Dosen Killer | END✔

By chocoboom1177

477K 21.6K 545

[Buat yang suka cerita dengan konflik ringan, silahkan mampir.] Cinta, merupakan satu hal asing di kehidupan... More

Cast
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
EP 000
!?

30

9.1K 440 9
By chocoboom1177

Author POV

Tok tok tok

"Selamat siang!"

Terdengar suara pintu diketuk dan sapaan dari seorang suster, karena pintunya terbuka Abyasa busa langsung tahu kalau ada suster yang masuk ruangan Anna.

"Atas nama pasien Rosianna Ayudisa?" tanya suster tersebut.

"Iya. Sudah keluar hasil labnya, sus?" bukan Anna yang menjawab, melainkan Abyasa.

"Sudah, Pak. Bapak ini siapanya pasien, ya?" jawab suster tersebut sekaligus menanyakan hubungan Abyasa dengan Anna.

"Saya suaminya, sus." balas Abyasa cepat.

Setelah itu, Abyasa diminta ke ruangan dokter untuk menerima hasil lab Anna.

"Baik, Pak. Kalau begitu ini hasil labnya sudah keluar, menunjukkan bahwa Ibu Anna terkena tifus atau demam tiroid karena terinfeksi bakteri salmonella typhii. Untuk hasil cek darahnya, kadar hemoglobin Ibu Anna cukup stabil. Perlu dua sampai tiga hari perawatan sampai Ibu Anna benar-benar sembuh." jelas dokter tersebut panjang lebar.

Setelah menerima penjelasan dari Dokter Ivan, dokter yang menangani Anna, Abyasa langsung pamit kembali ks ruang rawat Anna. Bukannya tidak mau bertanya-tanya lebih detail, tapi memang Abyasa sudah paham betul mengenai tifus karena sebelumnya dia pernah merawat Mamanya yang terkena tifus.

Sekembalinya Abyasa dari menemui Dokter Ivan, terlihat Budhe Siti dan Pakdhe Yono berada di depan ruang rawat Anna dengan beberapa tas besar yang dia yakini berisi pakaian dan perlengkapan Anna. Dia segera menyusul mereka masuk ke ruang rawat Anna.

"Bapak sudah makan siang belum?" tanya Budhe Siti sambil memasukkan beberapa pakaian Anna ke dalam lemari yang berada di samping ranjang Anna.

"Belum, Budhe. Apa saya makan siang dulu ya mumpung Budhe ada di sini? Budhe nggak buru-buru, kan?" Abyasa membalas pertanyaan Budhe Siti sekaligus balik bertanya.

"Nggak, Pak. Pekerjaan rumah udah selesai semua, Bapak tinggal makan aja nggak papa." jawab Budhe Siti sambil tersenyum ramah seperti biasa.

"Ya udah, saya makan siang dulu kalo gitu." pamit Abyasa, setelah itu dia segera pergi ke kantin rumah sakit.

Kenapa cuma pamit ke Budhe Siti? Nggak mau pamit sama istrinya, gitu? -Batin Anna yang sedari tadi menyimak obrolan antara Budhe Siti dan suaminya.

Sekarang di ruang rawat Anna hanya tersisa Budhe Siti dan Anna. Budhe Siti yang selesai menata pakaian Anna, beraih mengambil tas yang beliau letakkan di nakas dekat ranjang Anna. Terlihat Budhe Siti mengeluarkan benda berbentuk persegi panjang, Hp, dari tas teesebut, dan menyodorkannya ke arah Anna.

"Ini tadi saya bawain hp-nya Mbak Anna." ucap Budhe Siti.

"Wah! Makasih ya, Budhe." Anna menerima hp-nya sambil mengucapkan terima kasih.

Setelah mendapatkan hp-nya, yang pertama kali ada di pikiran Anna adalah menelfon Ira untuk memberitahu keadannya. Baru saja dipirkan, ketika look screen hp-nya terbuka di sana tertera banyak panggilan tak terjawab dari sahabtnya itu. Karena tidak ingin membuat sahabatnya itu khawatir, Anna segera mengabari Ira kalau dia sedang dirawat di rumah sakit.
.
.
.
.
.
.
Hari sudah sore, sekarang di ruang rawat tersebut hanya tersisa Anna dan Abyasa. Budhe Siti dan Pakdhe Yono sudah pamit pulang sejak satu jam yang lalu. Abyasa juga sudah mengganti kemejanya dengan kaos rumahan yang tadi sekalian dibawakan Budhe Siti bersama pakaian Anna.

