A Blood Hunter Sacrifice

By anabby16

5.8K 939 240

Sejak peperangan antara iblis dan malaikat dahulu kala, Pencipta mengutus malaikat-Nya untuk turun ke bumi da... More

Prolog [The Hunter and His Prey]
Chapter 1 - The Murder of Jack The Ripper
Chapter 2 - The Heaven of Underworlds
Chapter 3 - A Mansion Full of Roses
Chapter 4 - A Mansion Full of Sorrow
Chapter 5 - Daydream with The Devil
Chapter 6 - Daydream With The Knight
Chapter 7 - Demon in Durham
Chapter 9 - Frozen Heart
Chapter 10 - Something about Hunters
Chapter 11 - Conspiracy of Hunters
Chapter 12 - A Dragon Knight Sacrifice

Chapter 8 - The Broken Promise

343 63 20
By anabby16

Awal Januari 1461
Transylvania, Rumania.

*BRUK!*

"Kau kalah lagi Tay,"cibir si keturunan Ksatria Naga usai berhasil mengalahkan pewaris Vihokrattana hingga ia tersungkur ke tanah dalam permainan pedang mereka.

"Bisakah kau sedikit sopan pada calon rajamu?" Tay mengacungkan tangannya ke atas, meminta pertolongan sahabat dekat sekaligus mentornya.

"Kalau mau jadi raja, Kalahkan dulu aku," angkuhnya. Namun--

*BRUK!*

"Kalau mau mendekati adikku, lebih pintarlah dariku!"seru si calon raja tertawa puas setelah membodohi pria jangkung pujaan adiknya dan menjatuhkannya ke tanah.

Kini kedua pria tampan itu pun sama-sama tersungkur ke tanah, dengan satu orang yang menertawai orang lainnya.

"Ck,"decihnya kesal. Off mendudukkan dirinya di samping calon rajanya. "Tapi itulah seorang raja kau tahu? Bijak saja tidak cukup. Kau juga harus cerdik dalam melihat situasi. Jika tidak, kau akan mudah dikalahkan musuh,"

"Itu yang kau pelajari dari ayahmu?" Tay bertanya tanpa menatapnya. Ia justru sibuk menatap dua pria manis yang sedang bermain dengan anak-anak kecil di panti asuhan milik kerajaannya.

"Ayahku lebih banyak mengajariku bertarung. Ibuku yang mengajarinya,"lirih Off sekilas. Ia juga melakukan hal yang sama dengan Tay. Ternyata memandang dua pria polos itu lebih menyenangkan daripada beradu pedang seperti tadi.

"Sudah kuduga,"sahut Tay tetap di posisi yang sama.

"Hei! Janganlah murung kawan! Kau akan menikahi gadis cantik besok!" Off menepuk bahu kawannya, si pewaris kerajaan. Meskipun ia tahu seberapa cantik gadis yang kawannya nikahi nanti, tatapan cintanya hanya tetap tertuju pada pria bermarga Techapaikhun disana.

"Gadis itu gadis yang cantik dan baik Off. Sayangnya ia berakhir dengan seseorang yang menikahinya demi meneruskan pewaris kerajaan,"jelas anak pertama Vihokrattana selirih-lirihnya.

Rumania masih dipenuhi salju. Dingin hingga menusuk setiap orang yang berada di luar rumah. Namun dinginnya Rumania tidak membuat Raja Vihokrattana mengurungkan niatnya untuk menikahi anak laki-laki pertamanya dengan salah satu putri dari keluarga keturunan Hunters lainnya, Jiranorraphat. Jika Rumania tidak dapat dijadikan alasan, maka perasaan dari anaknya pun tidak dipedulikan sang Raja.

Ya Raja Vihokrattana memang sangat manusiawi. Ia mempedulikan siapapun di dunia ini sehingga ia mau kerajaannya memiliki penerus dari anak pertamanya. Tanpa peduli pada siapa anaknya memiliki perasaan cinta yang sesungguhnya.

