LOVE AND REVENGE (Missing Pie...

Galing kay illealy

31.1K 578 123

SEQUEL LOVE AND REVENGE "Semuanya sudah selesai, apa yang kau harapkan lagi? Lebih baik kau pergi jauh dari h... Higit pa

01 [My arms will hold you, keep you safe and warm]
03 [You'll never be alone]
04 [Can you comethru?]

02 [What if i told you that i love you]

1.4K 129 26
Galing kay illealy

Song: What if i told you that i love you

*
*
*

A few months later

"Kau dari mana saja malam-malam begini baru pulang?" Tanya Elian yang baru saja melihat Atlanna pulang.

"Maaf kak, aku sedang tidak ingin berdebat. Aku lelah." Atlanna tampak sangat malas mendengar ucapan Elian.

"Lelah apa? Tingkahmu semakin menjadi-jadi." Atlanna itu hanya diam, ia tau jika memang ia salah kali ini.

"Dimana Atlanna yang dulu? Kau berubah Atlanna." Elian terus saja menatap tajam Atlanna.

"Ada apa ini?" Athena baru saja turun dari tangga.

"Dia pulang terlambat lagi mom." Elian mengadukan Atlanna kepada Athena.

"Kenapa kau melakukan itu sayang? Mommy khawatir jika kau terus pulang larut malam seperti ini." Athena meneteskan air matanya, ia mendekati Atlanna.

"Maafkan Atlanna mom, Atlanna janji tidak akan mengulanginya lagi." Atlanna yang merasa bersalah pun memeluk Athena.

"Janji janji janji, kata itu terus yang selalu kau ucapkan. Tapi kau masih saja melanggarnya." Elian sudah tidak percaya lagi dengan Atlanna sekarang.

"Jangan diulangi lagi oke? Mommy tidak ingin kau salah jalan sayang." Athena hanya takut Atlanna nantinya akan salah pergaulan.

"Iya mommy." Atlanna tersenyum tipis kearah Athena.

"Sekarang tidur, besok kau harus sekolah." Atlanna mengangguk, ia pun melangkahkan kakinya pergi menuju kamarnya.

"Mom, seharusnya mommy menghukumnya. Jika mommy terus memanjakannya seperti itu, dia tidak akan berubah mom." Elian tidak setuju dengan Athena yang selalu membela Atlanna.

"Biarkan saja El, mommy tau jika Atlanna bisa menjaga dirinya dengan baik." Athena tau itu bukan sifat sebenarnya dari Atlanna.

7.21 a.m

"Pagi." Sapa Atlanna dengan nada dinginnya, semua orang yang ada di meja makan tersenyum mendengar itu.

"Pagi sayang." Athena tersenyum senang melihat Atlanna.

"Kau tadi malam pulang larut lagi?" Atlanna menatap Arvel yang berada didepannya.

"Iya dad." Jawab Atlanna singkat, Arvel menghela nafasnya mendengar jawaban dari anaknya.

"Kenapa kau melakukan itu?" Tanya Arvel lagi, Athena yang melihat keadaan akan semakin kacau pun menatap Arvel tajam.

"Karena aku ingin." Atlanna sama sekali tidak menatap Arvel, ia terus sibuk dengan makanannya.

"Hukum saja dad, jika dia terus dimanjakan sifatnya akan semakin liar." Elian memanas-manasi Arvel.

"Hukum saja aku dad," ucap Atlanna dengan nada santainya.

"Ar, sudahlah! Biarkan saja, Atlanna bisa menjaga dirinya." Athena mendudukkan dirinya di samping Arvel.

"Mom, tak apa. Jika daddy memberiku hukuman, aku akan menerimanya. Lagipula aku memang bersalah." Suara Atlanna berubah menjadi lembut saat berbicara dengan Athena.

"Kakak masih marah?" Atlanna menatap Esther, bukannya ia marah. Hanya saja Atlanna masih belum bisa melupakan semuanya.

"Tanyakan saja pada dirimu!" Suara Atlanna meninggi, entah kenapa ia mudah emosi sekarang?

"Jangan tinggikan suaramu Atlanna! Esther bertanya baik-baik, kenapa kau malah membentaknya?" Archio yang duduk disebelah Elian tidak terima jika Esther dibentak Atlanna.

"Jangan berteriak Archio." Arvel sudah sangat pusing dengan perdebatan yang akan selalu terjadi jika mereka berkumpul.

