Favorite Taste [NOMIN] ✔

By Snawing_na

1.1M 124K 12.4K

Baca ajaa siapa tau sukaa NOMIN AREA Warn 🚫 bxb aka cowo ama cowo Ngga suka ? Jijik ? Monggo angkat kaki «Hi... More

1⃣
2⃣
3⃣
4⃣
5⃣
6⃣
7⃣
8⃣
9⃣
1⃣0⃣
1⃣1⃣
1⃣2⃣
1⃣3⃣
1⃣4⃣
1⃣5⃣
1⃣6⃣
1⃣7⃣
1⃣8⃣
1⃣9⃣
2⃣1⃣
2⃣2⃣
2⃣3⃣
2⃣4⃣
2⃣5⃣
2⃣6⃣
2⃣7⃣
2⃣8⃣
2⃣9⃣
3⃣0⃣
3⃣1⃣
3⃣2⃣
3⃣3⃣
3⃣4⃣
3⃣5⃣
3⃣6⃣
3⃣7⃣
3⃣8⃣
3⃣9⃣
4⃣0⃣
4⃣1⃣
4⃣2⃣
4⃣3⃣
4⃣4⃣
Epilog - Goddess
Epilog Xiaojun & Hendery
Epilog - Haechan & Donghyuck
Last Epilog

2⃣0⃣

23.2K 2.8K 246
By Snawing_na

𝙵𝚊𝚟𝚘𝚛𝚒𝚝𝚎 𝚃𝚊𝚜𝚝𝚎 𝚋𝚢 𝚂𝚗𝚊𝚠𝚒𝚗𝚐_𝚗𝚊








✧༺♥༻✧

Jeno membawa tubuh Jaemin masuk ke dalam sebuah kamar. Ia menutup pintu kamar tersebut dengan kakinya dan meletakkan tubuh Jaemin di atas ranjang. Tatapan pemuda manis itu terlihat sangat sayu. Jemari kokoh Jeno bergerak menyisir ke belakang rambut basah si manis. Ia mengecup lama kening Jaemin lalu beralih pada bibir ranumnya, menyalurkan ciuman dan pangutan ringan selembut kapas. 

Pemuda tampan itu ikut duduk di samping Jaemin tanpa melepaskan pangutannya. Ia mengangkat tubuh tuan mudanya naik ke atas pangkuannya. Meraba pinggang ramping si manis, menyusuri hingga pinggul seksinya. 

Tangan sebelah yang menganggur tampak sedang merogoh saku celana. Ia mengeluarkan sebuah pulpen dan menancapkannya tepat di ceruk lehernya hingga darah segar keluar dari luka tersebut. 

Jaemin melepas pangutannya. Nafasnya kembali memburu saat aroma darah tercium. Aroma ini adalah aroma darah manis yang sangat ia rindukan dan dambakan. 

"Hisap hingga rasa hausmu hilang baby" Bisik Jeno tepat di telinga Jaemin.

Badan Jaemin bergetar akibat deep voice Jeno. Tanpa pikir panjang ia menghisap rakus darah yang sedari tadi menggodanya. Menyesapnya kuat seakan tidak ingin ada darah yang tercecer satu tetespun.

Jeno memejamkan matanya. Menikmati rasa sakit dan geli di saat bersamaan. Tubuhnya ikut terasa panas, tapi sebisa mungkin ia menjaga kewarasannya. Tangan kekarnya bergerak lembut mengelus pinggang dan pantat Jaemin. Sesekali remasan ia lancarkan saat taring tajam si manis menusuk-nusuk area lehernya. 

"Kau menikmatinya hm?"

"Eung~" Gumam Jaemin masih asik menyesap darah si kepala pelayan.

Lidah kecilnya menelusuri tiap inci permukaan leher Jeno. Darah itu terasa sangat manis dan sukses membawanya terbang hingga langit ke tujuh. Tubuh mereka semakin rapat, tenggelam dalam kehangatan masing-masing. 

Dirasa sudah kenyang, Jaemin menjauhkan wajahnya dari area leher Jeno. Pria tampan itu menatap wajah sayu Jaemin yang terlihat manis. Sisa darah yang ada di sudut bibir Jaemin disapu lembut dengan bibir Jeno.