Jika saja, jika saja... New adalah perempuan. Raja Vihokrattana bisa saja mengabulkannya. Ia tidak akan memandang rendah seseorang dari kalangan kelas bawah, terutama ia sendiri yang membawanya sekeluarga ke rumah. Ia tidak akan segan menikahkan anak pertamanya dengan salah satu anggota keluarga Techapaikhun.

Off rasa ia cukup beruntung. Gun adalah anak kedua. Kehadirannya melengkapi keluarga Vihokrattana, dan sebagai anak bungsu, Gun tidak terlalu ditekan menjadi penerus warisan. Raja Vihokrattana pun dengan mudahnya mempercayakan putra bungsu kesayangannya pada Off, walau ia tahu ada percikan perasaan yang berbeda dari sekedar mentor dan anak didiknya, atau kedua teman yang peduli satu sama lain.

"Off,"panggil Tay perlahan.  "Jika aku mati--"

"Hei! Jangan bilang seperti itu!"hardik Off benar-benar marah.

"Aku tidak mau menakutimu tapi itu fakta Off. Ayahku tidak mungkin berperang lagi. Kakinya yang semakin lama membusuk akan membuat ia semakin cepat dijemput malaikat maut," Off bisa mendengar isaknya saat berkata. Ia tahu si calon rajanya ini sedang menahan tangisnya. Beban di punggungnya terlalu berat. "Kita kekurangan jumlah, Off. Bangsa Utsumaniyah tidak akan menyerah hingga mendapatkan semuanya. Aku tahu seorang raja harus cerdik, tapi Off! aku tidak mau naif!"

"Tay.."sendunya merasakan beban yang dipikul sahabatnya.

"Kita tidak akan menang. Pertempuran ini tidak akan bisa kita menangkan okay? Tidak.." ucapnya semakin melemah. Tay hanya bisa menundukkan wajahnya malu karena ia menangis sesegukan.

Lima tahun. Hanya butuh lima tahun bagi Off menjadi sahabat Tay. Pertemanan mereka bermula di lapangan pelatihan tempur para tentara. Off sering mengomeli Pangerannya ini karena selalu ceroboh dalam menggunakan sesuatu. Ia suka terjatuh saat berkuda, ia kurang baik memegang pedang, bahkan ia sulit membidik target panahannya. Tapi lucunya, saat di Medan perang, Tay justru lebih baik dibanding saat berlatih.

Hingga kini, Off benar-benar menjadi sahabatnya. Termasuk tempatnya menangis seperti saat ini. Hati Off ikut pilu menatap nanar calon rajanya. Bebannya terlalu banyak. Calon raja, panglima perang, dan kini ia harus menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak ia kenal. Secantik dan sebaik apapun dia, Tay tidak bisa memiliki kebahagiaan di hari sebelum ia menikah. Justru beban pilunya semakin menambah.

"Kita disini untuk dirimu eum? Hari ini bersenang-senanglah dulu. Salju masih dingin, kau butuh menghangatkan dirimu. Dia juga membutuhkanmu,"ucap Off mengingatkan Tay pada sosok sejati yang ia cintai. "Buatlah kenangan bahagia dengannya. Besok kau bukan miliknya lagi,"

Apa yang lebih menyakitkan dibanding tusukan panah ataupun pedang? Ya hati yang tersakiti karena harus meninggalkan dia yang kau cintai.

"Berjanjilah padaku Off," nada suaranya kini lebih tegas. "Kau akan menjaga adikku, dan New. Kau akan lindungi mereka apapun yang terjadi, dan dengan apapun caramu. Jika ayahku mati, dan aku harus menjadi raja. Bawa mereka sejauh mungkin. Biarkan mereka hidup dengan kehidupan yang mereka inginkan,"

"Aku akan melakukan apapun untuk menjaga mereka. Jangan khawatir," kata Off meski ada sebersit kekhawatiran yang juga memenuhi isi kepalanya.

