Diary Love [END]

By zealheana

9.9K 1.2K 71

'Masa lalu ada bukan untuk dilupakan. Masa lalu ada untuk dikenang dan dihargai keberadaannya' Main Cast Park... More

Prolog
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
ENDING
Epilog

CHAPTER 10

359 54 4
By zealheana

Seminggu kemudian

Baekhyun tengah mengobrol bersama Sehun di ruang teater, membicarakan isi naskah sambil Sehun menjelaskan beberapa detailnya. Baekhyun sendiri menerima penjelasan Sehun dengan sangat baik sambil sesekali bertanya

Di sudut lain ruang teater, ada Chanyeol, yang tengah terduduk sendiri sambil memperhatikan jilid naskah drama di tangannya sambil termenung cukup lama

Jujur saja, memerankan dirinya sendiri yang merasa terpuruk benar-benar hal yang berat untuknya

Cerita yang Sehun buat sama persis dengan apa yang Chanyeol alami di masa lalu, Chanyeol tidak tahu dari mana Sehun tahu semuanya bahkan benar-benar sampai sepersis itu yang jelas, memainkan drama itu sama saja kembali membuka rasa bersalahnya yang tak pernah selesai dan itu menyakiti perasaannya

Bohong kalau bilang dia kuat, di dalam lubuk hati terdalamnya, Chanyeol ingin menyerah. Tapi bayang-bayang Sehun yang mengambil perannya dan bermain bersama Baekhyun itu sangat mengganggu

Dia tidak bisa, Chanyeol tidak bisa membiarkan itu terjadi, ditambah dengan fakta bahwa Baekhyun memiliki kekaguman pada sosok Sehun

Chanyeol menghembuskan nafas berat sebelum kemudian berjalan mendekati Sehun dan juga Baekhyun

Melihat Chanyeol yang berjalan mendekat, Baekhyun tersenyum "Kau sudah mempelajari naskahnya? Sehun sunbae baru saja menjelaskan..."

"Bisakah--"

Chanyeol memotong pembicaraannya dan Baekhyun terdiam ketika melihat ada yang aneh dengan raut wajah Chanyeol saat ini yang sedang menatap Sehun

"-- hari ini aku izin tidak latihan?"

Sehun membuang nafasnya terkesan mencemooh sebelum menatap Chanyeol dengan senyum remeh "Kenapa?"

"Aku... Sedang dalam kondisi yang kurang sehat"

"Kau sakit?" dan Baekhyun segera bertanya dengan nada khawatir

Sementara Chanyeol masih bertahan di tempatnya menatap Sehun dengan tatapan yang sulit diartikan

"Sakit apa kalau boleh tahu? Festivalnya hanya tinggal dua bulan dan kita hanya punya waktu dua minggu sekali untuk latihan sementara ..."

"Aku akan melatih diriku sendiri di rumah" Chanyeol memberi jeda pada ucapannya, menatap Sehun dan kembali bicara "Lagipula aku yang paling tahu jalan ceritanya. Harusnya kau tidak perlu khawatir" lanjut Chanyeol sarkas

Sehun tertawa kecil "Jadi, kau izin tidak ikut latihan sekali atau..."

"Sampai gladi resik terakhir, aku izin tidak mengikuti latihan"

Baekhyun mengernyit bingung mendengarnya, Chanyeol hanya diam. Dia hanya ingin menghindar sebisa mungkin. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan lagi di hadapan Baekhyun

Sehun lagi-lagi tertawa remeh "Kau pemeran utamanya, bagaimana bisa kau meminta izin..."

"Aku akan ikut di minggu terakhir latihan, seperti yang kukatakan sebelumnya bahwa aku sangat memahami jalan cerita ini, kau tidak perlu cemas"

Sehun hanya mengangguk-ngangguk sambil menatap Chanyeol dengan tatapan menyebalkannya "Baiklah, itu artinya selama dua bulan penuh ini, aku yang akan menggantikan peranmu saat latihan"

Chanyeol terdiam

"Bagaimanapun, Baekhyun juga butuh lawan main untuk berlatih dan memiliki gambaran besarnya bukan?"

