SAKA

By rull_baqi

3.1K 1.8K 2.6K

Sepertinya nasib sial selalu menimpa Asya. Gadis itu selalu sekelas dengan seorang lelaki bernama Saka. Dari... More

PROLOG
1. PERSA
2. LO LAGI LO LAGI
4. Rumah Asya
5. SIKAP SAKA
6. PACAR?
7. DIA KEMBALI
8. AKA
9. CAFE
10. TAMU MALAM
11. YES I'M READY

3. KALAH LAGI

263 194 175
By rull_baqi

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Sesil, seorang guru wanita yang kini tengah menyapa para murid barunya di kelas IPA 3.

"Pagi buuuu!!" balas semua anak di kelas.

Setalah menyapa, bu Sesil memperkenalkan diri. Dia akan menjadi wali kelas IPA 3. Kelas Asya.

Seperti pada umumnya, saat memasuki kelas baru akan dibentuk struktur kelas.

"Siapa yang disini mau jadi ketua kelasnya? " Bu Sesil bertanya pada seisi kelas. Hening. Tak ada yang menyahut, membuat bu Sesil mengelus dada bersabar.

Bu Sesil hendak menunjuk salah satu siswanya untuk menjadi ketua kelas, namun ada tangan yang mengangkat ke atas, membuat bu Sesil urung niat.

"Iya, nak ganteng, siapa namamu? " tanyanya kecentilan.

"Saka Atmabasma, " ucapnya dengan senyum.

Yah, selain hobinya membuat Asya berhati gondok, Saka juga suka tersenyum. Menurut Asya sih, tebar pesona!

Pengajuan Saka untuk menjadi ketua kelas, membuat Asya melototkan mata, tak terima cowok bernama Saka itu menjadi ketua kelasnya lagi.

"Orang sama namanya sama-sama ganteng,  yah, " ucap bu Sesil. Tak sadar diri akan usianya. Mendapat sorakan dari para murid barunya.

"Ingat umur, bu!"

"Ingat suami di rumah, bu! "

"Ingat ajal, bu! "

"Ingat utang di warung,  bu! "

Memegang kepala, pusing dan geram menghampiri bu Sesil secara bersamaan. Awal bertemu dengan murid barunya sudah membuat bu Sesil naik pitam,  apalagi kalau satu tahun pertemuan? Mungkin bu Sesil tidak akan naik pitam lagi melainkan naik haji.

"Oke. Kalian setuju kan kalau Saka jadi ketua kelasnya?"

"Setujuuu bu. "

"Tidak bu. "

Ketika semuanya setuju, salah satu gadis mengatakan tidak setuju dengan amat lantang. Sontak saja gadis itu menjadi pusat perhatian di kelas.

"Kenapa kamu tidak setuju? " tanya bu Sesil mulai mengintimidasi.

"Karena saya juga ingin jadi ketua kelas."

"Nama kamu siapa? "

"Natasya Manggia Damastian."

Gadis itu. Asya? Iya Asya. Gadis yang pemalas mau jadi ketua kelas? Auto bobrok rame-rame.

"Oke. Karena ada kandidat lain. Jadinya,  kita akan melakukan voting untuk memilih ketua kelas, " ucap bu Sesil. "Sebentar, ibu mau menyiapkan kertas voting kalian, " lanjutnya. Lalu pergi keluar kelas.

"Sya... Sya... Sya...Sya." Panggil Sandra sembari menyenggol lengan Asya.

"Gue gak budek. " Asya menoleh. Melihat air muka Sandra penuh dengan pertanyaan.

"Lo beneran mau daftar jadi ketua kelas? "

"Bener lah. " jawabnya penuh keyakinan.

"Why? "

Memutar bola mata malas, Asya berucap, "Karena gua gak mau si makhluk pengganggu itu jadi ketua kelas lagi. "

"Siapa? Saka? "

"Gak usah sebut nama dia. Gue jadi gedek dengernya. "

"Tapi, gua gak mau mengevote lo,  Sya," ujar Sandra.

"Kenapa? "

"Karena lo belum ngasih gue sogokan."

No komen!!  Sandra ini memang penjilat duit. Emang ini acara pilkada apa?!

"Emang Saka ngasih lo sogokan?! "

"Kalau buat Saka mah beda. Gue ridho lillahi ta'ala ngasih dia vote cuma-cuma."

Asya menatap tajam Sandra,  seolah ia akan memangsanya. "Oke. Lo gue end!!!"