"Dad, dia sudah keterlaluan!" Archio meletakkan sendok nya dengan kasar.

"Selamat pagi, ada apa ini?" Mereka semua menoleh saat ada seorang pria tampan yang baru saja datang.

"Mave?" Maverick tersenyum tipis, ia mendekati mereka yang masih berada di meja makan.

"Kak, ayo berangkat." Atlanna berdiri dari duduknya.

"Kau berangkat denganku!" Maverick mendekati Atlanna.

"Aku pergi dengan kak Elian." Atlanna malah tidak memperdulikan Maverick, ia memilih untuk menarik tangan Elian.

"Aku pergi dulu mom dad." Maverick tidak ingin Atlanna pergi dengan Elian.

"Iya-iya, sebentar." Arvel pun tidak tinggal diam, ia akan berusaha mengalihkan perhatian Elian.

"Kau lupa El jika nanti kau ada meeting dengan klien?" Tentu hal itu membuat Elian menatap Arvel.

"Aku tidak lupa dad, aku akan ke kampus dulu. Setelah itu aku akan ke kantor." Elian memakai tas nya.

"Biarkan Atlanna pergi dengan Maverick, kau pergi dengan daddy." Atlanna menatap tidak setuju.

"Ya sudah, biar aku pergi sendiri saja." Atlanna melepaskan genggaman tangannya di lengan Elian.

"Aku pergi dulu mom." Atlanna mencium Athena, setelah itu ia berlari pergi meninggalkan mereka.

"Alanna!" Maverick pun mengejar Atlanna.

Maverick melihat Atlanna yang menuju garasi, dengan cepat ia mencekal tangan Atlanna.

"Aku akan mengantarmu." Atlanna menghentakkan tangannya yang dicekal Maverick.

"Tidak perlu! Aku bisa pergi ke sekolah sendiri!" Atlanna mencari kunci mobilnya di tas.

"Aku tau kau masih marah, tapi jangan seperti ini." Maverick kembali mencekal tangan Atlanna yang ingin mengambil kunci mobil.

"Al sudahlah! Aku tidak ingin berdebat denganmu, lebih baik kau pergi ke kantor. Aku bisa berangkat sekolah sendiri." Atlanna membuka pintu mobilnya, tapi Maverick tiba-tiba memeluk Atlanna.

"Don't! Jangan seperti ini, pukul aku! Tapi jangan bersikap seperti ini kepadaku." Maverick menatap tajam Atlanna.

"Al sudahlah, kau sendiri yang bilang jika kita sudah tidak ada hubungan apa-apa." Maverick malah meneteskan air matanya di depan Atlanna.

"Aku tau, tapi berikan aku kesempatan untuk melindungi mu dan membuatmu bahagia." Maverick menyentuh pipi Atlanna.

Hati Atlanna bergetar mendengar itu, sebenarnya ia tidak tega dengan Maverick. Tapi apa boleh buat? Jika Atlanna memaafkan Maverick begitu saja. Itu sama saja ia akan kembali lemah seperti dulu.

"Melindungi apa Al?" Suara Atlanna kini terdengar seperti lirihan.

"Kenapa menangis Al? Aku bukanlah gadis yang pantas untukmu, lebih baik kau mencari gadis lain."

Atlanna mengalihkan pandangannya kearah lain, ia berusaha sekuat tenaganya untuk menahan air matanya yang ingin keluar.

"Aku menangis karena dirimu sweetie." Maverick menarik dagu Atlanna agar menghadap kearahnya.

"Aku tau kita tidak bisa bersama lagi, kau masih belum bisa memaafkan ku. Tapi tidak bisakah kita menjadi seorang teman?" Air mata Atlanna sudah tidak bisa ia bendung.

"Aku tidak bisa Al, sekarang aku tidak ingin kita memiliki hubungan apa-apa." Dada Atlanna rasanya sangat sakit sekarang, ia merasa sangat bersalah.

"Tidak! Kumohon, beri aku kesempatan sekali saja." Maverick terus memohon kepada Atlanna.

"Jangan menyakiti dirimu sendiri Al, sekarang tidak ada Allino dan Alanna lagi. Tapi sekarang hanya ada Maverick dan Atlanna." Atlanna mencengkeram erat pakaian yang dipakainya.

"Aku bukanlah Alanna yang dulu Al, karena Atlanna yang dulu hanya bisa menyusahkan kalian semua." Maverick menggelengkan kepalanya sambil meneteskan air matanya mendengar itu.