.

.

.

.

.

Satu pondok di sebelah panti asuhan menjadi tempat peristirahatan mereka. Pondok ini awalnya dibangun ketika Ibu dari kedua pangeran Vihokrattana ini kelelahan dalam mengurus panti asuhannya. Gun dan Tay sering berada disini hanya sekedar menemani ibundanya. Makanya buku-buku filsafat maupun sastra tersusun rapi disini untuk menghibur mereka.

Off mengambil salah satu buku dari rak. Ketika sang pangeran menikmati malam terakhirnya bersama kekasihnya, maka ia di lantai bawah untuk berjaga. Sesungguhnya tanpa tugas tersebut, Off memang tidak bisa terlelap. Pikirannya masih mengawang ke perkataan Tay barusan. Ia yang meminta Tay untuk tidak mengkhawatirkannya, tapi justru ia yang kelimpungan.

Off tidak bisa memungkiri kalau mereka kekurangan jumlah pasukan. Banyak anggota pasukannya yang menjadi korban di perang bulan Desember lalu. Bahkan Raja Vihokrattana sendiri hampir tiada jika ia dan Tay tidak cepat membawanya mundur kembali ke istana.

Off mengesalkan kerajaan baik hati seperti ini. Kerajaan Vihokrattana tidak akan pernah tercatat dalam sejarah manusia, keberadaannya hanya menjadi bayangan kerajaan Transylvania. Apa yang mereka lakukan sia-sia. Segala niat baik mereka dalam membantu peperangan, menolong korban Perang, bahkan menampung anak-anak yatim korban perang. Semua itu  justru menjadi bumerang baginya.

Andai saja Off belum jatuh cinta dengan Pangeran kerajaan menjengkelkan ini, ia pasti sudah pergi meninggalkan mereka semua.

"Off..."panggilan lembut mendayu seiring langkah yang semakin mendekatinya. "Kau sedang apa hm?"kini ia bertanya lebih dekat. Off merasakan tangan lembutnya yang melingkar di pinggulnya.

"Tidak apa," Off membalikkan tubuhnya, dan menemukan sosok kecintaannya, Pangeran Gun Vihokrattana.

"Kenapa kau belum tidur hm?" tanya Off sembari menaruh tangannya membelai lembut surai coklat kekasihnya.

"Aku tidak bisa tidur. Kau tidak ada di sampingku,"rajuk Gun menaruh kepalanya tepat di depan dada gagah Off. Gun senang mendengar setiap bunyi detakan jantung Ksatrianya.

"Baiklah. Ayo kita tidur,"putus pria itu yang mengangkat pria kecil satunya ke ranjang di kamar lantai bawah, kamar miliknya. "Apakah berisik disana?"

"Uhm berisik," Gun mendudukkan tubuhnya sewaktu Off menurunkan dirinya di ranjang. "Kadang mereka mendesah nikmat, lalu diam tanpa kata, lalu menangis sendu, lalu ada suara kecipak ciuman menggairah,"

"Tidak perlu kau jelaskan secara rinci Pangeran," ucapnya kemudian menaruh dirinya sendiri sebagai sandaran dari sang pangeran kecil. "Lalu apa yang bisa aku lakukan untuk membuatmu tidur hm?"

"Bukankah aku yang harus membuatmu tidur?" Gun membelai lembut pipi Off yang dingin. "Kau terjaga bukan karena suara mereka bukan? Pasti ada sesuatu yang kau pikirkan,"terangnya. Off tahu ia tidak mampu menyembunyikan apapun dari Gun.

Tidak butuh waktu seminggu untuk jatuh cinta pada anak kedua Vihokrattana ini. Setiap memandang matanya yang bersinar seperti matahari, Off tahu ia jatuh cinta sedalam-dalamnya. Setiap perlakuannya yang hangat seperti matahari, Off tahu ia jatuh cinta sedalam-dalamnya. Gun adalah mataharinya yang membuat dunianya bersinar dan menghangat.