***

"San, lo sebenernya tadi ngevote gue kagak sih?! " tanya Asya geram. Gadis itu masih tak terima dirinya kalah telak sama Saka tadi.

"Ngevote lah, kan yang nulis dikertas gue kan lo," jawab Sandra sembari menikmati mie ayamnya.

Tadi kertas vote Sandra dan Alex langsung disambar oleh Asya. Lalu Asya segera menulis namanya di kertas itu. Jahat memang.

"Terus kenapa gue kalah?! " ucap Asya masih tak terima.

Sandra mulai jengah dengan ocehan Asya, ia pun menghentikan acara makannya. Memandang Asya. "Di kelas ada banyak orang Sya, dan semua hampir milih Saka. Hanya gue sama Kelek yang milih lo. Harusnya lo bersyukur ada yang milih."

Oh yah, ngomong-ngomong soal Alex, ia sedang sama Saka. Katanya sih mau mendalami persahabatan mereka berdua.

Asya mengehela nafas kasar. Lagi-lagi ia kalah dengan Saka.

"Sya,  lo gak ikut ekstra renang? " ucap Sandra setelah menghabiskan satu mangkok mie ayam kang Aceng.

"Ogah ah nanti berenang mulu. "

Sandra menahan tangan untuk tak menampol Asya. "Gue suka sama goblok lo. Murni banget."

"Maksih pujiannya. "

"Yakin lo gak mau ikut ekstra renang?" tanya Sandra kedua kalinya.

"Gue udah bilang tadi kan." Asya mengambil botol air mineral. Meneguk kemudian.

"Ekstra renang katanya ada kak Baru loh. "

Asya hampir tersedak air minumnya. Ia menatap Sandra, tersenyum. "Serius? "

Sandra mengangguk, membentuk huruf V dengan jari tangan. "Dua rius malah. "

"Saka juga ikut katanya, " lanjut Sandra.

Senyum Asya seketika luntur. Tak tertarik lagi. Pokoknya yang berkaitan sama Saka, Asya tak minat.

Asya melempar pandangan ke depan kantin. Matanya berbinar kala ia menatap ke depan kantin. Seseorang dengan berbalut jas OSIS itu berjalan memasuki area kantin. Membuat para cewek teriak tertahan.

"Kak Baru itu memang idaman banget  yah. Cocok buat jadiin imam gue di masa depan. " Asya menatap Baru dengan berbagai khayalan. Mood gadis itu kembali membaik.

Sandra yang di sampingnya mengikuti pandangan Asya. "Semakin besar lo ngarep kak Baru buat jadi pacar lo, semakin besar juga potensi kecewannya. "

Asya menoleh ke Sandra, air mukanya ia pasang datar. Terbalik saat menatap Baru. "Lo mah gak ada rasa persahabatan sedikit pun. "

"Gue adanya rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. "

"Dah lah cabut ke kelas. Males ngomong sama ampas kopi, " ucap Asya, berdiri, meninggalkan Sandra.

Sandra membalas sebelum mengikuti Asya. "Males juga sih ngomong sama rontokan rengginang. "

***

"Gak ada cara lain selain ini? "

"Katanya lo mau ikutin cara gue. "

"Tapi--- Arghh tau ah...." ucap Alex prustasi.

Kedua makhluk itu kini berada di perpustakaan. Sebelumnya Alex ogah-ogahan masuk perpus. Ini pun terpaksa.

Alex menutup buku, menatap Saka yang masih asik membaca. "Emang semua cewek suka sama cowok kutu buku?"

"Tanya aja sama cewek yang lo suka."

Bukannya membalas perkataan Saka Alex malah berdiri, menghampiri bu Ratna penjaga perpus. Saka pun mengalihkan pandangannya, menatap langkah Alex.

"Bu Ratna yah?" ucap Alex.

Bu Ratna mendongakkan kepala,  mengangguk. "Iya. Kenapa?"

"Bu Ratna suka sama cowok kutu buku gak? " tanya Alex.

Saka yang tak jauh dari Alex dan bu Ratna mendengar obrolan mereka. Mengernyit bingung, Saka berpikir apa cewek yang disukai Alex adalah bu Ratna. Setua itu kah seleramu Lek?

Bu Ratna memandang Alex heran. "Suka, kenapa memangnya."

Alex berseorak senang dalam hati. Menurutnya jawaban bu Ratna sudah mewakili seluruh kau hawa.

