Jo Eun Yeon Aggashi, begitu para pelayan di kediaman Gubernur Gyeongsang memanggil anak perempuan satu-satunya sang gubernur. Dia adalah gadis belia yang baru saja menginjak usia 15 tahun. Nyonya Han (istri gubernur Jo) sangat antusias dengan pendewasaan Jo Eun Yeon Aggashi, terlebih saat ini dia sudah mulai memasuki usia menikah. Nyonya Han sangat antusias untuk mengetahui kualifikasi para pemuda bangsawan di Gyeongsang untuk putri tersayangnya. Makanya, Jo Eun Yeon Aggashi mulai diperkenalkan kepada khalayak dan dilibatkan dalam kehidupan sosial Nyonya Han.
Dimata para pelayannya, sosok Jo Eun Yeon Aggashi adalah sosok yang cantik dan cerdas. Gadis itu mampu mengingat apa pun dengan cepat dan cermat. Dia mampu menyalin sebuah buku klasik hanya dalam sekali membaca. Dia mampu berhitung cepat, dia juga mampu untuk mengingat, menyebutkan ulang dan menuliskan angka-angka dari lisan orang lain secara tepat. Hampir semua pelayan di kediaman gubernur decak kagum saat melihat kemampuan sang gadis yang luar biasa itu. Kemampuan yang tidak dimiliki oleh kakak-kakak Jo Eun Yeon Aggashi di kediaman itu yang cederung acuh dan malas-malasan.
sayangnya, dibalik kesempurnaan Jo Eun Yeon Aggashi, dia memiliki kepribadian yang intoleran, kaku dan tidak hangat. Demi mendapatkan sesuatu yang dikehendakinya, tidak sedikit gadis itu mengorbankan orang-orang yang berada di bawahnya untuk mencapai apa yang diharapkan.
Sudah banyak pelayan yang mendapatkan hukuman cambuk darinya karena tidak mampu menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada si pelayan. Sudah banyak juga pelayan yang mendapatkan hukuman karena bertindak sembarangan. Jo Eun Yeon Aggashi adalah seseorang yang sangat memperhatikan detail, dia tidak segan-segan memberikan hukuman kepada siapapun yang berani merusak suasana hatinya.
Beteng tinggi yang memisahkan antara kediaman Gubernur Gyeongsang dengan masyarakat luas itu telah berhasil menyembunyikan kepribadian Jo Eun Yeon Aggashi sesungguhnya. Gadis belia itu tidak sesempurna sebagaimana yang dikabarkan di luar sana.