Ia bumi yang membutuhkan mataharinya. Segala celah dalam dirinya disinari Gun, dan tentu Gun tahu segala celahnya. Termasuk ia yang sedang kebingungan di dalam lorong tanpa ujung maupun petunjuk.

"Apapun itu, aku mohon jangan kau khawatirkan eum? Khawatir boleh, tapi jangan berlebihan. Kau bisa sakit," lanjutnya. Gun dengan sayang membelai rambut dan wajahnya yang setidaknya memiliki luka karena perang sebelumnya.

"Jika aku-- kita menang, atau setidaknya perang ini usai, ayo kita pergi jauh dari sini,"

"Tidak."ucap Gun telak.

"Tidak?"kening Off mengkerut heran menatap pria di hadapannya. "Tay yang menyuruhku. Ia mau kau, aku, dan New, kita semua menjalani hidup yang kita inginkan. Kita bisa ke Inggris, Perancis, atau mungkin pulau-pulau di Asia,"

"Off. Mungkin kau tidak tahu tapi aku lahir disini, maka aku pun akan mengakhiri hidupku disini. Panti asuhan ini milikku, ibuku yang menugaskannya padaku sebelum ia meninggal. Aku harus disini Off. Apapun yang terjadi," telaknya tanpa menatap mata kekasihnya.

"Gun! Disini tidak aman. Bagaimana sewaktu-waktu mereka datang mencelakai kita? Mencelakaimu Gun! Bukan hanya Tay yang mau, tapi aku tidak mau hal buruk terjadi padamu," hati Off ikut merintih saat mengatakannya. Ia tidak mampu membayangkan hal itu terjadi.

"Off. Apapun yang terjadi semua pasti adalah bagian dari rencana-Nya. Kita sudah mengerjakan bagian kita, waktunya kita menyerahkan semuanya pada kehendak-Nya. Kemenangan atau kekalahan tidak akan membuatku meninggalkan orang-orang disini Off..."  Gun melembutkan nada suaranya. Ia tidak mau membuat Off semakin meledak. "Kita ke kapel hm?"

Off menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku muak ok? Tidak ada hasilnya kau ke kapel setiap hari. Tidak akan ada penambahan jumlah pasukan, dan tidak akan ada tanda-tanda musuh mundur. Gun! Sadarlah!"

"Tenangkan saja dirimu, aku tidur," Gun hendak beranjak pergi, namun satu tangan mencegahnya.

"Jangan pergi,"mohon Off dengan sangat. Tangannya merengkuh erat tubuh kecil Gun. Ia memeluknya dengan sangat erat.

Namun bukan itu yang diinginkan Off. Ia tidak mau berpasrah diri disini tanpa perjuangan. Kemudian seketika Off jadi teringat satu penggalan kisah dari buku Vihokrattana, kisah antara malaikat dan iblis yang bertempur demi perdamaian dunia. Bagaimana perjanjian malaikat dan manusia setelah pertempuran itu selesai, dan tentu bagaimana penghukuman yang didapatkan iblis itu, dan bagaimana membebaskan iblis itu.

"Aku baca dari salah satu buku peninggalan keluargamu kalau ada satu cara untuk memperoleh kekuatan besar. Aku yakin aku bisa memenangkan perang ini Gun, aku yakin akan mempertahankan tempat lahirmu," detik selanjutnya tubuh Off justru didorong paksa oleh Gun.

"Apa maksudmu?"

"Kekuatan magis yang membuat seseorang menjadi tidak terkalahkan. Itu ada di salah satu bukumu Gun! Buku kuno yang berada di perpusta--"

"Jangan pernah mencoba-cobanya," Gun mengacungkan jari telunjuk untuk memperingati niat dari kekasihnya.

