A Blood Hunter Sacrifice

By anabby16

5.8K 939 240

Sejak peperangan antara iblis dan malaikat dahulu kala, Pencipta mengutus malaikat-Nya untuk turun ke bumi da... More

Prolog [The Hunter and His Prey]
Chapter 1 - The Murder of Jack The Ripper
Chapter 2 - The Heaven of Underworlds
Chapter 3 - A Mansion Full of Roses
Chapter 4 - A Mansion Full of Sorrow
Chapter 5 - Daydream with The Devil
Chapter 6 - Daydream With The Knight
Chapter 7 - Demon in Durham
Chapter 8 - The Broken Promise
Chapter 9 - Frozen Heart
Chapter 11 - Conspiracy of Hunters
Chapter 12 - A Dragon Knight Sacrifice

Chapter 10 - Something about Hunters

357 52 12
By anabby16

Attaphan seperti bermimpi terlalu panjang dengan vampire musuhnya. Ia bahkan bermimpi jatuh cinta dan berciuman dengannya. Anehnya, bibirnya terasa basah seperti baru saja dicium seseorang. Lalu seketika vampire itu ada di depannya, menggodanya, dan mengatakan nama aslinya? 

"Kenapa Att? Masih kaget ya?"goda Off pada Att yang masih terdiam duduk di ranjang. 

"Bagaimana bisa?!"bentak Att.  "Kami yang menjebak kalian semua! Aku yang menjebak kalian!"

"Ckckckck kau justru membuka rahasiamu. Harusnya dewan Hunters mengutus pria lain yang lebih berbakat,"ucap Off masih menggoda Att dengan mengacak rambut Att gemas. 

"Apa-apaan kau!"protes Att, tapi Off justru menarik tangannya untuk berdiri di depannya.

"Sssttt..."ujar Off menaruh telunjuknya di depan bibir yang baru ia cium tadi. Dan sekejap mereka sudah ada di ruang tamu Mansion Techapaikhun.

Mansion Techapaikhun lebih ramai dari biasanya. Bukan hanya karena ada kehadiran si penyihir dan alpha. Namun ada dua orang yang sangat Att kenal. Dua Hunters.

"Joss! Singto!"seru Att ketika melihat keberadaan mereka.

"Att!"

Ketiganya menghambur ke dalam satu pelukan. "Kenapa kalian berada disini?"bisik Att.

"Kami mengikutinya ke Durham, dan ternyata ada hal yang disembunyikan para Hunters selama ini,"jelas Singto.

"Apa? Apa yang disembunyikan Hunters?!"kening Att mengkerut. Merasa bingung dengan apa yang dikatakan Singto. 

"Banyak hal Att,"ucap Off menyela percakapan ketiga Hunters di hadapannya.

"Memangnya apa yang kalian lihat di Durham hah?!"tanya Att penuh amarah. Hunters tidak mungkin menyembunyikan sesuatu yang berbahaya bagi keselamatan umat manusia.

"Kau mungkin tidak lupa soal Mike Phunsawat bukan? Atau mungkin dirimu sendiri yang melupakannya?"ucapan Off seketika membuat lutut Att lemah. Tentu Att tahu siapa itu Mike Phunsawat. Itu sepupunya. Karena hubungan terlarang ayahnya dengan seorang janda dari bangsawan bergelar Earl, akhirnya pamannya itu diasingkan dan tidak pernah lagi dianggap sebagai salah satu pemburu dari keluarga Phunsawat. Hunters menganggapnya sebagai aib klan.

"A-ada apa dengannya?"tanya Att terbata. Masih sibuk mencari kepingan puzzle yang terpencar di kepalanya.

"Ia salah satu Hunters pemuja iblis yang tentu belum kalian ketahui bukan?"jawab Off pada pertanyaan Att.

"P-pemuja?"kening Att semakin mengkerut. Kini kepingan puzzle itu bukannya menyatu namun menjadi pecah ke kepingan-kepingan yang lebih kecil lagi.

"Ya Att. Ada banyak bangsawan lain disana selain Mike. Mereka menggunakan darah gadis perawan dan bayi sebagai tumbal untuknya,"jelas Joss mengungkap fakta yang ia temukan disana.

"Lalu.. apa lagi yang kalian temukan disana?"tanya Att masih penasaran.

"Lucifer. He's right there. In your cousin's body,"mata Att membelalak. Lucifer. Iblis yang menjadi musuh mereka sejak nenek moyangnya diciptakan.

