DATING FAN

By dirtyeasy

2M 207K 16.8K

[ SUDAH TERBIT, DAPATKAN DI TOKO BUKU ONLINE ] #ProjectCelebrity-02 Savanna tiba-tiba saja mendapat sebuah DM... More

Prolog šŸŽ¬
Take 1 šŸŽ¬ Disamperin Romeo
Take 2 šŸŽ¬ Apartemen
Take 3 šŸŽ¬ Masih Tentang Hadiah
Take 4 šŸŽ¬ Fan Meeting
Take 5 šŸŽ¬ The Prince Romeo
Take 6 šŸŽ¬ Selfie
Take 7 šŸŽ¬ Romeo's Mom
Take 8 šŸŽ¬ Lunch
Take 9 šŸŽ¬ Paparazzi
Take 10 šŸŽ¬ Curhat
Take 11 šŸŽ¬ Shooting
Take 12 šŸŽ¬ Bottle Kiss
Take 13 šŸŽ¬ Kata Dito
Take 14 šŸŽ¬ Romeo Sakit
Take 15 šŸŽ¬ Shooting (2)
Take 16 šŸŽ¬ Cegukan
Take 17 šŸŽ¬ Sarapan
Take 18 šŸŽ¬ Bingung
Take 19 šŸŽ¬ Pantai
Take 20 šŸŽ¬ Mama
Take 21 šŸŽ¬ Sahabat
Take 22 šŸŽ¬ Bucin
Take 23 šŸŽ¬ Menggoda
Take 24 šŸŽ¬ Boneka
Take 25 šŸŽ¬ Foto
Take 26 šŸŽ¬ Kejutan
Take 27 šŸŽ¬ Liburan
Take 28 šŸŽ¬ Cold Night, Warm Hands
Take 29 šŸŽ¬ Go Public
Take 30 šŸŽ¬ Graduation
Take 31 šŸŽ¬ Fakta
Take 32 šŸŽ¬ Hanya Perkiraan
Take 33 šŸŽ¬ Dating Fan
Take 34 šŸŽ¬ Seharusnya
Take 35 šŸŽ¬ Bertemu
Take 36 šŸŽ¬ Trending
Take 37 šŸŽ¬ Mencari
Take 38 šŸŽ¬ Kenapa?
Take 39 šŸŽ¬ Masih
Take 40 šŸŽ¬ Pesta
Take 41 šŸŽ¬ Ada Aku
Take 42 šŸŽ¬ Tidak Berhak
Take 43 šŸŽ¬ Baikan
Take 44 šŸŽ¬ Romeo's Mom (2)
Take 45 šŸŽ¬ Podcast
Take 46 šŸŽ¬ Pembicaraan
Take 47 šŸŽ¬ Family Dinner (End)
Epilog šŸŽ¬
Info Dating Fan
Dating Fan Final Story šŸŽ¬
Vote Cover šŸŽ¬
PRE-ORDER EKSKLUSIF šŸŽ¬

Dating Fan Extended šŸŽ¬

36K 3.9K 843
By dirtyeasy

"Romeo, nanti konsepnya mau kayak gimana?"

"Terserah kamu aja."

"Tapi aku nggak mau mewah-mewah, ya?"

"Iya."

"Romeo, cincinnya mau yang kayak gimana."

"Terserah kamu aja."

"Jangan mewah-mewah ya, yang simple aja."

"Iya."

"Menurut kamu, gaunnya bagusan yang mana?"

"Terserah kamu aja."

"Kita nggak jadi nikah aja, ya?"

"Iya."

Seketika Romeo melotot. "E-eh, nggak! Kok gitu sih?"

Savanna menutup kasar album foto dari salah satu WO yang sedang ia datangi dengan kasar, menatap Romeo dengan tajam.

"Ya habisnya kamu, ditanya malah terserah-iya-terserah-iya. Yang mau nikah kan kita, bukan aku aja!" ujarnya dengan kesal.

Salah satu orang dari WO itu diam dengan canggung karena melihat Savanna marah-marah, sedangkan Romeo kelabakan karena calon istrinya itu marah-marah.

"Kamu main amang us terus!" ucap Savanna lagi. "Yaudah nggak jadi nikah aja!"