Cup......

Maverick mencium bibir Atlanna, ia merindukan bibir Atlanna. Sudah lama ia tidak mencium bibir itu, sekarang Maverick hanya bisa menyalakan dirinya sendiri.

"Maafkan aku sweetie," ucap Maverick disela-sela ciumannya dengan Atlanna.

"Sudah cukup Al," kata Atlanna sambil mendorong kasar tubuh Maverick.

"Kumohon kali ini saja, aku yang akan mengantarmu ke sekolah." Atlanna bisa melihat ketulusan di mata biru itu.

"Ayolah Alanna." Tanpa sadar Atlanna menganggukkan kepalanya.

Mereka sudah dalam perjalanan menuju sekolah Atlanna, tidak ada yang memulai pembicaraan sama sekali. Atlanna sibuk dengan ponselnya, sedangkan Maverick fokus mengemudi.

"What if i told you that i love you?" Atlanna menoleh mendengar itu.

"Apa yang kau katakan?" Atlanna menatap Maverick dengan kerutan di dahi nya.

"Bagaimana jika aku mengatakan jika aku mencintaimu?" Atlanna terdiam sejenak, tangannya mulai berkeringat saat Maverick mengatakan hal itu.

Rasa gugup pun mulai menyelimuti dirinya, kenapa hanya dengan kalimat itu bisa membuatnya sangat gugup? Ia menelan ludahnya kasar.

"Kau mencintaiku?" Atlanna mengalihkan pandangannya dari Maverick.

"If i tell you all my feeling, would you believe me?" Kata Maverick lagi, ia masih saja belum bisa melupakan semuanya.

"Of course not!" Atlanna meremas tas nya, ia berbohong kali ini.

"Katakan kepada ku! Apa yang harus aku lakukan untuk membuat semuanya seperti dulu lagi?" Jika bisa Maverick sungguh ingin memperbaiki semuanya.

"Nothing, tidak ada yang bisa diperbaiki." Maverick rasanya ingin berteriak sekarang, ia tidak terima dengan takdir nya kali ini.

"Jangan memburuk semuanya Al, sudah cukup sampai sini saja. Jalani hidup masing-masing, kau carilah kebahagiaanmu." Atlanna menahan air matanya.

"Aku tidak bisa, sampai kapanpun aku tidak ingin wanita lain selain dirimu sweetie." Atlanna meneteskan air matanya mendengar itu.

"Aku sudah memaafkanmu Al." Atlanna memang sudah bisa memaafkan semua orang yang sudah membuatnya sakit hati.

Tapi Atlanna tidak bisa menjadi Atlanna yang seperti dulu, ia harus berubah. Rasa takut akan masa lalu membuat Atlanna menjadi seperti ini, ia sungguh takut semuanya akan terulang lagi.

"Aku tidak butuh itu sweetie, yang ku butuhkan saat ini adalah Alanna yang dulu." Atlanna menggelengkan kepalanya.

"Apa yang kau harapkan dari gadis lemah sepertinya Al?"

"Dia tidak lemah, dua bahkan lebih kuat daripada Alanna yang sekarang." Atlanna terus menatap jendela mobil, ia sungguh tidak berani menatap mata biru Maverick sekarang.

"Aku merindukannya sweetie." Maverick meneteskan air matanya, entah sudah berapa kali ia menangis akhir-akhir ini. Dan itu semua karena Atlanna.

Setelah mengantar Atlanna, Maverick menuju kantor untuk mengurus beberapa berkas. Mau tidak mau ia harus menuruti ucapan ibunya untuk mengurus dua perusahaan sekaligus.

"Pagi sir." Saat masuk ruangan, Maverick sudah disambut Casandra.

"Pagi." Jawab Maverick singkat, ia tidak begitu suka dengan Casandra.

Bukannya Maverick begitu percaya diri atau apa, tapi ia bisa melihat jika Casandra tertarik dengannya. Bahkan beberapa kali Maverick memergoki Casandra yang tengah menatapnya, tentu hal itu membuat Maverick tidak nyaman.

"Mama?" Maverick kaget saat melihat Fiorella yang berada di dalam ruangannya.

"Mama kira kau sudah sampai, ternyata kau baru sampai." Fiorella meletakkan iPad yang sedang dipegangnya.