"Gun! Lalu apa hm? Kau sendiri yang mau berada disini hingga akhir hayatmu? Kau tahu kalau tempat ini akan jadi neraka jika sudah dirampas oleh mereka kan Gun?! Bayangkan apa yang terjadi pada anak-anak asuhmu, pada perempuan pelayanmu, pada pemuda-pemuda yang baru merasakan masa mudanya! Gun jangan naif!"sergah Off dengan segala argumentasi. Off tidak kuasa, ia tidak mau naif lagi. Ia memang membutuhkannya. Bukan untuknya, tapi untuk kebaikan semua orang di kerajaan ini.

"Memangnya apa yang kau tau dengan kekuatan magis itu hm? Kekuatan itu berasal dari iblis yang dihukum di pelosok dunia. IBLIS OFF! IBLIS! Dan tidak ada satu pun iblis yang memberikan sesuatu tanpa bayaran," Off melihat kilatan marah dari binar mata kekasihnya. Untuk pertama kali ia bisa melihat raut itu darinya.

"Apakah harganya cukup untuk membuatmu tetap bersamaku?"tanya Off memelan. Matanya hanya tertuju pada mentarinya, bunga mawarnya.

"Apakah kau lebih memilih mengorbankan jiwamu dibanding tetap bersamaku?" tanya Gun balik tapi dengan tatapan sendunya.

"Gun.."ucap Off tak tega.

"Kau mengatakan padaku di akhir bulan tahun lalu. Kau mengatakan bahwa kau akan melindungiku, menjagaku, dan berada bersamaku di suka maupun duka. Off tidakkah kau melihatnya? Aku sekarang membutuhkanmu untuk melindungiku, dan menjagaku. Aku mau kau bersamaku di kala suka ataupun duka. Aku mau kau hidup bersamaku, menua bersamaku, kita menjaga anak-anak panti asuhan bersama. Kau. Hanya kau. Manusia biasa. Aku tidak butuh sosok ksatria naga yang rela mengorbankan jiwanya. BUKAN!" kata-katanya yang terakhir dilanjutkan isak tangis. Gun menutup wajahnya, dan ia menangis sejadi-jadinya.

"Aku tidak mau kehilanganmu.. tidak terutama jika karena kau mengorbankan jiwamu,"lirihnya sedih.

"Gun tapi aku--"

"Aku akan membencimu jika kau sampai melakukannya. Aku akan sangat membencimu sampai sepanjang hidupku,"

.

.

.

.

.

.

Akhir tahun 1888,
London, Inggris.

Kereta kuda berjalan cukup cepat mengangkut empat orang dewasa di dalamnya. Satu manusia, dua manusia setengah malaikat, dan satu manusia setengah iblis. Tiga pasang mata itu saling menatap sinis bermusuhan. Nostalgia kehidupan masa lampaunya membuat si vampire tua sedikit muak pada dirinya, tapi tidak melebihi dua makhluk setengah malaikat disana.

"Jadi kau yang mengingkarinya? Kau dan dosa keturunanmu memang serupa, pengkhianat," sarkas Joss, pemburu bermarga Sangngern. Sejak dulu ia memang membenci mereka makhluk dengan darah setengah iblis seperti pria di hadapannya.

Off tidak membalas. Ia juga tahu itu dosa yang ia sesali seumur hidupnya. Ia tidak peduli dengan perkataan pemburu yang tubuhnya jauh lebih tinggi darinya, karena ia sendiri merupakan orang yang paling membenci dirinya.

"Tapi aku tidak bisa menyalahkan mu," ucapan Singto, anak tunggal keturunan Ruangroj itu membuat Joss membelalakkan matanya tidak percaya. "Aku juga akan melakukan hal yang sama jika aku ingin menyelamatkan orang-orang yang kucintai. Aku akan melakukan apapun yang aku bisa supaya mereka selamat,"

"Terima kasih,"perkataan bijaksana Singto sedikit membuat Off tersentuh. Ia pikir kedua pemburu di hadapannya sama dengan iblis berbulu malaikat yang ia temui tadi.

