[3] KIMcheees 3x✓

By Arrastory

162K 31.6K 6.5K

[KIMcheees Series] [3] Rumah tak lagi terasa ramai Justru kini teras sepi Tak ada Karaoke ala Hanbin, Bobby T... More

Prolog
Menguatkan Ingatan
Untuk Si Anak Ketiga
Keluarga Kecil Si Sulung
Party
Kakek & Tiga Cucunya
Cerita Cinta Anak Perempuan Satu-satunya
Si Bungsu Dan Para Teman Perempuannya
Kisah Mantan CEO Lambe
Keluarga Lain Haruto
Ruru
Panti Asuhan
Cucu Pertama dan Anak Terandom
Cerita Cinta Si Bungsu
Kapan Nikah?
HMM
Hari Lahir Si Anak Sulung
TV Baru
Sidang Dadakan
dr. Kim Hanbin
Keluarga Hayi
Harapan yang Terkubur
Sweet Seventeen
Curhat Dooong
Buka Puasa
"Apa pendapat kamu tentang orang yang masih tinggal sama mertua?"
GIMANA CARA NGOMONGNYA?!
Dha's Clothing
Haruto Pernah Merasakannya
Malam Sebelum Lebaran
Lebaran Lagi Kitaaa
Tragedi Lamaran Jilid II
Princess-nya Heechul Cees
Demi Halal
The Ipar's
"... tau gak kenapa Dahyun gak cantik?"
Gabutnya Tuan Muda
Sehari Bersama Sultan
Anak Baru
Kim Donghyuk, S.H
SIRAM SAJA SUDAH!
ALHAMDULILLAH SAAAH!
Target Ngidam Baru
Duta LDR
Impersonate ala Heechul cees
Kado Antimainstream
Cemburu Ala Mereka
Huru Hara Ibu Hamil
Calon Anggota Tetap?
Pasukan Bunda
HBD y
Duo Bungsu
Duta Pariwisata
Jadi Pengasuh
Jagoan Lagi
Hayi kapan?
Nama Anak
Rumah Yang Sepi
Si Bungsu
Bukan Satu-satunya
Circle Yang Sulit Ditembus
Harta, Tahta, Rangers Bungsu Bunda
"Bapak Lo Ulang Tahun"
7iKAN is Back
Tempat Ngungsi
Calon Penduduk Sementara Graper 2
Hayi dan Segala Tingkahnya
Little Lambe
Korban Ngidam
Nikah?
Makan-makan
Nggak Jadi Pindah😫
Princess Satu-Satunya
Takut Nikah
Insecure
Nyerah?
CINCIN
Panitai Acara
Datang Lebih Awal
Si Bayi Ajaib
Ritual Penyambutan Kim Hajoon
Pesta Bujang
Akhirnya Nikah Juga

Golongan Manusia Bucin

2.4K 458 147
By Arrastory

Minggu pagi yang sepi. Hanya ada Haruto yang sedang menonton doraemon sembari memakan sereal, dan Bunda berada di dapur. Sedangkan penduduk rumah lainnya sudah berpencar keluar sejak pagi.

"Bun, mobil aku kok belum bener aja?"

"Tanya ke Ayah, bunda gak paham. Orang mobil bunda juga belum bener juga."

Haruto berdecak sebal, tak ada kendaraan pribadi membuat Haruto kesulitan jika ingin pergi. Ia bahkan kadang membegal mobil kakak iparnya, Teh Jisoo. Tapi ya gak enak juga kalo tiap hari, nanti malah jadi hak milik.

"Bunda mau ke luar dulu, Mamang sayur udah ada di pintu masuk. Kamu jaga rumah ya."

"Gak dijagain juga rumah gak akan kabur," gumam Haruto. Untung saja bunda tidak mendengar perkataan bungsunya itu. Bisa gak dapet jatah makan kalo sampe bunda denger.

Kembali fokus pada doraemonnya, Haruto juga kembali menikmati sereal yang tinggal sedikit lagi. Tetapi kenikmatan itu langsung sirna kala ponselnya berdering.

Pak Moon is calling...

"Hallo, Pak?"

"Hallo, selamat pagi tuan muda. Maaf saya menganggu."

"Kenapa, Pak?"