"Kalau saya termasuk cowok kutu buku gak bu? "

Bu Ratna memperhatikan penampilan Alex dari atas sampe bawah. Cowok itu tak berpakaian rapih, baju dikeluarkan, tidak memakai dasi. Dah cocoklah si Alex jadi penghuni ruang bk.

"Dari penampilannya kamu sih oke lah."

Alex makin dibuat senang atas jawaban bu Ratna.

Alex merapihkan kerah bajunya, berlagak sok cool. "Ah ibu mujinya bisa aja. Penampilan saya dari dulu sampe sekarang memang oke jadi kutu buku. "

"Maksud saya oke jadi kutu RAMBUT. SANA MASUKIN TUH BAJU KAMU,  PAKAI DASINYA!!  MAU JADI KUTU BUKU PENAMPILANNYA AJA KAYAK PREMAN!!" ucap bu Ratna meninggikan dan menekankan suaranya mulai dari kata rambut.

"Aduh bu kalau preman gak ada yang pake baju sekolah. "

"Ada! "

"Tapi saya gak pernah lihat. "

"Makanya lihatnya yang teliti! "

Saka yang melihat perdebatan kecil itu, beranjak berdiri, menaruh buku yang tadi dibaca. Pergi meninggalkan perpus kemudian.

"Udah ah bu saya mau ke kelas, " ucap Alex membalik badan melangkah pergi sambil mengoceh.

"Memang bener yah, kalau debat sama perempuan gak ada jalan buntu nya!!"

***

Bel pulang sekolah berbunyi sangat merdu, penyanyi manapun akan kalah merdunya. Mendengar bel berbunyi siswa SMA Kelintang berhamburan keluar kelas. Entah langsung pulang ke rumah, main ke rumah temen atau malah nongkrong dulu.

Asya dan beberapa orang berdiam diri sebentar di kelas. Mereka tak mau berdesak-desakan di tempat parkir maupun koridor yang selalu ramai saat pulang sekolah.

"San gue nebeng lo yah. Kakak gue ada urusan gak bisa jemput, " ucap Asya setelah dirinya menerima pesan dari Dewa yang tak bisa menjemputnya.

"Sorry Sya,  gue boncengan sama Kelek. Gue gak bawa motor. "

Asya mengangguk. Memahami.

"Kalau bertiga juga gak papa," ujar Alex.

Mendengarnya Asya langsung menampik tawaran Alex. "Ogah. Mending ngengsott sampe rumah!!!"

"Lo pulang sama Saka aja Sya, " usul Sandra. Memandang Saka yang masih berkutat dengan buku tebalnya.

Asya bergidik ngeri membayangkan pulang berdua dengan Saka. "Itu sama saja, mending ngengsott!! "

"Terserah lo deh. "

Terasa orang di parkiran dan koridor  sudah sepi, mereka keluar kelas bersamaan. Namun pintu kelas tersumbat dengan dua makhluk yang saling adu argumen.

"Minggir ish gue dulu! "

"Gak! Gue buru-buru mau ngumpulin tugas! "

"Gue juga buru-buru mau tidur! "

"Cih, dasar tukang kebo! "

"Lo jadi cowok harusnya ngalah dong!"

"Gak ada di kamusnya cowok harus ngalah! "

"Makanya baca yang tekun!"

"Woy awas babi! Gue duluan!!" Merasa kesal dengan tingkah keduannya, Alex keluar menerobos Asya dan Saka.

Dengan menerobosnya Alex, Asya dan Saka otomatis bergeser, memberi cela untuk jalan. Melihat hal itu, Asya segera keluar mendahului Saka. Ia tersenyum penuh kemenangan.

Asya berbalik menghadap Saka,  menjulurkan lidah mengejeknya. Lalu balik kanan bubar jalan grakk.

***

H

allo semua pa kabar? Maap nih telat up banyak tugas euy, puyeng. Ya meski mbah google yang ngerjain tugas gue,  tetap aja ye kan pala jadi puyeng...

Next...



Continue Reading

You'll Also Like

408K 46K 90
Sang CEO tampan mahabenar akhirnya mantu di usia yang masih thirty something, satu anggota keluarga baru akhirnya hadir. Tapi pekerjaan rumahnya belu...
128K 12.8K 96
keseharian keluarga kim manoban
36.1K 6.3K 17
Tetangga baru yang selalu membuat keributan berhasil membuat dorison ingin pergi dari rumah. Ketenangan nya hilang saat tetangga baru nya suka menan...
8.6K 1.3K 26
Bagaimana jika kenalakan Yibo menurun ke anaknya. Up suka suka