"Sing!"hardik Joss tidak percaya. "Apapun alasannya, bersekutu dengan iblis akan membawa neraka bagimu!"

"Kau benar Joss. Makanya.. tidak ada satupun keluarga Vihokrattana yang kita lihat sekarang bukan?"pertanyaan Singto itu dijawab dengan anggukan setuju Off.

"Aku tahu aku salah. Aku hidup dalam penyesalan, dan aku mau menebus kesalahanku," baik Joss dan Singto tahu kalau pria vampire di depannya memang menyesal saat mengatakannya.

"Meskipun kau seorang vampire, tapi aku yakin kau lebih baik dari Earl Phunsawat itu,"sahut Singto lagi. "Kami akan membantumu,"

"Singto!"hardik Joss namun tidak dihiraukan Singto sama sekali.

Kereta kuda yang mereka kendarai mulai memasuki kubah penghalang mansion Techapaikhun, kemudian berhenti tepat di depan pintu masuk. Win membukakan pintu bagi mereka, dan Off yang membukakan jalan bagi kedua pemburu yang bersamanya. Pintu pun dibuka oleh seorang manusia serigala bermata emas.

"Untuk apa kau membawa kedua pemburu itu?!"ucapnya setelah melihat dua kelahiran pemburu yang amat ia benci.

"Off!" kata-katanya tidak dipedulikan. Off hanya mendorong Mew mundur dan memberi jalan bagi Singto dan Joss.

"Off!" seru Mew sekali lagi.

"Diamlah!" seru Off tidak mau kalah. Kini ia berhadapan langsung dengan sang alpha. "Dia tamu kita Mew! Kau tahu bukan? Rencana kita tidak akan bisa berhasil jika tanpa mereka. Jadi buanglah egomu terlebih dahulu, dan biarkan mereka masuk,"

"Rencana?"tanya Singto masih bingung.

"Apa yang kau rencanakan Adulkittiporn?"timpal Joss curiga dengan dua underworlds yang masih belum ia percaya sepenuhnya.

Tanpa menatap mereka, Off berbisik pada Mew, "Aku mohon Mew. Kita sudah setuju tentang ini,"

Off bisa melihat tangan kawannya yang mengepal. Ia tahu apa yang dilalui pria tangguh itu sampai ia amat membenci para keturunan Hunters.

"OFF!"

"Att?!"

"Off! Att bangun!"seru wanita penyihir yang ia kenali. Off melesat secara sekejap mata dan menemuinya.

"Ada apa dengan Att?!"tanya Off. Langkahnya mendekat ke arah pria manis yang punya salinan wajah dengan kekasihnya di masa lampau.

"Bright.. dia.."kata Mild terbata.

"Bright? Apa yang dia lakukan?" kini mata sang vampire sudah memerah sempurna.

"MILD!" tanyanya sekali lagi karena melihat wanita cantik itu belum menjawabnya.

"Off.."

Dengan setengah kesadarannya, Att mengulurkan tangannya mencoba menggapai si vampire. Hati Off seketika melembut melihat hal tersebut. Ia duduk di samping Att dan menggenggam tangannya.

"Hei. Aku disini kau tidak perlu khawatir,"ujar Off menenangkannya, tapi detik selanjutnya Off merasakan dirinya yang ditarik ke pelukan pria manis keturunan Hunters tersebut.

"Off.. aku merindukanmu. Aku-- aku tidak membencimu, aku tidak mau kehilanganmu Off.."

"Gun?"

Kini Off tahu mentarinya telah kembali padanya.











🔪🔪🔪🔪🔪

Ada yg masih bingung?

Wkwk maafkan aku ya kalau misalkan semua rahasianya di taruh di satu chapter semua nanti gak asik wkwkwk

Continue Reading

You'll Also Like

497K 5.3K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
51.6K 6.6K 42
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
827K 87.4K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
79.5K 5.6K 25
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...