TSUNDERE (MarkHyuck)✔

Oleh hani_raa

1.3M 138K 29.4K

"Kak Mark itu tsundere, tapi gue sayang." Tentang Haechan yang harus selalu memiliki kesabaran lebih untuk me... Lebih Banyak

Awalnya
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
EPILOG
BONUS CHAPTER
OPEN THIS
BUKA

14

34.6K 4K 569
Oleh hani_raa

"MAMA PAPA HAECHAN PULANG NIH!" teriak Haechan begitu ia dan Mark memasuki rumah.

"Chan --eh ada Mark!" sapa Johnny.

"Papa!" balas Mark lalu mencium tangan Johnny sopan.

"Papa, aku nginep di apart kak Mark ya?" ucap Haechan meminta izin, ia memeluk lengan papanya manja dan tak lupa tatapan memohon yang ia berikan.

Johnny mengernyit kan kepalanya. "Nginep?"

Haechan mengangguk cepat. "Uhm. Boleh ya Papa?"

"Tapi janji sama Papa kalian nggak akan berbuat macem-macem. Terutama kamu Mark, janji sama Papa jangan ngerusak Haechan. Dia anak kesayangan Papa." ucap Johnny.

"Iya Pa, aku nggak akan ngerusak Haechan. Aku janji!" ucap Mark yakin.

"Ya udah Chan. Kamu boleh nginep."

"Yeay! Makasih Papa sayang " Haechan mencium pipi Johnny dengan sayang. "Kak, sebentar ya!" Setelahnya Haechan berlari ke kamarnya untuk mengambil beberapa baju yang akan ia gunakan ketika menginap di rumah Mark.

"Ngomong-ngomong kamu udah berapa bulan sama Haechan, Mark?" tanya Johnny pada Mark.

"Setahun dua bulan Pa." jawab Mark tersenyum pada Johnny.

"Wah udah lama juga ya!" ucap Johnny seraya terkekeh. "Selama pacaran belum pernah gituan kan?"

Mark tertawa. Frontal sekali pertanyaan Johnny.

"Belum kok Pa. Tenang aja." jawab Mark. "Aku nggak bakal ngelakuin hal itu sama Haechan sebelum kita berdua sah. Kan sebagai pacar Haechan tugas aku buat jagain dia bukan buat ngerusak dia."

Johnny tersenyum bangga lalu mengusak surai Mark sekilas. "Aduh emang mantu idaman nih anaknya si Jefri."

"Kak!" Suara itu mengalihkan atensi keduanya.

"Udah?" tanya Mark, Haechan mengangguk.

"Ya udah kalo gitu kita pergi dulu ya Pa." pamit Mark.

"Iya. Hati-hati ya!" balas Johnny. "Mark, jagain Haechan. Inget pesan Papa!" sambungnya mengingatkan.

"Iya Pa. Pasti."

"Bye Papa!" Haechan melambaikan tangan pada Papanya.

"Bye!"

.

.

.

BRUK..

Sesampainya di apartemen Mark membanting dirinya ke atas tempat tidur. Capek banget dia.

"Kakak nggak mau mandi dulu?" tanya Haechan. Ia mengusap lembut rambut Mark yang tengah menenggelamkan wajahnya pada bantal.

Mark hanya menggeleng sebagai jawaban. Ia mengubah posisi rebahannya, menjadikan paha Haechan sebagai bantal dan menenggelamkan wajah pada perut Haechan.

Haechan tersenyum geli melihat sikap manja Mark. Tangannya masih aktif untuk mengusap rambut Mark lembut.

"Chan, pijetin dong." pinta Mark.

"Nggak ah, males." tolak Haechan.

"Chan..."

"Ck aku nggak jago mijet orang, nanti kalo Kakak salah urat kan--

"Baby..."

Haechan mengerjapkan matanya beberapa kali. "A-apa tadi Kak?"

