Young Privilege

Par annaspark

22.4K 154 12

Hidup bergelimang harta tak serta merta selalu bahagia. Tapi keenamnya memiliki satu sama lain, mendapatkan k... Plus

Royalness (prolog)
Sweet Girl with Citrus Fragrant

Honorary Horton

11.5K 87 7
Par annaspark

Allison mematut tubuhnya di depan cermin dengan setiap ketelitian menatap bayangannya yang sempurna. Rambut coklat bergelombang panjang mencapai punggungnya yang rapi dan terarah, terawat. Tubuh kecil mungil pendek yang membuat wajah imutnya terlihat lebih muda dari umurnya yang sebenarnya. Sepasang mata coklat cerah yang besar dengan hidung kecil dan bibir tipis basah berwarna pink segar rapi. Wangi tubuh sabun mahal yang harganya bisa digunakan orang biasa untuk makan sebulan di restoran mahal.

"Apa stephen datang?" Matanya menangkap mata laki-laki paruh baya yang setia berdiri beberapa meter di belakangnya.

Tubuhnya menunduk kecil, "maaf nona muda. Saya kurang tau. Tuan muda masih belum menghubungi rumah"

"Aku mengerti" matanya menandang badannya sebelum bergabung teman-temannya yang sudah berkumpul di aula. Entah apa pengumuman untuk siswa baru sepertinya, tapi tidak. Semua siswa ada di sana dengan garis angkatan di bahu kanan mereka terjahit rapi pada jas biru gelap yang mereka kenakan.

   ---
Kakinya melangkah naik menuju podium, tempat duduknya disana bersama 5 gadis seumuran dengannya yang tersenyum balik, teman yg sudah mengenalnya bahkan saat lahir. Allison duduk di tengah, pada baris pertama diapit Jack dan Gie. Matanya menangkap beberapa anak yang berdiri lelah di aula memandangnya bertanya, siapa mereka.

"Selamat datang di sekolah prestige Horton University yang akan membimbing kalian ke masa depan yang lebih cerah. Saya wakil keapala abygail yang akan membantu kalian lebih mengenal sekolah kebanggaan kita semua ini" wakil kepala mulai berbicara sedang pandangan gadis itu tak tertarik, seakan duduk di atas podium bukan suatu kebanggaan.

"Ini memalukan" bisik Jack terusik dengan semua pasang mata yang melirik ke arah mereka. Tentu saja siapa tak heran menatap 6 orang gadis duduk di atas podium dengan kursi mewah sedangkan murid yang lain berdiri jengah berbaris rapi saling berjejalan.

Jack tertunduk dengan rambut panjangnya yang menutup sebagian wajah. Allison yang ada di sampingnya melihatnya mengerti. Mereka merasakan hal yang serupa. Tak pernah satu dari 6 gadis ini meminta perlakuan istimewa, bahkan memilih saja mereka tak diberi kesempatan. Kalau saja bisa, mereka lebih memilih bersekolah biasa, tak akan ada deskriminasi seperti ini hanya karena uangmu lebih banyak.

"Jadi, adakah yg ingin disampaikan? Mengenai lahan pribadi kalian disini?" Wakil kepala sekolah Abygail memandang gadis royal yang menjadi pusat semua orang, bisik bisik mulai terdengar lebih ramai.

Julle berdiri hingga bisikan sekitar senyap pelan pelan. Ditatapnya beberapa siswa dengan ramah.
"Aku mengizinkan hutan dikunjungi. Aku tak pernah meminta pihak keluarga untuk menutupnya. Hanya-" dia tersenyum kecil sebelum melanjutkan "tak ada sex liar disana setelah nanti dibuka" suara tawa agak keras mulai mencairkan suasana dingin di antara siswa.

"Aku juga tidak pernah melarang istal kuda dikunjungi. Aku hanya tidak ingin siapapun menyentuh Jasper. Selebihnya boleh dipergunakan. Pengecualian untuk rumah pohonku. Itu privasiku" lanjut Allison yang dihadiahi beberapa tepuk tangan untuknya.