"Are you sleepy baby?" Tanya Jeno lembut sambil mengelus pipi si manis. 

Jaemin mengangguk pelan. Ia sudah seperti bayi yang kekenyangan dan setelahnya mengantuk. Pemuda manis itu meletakkan kepalanya di bahu Jeno. Memejamkan mata, menghirup dalam aroma Jeno dan mengecup rahang si tampan. 

Tangan Jeno yang masih ada di pinggang Jaemin kembali bergerak lembut. Mengelus bagian itu sementara tangan sebelahnya mengelus area punggung. Kecupan lembut ia daratkan di bibir ranum Jaemin yang tampaknya sudah terlelap. 

"Good night baby"


✧༺♥༻✧

Rasa hangat membuat Jaemin semakin meringkuk nyaman dalam dekapan pemuda di hadapannya. Ia membalas pelukan Jeno dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang pemuda itu.

Senyum simpul terulas di wajah manisnya, sebelum sedetik kemudian ia mengingat dengan jelas kejadian kemarin malam. 

Jaemin bangkit dan menjauhi Jeno secara tiba-tiba. Membuat pemuda tampan itu bangun dan memasang raut khawatir.

"Hey, ada apa hm?"

"J-Jeno, aku tidak m-melukaimu kan? J-Jeno kau b-baik-baik saja kan?" Tanya Jaemin panik. Ia takut perbuatannya semalam berdampak buruk bagi si kepala pelayan. 

"Shh tenanglah" Jeno memeluk tubuh Jaemin dan mengelus kepala si manis untuk menenangkan. 

"Apa kau baik-baik saja?" Kembali Jaemin bertanya dalam dekapan Jeno. 

"Seperti yang kau lihat, i'm fine okay"

"T-tapi a-aku, darahmu, apa darahmu habis?" Jaemin menatap lekat wajah Jeno. Memastikan pemuda tampan itu tidak kenapa-kenapa. 

Mendengar ucapan lucu Jaemin pemuda tampan itu terkekeh. Ia mencubit gemas hidung si manis dan mengecup bibir ranumnya.

"Aku tidak kehilangan banyak darah, kau hanya mencicipinya"

"Pukul aku jika aku bertindak di luar batas" Ucap Jaemin lirih. Ia kembali menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jeno dan memeluk erat tubuh atletis si kepala pelayan. 

"Tidak mungkin aku tega memukulmu" Ucap Jeno lembut dan mencubit gemas pipi tembem Jaemin. 

"Ck! Kau tidak tega memukulku, tapi tega mencubitku" Cebik Jaemin, melepas pelukannya pada Jeno dan memukul dada bidang pria tersebut. 

Pukulan-pukulan ringan itu membuahkan kekehan dari Jeno. Ia menahan pergelangan tangan Jaemin yang sudah terkepal, siap untuk memukulnya lagi. Wajah tampannya mendekat, mengikis jarak yang ada di antara mereka dan mendaratkan kecupan lembut di bibir ranum Jaemin. Lagi dan lagi, hingga pemuda manis yang ia kecup merengek manja dan kembali memeluk tubuhnya, menyembunyikan wajah merah padam di dadanya. 

"Ingin sarapan?"

"Aku sudah kenyang" Ucap Jaemin masih betah memeluk tubuh hangat Jeno. 

Namun, sedetik kemudian Jaemin kembali melepas pelukannya. Ia tersadar bahwa semalam dirinya menghisap darah si kepala pelayan dan tentu saja pemuda tampan itu harus sarapan pagi ini untuk memulihkan kondisinya.

"Biar aku buatkan sarapan untukmu, anggap saja sebagai permintaan maafku atas kejadian semalam" Ucap Jaemin riang dengan hadiah kecupan singkat di bibir penuh Jeno. 

Ia menarik tangan kepala pelayannya untuk bangkit dari ranjang. Menggandeng jemari kokoh itu menuruni tangga.

Jaemin kenal tempat ini. Salah satu mansion keluarga Na yang ada di pulau Jeju.

Langkah Jaemin tiba-tiba terhenti kala mendengar tawa canda dan riuh obrolan dari arah kolam renang yang letaknya berdekatan dengan dapur. Ia menyempatkan diri untuk melihat sumber keramaian tersebut dari pembatas kaca yang menjadi pemisah antara dapur dan area kolam renang. 