Ira rencana akan menjenguk Anna sore ini setelah selesai kelas, dia tadi sempat khawatir setelah dikabari Anna tentang kondisinya. Tapi Anna sudah menjelaskan pada Ira kalau dia baik-baik saja dan sakitnya tidak begitu parah.

Abyasa saat ini sedang duduk di kursi yang tersedia di ruangan tersebut, dia sibuk berkutat dengan laptopnya karena tadi sempat meninggalkan pekerjaannya. Dia melewatkan satu kelas yang seharusnya dia ajar setelah jam makan siang, tetapi karena mendapatkan kabar tentang Anna yang masuk rumah sakit dia ijin untuk pulang lebih cepat. Sedangkan Anna, saat ini dia hanya berbaring tidak melakukan apa-apa di ranjang karena kepalanya masih pusing dan punggungnya terasa pegal.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu berhasil mengalihkan perhatian Anna dan Abyasa yang sedang sibuk dengan dunianya masing-masing. Di depan pintu berdiri dua orang yang tidak asing bagi Anna begitu juga Abyasa. Siapa lagi kalau bukan Ira dan satu lagi sahabat Anna, Nando.

Abyasa yang melihatnya pun segera mempersilahkan masuk dan membereskan laptop dan perlengkapan kerja yang lainnya.

Ira dan Nando yang sudah dipersilahkan masuk pun segera melangkahkan kakinya memasuki ruang rawat Anna. Nampaknya mereka datang tidak dengan tangan kosong, karena Nando langsung meletakkan sekeranjang buah di nakas sebelah ranjang Anna.

"Sore, Pak!" sapa Ira untuk menghormati Abyasa yang notabene dosennya.

Bukannya menjawab sapaan mahasiswanya tersebut, Abyasa hanya mengangguk kepalanya sebagai balasan. Kemudian dia berjalan mendekat ke ranjang Anna sambil membawa laptopnya.

"Kalian ngobrol aja, biar saya ke luar dulu." ucap Abyasa.

"Eh- Bapak di sini aja nggak papa." balas Ira merasa tidak enak.

"Nggak papa, santai aja. Kalau gitu, saya tinggal dulu." pamit Abyasa sebelum keluar kamar Anna.

Benar saja, setelah kepergian Abyasa nyatanya suasana di ruang rawat Anna menjadi lebih santai. Sekarang mereka saling bertukar kabar dan menanyakan keadaan Anna, terutama Nando yang sudah beberapa hari tidak bertemu Anna karena kesibukannya. Dengan posisi Anna yang masih berbaring di ranjang sedangkan Ira dan Nando sudah duduk di kursi yang ada di ruangan tersebut.

"Kok bisa sampe sakit sih, An?" tanya Nando ke Anna khawatir.

"Aku juga nggak tau, Ndo. Padahal, kemarin aku masih sehat-sehat aja. Tapi tadi pas bangun tidur aku ngerasa pusing sama badan aku nggak enak." jelas Anna pada sahabatnya tersebut.

"Kamu tadi beneran pingsan di kamar mandi, Na?" sekarang giliran Ira yang bertanya.

"Iya, Ra. Tiba-tiba gelap aja gitu pandangan aku, abis itu aku langsung pingsan kayaknya."

"Oh iya, kalian kok bisa barengan ke sini-nya?" Anna ganti bertanya pada kedua sahabatnya itu.

"Tadi aku yang ngajak Nando, aku nggak berani kalo ke sini sendiri."

Dan obrolan mereka pun berlanjut membahas dari hal-hal penting sampai tidak penting. Sampai akhirnya Ira dan Nando menyadari kalau waktu sudah semakin sore bahkan langit sudah mulai gelap. Mereka akhirnya memutuskan untuk pamit pulang.

Karena Abyasa belum juga kembali, jadi hanya tersisa Anna sendiri di ruangan tersebut. Sampai datanglah seorang suster membawa beberapa alat medis di tangannya.