"E-eeh," Romeo menahan tangan Savanna yang hendak beranjak, "i-iya, Sayang. Maafin aku, ya? Ini soalnya aku hampir menang barusan."

"Terus menang?"

"Nggak, soalnya kan kamu marah-marah. Jadinya aku kalah."

"Kamu nyalahin aku?" Savanna melotot. "Udahlah. Emang harusnya nggak ja—"

"Ng-nggak kok, Sayang. Yaudah kita pilih ya? Kamu suka yang mana?" Romeo tersenyum sambil membuka kembali album foto yang dilihat Savanna tadi.

Savanna menghela napas kasar. Romeo memang minta disunat dua kali ya, makin ke sini entah kenapa semakin membuat Savanna merasa jengkel. Mana ini hari pertama datang bulan pula, perempuan kalo datang bulan kan emosian.

"Ini mau? Lilac kan kesukaan kamu," ucap Romeo.

"Sejak kapan aku suka lilac?" tanya Savanna ngegas.

"Lho, nggak suka ya? Padahal hari ini kamu pake kutek dan sendal warna lilac. Aku pikir itu warna kesukaan kamu."

Savanna menghela napas. "Kamu suka Doraemon?"

"Nggak juga," jawab Romeo.

"Soalnya kamu hari ini pake sepatu Doraemon."

"Astaga, Va. Aku pake kan bukan berarti aku suka." Romeo terkekeh sambil geleng-geleng kepala. "Lagian ini kam kiriman dari Gucci kemarin. Aku udah cerita, 'kan?"

"Nah, itu kamu tau. Aku pake sepatu dan kutek lilac bukan berarti aku suka warna lilac!"

Romeo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Merasa salah tingkah karena Savanna marah-marah kepadanya apalagi dihadapan orang lain.

"Bisa tinggalin kita sebentar?" ucap Romeo kepada karyawan WO yang sedari tadi duduk di hadapannya itu.

"Baik, Mas."

Dengan sopan, orang itu keluar dari ruangan di mana Romeo dan Savanna berada.

"Kamu kenapa sih, Va?" tanya Romeo. "Masih kesel karena aku barusan terserah-terserah terus?"

"Nggak tau ah!" Savanna menyandarkan tubuhnya pada sofa lalu membelakangi Romeo. "Nyadar nggak sih kamu tuh rese banget sekarang, bikin aku naik darah terus. Aku lagi datang bulan tau!"

Romeo menghela napas lalu memeluk Savanna dari belakang. "Yaudah, aku minta maaf kalo bikin kamu kesel akhir-akhir ini," ucapnya.

"Yaudah, tapi bibirnya jangan nempel dong!"

"Hmm." Romeo bergumam lalu meninggalkan kecupan di leher Savanna.

"Romeo, ada CCTV."

"Hmm."

"Romeo, nanti ada yang lihat."

"Hmm."

"Romeo, kita nggak jadi nikah ya kalo kamu gini terus?!"

Lelaki itu langsung melepaskan diri secepat kilat. Meraih album dan kembali melihat-lihat isinya.

🎬

"Va, inget yang gue bilang kemarin. Strategi malem pertama!" bisik Nilam ketika malam malam keluarga—sebagai acara penutup dari pernikahannya hari ini—selesai.

Savanna melotot. "Jangan ngadi-ngadi ya! Gue nggak mau ngelakuin itu."

"Biar berkesan, bego!" bisik Nilam lagi. "Tenang aja, tadi pagi gue udah taruh kondom di laci, di bawah majalah pokoknya, cari aja sendiri ya? Gue taruh sepuluh."

"Banyak amat!"

"Masa satu, nggak asik banget!" Nilam terkekeh sambil menutup mulutnya. "Dari kacamata pengamatan gue, orang yang kebelet kawin itu kayaknya itunya bakal bbbrrrraaahhhh!"

Savanna melotot lagi sambil memukul bahu Nilam. "Mulut lo minta digeprek, ya!"

"Udah sana!" Nilam mendorong bahu Savanna.

"Kamu kenapa, Va?" tanya Atika.

Savanna menendang kaki Nilam. "Enghh—nggak apa-apa kok."

Atika tersenyum. "Savanna kayaknya capek banget. Mending kalian ke kamar aja."