"APA?! Lalu kenapa kalian tidak membunuhnya saat itu juga hah?!"tangan Att mengepal. Ia gemas dengan kedua teman pemburunya yang masih tenang saja dengan keadaan yang mereka hadapi.

"Itulah yang ingin kami tanyakan pada Vampire 400 tahun yang sudah berhadapan dengan si iblis tapi belum bisa membunuhnya,"cibir Joss melirik Off sebagai terdakwa disana.

"Off itu vampire, bocah Sangngern. Kalian tahu sendiri ini kutukan bagi para underworlds. Kami tidak mungkin bisa membunuhnya secara langsung,"sahut Mew membela si vampire. "Sekalipun Off memang tidak memiliki kelemahan vampire yang lain. Tapi jiwa underworlds nya masih membuat ia tidak mampu membunuh penciptanya,"

"Makanya kami membutuhkan kalian semua,"ucap Off akhirnya. "Aku, Win, dan kami semua menduga bukan hanya pemujaan biasa yang dilakukan oleh para bangsawan di Durham. Ada seorang Phunsawat disana, sekalipun dia diusir dari klan Hunters, dia tetap memiliki darah malaikat. Darah yang sangat diidamkan para iblis maupun underworlds di luar sana,"

"Selain itu, kami harus menaruh curiga dengan para Hunters. Bagaimana bisa kalian membiarkan hal tersebut terjadi?"kini Win yang berbicara. "Bukan soal kemanusiaan. Tapi energi kubah pelindung disana hanyalah pelindung yang dihasilkan darah manusia suci bukan malaikat. Buktinya Singto dan Joss bisa masuk ke sana dengan mudah. Lalu mengapa kalian tetap diam saja?"

"K-kami sendiri tidak tahu,"aku Singto. "Sebelum kami mengikuti kalian ke Durham. Kami bahkan tidak tahu ada hal sekeji itu terjadi Win!"

"Tenang saja Sing. Melihat raut terkejut kalian saat disana sudah menjadi bukti kuat kalian tidak tahu menahu soal ini,"sahut Off. 

"Apa maksudmu tadi?"ujar Joss. Ia mengulik hal yang sempat Off katakan sebelumnya. "Bukan pemujaan biasa? Apa lagi memangnya?"

"Joss, Att, Singto, aku tahu kalian bukan sekedar pemburu biasa. Kalian berasal dari keluarga pemburu terkuat setelah Vihokrattana. Tentu kalian tahu apa yang sebenarnya si iblis itu inginkan bukan?"

"Maksudmu?"

"Underworlds tidak menjalankan tugas mereka yang seharusnya. Tidak lagi menguasai dunia sesuai tujuan penciptanya. Hal itu mereka lakukan karena mereka belajar dari kesalahan pertamanya. Mereka lebih baik menjaga diri mereka dari para pemburu yang mengejarnya. Lalu dengan sedikitnya underworlds yang ada, apa yang dilakukan para hunters pemburunya?"

"Aku masih belum mengerti,"

"Apa yang dilakukan seorang pemburu jika buruannya habis Att?"

"Mereka membuat alternatif baru,"

Ucapan Mild langsung membungkam mereka semua. "Kalian tidak perlu membantahnya dulu karena belum ada bukti kuat untuk kalian membantahnya bukan?"

"Tidak mungkin ok?! Hunters tidak mungkin melakukan hal sehina itu Penyihir!"seru Att bersikukuh dengan argumennya. Keluarga Hunters yang membesarkannya tidak mungkin melakukan hal sekeji itu.

"Kenapa kau tidak tanyakan pada teman - temanmu hm? Apa lagi yang mereka temukan di Durham selain pemujaan?"

"Att,"panggil Singto. "Mayat disana bukan mayat manusia saja,"dan Singto melemparkan bukti yang ia kumpulkan disana. Tengkorak dengan tekstur yang berbeda. 

Mew memalingkan kepalanya. Ia tahu persis tengkorak apa disana. Tengkorak kaumnya. Werewolf.

"Mereka melakukan percobaan pada werewolf. Mereka tahu kalau werewolf adalah underworlds terkuat, sulit dideteksi para hunters, dan itu yang membuat mereka menciptakannya kembali. Merekonstruksi ulang dengan darah manusia suci. Darah yang membuat para underworlds menggila dan kembali ke wujud iblisnya,"jelas Mew lalu berjalan dan menutup kantung yang Singto lemparkan. "Aku bukan hanya satu - satunya alpha. Tapi aku juga satu - satunya manusia serigala yang tersisa,"lanjut Mew dengan senyuman pahit.