"Selamat sore, Ibu Anna! Saya ijin mau periksa dulu ya?" suster tersebut meminta ijin kepadanya sebelum memeriksa Anna.

"Iya, Sus. Silahkan!" balas Anna ramah.

Suster tersebut pun mulai memeriksa keadaan Anna, mulai dari suhu tubuh, tekanan darah, dan tidak lupa memeriksa infus Anna apakah ada masalah atau tidak.

"Apakah masih merasakan pusing?" tanya suster itu ke Anna.

"Sedikit, Sus." jawab Anna jujur.

"Ada keluhan lain?" tanya suster itu lagi sambil mengecek aliran infus Anna.

"Punggung saya rasanya kayak pegel gitu, Sus." Anna menyampaikan keluhannya.

"Itu memang biasa dialami oleh penderita tifus, mungkin dua hari ke depan akan segera pulih seiring dengan kondisi Ibu Anna membaik. Kalau begitu saya pamit dulu." jelas suster tersebut kemudian pamit undur diri.

"Iya, Sus. Makasih." ucap Anna yang dibalas senyuman ramah oleh sang suster.

Setelah suster itu keluar, tidak berselang lama ada seseorang berpakaian seperti koki mengetuk pintu ruangan Anna. Di tangannya terdapat sebuah nampan yang Anna yakini berisi makanan untuknya.

"Permisi! Ini untuk makan sorenya, selamat menikmati."

Setelah orang tersebut keluar, Anna mendudukkan dirinya dan berusaha meraih nampan yang diletakkan di nakas samping ranjangnya.

"Mau apa?"

Anna menolehkan kepalanya ke arah pintu setelah mendengar seseorang bertanya kepadanya. Ternyata Abyasa, dia baru kembali sejak tadi.

"Ambil minum." jawab Anna setelah mengetahui kalau itu suaminya.

Tanpa banyak bicara, Abyasa segera meletakkan laptop yang dibawanya di meja kemudian beralih ke samping ranjang Anna untuk membantu Anna mengambil air minum. Anna yang merasa haus pun langsung menerima gelas yang diulurkan Abyasa.

"Kamu mau makan sekarang?" tanya Abyasa ke Anna.

"Nanti aja, Pak." Anna membalas pertanyaan Abyasa sambil memutar tubuhnya menjadi menyamping dan menurunkan kakinya dari ranjang.

"Mau ngapain kamu?" Abyasa kembali bertanya setelah melihat Anna yang bersiap turun dari ranjang.

"Saya mau ke kamar mandi, Pak."

"Ayo saya bantu." Abyasa sudah bersiap memapah Anna turun dari ranjang.

"Hah!? Ng-nggak usah, Pak. Saya bisa sendiri, kok." Anna menolak tawaran Abyasa karena malu.

Abyasa dengan tatapan intimidasinya pun berhasil membuat Anna pasrah, mereka berjalan beriringan ke kamar mandi dengan Abyasa berada di belakang Anna membawakan kantong infus. Tanpa diduga, Abyasa ikut masuk ke kamar mandi kemudian menggantung kantong infus Anna pada salah satu cantelan yang ada di sana.

"B-bapak tunggu di luar aja!" seru Anna panik karena Abyasa ikut masuk ke kamar mandi.

"Ini saya juga mau keluar. Geer banget kamu!" jawab Abyasa dengan ekspresi songongnya.

Sedangkan Anna hanya terdian di dalam kamar mandi, dia merasa malu karena sudah ke-geer-an. Dosen rese! Nyebelin! -teriak Anna dalam hati.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

24.6K 2.4K 61
"Permisi" ucap Ares kepada mba mba konter. "Maaf Pak di sini tidak menerima sales" ucap seorang gadis penjaga konter. "enak aja tampan gini di bilang...
1.6M 107K 48
bagaimana perasaan mu jika tiba-tiba dilamar oleh bosmu sendiri untuk menjadi istri sekaligus ibu untuk anaknya.
815K 58.3K 34
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
1.2M 56.8K 42
Minta krisarnya ya guys.... Peraturan Dosen Galak 》Telat 1 menit tutup pintu dari luar 》pake kaos tutup pintu dari luar 》Tidak mengerjakan tugas menj...