Chanyeol mengepalkan tangannya mencoba menahan amarahnya melihat Sehun yang justru mengambil kesempatan

"Kalau begitu aku..."
Chanyeol baru saja akan membatalkan perizinannya sebelum Sehun lebih cepat menyela

"Silahkan pulang, aku mengizinkanmu, dan tolong tepati janjimu untuk datang di sesi latihan terakhir, setidaknya untuk memahami medan panggung kalau kau tidak butuh latihan untuk peran karaktermu"

Pria bermarga Oh itu menolehkan kepalanya, tersenyum amat manis menatap Baekhyun "Ayo, Baek. Kita latihan. Kutunggu di atas panggung"

Pada akhirnya Sehun berjalan mendahului Baekhyun menuju panggung dengan senyum puasnya, meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol saling berhadapan

"Kau sakit?"

Chanyeol menatap Baekhyun yang tengah menatapnya dan Chanyeol terpaku, rasa bersalah langsung menyerangnya saat pria itu bisa merasakan sorot kecewa yang terpancar dari bola mata indah pria mungil di hadapannya

"Cepat sembuh ya?"

Sejujurnya, Baekhyun merasa aneh dengan alasan Chanyeol, kalau memang sakit untuk apa ia memintan izin hingga latihan sesi terakhir? Dan dalam hati, Baekhyun agak menyayangkan hal itu

Dia sangat antusias saat akan latihan bersama Chanyeol hari ini, tapi pria itu malah menolak untuk latihan dengan alasan yang kurang masuk akal. Tapi Baekhyun berusaha untuk tidak perduli, ia yakin, Chanyeol pasti punya alasan sendiri

"Maaf, Baek..."

Baekhyun tersenyum "Lebih baik kau pulang, wajahmu terlihat pucat. Cepat sembuh ya, aku ke atas panggung dulu"

Dan kemudian Baekhyun pergi, menyusul Sehun di atas panggung dan mulai kembali berdiskusi

Chanyeol sendiri menghembuskan nafas berat sebelum kemudian pergi dari sana

Baekhyun benar-benar sangat bersemangat melatih perannya, dia bahkan rela menghabiskan waktunya dari siang hingga malam hanya untuk melatih perannya dengan baik

Meski Chanyeol tidak ada, ya, setidaknya keberadaan Sehun cukup membantu

"Astaga, matamu bengkak, Baek.."

Baekhyun terkekeh "Adegan terakhir itu yang tersulit, saat harusnya air mataku terjatuh secara perlahan saat aku menutup mata, aku justru tidak bisa mengendalikannya, terlalu menyedihkan"

"Kau mendalami peranmu dengan sangat baik, Baekhyun"

"Aku masih perlu banyak belajar dan ceritanya benar-benar.. Wahh.. Dari siapapun kau mendapat inspirasi menulis cerita ini, aku benar-benar salut--"

"-- perempuannya benar-benar sosok yang sangat tulus. Dia yang membantu si pria berubah dan bangkit dari keterpurukan, perempuan itu dengan setia menunggu selama setahun di tengah-tengah penyakitnya dan--"

Tak terasa, Baekhyun kembali menitikkan air matanya

"-- astaga, aku tidak bisa menahan air mataku. Aku benar-benar bisa merasakan apa yang perempuan itu rasakan dan .. Wahh aku terharu.."

Sehun hanya tersenyum penuh makna sebelum kemudian pria itu membuka suaranya

"Kenyataan bahwa dia perempuan pertama yang membuat pria itu bangkit sangat ironi dengan kenyataan bahwa ia juga menjadi wanita pertama yang membuat pria itu jatuh sejatuh-jatuhnya"

Baekhyun mengernyit "Huh? Maksudnya?"

Sehun lagi-lagi tersenyum, ia hanya merasa senang saat membayangkan betapa tersiksanya Chanyeol saat akan memainkan perannya sendiri nanti

"Karena sampai sekarang, pria itu hidup penuh dengan penyesalan, dia pernah jatuh dan bangkit, kemudian harus kembali jatuh karena kehilangan orang paling berharga dalam hidupnya"

Baekhyun menghela nafas panjang
"Aku harap pria itu bisa segera melupakan segalanya, karena ingin dilihat dari sisi manapun, pria itu juga tidak bersalah, dia hanya seorang pria yang tidak mengerti dengan perasaannya sendiri"

Sehun hanya mengangguk sebagai tanggapan, tidak terlalu perduli

"Yasudah, sunbae, aku pulang ya? Sudah cukup malam"

"Perlu kuantar?"