"Nggak apa-apa kok—"

"Siap! Ayo, Sayang!" Romeo berdiri lalu menarik tangan Savanna.

Perempuan itu melotot. Entah kenapa melihat wajah Romeo membuat merinding bukan main. Savanna ingin berada dikeramaian rasanya!

"Duluan semuanya!" Romeo melambaikan tangannya kepada semua orang yang ada di ballroom hotel itu.

"Romeo, pelan-pelan. Aku capek tau, kakinya pegel," ujar Savanna ketika Romeo menariknya untuk berjalan cepat-cepat.

"Aku udah nggak kuat, Va."

Savanna melotot. "Nggak k-kuat apa?"

Romeo tersenyum ketika mereka sudah berada dalam lift. "Masa nggak paham sih."

Perempuan itu mengalihkan pandangannya. Tuh kan, kenapa Romeo terlihat menakutkan sekarang!

"Va, ayo!" Romeo menarik tangannya lagi, berjalan menuju salah satu kamar di lorong paling ujung.

"A-anu, Meo ... ba-barangku ketinggalan di bawah," ucap Savanna ketika mereka masuk ke kamar yang sudah disiapkan sebelumnya.

"Itu nanti aja, aku nggak kuat, Va."

Savanna berbalik lalu menutup matanya dengan tangan ketika Romeo sudah tidak menggandengnya lagi.

"Aku ngeri tau, ekspresi kamu bikin takut. Kayak psikopat banget," ujar Savanna ngeri.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Hening. Savanna akhirnya membuka matanya dan menoleh, namun ia tidak menemukan Romeo di mana pun.

"Lho?"

Perempuan itu menggaruk kepalanya lalu mengedarkan pandangannya. Hanya ada jas yang dipakai Romeo tergeletak di atas ranjang.

"Romeo?" panggil Savanna.

"Apa?"

Savanna mengalihkan tatapannya ke arah kamar mandi. "Kamu di kamar mandi? Lagi ngapain?"

"Buang air. Aku nggak kuat banget dari tadi nahan. Kebanyakan minum sih dari pas pesta tadi," teriak Romeo.

"Jadi yang kamu bilang nggak tahan itu—nggak tahan pengin ke kamar mandi?"

"Iya."

Savanna menutup mulutnya dengan tangan. Sial, pikirannya sudah kemana-mana!

Masih dengan dress yang menempel di tubuhnya, Savanna melompat ke kasur lalu menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya. Perempuan itu mengusap wajahnya yang terasa hangat.

"Gara-gara si Nilam sih ah!" gerutunya.

Lalu terdengar suara pintu terbuka. Savanna buru-buru memejamkan matanya. Semoga Romeo mengira dirinya tidur lelap.

"Va, kamu tidur?" tanya Romeo.

Kemudian terasa ranjang bergerak. Romeo sudah naik ke atas kasur.

"Jangan tidur dulu," ucapnya. "Masa mau tidur sih?"

Dengan satu tarikan, Romeo berhasil menyingkap selimut yang menutupi tubuh Savanna.

"Va." Lelaki itu mengguncang pelan bahu Savanna. "Mandi dulu biar enakan, habis itu tidur lagi. Aku udah siapin air di bathup."

Savanna langsung membuka matanya dan menoleh. "Boleh langsung tidur lagi?"

Romeo mengangguk. Savanna langsung turun dari ranjang dan berlari memasuki kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Savanna memegang dadanya yang terasa berdebar hebat. Astaga, padahal Romeo sudah menjadi suaminya, kenapa ia malah bertingkah konyol seperti ini hanya karena takut malam pertama?!

Setelah menggosok gigi, Savanna langsung masuk ke dalam bathup yang disiapkan Romeo sebelumnya. Mungkin berendam sebentar untuk merilekskan tubuh dan pikiran tidak apa-apa.

Perempuan itu memejamkan mata dan menikmati sensasi segar air yang menyentuh kulitnya.

"Va?"

Sesuatu menyentuh pipinya. Savanna langsung membuka mata dan mendapati Romeo sudah di samping bathup.

"Kok kamu bisa masuk?" tanya Savanna.

