A Blood Hunter Sacrifice

By anabby16

5.8K 939 240

Sejak peperangan antara iblis dan malaikat dahulu kala, Pencipta mengutus malaikat-Nya untuk turun ke bumi da... More

Prolog [The Hunter and His Prey]
Chapter 1 - The Murder of Jack The Ripper
Chapter 2 - The Heaven of Underworlds
Chapter 3 - A Mansion Full of Roses
Chapter 4 - A Mansion Full of Sorrow
Chapter 5 - Daydream with The Devil
Chapter 6 - Daydream With The Knight
Chapter 8 - The Broken Promise
Chapter 9 - Frozen Heart
Chapter 10 - Something about Hunters
Chapter 11 - Conspiracy of Hunters
Chapter 12 - A Dragon Knight Sacrifice

Chapter 7 - Demon in Durham

300 68 25
By anabby16

Musim Panas 1878
Techapaikhun Mansion, London

"Happy birthday Win!"seru Off dengan kue kering yang ia beli dari toko kue yang tidak jauh dari pusat kota.

"Uwah! Paman Off! Ini bagus sekalii!!"sahut anak berusia 10 tahun itu. "Win boleh makan kuenya??"tanyanya dengan mata yang berbinar.

Off tidak kuasa untuk menahan dirinya mengacak rambut anak menggemaskan itu. Ia mengangguk. "Tentu saja boleh. Tapi ada syaratnya,"

"Eh? Syarat?"tanya anak itu dan kini ia sudah duduk sambil menggigit ujung kue itu.

"Hm. Jangan panggil aku Paman lagi okay?"ucap Off lalu tersenyum.

"Kenapa?"

"Karena suatu saat, kau akan tumbuh besar, bahkan melebihi aku,"

"Eh? Kenapa Paman-- eum maksud Win, kenapa Off tidak bertumbuh lagi?"

"Karena Paman adalah seorang vampire,"

"Eum vampire baik?"

"Iya baik. Tapi sayangnya vampire diam dan membeku, mereka tidak bisa bertumbuh tua, dan bahkan tidak bisa memiliki anak. Hidup kami hanya seperti ini, untukku, aku akan selamanya menjadi pria berusia 25 tahun,"

"Bukankah itu menyenangkan?"

"Tidak Win,"tegas Off. "Hidup selamanya tidak menyenangkan, kau akan diam terus ketika waktu berjalan di depanmu. Aku akan diam seperti ini sedangkan kakekmu, ayahmu, dan bahkan dirimu nanti akan bertumbuh dewasa dan menua,"

"Apakah Off tidak kesepian?"binar mata polos itu tertangkap oleh Off. Pertanyaan serupa selalu ditemui Off dari para keturunan Techapaikhun ini. Sejak anak dari sahabatnya New lahir, hingga anak kawan setianya dulu, Gulf. Mereka semua punya pertanyaan yang sama.

"Memang sih,"lirih Off. Matanya menerawang ke hamparan bunga mawar yang ia tanam sejak 40 tahun lalu. "Tapi aku punya kau, aku punya Mild, perempuan cantik yang kau lihat di dapur tadi. Lalu Mew, pria yang sedang menyiram bunga mawar disana, dan Bright, pemuda yang menatapmu dari kamarnya,"

Win kecil menebarkan matanya ke segala tempat yang ditunjuk oleh Off dan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Uh tapi mereka jauh sekali,"keluhnya dengan bibirnya yang memaju.

Off mengacak rambut Win gemas, "Tentu saja karena jika kami--para underworlds dekat denganmu, kami bisa membahayakan nyawamu. Darah dan dagingmu sangat membuat kami lapar, jadi lebih baik kami berjauhan dulu darimu sampai kamu dewasa,"

"Kalau Off? Kenapa Off bisa berdekatan denganku?"kali ini ia bertanya dengan mata polosnya.

"Karena aku sudah hidup menjadi vampire selama 450 tahun lebih. Waktu itu cukup bagiku untuk mengontrol rasa lapar dan hawa nafsuku yang lain,"

"Ohh begitu... Win jadi tidak sabar dewasa. Win mau bermain dengan kakak-kakak semua!"seru bocah kecil itu.

"Eum. Makanya Win harus terus berlatih setiap pulang sekolah. Aku juga akan memberimu pelajaran dasar tentang underworlds, dan dunia kita,"ucapan Off itu diangguki Win semangat.

"Sekarang, sebelum ibumu menjemputmu, aku punya sesuatu,"ujar Off kemudian menggandeng tangan kecil anak Techapaikhun tersebut.

"Apa itu?"tanya si bocah dengan kakinya yang terburu-buru mengikuti langkah vampire tua yang sudah dianggap sebagai ayahnya itu. Off yang mengetahuinya langsung menggendong bocah itu dan mengajaknya melesat ke ruang baca.

"U-uwaahhh.."sentaknya. "Cepat sekalii!!"