Disana Jaemin bisa melihat tiga orang pemuda dan satu orang wanita sedang asik bermain air. Tubuh Jaemin sedikit tersentak kala lengan Jeno melingkar di perutnya. Satu buah kecupan mendarat di ceruk lehernya. 

"Mereka khawatir padamu, terutama Haechan, dia menangis semalaman ingin masuk ke kamarmu dan memastikan sendiri bahwa kau baik-baik saja"

"Cobalah berteman dengannya" Lanjut Jeno setelah cukup lama mereka saling terdiam.

Mendengar itu Jaemin melepas tangan Jeno yang melingkar di tubuhnya. Ia tersenyum manis dan mengecup bibir si tampan. 

"Kau ingin sarapan apa?" Ucap Jaemin mengalihkan topik pembicaraan.

Jeno tau tuan mudanya tidak ingin membicarakan hal tersebut. Akhirnya ia ikut tersenyum dan gantian mengecup kedua kelopak mata si manis. 

"Apapun yang kau masak akan aku makan"

"Baiklah" Sebelum pergi ke dapur Jaemin tampak memperhatikan orang-orang di kolam renang. 

"Bagaimana dengan mereka?" Tanya Jaemin dengan suara yang sangat pelan. Namun sepertinya telinga Jeno terlalu peka. 

"Sepertinya mereka sudah sarapan"

Jaemin mengangguk paham sebelum benar-benar pergi ke dapur membuatkan sarapan untuk Jeno dan juga mungkin ia akan memanggang sedikit cookies untuk cemilan tamu-tamunya. 

Tidak banyak yang bisa Jaemin masak. Ia hanya mahir membuat pasta instan. Tapi mungkin menambahkan sedikit potongan sosis dan jamur tidak ada salahnya. 

Ia asik merajangi jamur. Beruntunglah Jeno bukan pemuda yang banyak komplain mengenai makanan, jadi tidak masalah jika jamur yang dipotong Jaemin bentuknya sangat tidak indah. 

"Jaemin!!" 

Tak!! 

Pisau tajam membentur keras permukaan talenan saat suara nyaring itu menyapa gendang telinganya. Ia memutar bola mata malas. 

"Jaemin!! Apa kau baik-baik saja?! Mark hyung bilang kau sakit, apa yang sakit? Kenapa kau tidak istirahat dan justru ada di dapur?!"

"Aku sudah sembuh" Jawab Jaemin singkat. Ia melanjutkan acara memotong jamurnya. 

"Benarkah? Ahh tapi tetap saja kau harus istirahat, sini kemarikan pisaunya biar aku saja yang masak" Ucap Haechan kukuh merebut pisau dari tangan Jaemin. 

Namun sepertinya tangan Haechan terlalu licin sehabis bermain di air. Hingga pisau yang ia rebut tergelincir dan melukai jarinya, membuat ia meringis kesakitan. 

Grep

Haechan terkejut saat tangannya yang berdarah dicengkram erat oleh Jaemin. Pemuda itu bisa melihat dengan jelas mata merah dan taring tajam milik Jaemin. Sempat syok dan menghempas cekalan tangan Jaemin, ia kemudian mundur perlahan menjauhi Jaemin yang tampak menyeramkan. Jujur saja Haechan merasa takut saat ini. 

ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ

Continue Reading

You'll Also Like

3M 462K 54
[Non-Baku] [BXB] Dimana ada Jeno, Disitu ada Jaemin. Published 20/01/2021 Highest Rank #1 in Nomin #1 in Jenojaem #1 in Jaemin #1 in Nominshipper #1...
311K 36.6K 32
-complete.- Kala itu, Haechan memilih mengungkapkan perasaannya pada Mark. lelaki yang 2 tahun diatasnya. Dengan bermodalkan nekat saja, Haidar yang...
418K 30.5K 11
ANGST || SAD || HURT || BXB || JAEYONG Taeyong ingin sekali mengetahui bagaimana rasanya dicintai juga di kasihi oleh suami sendiri. Karena Taeyong t...
OR By kimylatte

Teen Fiction

56K 4.8K 22
OR=ATAU Not bl, ini lapak brothership ya