"Pintunya nggak dikunci." Lelaki itu tersenyum. "Capek ya? Tidurnya di kamar aja. Untung aku masuk kan, kalo nggak mungkin kamu ketiduran sampai nanti di sini."

"Emang udah berapa lama aku di sini?"

"Lima bela menit."

Bahkan Savanna tidak menyadari jika waktunya sudah selama itu.

"Maaf ya?"

Romeo tersenyum. "Nggak apa-apa. Kamu bilas dulu aja habis itu tidur ya. Aku juga mau mandi."

Savanna diam. Entah kenapa melihat raut wajah Romeo sekarang, ia jadi merasa bersalah. Sekarang tidak ada raut wajah psikopat yang ditampilkan lelaki itu.

"Romeo." Savanna menahan tangan lelaki itu ketika Romeo hendak beranjak. "So-soal itu gimana ka-kalo aku tidur duluan?"

"Aku tau kamu belum siap, kamu takut makanya dari tadi kamu berusaha ngehindarin aku, 'kan?" Romeo terkekeh lembut sambil mengusap kepala Savanna. "Nggak apa-apa, aku nggak bakalan maksa kamu kalo kamu belum siap malam ini. Lagian aku tau, kamu pasti capek banget karena acara tadi."

Dosa nggak sih nolak suami? Savanna merasa sedih.

"Nanti kamu demam. Jangan lama-lama berendam."

Romeo beranjak, hendak keluar dari kamar mandi dan membiarkan Savanna membersihkan diri.

Namun, tangannya kembali ditangan oleh Savanna, membuat Romeo kembali berbalik dan—lelaki itu melotot.

Romeo menunduk, menatap Savanna yang tiba-tiba saja menciumnya. Oh astaga!

Jangan macam-macam klean membayangkan bagaimana kondisi Savanna menciumnya sekarang. Yang ngebayangin awas aja! Kuyang dateng malem ini ke kamar klean!

"Va," Romeo mendorong bahu Savanna dan ciuman mereka terlepas, "kamu—"

"Kamu nggak mau capek bareng aku?" bisik Savanna.

Romeo menahan napas sesaat ketika ia melihat tubuh Savanna. Jangan ngebayangin klean!

"Romeo—"

"Sstt ...." Lelaki itu mendorong Savanna ke dinding dan menciumnya.

Savanna memejamkan mata dan membalas setiap ciuman yang Romeo berikan. Kedua tangannya tidak tinggal diam dan melepas semua kancing kemeja yang dikenakan suaminya itu.

"Romeo ...."

"Wait, Sayang," bisik Romeo.

Savanna menbuka matanya, menatap Romeo yang tengah mencumbunya.

Gila, bayangan Savanna tentang malam pertama tidak seperti ini ketika Nilam bercerita tadi pagi. Ini rasanya luar biasa meski baru foreplay.

Tapi tunggu, bagaimana bisa Nilam menceritakan hal vulgar saat malam pertama ketika dia saja belum menikah?

Wah, ingatkan Savanna untuk bertanya pada Nilam soal itu nanti.

🎬 DATING FAN EXTENDED 🎬

Ini kek bukan Romeo banget deh. Kenapa itu orang jadi lawak begitu😩

Jujur ya dari awal tuh aku nggak mau bikin extra part karena emng udah aku taruh di novel. Tapi karena aku sayang klean semua, jadi aku buatkan ini klean.

Awas aja kalo gak vote dan spam komen, aku hapus lagi bab ini🙂

Ohiya, DFE ini gak ada di novel ya, jadi untuk hiburan klean aja sambil nunggu versi novelnya🥳🥳

Happy 700k view! Yuk bisa yuk 1M sebelum terbit🥳❤️

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 122K 34
Angela Mandhela, malaikat bersosok manusia. Rupa yang elok serta hati yang tak kalah cantiknya. Sosok yang mampu menarik perhatian semua orang diseki...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.1M 214K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
225K 10.3K 6
Kumpulan One shot Aku dan Kamu menjadi Kita ini kisah milik kita My first story yang masih carut marut dan tidak akan pernah di revisi. (sebagai ben...
141K 7.8K 20
[REVISI] Hidup chanda tuh kayak berotasi di sekitar lian doang Dengan lian sebagai pusat tata surya chanda. Cheline jadi bintang, Vio jadi bulan, De...