"Maaf nona, apakah pihak keluarga tahu akan ini?"
"Itu properti pribadi. Keluarga tak mungkin ikut campur" lanjut Jack "bahkan keluargaku sekalipun. Itu hak milik Jullianne dan Allison"

Tepuk tangan silih berganti dihadiahkan pada mereka. Sebelumnya, tak ada yang pernah masuk area Ryan dan Danforth, sekolah menutupnya. Padahal area mereka ada di antara properti sekolah, namun seperti hanya sebuah pajangan tidak ada yang berani melawan. Siapa yang tak ingin mencoba buah stroberi dan anggur segar yang ada di dalam hutan Ryan? Dengan semua ketenangan dan pondok rimbun di tengah seperti desa kecil. Siapa yang tak ingin berlatih dengan 25 kuda yang ada di dalam istal Danforth dan lapangan berkudanya dengan fasilitas lengkap? Tahun ini tahun keberuntungan.

   ---
Allison memindahkan beberapa sket gambar jadinya ke pojok ruangan. Satu kamar luas yang berisi 6 gadis ini mulai ramai dengan obrolan obrolan ringan yang sesekali di lontarkan satu sama lain. Suasana hangat yang mereka syukuri pernah didapat di antara kesunyian keluarga kaya.
"Montabello benar benar nikmat! Aku sampai beberapa kali mampir kesana hanya untuk membeli. Pierre Herme benar-benar cafe favoriteku" Suze
"Bukannya kau juga pergi ke Paris kemarin Julle? Tidak bertemu Suzanne?" Timpal Cyl yang sedari tadi mendengarkan acara liburan mandiri Suze ke Paris. Dia iri berat, mengingat orang tuanya tak akan mengizinkannya pergi sendiri.
" *pas* Mom mengajakku ke *Faubourg Saint-Honore* kau tau ibuku gila belanja. Butiknya juga disana"
"Berarti hanya Cylvan dan aku yang tak kemana mana liburan kemarin?" Saut Jack tak percaya
"Kau menolak sewaktu kuajak" timpal Allison yang duduk di ranjangnya
"Karna destinasimu membosankan. Pedesaan di Inggris itu membosankan. Kau sudah pergi ke Bibury 40 kali dalam setahun"

Gelak tawa mulai terdengar dari luar. Sejenak raut wajah Allison ditekuk tapi dia tersenyum, karena memang desa itu favoritenya untuk berkunjung. Kakaknya, stephen selalu mengatakan bahwa banyak desa indah yang belum dikunjunginya, tapi Allison yang keras kepala tak ingin melewatkan satu liburan tanpa satu hari di Bibury, desa paling indah di Inggris.
   ×××
"Jadi siapa itu tadi? 6 cewek aneh yang duduk di podium?" Dave melirik teman-temannya yang sedang menikmati waktunya sendiri sendiri.
"Katanya sih Horton. The prestige and honor people in Horton. Cantik ya" komentar Nathan. Kalau saja liburan masih lama, dia masih betah tinggal di cottage nya di Inggris, membuat lagu.
"Horton" gumam Dave. Matanya menatap Nathan jahil. "Jadi spesifiknya siapa yang kau panggil cantik?"
"Semuanya tak ada yang spesifik"
"Kupikir kau tadi bergumam si gadis biru?"
"Badannya kecil ringkih sana lindungi" kekeh jahil Dave dihadiahi satu tepukan keras di belakang kepalanya. Sean menatapnya dingin.
"Benahi baju-bajumu sebelum kubakar. Aaron dan Samuel akan datang sebentar lagi"
Setelah nama Aaron keluar dari mulut Sean. Badan Nathan menegang, dia melangkah keluar tanpa komentar lain. Semuanya sudah tahu. Ini penempatan yang sangat buruk karena rolling yang dilakukan pengawas asrama, Aaron si kapten basket dan Samuel yang notabene ketua klub musik harus pindah ke kamar Dave dkk. Nathan tak suka, dia tak akan betah satu ruangan dengan Aaron dan semua temannya tahu kenapa.
   ×××
Jack seperti orang yang ingin mencuri sesuatu saat ini. Mengendap mendekati panggung dengan suara piano yang masih terdengar merdu. Ruang konser kecil yang sering digunakan untuk pentas klub teater dan musik. Jack tengah duduk di bangku yang tak terlihat. Dia memandang seseorang yang sedang memainkan jari lentik indahnya di atas tuts piano.

Jack mengenal musik ini. Allison sering memainkannya di acara kumpul keluarga. Ibu Allison dulu sangat menyukai alunan lembut dan pelan milik Wei Congfei, Bluestone Alley. Allison mengatakan, jatuh cinta pada musik ini hingga tak pernah absen memberikan pertunjukan gratis walaupun biasanya Allison tak keberatan beberapa dari mereka ingin dia memainkan musik lain, tapi ini yang sangat sering dia mainkan, karena ibunya.

Sekarang, seorang pria memainkannya persis seperti sahabatnya itu. Sesekali matanya menutup menikmati sendiri alunan musik yang dia hasilkan. Halus dan rapi sehingga membentuk struktur musik yang lebih halus daripada permainan Allison.

"Untuk lagu kedua, aku meminta bayaran" suara bariton khas pria mengagetkan Jack dari lamunannya. Tersenyum ke arahnya yang tak bergerak karena kaget.

"H-hai" sapa Jack gugup
"Kemarilah" ajak pria itu ramah
"A-aku harus pergi"
"Ayolah, aku tak akan menggigitmu. Tak perlu khawatir" pria itu tersenyum lagi. Jack yang berdiri ingin pergi mengurungkan niatnya saat ajakan pria itu mulai sering terlontar. Akhirnya badannya bergerak turun ke arah panggung dan duduk di samping laki-laki asing itu.

Dia masih tersenyum memandang wajah Jack. Gadis itu tak pernah semerah ini. Jarak mereka berdua terlalu dekat dan ini membahayakan jantungnya.

"Jadi kau tau Wei Congfei?" Katanya memulai
"Hanya satu lagu itu. Aku sering mendengarnya" jack masih memandang tuts piano yang ada di depannya
"Siapa yang memainkannya?"
"Temanku. Dia sangat sering memainkannya jadi tadi aku mendekat karena aku tak asing mendengar lagunya. Maafkan aku"
"Tak masalah. Beritahu temanmu, aku sangat suka bluestone alley. Aku Alex Finchley"
"Aku. Jack"
"Hanya Jack?"

Hening sejenank sebelum jari Jack memainkan musik acak dari piano sedikit enggan menjawab. Tapi tak ada pergerakan dari laki-laki ini. Jadi Jack tau dia menuntut jawaban.

"JacQuelinne Horton" katanya akhirnya sambil mendesah.
"Horton. Salah satu gadis di podium. Jack terdengar keren" Alex kembali tersenyum dan mulai memainkan pianonya lagi "kau bisa main sesuatu?"
"Tidak" jawabnya sangat cepat diiringi tawa kecil.
"Kalau begitu. Kau bisa seperti ini?" Tangan Alex memberi instruksi tekanan pada C Mayor kemudian D mayor. "Kau hanya perlu mendengarku dan berpindah antara C mayor dan D mayor. Aku akan memberi aba-aba kapan kau berubah. Bagaimana?"
"Sounds easy"
"Kau base. Tentu saja mudah. Baiklah.." alex mulai mengulang permainannya dan memandang Jack untuk memberi aba dimana dia harus berpindah. Jack sangat cepat tanggap, sehingga hanya butuh beberapa menit dan Alex mulai melepasnya bermain mengiringnya tanpa aba-abanya.

Sore ini, mereka membuka cerita dengan permainan piano. Mengiringi alunan indah cerita mereka di kampus yang baru.
   ×××

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

648K 46.3K 31
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
5.6M 375K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
1.3M 58.4K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
[BL] Become Antagonis Twins Par che

Roman pour Adolescents

358K 44.3K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...