"Underworlds memang jarang ada Att, bahkan setelah aku menjadi vampire. Aku selalu berpikir aku sendirian, jadi aku menjelajahi dunia untuk mengetahui keberadaan underworlds lainnya, tapi yang aku temukan justru pemburuan habis - habisan pada kaumku.  Mereka memburu tanpa adanya hati, tanpa adanya rasa iba, bahkan pada anak - anak kecil yang tidak tahu kenapa mereka dilahirkan sebagai salah satu makhluk hina. Apakah kalian melakukannya karena kalian ingin dunia yang damai? Atau kalian sendiri yang mau membuat dunia ini dikuasai kalian?"

"Kami tidak tahu,"jawab Att lemah. Kepalanya benar - benar ingin terpecah sekarang. "Lalu apa yang sebenarnya kalian rencanakan?"tanya Att setelah menyerah pada egonya.

"Bagaimana Off? Kita mau membawa mereka ke dalam adegan flashback?"ujar Mild si penyihir cantik dengan energi ungu yang mulai dimainkannya di kedua tangan cantiknya.

"Lakukan Mild,"

"Oh tunggu! Mari lakukan bersama para teman kalian yang menunggu di Whitechapel!"dan dengan satu kali jentikan jari, ketiga teman mereka yang berada di Whitechapel-- Krist, Jane, dan Oab sudah berada bersama mereka.

"Let the show begin,"

.

.

.

.

Sebelum Peristiwa Whitechapel

"Taruh bros Vihokrattana disana Bright,"suruh Off pada teman vampirenya.

Bright menjatuhkan bros berlogo matahari dengan kedua elang yang memeluknya ke tumpukan jerami. "Jadi kita melakukan apa yang disebut 'sambil menyelam, minum air' huh?"ucap Bright sembari memegang mayat pembunuh Whitechapel yang telah setengah terbakar dengan tangan kosong.

"Kalian sungguh mau melakukan ini? Bagaimana jika para pemburu bocah itu langsung menyadari jebakan ini?"ujar Mew yang bertugas menjaga pergerakan mereka untuk tidak dikenali musuh.

"Tenang saja Mew. Jika mereka mau melenyapkan kita, maka kita yang harus melenyapkan mereka terlebih dahulu,"ucap si cantik Mild sembari menaruh tangan cantiknya di pinggang sang alpha.

"Kita tidak melenyapkan mereka. Kita mau membuat mereka berada di jalan yang sama dengan kita,"tegas Off. "Seorang Hunters membunuh wanita - wanita tidak bersalah di Whitechapel adalah bukti kalau para dewan atau tetua Hunters tidak lagi di jalan yang sama dengan penciptanya,"

"Bahkan aku yakin mereka masih menyembunyikan semua konspirasi ini dari para kadetnya,"sela Win menimpali. "Mereka membunuh underworlds tanpa belas kasih dan tanpa mengetahui tujuan sebenarnya,"

"Hunters sedang berusaha membuat dunia baru,"tambah Bright. 

"Kita harus segera pergi. Ada dua orang hunters  yang sedang berjalan di sekitar sini,"ucap Mild. 

Setelah kubah pelindung sihir Mild melebur, keempat makhluk setengah iblis dan satu manusia itu sudah berpindah ke tempat yang lebih aman. Aman dari jangkauan para pemburu yang baru mendapati petunjuk soal keberadaan vampire kuno penjaga salah satu pusaka terkuat dari kerajaan Hunters.

"Oab. Liat apa yang aku temukan,"ucap Singto yang mengambil bros dengan logo kerajaan tidak asing. 

"Sial! Bros Vihokrattana!"seru Oab terkejut dengan apa yang ditemukan rekannya.

"Ini benar - benar mereka,"bisik Singto. "Selama bertahun-tahun lamanya aku belum pernah menemukan logo yang sama lagi,"

"Ya ini benar - benar mereka Sing. Lihat,"Oab kini menunjukkan lengan dari mayat yang mereka temukan. Lengan tersebut penuh dengan bercak - bercak jejak seorang vampire ketika Oab menaruh larutan air suci yang membuat mereka mampu mengenali tanda - tanda keberadaan para manusia berdarah iblis.

"Kita harus mengirim surat pada Joss dan yang lainnya!"seru Singto yang disetujui secara cepat oleh Oab.

....