"Tidak perlu, aku bawa mobilku hari ini. Kalau begitu, aku pulang duluan, sunbae"

"Baik, hati-hati saat menyetir"

Baekhyun mengangguk kemudian pergi sementara Sehun tidak bergeming di tempatnya. Memandang punggung sempit sang adik tingkat sambil tersenyum tipis sarat akan makna tersirat

Baekhyun berjalan keluar dari gedung teater menuju tempat parkir mobilnya, namun langkahnya harus terhenti ketika dirinya mendapati seseorang yang berdiri di sisi mobilnya

"Chanyeol?"

Merasa punya nama, Chanyeol -seseorang yang berdiri di sisi mobil Baekhyun- menoleh

"Katanya sakit, kenapa belum pulang?"

Chanyeol tidak bergeming atau bahkan menjawab pertanyaan Baekhyun, pria itu justru menatap Baekhyun dengan tatapan penuh makna

Mendapati keterdiaman Chanyeol membuat Baekhyun semakin khawatir. Pria itu mendekat, berdiri tepat di hadapan si pria dan mulai menyodorkan tangannya untuk memeriksa suhu tubuh pria jangkung di hadapannya yang terlihat pucat

"Sudah berapa lama kau berdiri di sini?"

"Sejak siang"

Baekhyun membuang nafas berat mendengarnya "Apa yang kau lakukan? Kalau sakit, harusnya kau pulang..."

Dan perkataannya terpaksa berhenti ketika tahu-tahu Chanyeol menarik tubuhnya, mendekapnya dengan erat membuat Baekhyun terkejut dibuatnya

"C-chan..."

"Beri aku waktu"

Chanyeol mulai bicara dan Baekhyun terdiam untuk beberapa saat sebelum memberika responnya "Untuk?"

"Memahami perasaanku dan melupakan semuanya" - Chanyeol membatin semakin mempererat pelukannya untuk Baekhyun

Merasakan pelukannya yang semakin erat ditambah Chanyeol yang tidak mengatakan apapun membuat Baekhyun yakin bahwa ada sesuatu yang mengganggu pria yang sedang mendekapnya itu

"Kau baik-baik saja?"

"Tidak, aku tidak baik-baik saja" - dan lagi, Chanyeol hanya membatin

Karena sekarang pria itu sedang benar-benar bingung dengan perasaannya

Dia ingin menyerah, tapi tak rela. Ingin memaksa, tapi bayang-bayang Seulgi selalu menghantuinya. Tapi mengingat Baekhyun dan Sehun ...

Chanyeol benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dia rasakan, hingga akhirnya pria itu melepas pelukannya, menatap Baekhyun dengan tatapan yang begitu dalam

Cukup lama Chanyeol menatap gadis di hadapannya hingga akhirnya pria itu berbalik, berjalan menjauhi Baekhyun tanpa mengatakan sepatah katapun

Baekhyun sendiri hanya diam di tempatnya dengan segala pikiran berkecamuk di benaknya "Ada apa denganmu sebenarnya?"

Karena Baekhyun tahu dan menyadari, ada gurat sendu dan redup dari tatapan pria itu, seolah ada yang mengganggu pikirannya, dan Chanyeol berusaha menahan dan menyembunyikan semuanya

Hingga Baekhyun menghela nafas panjang, memutuskan masuk ke mobilnya dan pergi dari sana

#          #          #

Baekhyun baru saja sampai di rumahnya. Langsung berjalan lesu masuk ke dalam, hingga sebuah suara mengalihkan pikirannya

"Sayang?"

Baekhyun menoleh, mendapati ibunya berjalan mendekat ke arahnya dari ruang keluarga

"Kenapa baru pulang sekarang? Dihubungi juga tidak diangkat"

"Maaf ma, tadi aku latihan pementasan drama untuk festival sastra. Ponselku juga mati"

Jihye mengangguk mengerti sebelum kembali menatap anaknya "Apa-- sangat melelahkan?"