"Baby, pijetin ya." pinta Mark dengan aksen manjanya. "Pegel banget ini."

Haechan menghela napas. Nyerah deh dia kalo Mark udah mode manja kayak gini.

"Ya udah sini deh."

Mark tersenyum girang. Ia mengubah posisinya menjadi duduk dan bersiap untuk membuka baju yang ia kenakan, tapi Haechan menahannya.

"Ngapain buka baju?" tanya Haechan.

"Kan mau dipijet." jawab Mark, ia menyingkirkan tangan Haechan lalu membuka bajunya.

Wajah Haechan memerah. Ia mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Berusaha tak mengarahkan matanya pada perut kotak-kotak milik Mark.

"Muka lo merah tuh!" ucap Mark.

"M-masa sih?" Haechan mengusap pipinya sendiri.

"Mikirin hal-hal aneh ya?" goda Mark sembari menaikturunkan alisnya persis om-om pedo.

"A-apa sih, nggak ya!" sanggah Haechan cepat.

Mark terkekeh pelan. Ia mengubah posisinya menjadi tengkurap di atas tempat tidur  "Cepet pijetin!"

"Iya Kak." Haechan mulai memijat tubuh Mark dengan telaten. Jangan sampai rasa pegal yang dirasakan Mark bukannya berkurang, malah semakin menjadi setelah dipijat oleh Haechan. Mengingat betapa buruknya Haechan dalam hal pijat-memijat seperti ini.

"Enak nggak Kak?" tanya Haechan memastikan.

"Not bad." jawab Mark. "Kencengin lagi  Chan!"

Setelah 20 menit, sesi pijat itu selesai.

"Dah. Kakak istirahat ya, badan Kakak agak anget nih" ucap Haechan sembari mengusap rambut Mark.

"Hm."

"Aku numpang mandi di sini ya Kak, gerah banget nih."

"Hm."

'Hm.' -Devano Aldevaran || slr🍷⛓🚭

Haechan mendengus malas. Setelahnya ia pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

.

.

.

"Kak Makeu~" panggil Haechan dengan nada manja. Ia memeluk lengan Mark yang sedang rebahan di tempat tidur dari samping.

"..."

"Ih, Kak Mark!" Karena tidak ada jawaban, Haechan pun kesal. Ia menggoyang-goyangkan lengan Mark brutal.

"Astaga apa sih, gue masih ngantuk." gumam Mark tanpa membuka matanya. Ia sebenarnya sudah bangun dari tiga menit yang lalu, hanya saja nyawanya belum terkumpul semua.

"Laper Kak~" rengek Haechan.

Terakhir ia makan jam setengah satu siang tadi, sedangkan kini jam sudah menunjukan pukul tujuh malam. Jadi wajar kalau dia sudah merasa lapar lagi.

"Ya makan lah, ngapain bilang-bilang ke gue." balas Mark cuek.

"Ish nggak ada makanan. Aku disuruh makan angin?!"

Mark mengambil handphone-nya lalu menyerahkan pada Haechan.

"Maksudnya? Aku disuruh makan handphone?" tanya Haechan dengan tampang bodohnya.

"Ck bego!" Mark menjitak dahi Haechan kencang membuat Haechan mengerucukan bibirnya. "Maksud gue tuh pesen makanan."

"Pesen makanan apa Kak?"

"Terserah. Pesen sepuas lo."

"Seriusan Kak?" tanya Haechan, ia menatap Mark dengan mata berbinar.

"Hm. Udah nggak usah bawel, gue mau tidur lagi."

"Emangnya Kakak nggak mau makan malem?" tanya Haechan.

"Pesenin aja makanan buat gue sekalian, nanti gue makan." balas Mark.

"Oh okay okay."

Setelahnya Haechan mulai mengutak-atik handphone milik pacarnya itu untuk memesan beberapa makanan dan juga minuman.

30 menit kemudian...

"Kakak ayo bangun, kita makan malem dulu." ucap Haechan lembut sembari menepuk-nepuk pipi Mark.