Kabar dari Oab dan Singto membuat keempat pemburu lain segera mungkin pergi ke Whitechapel. Berita pembunuhan Whitechapel memang sudah sampai di telinga mereka sejak pembunuhan pada korban pertama. Namun tentu mereka diam karena tidak ada unsur underworlds yang ikut campur disana. Konflik antar manusia bukanlah sesuatu yang harus ditangani para hunters. 

Akan tetapi, kali  ini berbeda. Para hunters mengetahui bahwa vampire kuno yang mereka cari selama ini ikut campur dalam konflik tersebut. Ia menjadi pembunuh dari pembunuh Whitechapel, Jack The Ripper. Pelaku yang masih belum diketahui identitasnya, atau sebenarnya dirahasiakan?

Tapi keenam kadet Hunters itu harus menjalani misinya. Membunuh vampire tua tersebut dan mengambil pusaka Vihokrattana.

"Jadi kita harus menunggu mereka sampai ke Whitechapel?"tanya Mild sembari merapihkan kuku-kuku cantiknya.

"Iya Mild,"jawab Off.

"Jangan sampai kau lengah Off,"tegur Mew. "Kau tahu bukan salah satu dari kadet pemburu itu reinkarnasi dari kekasihmu,"

Off mengangguk. "Aku tahu. Namun reinkarnasi bukan berarti dia adalah Gun yang hidup kembali bukan Mew? Kau tahu itu sendiri,"

"Aku hanya memperingatimu,"sahut Mew menyatakan kembali alasannya.

"Aku akan keluar dulu,"pamit Off dan pergi dari Bar Bloody Rose. "Tolong berjaga karena mereka pasti akan kesini secepat mungkin,"

Kenyataannya, underworlds yang ia temukan tidaklah banyak. Beberapa kaum penyihir dari Asia, vampire yang berada di benua Afrika dan pelosok Eropa, dan manusia serigala di Amerika belahan selatan. Semua terlindungi di Bloody Rose, tapi tidak semuanya. Masih ada yang dihabisi para Hunters, atau justru direkonstruksi ulang oleh para Hunters. Hunters membuat sesuatu yang gila, mungkin belum terjadi di Inggris, tapi ia sudah menemukannya di Amerika pada kawanan manusia serigala yang dipimpin Mew. Menggila, hingga membuatnya pusing kepalang. Rokok yang ia konsumsi bahkan tidak bisa membuat kepalanya menjadi pulih.

"KYAAAAAAAAAA!!!!!"jerit seorang perempuan cantik di tiga blok sebelum Bloody Rose Bar. Seketika ia menjadi buyar dengan rokoknya.

Ketika Off mencium aromanya, ia masih bisa tahu aroma aslinya yang sudah tertutupi dengan bau manusia.

"Para Hunters datang,"Off mengetuk dinding yang memisahkannya dengan Bar sebagai tanda buruan mereka sudah datang.

Ia melompat ke atas gedung-gedung dan mengikuti arah gadis yang ketakutan itu. Gadis itu tengah berusaha berlari dari kejaran seorang pria berjubah coklat dengan topi bundarnya. Gadis yang punya aura Hunters seperti seseorang yang ia kenal dulu.

Vampire veteran ini tentu juga tahu kalau sebenarnya orang yang mengejar gadis itu adalah seorang peniru Jack Ripper. Ia telah membunuh pembunuh aslinya bersama dengan teman - teman underworlds-nya. Dan Pria peniru itu sudah dipastikan seorang Hunters juga. Baunya bahkan sangat menyengat. Off tahu pasti ia salah satu dari keluarga Sangngern karena ia telah mencium aromanya yang sudah berkeliling sekitar London sejak mereka membunuh Jack Ripper asli.

"Tolong! Tolong aku siapapun!!"ucap gadis pemburu itu yang tengah berakting terpojok di sebuah blok yang buntu. Pria itu mendekatinya dan menamparnya dengan keras hingga membuat gadis itu terjatuh dan tidak sadarkan diri. Sementara itu, ia kini tengah bersiap menghabisi gadis di depannya ini dengan mengambil belatinya.

Dalam hati Off mau mencibir saja. Aktingnya terlalu dipaksakan. Tamparannya bahkan tidak keras.

Saat si vampire akan turun dari gedung, ia melihat sosok kecil yang mencoba menghentikan pria raksasa itu. Dari penampilannya, ia bisa tahu kalau sosok itu adalah seorang tunawisma yang kebetulan tinggal disana.

Lagi-lagi akting yang buruk. Meskipun begitu Off harus bersiap. Ia yakin kemungkinan pria kecil berpakaian seperti tuna wisma tersebut adalah pria yang mirip dengan kekasihnya di masa lampau. Ia harus berakting lebih baik. Kalau bisa lebih baik dari aktor broadway.

Pria peniru itu pun berusaha melepaskan kungkungan dari pria kecil itu. Ia bahkan tanpa segan mendorong dan hampir menghujam pria kecil itu dengan belatinya, namun Vampire yang telah memperhatikan mereka sejak tadi langsung melesat turun dan menarik tangan pria raksasa itu lalu menonjoknya dan menendangnya hingga ia terlempar ke dinding.

"Dua orang tidak bersalah. Kalian manusia selalu bisa menjadi lebih kejam dari iblis itu sendiri,"ucapnya dengan serius seakan sedang benar-benar berhadapan dengan pembunuh asli. Off lalu mengeluarkan pedangnya dan hampir menusukkan pedangnya itu ke arah pria itu jika si tunawisma tidak mencegahnya.

"T-tolong biarkan dia hidup,"seketika suara itu membuyarkan pikiran si vampire dari rencananya yang membuat pria itu langsung lari dari hadapannya.

Dan untuk pertama kalinya, Off kehilangan buruannya hanya mendengar suara lembut yang sangat ia rindukan.

"Gun..?"

Off kehilangan nyalinya sesaat. Jantungnya yang membeku seakan berdetak lagi.

"Kau Gun?"tangannya melepaskan pedangnya dan menangkup pipi dari  pria di hadapannya ini. Ia membelai pipinya, menyusuri setiap lekuk dari wajahnya. Mata, hidung, bahkan bibir sempurna yang sangat mirip dengan kekasihnya dulu.

"Kau benar-benar Gun bukan?"kini Off bertanya dengan mata yang berkaca-kaca seperti ada air mata rindu yang akan segera jatuh. Ia masih tidak percaya bahwa kekasihnya kini berada di hadapannya. Off kehilangan profesionalitasnya. Off bahkan ingin mengecup wajah yang ia temukan ini.

"A-aku menemukanmu. Sudah kubilang bukan? Aku yang akan menemukanmu,"Off memeluknya dengan sangat erat seolah ia takut bahwa sosok itu akan menghilang. Off ingin sebentar saja memeluk sosok yang mirip dengan kekasih yang ia rindukan itu.

"Off!!"seru seseorang dari belakang. Ia pun membalikkan tubuhnya dan bertemu dengan orang yang memanggilnya itu. Seketika Off menjadi tersadar kembali. Gun ataupun pria Hunters di depannya ini sama-sama punya pesona yang membuat hatinya menghangat.

"Bright! Tolong siapkan kereta kuda! Kita akan pulang ke London!"titah Off sembari memberikan jubahnya itu kepada pria kecil disampingnya. Ia berusaha tetap profesional kembali dan berbalik pada rencana yang sudah ia buat dengan rekan-rekannya.

"Ada apa? Mew sedang mencari jejak kita di dekat pabrik. Mungkin kita harus menunggunya terlebih dahulu,"balas pria bermata merah dengan nama Bright itu. Akting sempurna.

"Aku akan jelaskan nanti,"balas Off singkat.

"Off! Apa yang membuat-- Astaga!"kini seorang perempuan yang datang dari balik Bright yang terkejut hingga menjatuhkan dirinya ke tanah. Bukan pada Off tapi pada sosok yang sedang dirangkul olehnya. Mild sungguh terkejut karena sosok yang dilihatnya ini benar-benar mirip dengan Pangeran menawan kekasih vampire tersebut.

"Iya Mild. Aku akan jelaskan nanti, tapi tolong kau berikan pertolongan dulu pada perempuan disana. Dia pingsan, sepertinya akan ada peniru-peniru Jack The Ripper itu,"jelas Off.

Perempuan dengan mata berwarna ungu itu pun hanya mengangguk dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Off sedangkan pria muda itu sudah berlari duluan mendahului Off dan Att.

Mild melakukan hal yang sesuai dengan rencana. Tidak hanya memulihkan kondisi tubuhnya namun juga menanamkan ilusi dan hipnosis pada gadis pemburu itu sebelum teman-temannya datang atau sebelum gadis itu menyadarinya.

"κάνε την προσφορά μου (lakukan perintahku)"

Energi ungu mulai keluar dari jemari cantik Mild dan memenuhi kepala milik gadis cantik pemburu itu untuk mempengaruhi isi pikirannya.

"Kau akan menyuruh kedua temanmu, Sangngern dan Ruangroj untuk mengikuti Off kemanapun ia pergi. Ke mansion Techapaikhun, ataupun ke Durham. Lalu Kau dan salah satu temanmu lain, mungkin seseorang bernama Oab untuk mengambil buku kuno Hunters dan Underworlds dari Pusat Pelatihan Durham. Lalu suruhlah teman pemburumu yang lainnya untuk tetap menunggu di markas kalian hingga kami menghampiri kalian semua,"bisik Mild memberikan mantra.

"P-permisi! Nona! Itu Kakak kami!"ucap dua orang dari balik Mild. Mild juga tahu sendiri kalau mereka juga bagian dari hunters.

"Oh iya. Untung saja aku menemukannya. Tadi ia hampir saja terluka,"sahut Mild dengan senyum tanpa memberikan rasa curiga.

"Iya nona. Terima kasih banyak,"ucap salah satu pemuda disana lalu menggendong si pemburu cantik dan membawanya pergi.

Mild sendiri memberikan mereka sedikit sihir ungunya untuk mengetahui jejak mereka sebelum kembali ke Bloody Rose.

Sementara itu, Off sudah membawa Att masuk ke dalam Bloody Rose, surga dari para underworlds.

"Kita akan menunggunya disini. Sebenarnya manusia biasa tidak akan bisa masuk sini tapi karena kau bersamaku, kau bisa masuk ke penghalangnya,"ucap Off. Ia bisa melihat binar mata pemburu manis di sampingnya yang kagum dengan tempat yang ia dan teman-temannya ciptakan.

Sekilas Off memberitahu bagaimana Bloody Rose bisa terbentuk, bahkan cerita terciptanya underworlds yang pasti sudah diketahui pemuda yang mengaku bernama sama dengan kekasihnya itu. Hingga Mew datang memancing sedikit emosinya untuk memberi ketegangan.

Sebelum berangkat, Off menghampiri Mew. "Jadi siapa pemuda itu?"

"Attaphan Phunsawat. Ia datang bersama enam kadet lainnya. Kau harus berhati-hati ok? Tubuh kecil dan wajah manisnya membuat ia mampu mempersuasi siapapun untuk memberikan informasi padanya. Jadi jangan sampai lengah,"ucap Mew.

"Tidak akan," sahut Off menelan ludahnya, mengingat dia sempat terjebak nostalgia dengan pemuda manis itu. "Kau terus awasi para Hunters yang di Whitechapel. Mild akan mengawasi pembawa buku kuno dari Pusat Pelatihan Hunters di Durham,"

"Berhati-hatilah,"

.

.

.

.

"Sisanya seperti yang kalian lihat saat ini,"ucap Mild dengan senyum sumringah cantiknya.

"Kalian melakukan ini semua?!"hardik Oab saat menyadari semua yang ia lakukan, mencuri buku terlarang dari dewan tanpa adanya rasa takut sekalipun. Buku Hunters dan Underworlds yang ia pegang bahkan masih belum dibuka sama sekali karena ia sendiri tidak tahu mengapa ia melakukannya.

"Maafkan aku, tapi hanya ini yang bisa kita lakukan. Sama seperti kalian, kami hanya ingin membuat dunia menjadi damai kembali,"ucap Bright yang akhirnya berbicara. "Maafkan aku juga kalau ternyata aku membuatmu pingsan Att,"lanjutnya mengarah langsung pada pemuda Hunters kecil disana. "Aku ingin kalian tahu kalau kami membutuhkan kalian,"

"Kalian juga membutuhkan kami,"ucap seseorang yang baru saja masuk ke dalam mansion Techapaikhun, Love Limpatiyakorn.

"Kau itu siapa lagi?!"seru Krist yang masih bingung dengan apa yang ia hadapi saat ini.

"Hahh.. nanti saja dijelaskan. Pokoknya aku hanyalah manusia biasa, dan Aku juga keturunan Vihokrattana yang tersisa,"

"Apa?!"

"Pertama-tama, kita kaji dulu buku Hunters dan Underworlds yang di simpan sejadi-jadinya oleh para Dewan,"ucap Mild lalu dengan sihirnya seketika buku kuno itu pun terbuka.













🔪🔪🔪🔪🔪

Makin bingung? Kkk

Let me introduce our new character!
Love!

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 18.4K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
247K 36.8K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
50.1K 3.6K 51
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
38.8K 5K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...