"Tuan muda sudah mendapatkan kabar tentang Nona Mara?"

"Handphonenya masih gak aktif, tadi pagi udah saya telpon lagi, tapi masih tetep mati, Pak."

"Barusan saya dapet kabar dari security rumah, kalo Nona Mara tiga hari yang lalu dibawa ke rumah sakit sama ambul--"

"Pak, tolong pesenin tiket pesawat ke sana sekarang, dan tiket pulangnya buat malem," Haruto dengan cepat memotong perkataan kepala pelayan di rumahnya itu. "Tiket keberangkatan kalo bisa secepatnya. Saya siap-siap sekarang."

Haruto langsung bergegas ke lantai atas, meninggalkan doraemon dan mangkuk sereal yang untungnya tidak tumpah. Wajah remaja kelas 10 itu terlihat benar-benar panik. Haruto bahkan tak butuh membersihkan diri, ia hanya berganti pakaian dan membawa tas yang berisi dompet serta beberapa keperluan pribadi.

Dan setelah semuanya siap, ia langsung berlari melompati beberapa anak tangga sekaligus. "Modar Aing!" tubuhnya tiba-tiba saja terhenti. Otaknya baru saja mengingatkan bahwa ia harus meminta izin kepada Bunda.

Haruto masih terus berpikir, sembari memakai sepatunya. Ia memilih untuk berjalan menuju pintu gerbang. Lumayan, waktu selama jalan bisa dipake buat mikirin alasan yang akan ia pakai.

"Oh iya!" Haruto langsung mengetikkan sesuatu di ponselnya. Mengirim pesan kepada manusia yang bisa dia peralat dalam kondisi seperti ini.

To: Uwoo Uwooo
Wo. Kalo bunda gue nyariin gue. Bilang gue emang main sama lo ya.
Nati besok gue traktir mie ayam 5 mangkok.

Teman yang baik adalah teman yang bisa kita ajak menuju neraka. Haruto dan Jeongwoo misalnya.

"Dek, mau kemana?"

Haruto langsung berjalan menghampiri Sang Bunda yang sedang memilih sayuran.

"Aku mau ke rumah Jeongwoo, Bund."

"Ngapain?"

"Biasalaaah," jawab Haruto. "Main, sambil cari keributan."

"Tuh kalo mau ributmah, gabung sama Si June ..." saut Ibu Koo sembari menunjuk warungnya, dimana Junhoe sedang membereskan tumpukan kardus makanan yang baru datang.

"Kapan-kapan aja deh, Tan. Hari ini mau ngerusuh sama Jeongwoo dulu."

"Mau pake mobil, Teteh ga?" tawar Jisoo yang memang ikut berbelanja juga. Sedangkan Haruto hanya meringis saja.

"Uto naik taksi aja, Teh. Soalnya mau jalan-jalan pake mobil Jeongwoo."

"Yaudah sana hati-hati," kata Bunda dan dijawab anggukan Haruto. Remaja itu langsung bergegas menuju gerbang keluar setelah berpamitan dengan para ibu-ibu yang sedang belanja itu.

Taksi di depan perumahan memang cukup mudah didapat, tinggal ulurin tangan kanan kedepan, angkutan umum ekslusif itu akan menepi ke kiri.

"Pak, ke Bandara, ya."

💃

Perjalanan melalui udara memang tak terlalu memakan waktu, Haruto telah tiba dalam waktu kurang dari dua jam. Dan Pak Moon, kepala pelayannya sudah menunggu di pintu kedatangan.

"Selamat datang, Tuan Muda."

Haruto hanya tersenyum saja, berjalan beriringan dengan kepala pelayan di rumahnya. "Langsung ke rumah sakit aja, Pak. Udah taukan Pak di mana rumah sakitnya?"

"Iya tuan, saya sudah mencari info. Kata kepala pelayan di rumah Nona Mara, Nona dibawa ke rumah sakit karena tak sadarkan diri, penyakitnya kambuh lagi."

Haruto menganggukkan kepalanya, ia ingat Mara memiliki fisik yang tidak terlalu kuat. Dan beberapa hari yang lalu, Mara sedang kesenangan berkeliling taman memotret kupu-kupu. Mungkin perempuan itu kelelahan.

"Kondisi Mara sekarang gimana?"