"Apa-apaan kau? Kenapa kau memakai pakaian santai?" Fiorella kaget melihat Maverick yang hanya menggunakan kaos dan jeans.

"Aku akan menggantinya ma." Maverick sudah sangat malas sekarang.

"Dari man? Kau ke rumah Arvel lagi?" Tanya Fiorella dengan penuh selidik.

"Iya ma." Maverick mendudukkan dirinya di samping Fiorella.

"Inilah penyesalan yang kau dapat, kenapa kau menyakiti Atlanna dulu? Lihatlah sekarang, Atlanna bahkan menjauhi mu." Padahal Fiorella berharap banyak dengan hubungan Maverick dan Atlanna.

"Aku tau ma, aku menyesali semuanya. Seharusnya aku tidak melakukan itu kepada Atlanna."

"Jika kau masih menginginkan Atlanna, kau harus berjuang untuk mendapatkannya. Tapi jika Atlanna sudah menemukan kebahagiaannya, lebih baik kau membiarkannya bahagia." Fiorella menatap Maverick dengan tatapan tak tega nya.

"Hatiku masih tidak rela jika Atlanna bersama pria lain selain diriku," kata Maverick pelan.

"Mama tau, tapi biarkan Atlanna bahagia." Maverick ingin sekali bersikap egois sekarang.

Setelah beberapa menit kemudian, Fiorella pun memutuskan untuk pergi. Dan sekarang Maverick hanya sendiri, ralat ada Casandra juga.

Maverick mengambil sesuatu dari laci mejanya, ini sudah jam sembilan. Hampir saja ia melupakan sesuatu, Maverick mengambil beberapa obat yang selama ini ia sembunyikan.

Maverick sungguh merasakan perbedaan yang sangat signifikan sekarang, ia merasa sangat menderita harus hidup dengan satu ginjal saja.

Sudah beberapa bulan ini ia harus selalu mengkonsumsi obat-obatan, ia sama sekali tidak berniat untuk mencari pendonor ginjal untuknya. Karena menurutnya itu tidak perlu, ia ingin merasakan penderitaan yang setara dengan Atlanna dulu.

"Dimana air minum nya hah?" Tanya Maverick saat melihat tidak ada air minum di mejanya.

"Maaf sir, biar saya ambilkan dulu." Casandra kaget mendengar bentakan Maverick.

"Cepatlah!" Casandra sangat takut mendengar bentakan itu.

Jam sudah berputar dengan cepat, Maverick meraih jaketnya. Ia harus menjemput Atlanna sekarang, sudah cukup berjam-jam Maverick terus berkutat dengan laptop dan berkas-berkasnya.

Ini adalah saat yang paling dinanti-nantikan Maverick, bertemu dengan Atlanna. Ia tidak tau sampai kapan ia bisa melihat Atlanna? Hal yang paling ditakuti nya adalah melihat Atlanna bahagia dengan pria lain.

Jarak antara sekolah Atlanna dengan kantornya tidak begitu jauh, hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai. Dan kini ia sudah sampai di depan sekolah Atlanna.

"Alanna! Apa yang kau lakukan?" Teriak Maverick saat melihat Atlanna yang ingin bertengkar dengan temannya.

"Diam lah kau Al! Dia yang memulainya dulu!" Maverick berusaha menahan Atlanna agar tidak berkelahi dengan temannya itu.

"Ruby! Pegang dia!" Ruby pun akhirnya ikut menahan Atlanna.

"Lepaskan aku! Aku ingin memberi pelajaran untuk wanita murahan ini!" Mata Atlanna memancarkan kemarahan.

"Hai diam kau! Dasar jalang!" Atlanna mengepalkan tangannya mendengar itu, ia sungguh tidak terima dengan ucapan yang dilontarkan Sofia.

Plak.......

Maverick menampar Sofia, ia sudah tidak bisa menahan emosinya saat mendengar Atlanna yang dihina.

"Jaga bicaramu itu bitch! Kau menyebutnya sebagai jalang bukan? Lalu bagaimana denganmu? Bukankah setiap malam kau selalu ke club untuk menjual tubuhmu itu?" Sofia terdiam mendengar ucapan pedas yang dikatakan Maverick.

"Ruby bawa Atlanna ke mobil! Aku akan mengurus jalang ini." Sofia tampak takut dengan aura kemarahan Maverick.