"Hm, makanannya udah dateng?" tanya Mark.

"Udah Kak. Ayo makan dulu!"

"Iya, gue cuci muka dulu sebentar." Mark beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Sedangkan Haechan menata makanan yang ia pesan dengan rapi di atas meja. Tak lupa ia memotret makanan itu untuk diupload ke instastory.

'Instastory nomor satu!'

"Lo pesen makanan apa?" tanya Mark.

"Pesen pizza hehe." jawab Haechan.

"JUNKFOOD TEROS!!"

"Tadi kan katanya terserah, pesen aja sepuas lo." balas Haechan menirukan ucapan Mark.

TUK..

"AW!" Haechan memekik sakit. Mark menjitak dahinya (lagi).

"Tapi jangan pesen junkfood terus. Udah sering dibilangin kenapa masih keras kepala?!" omel Mark.

Haechan menunduk takut sembari memainkan jari-jarinya.

"Kalo lagi diajak ngomong tuh tatap mata orang itu. Jangan nunduk!"

Haechan mengangkat wajahnya dan menatap Mark dengan puppy eyes-nya. "Maaf. Jangan marah-marah terus dong, Kakak kan lagi sakit."

Mark mengalihkan pandangannya. Menatap puppy eyes Haechan membuatnya lemah dan omelannya meluap entah ke mana.

"Habis ini nggak ada junkfood lagi!" tegas Mark.

"Iya Kak."

"Inget?!"

"Iya Kak."

"Pinter!" Mark mengusak surai Haechan sekilas. "Dah makan!"

Setelahnya mereka pun makan dengan tenang sampai semuanya tandas.

"Besok pagi-pagi gue anterin lo pulang." ucap Mark setelah selesai makan.

"Kenapa pagi, biasanya juga sore?" tanya Haechan.

"Gue mau nongkrong sama anak-anak besok." jawab Mark.

"Aku ikut ke tongkrongan ya." pinta Haechan. "Ya ya ya?"

"Nggak." jawab Mark cepat.

"Ih kenapa? Ayo lah Kak~" Haechan merengek sembari menggoyangkan lengan Mark manja.

"Nggak, Haechan." balas Mark keukeuh.

Haechan melengkungkan bibirnya ke bawah, matanya berkaca-kaca. "K-kakak malu ya punya pacar kayak aku, makanya Kakak nggak pernah mau ngajak aku ke tongkrongan?"

Mark menggeleng cepat, "Chan nggak gitu--

"Aku tau Kak, aku nggak sesempurna mantan-mantan Kakak. Aku--hmphh!"

Mark membungkam mulut Haechan dengan bibirnya. Ia melumat bibir cherry itu dan memberi sedikit gigitan sebelum melepas tautannya membuat sang empu bibir memekik pelan.

"Jangan mikir yang aneh-aneh Chan." tegas Mark. "Gue nggak mau ngajak lo ke tongkrongan karena gue nggak mau lo digodain sama temen-temen gue. Kan lo tau sendiri temen-temen gue kurang belaian semua."

"T-tapi aku pengen ikut.."

Mark menghela napas pasrah. "Ya udah, lo boleh ikut."

"Beneran Kak?" tanya Haechan dengan mata berbinar.

"Hm, tapi lo harus janji." balas Mark.

"Janji apa?"

"Janji jangan genit, dan lo harus di samping gue terus--

"Iya iya Kak, aku janji!" balas Haechan cepat.

"Ya udah besok lo ikut."

"Yeay. Sayang Kak Mark!"

Tbc..

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

64.5K 2K 28
Seorang pria cantik (Haechan) yang dijodohkan dengan Duda mafia (Mark) Dulu: aku tidak akan menyentuhmu sedikit pun!! Sekarang: tubuh mu membuatku ca...
119K 9.6K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
288K 22.3K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
6.3M 608K 96
Yang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdap...