Pak Doktor, ACC Dong! ✔

Por Guppy_Rh

986K 46.1K 9.3K

PART SUDAH TIDAK LENGKAP Complete✔😊 Prolog dan Part 1-37 serta ekstra part di tengah cerita. Bonchap menyusu... Más

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG
Prolog
1. Skripsi Dan Nikah
2. V Dan Masa Depan Gue
3. Calon Suami
4. Hari Yang Nyebelin
5. Modusin Pak Bagas Ganteng
6. Mau Untung Malah Buntung.
Bagas & Anna
7. Kenapa Gue Selalu Sial?
8. Kesepakatan Di Atas Hati yang Pedih
9. Bimbingan Di Rumah Pak Bagas
10. Perjodohan Pak Bagas & Kesialan Gue Lainnya
11. Kehujanan
12. TERJEBAK DI DALAM MOBIL BERSAMA PAK BAGAS
13. Good Day Or Bad Day?
14. Ketemuan Di Kafe Ce
15.Pak Dino, You're Evil!
16. Ini Lamaran Atau Kesepakatan Konyol?
17. Keputusan
18. PAK BAGAS ATAU PAK DINO?
19. Pembuktian
20. Curhat dan Bimbingan Sama Calon Imam
21 (A). Kencan Pertama
21(B). Kencan Pertama😍
22. Apa Kabar Hati?
23. Bad Mood
DEAR ANNA
24. Kangen Tahu
25. Kesialan Yang Bertubi-tubi
26. Bingung Judul (Dududu dudu duduu)
27. Pempek Rasa Cinta
28. Berantem = Batal Nikah
29. Badai Di Antara Kita
30.Kisah Cinta Setiap Insan
(31) Kenyataan Yang Menyakitkan
31. PERMAINAN KONYOL
32. Kekacauan Di Kafe Ce
33. Galau
34. Dari Hati Ke Hati
35. Penjelasan
36. Laki-laki Dan Perkataannya
37. I 🍎 U
Halo, Readers 😊
BC : 1
BC : 2
BC : 3
BC (Sampingan) : Pijatan Maut Seorang Istri
Dear Anna (2)
BC (S): Anna, saya laper
BC (S) : Pori-Pori
BC (S): Perang Di Kasur
Ada Apa?
BC(S):Tragedi Di Dapur
BC(S): Good Night
BC(S): Unrequited
Bukan Updatean
BC (S): Om dan Tante
BC (S): BUTUH AC
BC (S): Foto Ijazah
BC (S) :Di Kantin Kampus
BC (S) : Pulangnya...
BC (S): Pulangnya... Part 2
BC (S) : Mati Lampu
INFO TERBIT 🍎
🍎INFO🍎
🍎VOTE COVER🍎
Paket Novel Pak Doktor, Acc Dong! 🍎

BC(S) : NABUNG

3.1K 144 14
Por Guppy_Rh

Alohaloo gengs... Ada yang masih mantengin cerita ini? Jangan dihapus dulu dari perpustakaan atau daftar bacaan kalian yaaa soalnya nanti ii mau aktif lagi di lapak ini membawa misi rahasia dari Pak Bagas dan Anna. Wkwkwkk 😆😆😆😆😆

Nah sambil nunggu kelanjutan cerita 'Pak Dosen, I Love You!' -yang merupakan sekuel cerita ini- atau nunggu cerita ii lainnya kayak Ex, Calon Bunda, dll kalian baca dulu aja ya part sampingan ini. Heheee... inget, cerita 'Pak Doktor, Acc Dong!' udah selesai. Kalau ada up lagi itu cuma cerita sampingan doang yaaaa yang waktu kejadiannya sebelum di cerita 'Pak Dosen, I Love You!'. 😙😙😙

So, jangan lups divomment ya. Haturnuhuuun sadayanaaa.

🌚HappyReadingGengs🌚

Cklek...

Pintu dibuka seseorang. Muncullah sesosok Tutup Panci dari balik daun pintu itu. Dia baru aja pulang dari kampus. Mukanya udah lusuh banget. Kemejanya juga udah gak serapi tadi pagi. Tapi meski begitu, dia tetep cakep kok. Perutnya yang eum agak bucit, terlihat lucu.

Sebagai istri yang baik, tentu gue bakalan menyambut kedatangannya dengan penuh suka cita. Bahkan gue udah menyiapkan karpet merah dan taburan kembang tujuh rupa. Enggak deng, emang mau nyambut dukun. Ini Tutup Panci loh, yang jakunnya minimalis banget itu.

"Mas..." Gue berlari kecil menghampiri dia.

Senyum manisnya langsung merekah, tapi detik selanjutnya langsung jadi tawa keras gara-gara gue terpeleset. Lupa, gue baru aja ngepel ini lantai dan belum kering. Sambil mengusap-usap dada karena kaget tiba-tiba ngejengkang, gue pun senyam-senyum minta disun.

"Hati-hati dong, Yang," ujarnya di sela-sela tawa. "kebiasaan."

Gue mengerucutkan bibir, lalu langsung balik arah gak jadi nyambut dia, pura-pura ngambek.

"Eh... eh... kok malah balik lagi sih? Gak mau peluk dulu?"

"Gak! Bau!"

"Hahahaa," tiba-tiba dia udah ada di samping gue. Merangkul bahu gue dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menenteng sepatu yang diisi kaos kaki hitamnya.

"Gak usah ketawa! Gak usah rangkul-rangkul juga." Gue menepis tangannya yang melingkar di bahu gue.

"Ya ampun kenapa sih marah-marah mulu? Lagi dapet ya?"

Gue menatap dia dengan binir yang masih manyun. "Abis ngetawain terus!"

"Ya maaf, abis kamu lucu suka ceroboh! Udah dong jangan ngambek mulu, saya punya sesuatu buat kamu."

"Apa?"

Dia melirik ranselnya yang tersampir di belakang punggungnya. Ngeliriknya gak sampe belakang juga sih, cuma ngelirik dikit doang sambil senyum-senyum mencurigakan.

"Mas bawa apa?"

"Ada deh," jawabnya sok misterius sambil masuk ke dalam karung, kamar maksud gue, Bung.

"Iiih apaan sih? Jangan bikin kepo." Gue mengekori dia sambil menarik-natik ujung ranselnya.

"Mau tahu?" tanyanya seraya duduk di tepi kasur. Dia melepas ranselnya lalu disimpen di atas pangkuannya sambil ditepuk-tepuk.

Gue mengangguk kayak bocah lagi diiming-imingin permen sama om-om.

"Sun dulu dong." Jari-jari Tutup Panci sekarang mengetuk-etuk pipinya. Gue menyerngit sebal.

"Ogah! Belum mandi."

"Ya udah gak bakalan saya kasih tahu."

"Ya udah bakalan saya buka sendiri."

"Mau saya bawa ke kamar mandi," ujarnya tambah nyebelin.

Tanpa sadar gue malah tersenyum. "Ih punya apaan sih, sombong banget pake mau dibawa ke kamar mandi segala."

"Hahahaaa... gak bakalan saya kasih tahu sebelum sun dulu."

"Ogah!"

"Oke," Tutup Panci mengangguk-angguk, dia lalu membuka kancing kemejanya dan menanggalkan kemeja itu tanpa ragu. Kemeja biru langit itu lalu di simpan di atas kasur secara sembarang. Sekarang tubuh atletis euuum sedikit buncitnya terpampang di depan mata. Dia membuka ranselnya, lalu mengambil sesuatu di dalam sana sambil melirik ke arah gue dengan tampang yang ngeselin. Gue bersedekap tangan di depan dada, sementara dia sekarang mengeluarkan dan memasukan sesuatu yang dia pegang dan belum gue tahu apa itu. Mukanya minta digampar sandal banget sumpah. Dia pikir gue bakalan kepo kali.

Dari pada meladeni keusilannya, lebih baik gue ke dapur dan ngambil jeruk. Tapi baru aja gue berbalik, tiba-tiba sebuah suara menahan pergerkan gue.

"Duuh..  duh... apa ya ini berat banget,"

"Apa sih, Mas."

"Yakin gak mau tahu?" tanyanya sambil menaik-naikkan sebelah alisnya. "Entar nyesel loh,"

"Ya apa?" Gue mendekat ke arah dia, dan dia buru-buru menutup ranselnya lagi. Lalu jati telunjuknya bergerak-gerak di depan gue, tanda gue gak boleh ngingip. Kan ngeselin. Langsung aja gue cubitin kulit pinggangnya. Gue kuliti sekalian.

"Aw... aw... sakit, Yang."

"Ampun gak?"

"Ampun," ujarnya sambil meraih pinggang gue lalu membawa gue jatuh di kasur dengan dia di samping gue, meluk gue. Tawanya langsung berkumandang lagi.

"Ngeselin banget sih," ujar gue seraya tertawa-tawa. Ya, ujung-ujungnya gue gak tahan juga buat ketawa. Dia lalu membalik gue menghadap dia, lalu tersenyum lembut. Sekarang kami saling berhadapan dengan posisi miring atau bisa dibilang menyangping.

"Mandi dulu sana, bau." Gue mendorong dada tanpa bajunya. Agak lengket, pasti keringat.

"Hahahaaa..." Bukannya menyingkir dia malah ketawa lagi. "Tadi di kampus ada pesenbud, terus saya dapet doorprize, Yang."

"Serius? Apaan?" Kali ini gue gak mendorong-dorong dia lagi. Justru bersemangat sambil menikmati tatapan menghanyutkannya.

"Gak tahu, belum saya buka."

"Ya udah buruan buka."

"Bentar," Tutup Panci meraih ranselnya yang ada di belakang gue. Tapi dasar Tutup Panci, bukannya berdiri dulu, dia malah ngambil sambil masih tiduran. Alhasil posisi gue jadi terlentang dan dia menindih gue. Engap banget astaga.

Sebuah benda terbungkus kertas cokelat yang gue lupa apa namanya sekarang menari-nari di depan muka gue. Bentuknya kayak tabung dan cukup gede.

"Buka, Mas."

Tanpa aba-aba Tutup Panci menyobek bungkusan itu. Omong-omong posisi dia udah tiduran lagi di samping gue.

"Celengan?" tanya gue begitu melihat benda yang terbungkus itu ternyata celengan. Gambarnya kuda poni, lucu banget.

Tutup Panci mengobservasi benda yang dipegangnya, lalu mengangguk.

"Iya, ini celengan. Hahaha... lumayanlah buat nabung."

"Hahahaa... iya, buat masa depan kita."

"Bentar, saya ada uang receh." Tutup Panci berdiri dari posisi tidurannya, lalu merogoh-rogoh saku celana bahannya.

Gue ikut duduk dari posisi tiduran gue dan mengamati dia yang lagi nyari uang receh itu.

"Yup, ini dia." Tutup Panci mengacungkan uang berwarna hijau dan ungu yang udah terlipat-lipat gak karuan. Dia lalu memasukkannya ke dalam celengan itu.

"Eh bentar, kayaknya masih ada deh. Di mana ya?" Dia merogoh-rogoh lagi saku celananya dan tadaaaaa... selembar uang berwarna biru berhasil didapat dari saku belakangnya. Gue nangis darah uang warna biru itu dibilang receh sama dia terus disimpennnya juga disaku belakang. Mengabaikan tangisan darah virtual itu, gue pun membuka bantal, lalu mengambil uang dua rebuan dan uang koin seribuan dari sana. Nah ini baru receh. Gue pun memasukkannya ke celengan itu. Terdengar bunyi yang nyaring waktu gue masukkin uang koin di tangan gue.

Gue pun mengambil celengan di tangan Tutup Panci dan mengocoknya. Senyum gue langsung mengembang mendengar suara itu, begitu juga sama Tutup Panci.

"Kita harus sering-sering nabung, Yang."

"Iya, pokoknya kalau Mas ada uang lebih masukin ke celengan ini ya."

"Siap, Ibu Negara!" Tutup Panci langsung hormat. Gue gak tahan buat gak ketawa. Dia juga ikutan ketawa. Akhirnya kami berdua ketawa-tawa. Ya begitulah kami, pasti ada aja yang diketawain meski gak lucu.

😍😍😍😍😍

Eaaah kata Anna sama Pak Nagas jangan lupa nabung geeengss 😙😙😙😙😙

Jawa Barat, 28 Feb 2021
Salam Manis @Guppy_Rh
Jaaa neee 😙😙🍎

Seguir leyendo

También te gustarán

8.7M 273K 30
[SUDAH TERBIT] [PART TIDAK LENGKAP] . . DOSEN SERIES-1 . . ⚠DONT PLAGIAT⚠PLAGIAT MENJAUH!!⚠ ⚠DONT COPY PASTE STORY ALL DOSEN KUTUB!!⚠ . . Special Ran...
748K 64.2K 94
cerita setelah 1 : they dont know 2 : college perjalanan kehiduapan setelah menikah dan memiliki anak.
82.6K 3K 39
#1 in Kagum "Hebatnya orang yang jatuh cinta diam-diam. Ia bisa menyembunyikan perasaannya dibalik senyuman" senyum Arina mulai memudar. Dia menahan...
1.7M 15.9K 24
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...