangan layaknya tawanan.
"Baiklah." Ucapnya kemudian.
Xavior pun berdiri dan berjalan kearah aurel kemudian ikut duduk disofa berhadapan dengan aurel.
"Kudengar marquiss christane dan putrinya datang kesini?" Tanya aurel berbasa-basi.
"Hanya untuk membual. Entah kenapa, kurasa mulut mereka penuh dengan sampah busuk." Balas xavior sambil meminum kopinya.
Aurel terkekeh.
"Jangan terlalu kasar ayah. Bagaimanapun mereka kerabat kita." Seru aurel.
"Maaf saja, aku tak sudi menganggap mereka kerabat. Tapi beda lagi kalau peliharaan." Sahut xavior.
Aurel pun tertawa.
"Jangan melucu ayah! Menjadi hewan peliharaan? Aku malah tidak mau jika mereka menjadi hewan peliharaan kita. Lebih baik lempar saja kekandang singa."
Xavior mengangguk membenarkan.
"Ah iya. Kau tahu kerajaan alaskandor kan?" Tanya xavior tiba.
Aurel mengerutkan keningnya bingung.
"Ya. Semua teman2ku membicarakan kerajaan yg hebat itu, katanya." Jawabnya.
"Yah... mereka akan kesini besok untuk berkunjung. Bisa dibilang kaisar northumbria berusaha berhubungan baik dengan kaisar alaskandor. Sebulan yg lalu kaisar edmund berkunjung ke alaskandor dengan membawa beberapa hadiah yg besar. Mungkin karna hal itulah mereka membalas dengan berkunjung balik ke northumbria. Walau kudengar kerajaan yg lain jugs melakukan hal yg sama tapi tak pernah dibalas seperti northumbria." Ungkap xavior.
"Apakah kaisar alaskandor akan ikut juga?"
Xavior tampak berpikir sejenak.
"Menurut laporan yg kuterima kaisar alaskandor akan datang. Tapi tak ada jaminan apakah dia benar2 akan datang." Balas xavior.
"Pantas saja beberapa hari ini northumbria tampak sibuk." Gumam aurel.
"Dan besok.... kau akan ikut ke istana northumbria." Aurel tersedak kaget. Xavior pun memberikan minum kepadanya.
"Uhuk... uhukk... apa? Tapi kenapa? Apa semua bangsawan diundang?" Aurel meradang. Dia paling anti jika harus kembali ke istana itu.
"Tidak. Hanya bangsawan tertinggi saja yg diundang. Seperti archduke."
Aurel menghela nafas.
"Baiklah. Besok aku datang." Ujarnya.
"Kau tenang saja. Semuanya telah kusiapkan, dan gaunmu akan segera datang."
"Gaun?" Aurel memasang raut kesal.
"Gaunku sudah banyak dan itu hampir memenuhi istana kita ayah!! Bahkan banyak yg tak pernah kukenakan! Masa iya harus kuberikan ke gelandangan didepan pasar!!" seru aurel.
Xavior hanya mengendikkan bahunya tak mau tahu dan menyeruput kopinya.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tbc.
Maaf semua baru up 😄.
Author mau cerita alasan aku gk segera up. Jadi, minggu2 kemarin tubuh ku sempat drop hingga gk sanggup buat berdiri 😓. Ternyata waktu diperiksa trombosit author turun drastis dan author pun kena gejala DBD. Cuman gejala aja kok tenang aja.
Author waktu itu dikasih pilihan. Mau dirawat inap atau dirumah aja dan author lebih memilih dirumah aja soalnya author benci rumah sakit!😷. Hingga sekitar 2 mingguan baru author bisa sembuh total sebenarnya 4 hari udh sembuh cuman belum fit dan itu kalau buat jalan rasanya kayak ada kunang2 gtu.
Jadi, please forgive gaess atas keterlambatan author yg sangat terlambat. Semoga kalian ngerti dan stay healthy yah 👋...
Salam manis dari author 😄😄