"Kabar yang saya dapat, kondisinya sudah stabil, Tuan. Tetapi masih harus banyak beristirahat."

Haruto hanya mengangguk saja, "Terimakasih, Pak," ucapnya saat pintu belakang mobil dibukakan untuknya.

Perjalanan dari bandara menuju rumah sakit terasa begitu lama bagi Haruto. Kakinya bergerak-gerak tidak sabar, ia ingin segera tiba.

Dan benar saja, saat toyota camry itu berhenti di parkiran mobil. Haruto langsung bergegas turun dan sedikit berlari menuju lobi.

Tetapi sayang, langkahnya harus terhenti karena ia tak tahu harus kemana. Akhirnya tuan muda itu terpaksa menunggu sebentar Pak Moon yang kini berjalan menghampirinya.

"Mari, Taun. Nona Mara dirawat di lantai 5." Haruto hanya mengangguk saja, berjalan mengikuti Pak Moon yang sudah berjalan lebih dulu menuju lift.

"Saya sudah bilang pada asistennya Nona Mara, beliau bilang Nona Mara sedang beristirahat."

Haruto hanya mengangguk saja, "Saya cuma mau liat kondisinya kok, gak akan ganggu waktu istirahatnya."

Pak Moon hanya mengangguk saja, berbarengan dengan pitu lift yang terbuka. Haruto terlihat melangkah lebih dulu karena ia sudah melihat seorang wanita yang tidak asing di ingatannya.

"Mara lagi tidur, Mba?"

Wanita yang sedari dulu menemani Mara hanya tersenyum saja kepada Haruto. Kepalanya mengangguk pelan sebagai jawaban, "Tadi selesai sarapan, Nona Mara kembali tidur."

"Saya boleh masuk?" izin Haruto. Sedangkan wanita tersebut terlihat ragu, ia saja sedari tadi hanya menunggu di depan karena takut mengganggu. "Saya gak akan ganggu."

Wanita sekitar usia Pak Moon itu akhirnya mengangguk. Memberi izin kepada Haruto untuk masuk.

"Mbak kalo mau istirahat dulu silahkan, biar saya yang jaga Mara," kata Haruto dan setelah itu masuk dengan perlahan kedalam ruang vvip tersebut.

Dan perempuan yang ia kira sedangkan tidur, ternyata kini sedang melamun. Menatap kosong pada tembok kamar, terlihat menikmati lamunannya, hingga tak sadar bahwa ada seorang lelaki yang sedang duduk di kursi sebelah tempat tidurnya.

Haruto sendiri tak ada niatan mengganggu Mara, lelaki itu memilih duduk sembari memandangi Mara masih menatap kosong pada dinding rumah sakit.

Seluruh risau dan pikiran buruk Haruto kini telah sirna. Hatinya mulai tenang setelah melihat Mara baik-baik saja. Walaupun selang infus dan oksigen masih menjadi bagain dari perempuan itu.

"Ngelamun, aja--" Mara yang masih asik sendiri dengan dunianya, seketika menjadi kaku. Suara berat dan sebuah telapak tangan kini sudah mengelus surainya. "Kerasukan setan, ribet nanti."

Mara langsung membalikkan tubuhnya, menghadap Haruto. Dan senyuman terbit begitu saja saat ia melihat bahwa Haruto yang benar-benar datang. Sedangkan lelaki dengan kaos putih lengan panjang itu masih tetap mengelus-elur kepala Mara.

"Tiga hari aku telponin, tapi gak aktif."

"Aku bahkan gak tau handphone aku dimana," balas Mara, membuat Haruto mengerucutkan bibirnya sebal.

"Aku kira kamu diculik alien, tau." Seakan sedang mengadu bahwa mainnya dicuri, Haruto terlihat memajukan bibir bawahnya dengan manja. Sedangkan Mara sendiri hanya tersenyum saja.

"Kamu ngapain ke sini?"

Haruto tentu saja langsung mendelik, lengannya yang tadi mengelus kepala Mara, kini sudah beralih mencubit pipi perempuan tersebut. "Ya apalagi kalo bukan karena dapet kabar kamu di sini," jawab Haruto sedikit sewot. "Aku sampe nyuruh Pak Moon buat pesen tiket pesawat bulak-balik."