Baekhyun mengangguk namun cukup mengerti dengan maksud ibunya bertanya "Iya, tapi kalau ada sesuatu yang ingin mama sampaikan tidak apa-apa, aku akan dengarkan"

Jihye tersenyum, mengelus surai kecoklatan putri satu-satunya itu dengan penuh kasih sayang "Bersihkan tubuhmu dulu, ganti baju, setelah itu turun, kita bicara sambil makan malam"

Baekhyun mengangguk "Kalau begitu aku ke atas dulu ya?"

"Ya, istirahatkan tubuhmu sejenak juga tidak masalah, selagi mama menyiapkan makan malam untuk kita"

Baekhyun sekali lagi mengangguk sebelum kembali berjalan menuju kamarnya

Tak makan waktu yang lama untuk Baekhyun membersihkn diri dan mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Pria itu kini keluar dan turun untuk segera menuju ruang makan

Hidangan makan malam untuk dua orang itu benar-benar membuat nafsu makannya meningkat, sudah seminggu sejak ibunya pulang dari bisnis luar negeri, Baekhyun akhirnya bisa merasakan masakan rumah buatan ibunya lagi. Ditambah dengan buah strawberry kesukaannya

"Sudah selesai, sayang?"

Baekhyun mengangguk mengambil tempat duduk di hadapan sang ibu dan tanpa basa-basi segera menyumpit makan malamnya

Baekhyun mencicipi tteokbokki buatan ibunya dan matanya langsung berbinar menatap sang ibu "Tteokbokki buatan mama, rasanya tidak pernah berubah, selalu yang terbaik"

Jihye terkekeh "Yasudah, makan yang banyak. Mama juga buat udon kesukaanmu"

Baekhyun lagi-lagi berbinar, mencicipi kuah udong buatan ibunya "Wahh, ma, ini sangat enak, aku bahkan hampir menangis merasakannya"

Jihye lagi-lagi tertawa "Sudah, jangan banyak bicara. Habiskan makan malammu"

Baekhyun mengangguk semangat dan mulai menyantap makan malamnya dengan lahap. Jihye menggeleng kecil sebelum ikut melahap makan malam miliknya

Hingga cukup lama, pada akhirnya Baekhyun telah menyelesaikan makan malamnya "Whoa, aku kenyang sekali hari ini"

Jihye yang memang sudah selesai lebih cepat, tersenyum menatap anaknya "Baekhyun.."

"Iya?"

"Kapan festival sastranya dilaksanakan?"

"Dua bulan lagi"

Jihye mengangguk mengerti sebelum kemudian menatap Baekhyun lamat-lamat "Ada yang ingin mama bicarakan denganmu, sayang"

Baekhyun hanya diam, mulai memperhatikan ibunya

Tahu-tahu raut wajah Jihye berubah lebih berbinar, menatap anaknya penuh keantusiasan dan tersenyum sumringah "Masih ingat? Dulu, kau pernah mengatakan satu impian terbesarmu pada mama, kau masih ingat tentang apa yang kau inginkan itu?"

Baekhyun terdiam sesaat sebelum pada akhirnya mengangguk "Aku ingat. Kenapa?"

"Apa kau masih menginginkannya?"

Baekhyun lagi-lagi terdiam, namun pada akhirnya kembali bicara "Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi..."

"Mama bisa mengabulkannya segera"

Dan Baekhyun kembali terdiam

"Itu kalau kau masih menginginkannya"

Baekhyun terdiam

Dia senang ketika ibunya membicarakan tentang satu hal yang sangat ia inginkan dulu

Ya, Baekhyun tahu ke arah mana pembicaraan ibunya ini

Dia senang, tapi ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Entah kenapa pembicaraan ini mengingatkan dia dengan Chanyeol

Dan Baekhyun..

Mulai merasa bimbang dengan segala hal

Tbc ~

Continue Reading

You'll Also Like

11.7M 302K 23
Alexander Vintalli is one of the most ruthless mafias of America. His name is feared all over America. The way people fear him and the way he has his...
290K 13.9K 93
Riven Dixon, the youngest of the Dixon brothers, the half brother of Merle and Daryl dixon was a troubled young teen with lots of anger in his body...
2M 57.5K 95
On the twelfth hour of October 1st, 1989, 43 women gave birth. It was unusual as none of them had been pregnant since the first day they started. Sir...
194M 4.6M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...