"Ingat satu hal! Jangan mengganggu Atlanna lagi! Jika kau masih mengganggunya aku tidak akan segan-segan menghabisi mu!" Sofia hanya bisa diam sambil menelan ludahnya kasar.

Maverick pun menyusul Atlanna dan Ruby yang sudah berada di dalam mobil. Akhir-akhir emosi Atlanna tidak bisa dikendalikan.

"Biarkan aku kesana! Aku ingin menyumpal mulutnya!" Atlanna ingin kembali ke sana, tapi Ruby menahannya.

"Mave sudah mengurusnya, jangan seperti ini. Kendalikan emosimu!" Atlanna menghembuskan nafasnya kasar, ia pun akhirnya menurut dengan ucapan Ruby.

"Justin sudah menunggumu di sana." Maverick memberitahu jika pacar Ruby sudah menunggu di samping mobilnya.

"Baiklah, aku pergi dulu." Ruby pun keluar dari mobil Maverick.

"Jangan seperti itu lagi Atlanna! Aku menyayangimu." Sebelum keluar Ruby memeluk Atlanna terlebih dahulu.

"Hmm.... Aku juga." Atlanna membalas pelukan Ruby.

"Mave aku pergi dulu!" Ruby melambaikan tangannya kearah Maverick dan Atlanna.

Maverick hanya tersenyum tipis melihat itu, setelah kepergian Ruby, Maverick masuk kedalam mobilnya. Ia melihat Atlanna yang sepertinya bad mood gara-gara kejadian tadi.

"Kenapa kau melakukannya?" Tanya Maverick dengan lembut.

"Dia yang memulainya." Jawab Atlanna dengan singkat.

"Jangan diulangi lagi." Maverick mulai melajukan mobilnya.

"Pakai seat belt nya!" Maverick melihat Atlanna yang belum memakai sabuk pengamannya.

"Alanna!" Suara Maverick sedikit meninggi.

"Aku tau Al, kau tidak perlu memberitahu ku." Atlanna memakai sabuk pengaman nya.

Maverick memilih diam kali ini, ia tidak ingin membuat mood Atlanna semakin jelek. Dan itu sebabnya Maverick mengajak Atlanna untuk pergi ke mall, mungkin Atlanna bisa melupakan kejadian tadi.

"Ini bukan jalan pulang, kau ingin membawa ku kemana?" Tanya Atlanna dengan nada ketusnya.

"Mall." Jawab Maverick singkat, ia ingin menghabiskan waktu bersama Atlanna sekarang.

"Tapi aku tidak ingin kesana, aku ingin pulang!" Teriak Atlanna dengan nada tidak sukanya.

"Kita sudah sampai." Atlanna baru sadar jika mereka sudah berada diparkiran mall.

"Menyebalkan!" Gumam Atlanna pelan.

"Aku masih mendengarnya." Maverick sangat suka melihat wajah Atlanna yang sedang marah, menurutnya itu sangat menggemaskan.

Mereka pun masuk kedalam mall, Atlanna dari tadi hanya diam sambil menatap kosong semuanya. Bahkan Atlanna sampai tidak sadar jika Maverick menggenggam tangannya.

"Mave!" Langkah Maverick terhenti mendengar itu, begitupun dengan Atlanna.

"Alvaro?"

*
*
*
*
*

Akhirnya bisa up lagi, maaf buat kalian nunggu lama.
Kita liat penderitaan Maverick yang lebih berat daripada Atlanna dulu.
Kalian siap?

Please vote, comment, and share!!!
Sampai jumpa di part selanjutnya 👋
A continué

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

664K 45.3K 43
𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ Bagai burung kecil yang tidak bisa berkicau. Hanya bisa pasrah kemana takdir akan membawanya. **** "𝙉𝙤 𝙢𝙖𝙩𝙩𝙚𝙧 𝙝𝙤𝙬 𝙢...
22.7K 2.3K 10
[OVER YOUNG MASTER SERIAL] Ini bukan perjodohan melainkan paksaan Ethan Dustincris Anggara yang ngebet ingin menikah dengan Saphira Sabita-- teman se...
21.9K 944 19
18+, be wise guys! "Wow! Your body is so damn hot, North!" "Get out from my room, Centil!" ________________________________ "Stop or I'll bite your l...
309K 18.2K 20
Anya Galdriella(18) dipaksa menjadi istri seorang penjahat yang telah membunuh seluruh keluarganya. Sosok yang tidak berperasaan, dominan, tidak ingi...