Mara kembali tersenyum, "Lain kali jangan kaya gini lagi," kata Mara. "Aku masuk rumah sakit bisa dua bulan sekali, atau bahkan sebulan dua kali. Kalo kamu kaya gini, yang ada nanti bkamu jadi pilot."

Bisa-bisanya Mara ngelawak di kondisi lemes gini. Sedangkan Haruto tak ada niatan untuk menjawab. Ia lebih memilih menyandarkan kepalanya di atas tempat tidur Mara, sedangkan wajahnya menatap tepat ke wajah Mara.

"Pake oksigen enak ga?"

"Enak, kaya dapet udara ekslusif," jawab Mara santai. Sedangkan Haruto langsung mendelik saat mendengar jawaban dari Mara.

"Mamah sama Papah kamu gak pulang?" tanya Haruto, dan dijawab gelenggeleng kepala santai dari Mara.

"Cuma masuk rumah sakitmah buat mereka biasa," jawab Mara. "Masuk liang lahat, baru pulang."

"Mulut!" tegur Haruto.

💃

.
.
.
.

"Kamu pulang jam berapa?"

"Abis kamu habisin makan malam," jawab Haruto yang sedang mengupas kulit jeruk untuk Mara.

"Udah kenyang," kata perempuan tersebut yang sudah tak lagi memakan makan malamnya.

"Habisin, ih ..." kata Haruto. "Kamu gak akan pulang dari rumah sakit kalo makanannya gak abis mulu."

"Kata siapa?" balas Mara. "Aku setiap dirawat gak pernah tuh ngabisin makanan, tapi kalo udah sehat boleh pulang."

"Ya kan bisa sehat kalo pola makannya teratur," Haruto tak mau kalah, ia tentu saja mengajukan argumennya.

"Kenyaaaang," rengek Mara. "Kamu aja yang ngabisin."

Haruto langsung mendelik, menyuapi buah jeruk yang sudah ia bersihkan kepada Mara. Dan setelah itu mengambil sendok yang tadi dipakai oleh Mara, lalu memakan sisa makanan Mara.

"Kenapa makanan rumah sakit selalu enak buat orang yang sehat?" tanya Mara saat melihat Haruto yang lahap memakan bubur dan beberapa lauknya.

"Karena emang lidahnya sehat, jadi enak. Makanya kamu jangan sakit," balas Haruto yang menyodorkan sayur dan kuahnya kepada Mara. "Makan."

Mara dengan canggung membuka mulutnya setelah menelan jeruknya.

"Jangan kecapekan," kata Haruto sembari memakan makan malam milik Mara. "Kamu yang tau kapasitas badan kamu, kalo udah ngerasa gak sehat, istirahat."

"Iyaa--" jawab Mara dan langsung mendapatkan suapan sayur kembali oleh Haruto. Kali ini bahkan beserta buburnya.

"Abis ini minta tolong ke Mba buat cariin handphone kamu," kata Haruto, lengannya kembali menyuapi bubur dan lauk untuk Mara. "Aku susah nyari kabarnya kalo handphone kamu mati. Yakali minta tolong ke Pak Moon terus."

Mara hanya mengangguk saja, tanpa ia sadari, makan malamnya sudah habis olehnya berkat disuapi Haruto suapi.

"Udah abiiis," kata Haruto semangat. "Aku pulang dulu ya. Kamu istirahat, besok aku telpon."

Sebanyak apapun alasan yang Haruto lontarkan. Entah ia datang karena panik sahabatnya sakit dan tak ada kabar, atau hanya sebatas khawatir kepada teman kecilnya dibawa ke rumah sakit. Tetapi, bungsu keluarga Heechul ini tetap masuk kedalam kategori BUCIN, golongan tanpa disadari oleh dirinya sendiri.

Tbc

Gimana? Mulai Oleng?

Continue Reading

You'll Also Like

462K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
31.6K 2.5K 49
4 cegil dengan kisah mereka masing-masing Karina si gagal move on Giselle si paling Friendzone Winter si paling gak peka Dan Ningning si paling gak j...
1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
4.2K 577 36
Pada awalnya ini merupakan hubungan yang tegang antara Yeonjun dan Karina. Namun, pertemuan yang terus menerus membuat perubahan untuk hubungan kedua...