"Hahaha! Rambutmu berantakan Win!"seru Off lalu membenarkan rambut Viscount kecilnya dan menurunkannya. "Ini ruang baca, kau bisa membaca apapun disini. Ada karya Dante, Shakespeare, Plato, Aristotle, dan kesukaan ayahmu tentu yang terakhir itu,"ucap Off dengan tangan yang terus menuntun langkah Win.

"Huum! Ayah pernah membacakan Win tentang kisah Aristotle!"

"Hahh pasti melelahkan bagimu bukan? Kalau kau? Apa yang kau suka Win?"

"Kalau aku, aku menyukai Shakespeare! Apakah kau punya naskah The Tempest?"

"Ah tentu,"dengan sekejap mata Off sudah menghilang lalu kembali lagi dengan buku naskah drama komedi Shakespeare yang dikatakan Win sebelumnya.

"Kau menyukainya?"pertanyaan itu langsung dijawab dengan anggukan senang. Win bahkan tidak lagi menatap Off tapi ia sudah sibuk dengan Shakespeare-nya. "Jika kau suka, kau boleh mengambilnya,"ucap Off lalu berjalan kembali dengan Win di belakangnya.

"Kita sampai di hadiahmu,"sela Off ketika mereka berada di depan rak dengan penuh buku disana. Win pun segera memalingka fokusnya, dan ketika Off mengambil satu buku, satu ruangan pun terbuka lebar. Ruangan yang berbeda jauh dengan ruang sebelumnya.

"Ini adalah gudang persenjataan kami Win,"jelas Off yang membungkam kekaguman bocah kecil Techapaikhun itu hingga membuatnya menjatuhkan bukunya. "Kau bisa bebas memilih senjata apapun yang kau suka. Tapi untuk pembelajaran pertama tentu kita akan belajar pertempuran satu lawan satu,"

"A-apa Win boleh memakai yang ini?"ucap Win dengan binar kagumnya. Langkah kakinya sudah mendekat ke pedang besar nan gagah yang berdiri tegap di tengah dinding.

Namun dengan sekejap mata, Off sudah berada di depan Win menghalangi bocah itu menyentuh pedangnya. Off menggeleng tegas. Mata merahnya sedikit membuat Win bergidik ngeri. "Tidak. Jangan yang ini,"

Win menjauh, mata yang penuh kekaguman itu berubah seketika menjadi ketakutan. Off yang menyadarinya langsung berlutut dan menggenggam tangan Win. Mata merahnya kini tidak lagi menyala, dan melembut. "Maafkan aku. Tapi aku tidak bisa memberikanmu pedang yang ini,"

"K-kenapa?"

"Pedang ini adalah salah satu pusaka terkuat pemberian malaikat yang datang untuk menjalin kerja sama dengan para Hunters.  Pedang ini khusus diberikan Malaikat Mikhael pada raja Vihokrattana sebagai simbol dari kepercayaannya untuk memberikan tugas pemimpin Hunters pada Vihokrattana.  Yang aku tahu, Kekuatan pedang ini berasal dari janji yang dilakukan oleh pengendalinya. Jika ia berjanji, maka pedang ini akan memaksanya untuk menepati janjinya,"

"Win tidak mengerti,"sahut bocah itu sembari menggelengkan kepalanya.

"Hm tidak apa,"jawab Off lalu mengacak rambut Win kecilnya itu. "Ada banyak hal yang harus kau pelajari. Aku sendiri belum tahu kekuatan asli dari pedang ini, tapi aku yakin pedang inilah yang akan membuat dunia ini menjadi lebih baik lagi. Makanya aku akan terus menjaga pedang ini sampai kapanpun,"

"Hoahhmmm!"uapan dari Win menimbulkan tawa pada vampire tua ini. 

"Kau sudah mengantuk saja huh?"pertanyaan itu hanya dijawab anggukan gemas dari Win. Off kemudian menggendong bocah itu. "Kita akan pergi ke kamar okay? Kau bisa tidur siang disana,"ucapnya lalu beranjak pergi dari ruangan itu, tapi ia mengambil The Tempest milik Win itu. Saat keluar, Off menggantikan buku Aristotle yang menjadi kunci pembuka ruangan itu dengan The Tempest Shakespeare kesukaan Win. 

"Win, apa kutipan kesukaanmu dari The Tempest?"

.

.

.

.

.

.

Akhir Tahun 1888,

Durham, Inggris

"The Hell is empty and all the devils are here,"

sambut Win ketika ia dan mentor sekaligus ayah penggantinya berada di satu mansion megah di Durham.

"Apa yang membuatmu mengatakan itu?"Off bertanya dengan tangannya yang mengambil pedang kawan tempurnya dari tempatnya. 

"Aku yakin tempat ini memang tidak beres sejak Love mengatakannya,"sahut pemuda itu yang mulai berjalan mendahului Off. Matanya memicing ke segala arah. Off dan Win hanya mampir sebentar ke panti asuhan untuk mengorek informasi dari Love sekaligus ke pemakaman untuk memberikan penghormatan terakhir pada korban pria. Love hanya memberikan secarik kertas yang bertuliskan alamat bangsawan yang diduga menculik istri dari pria tersebut.

Di bagian timur Durham hanya ada tiga rumah bangsawan, dan hanya satu yang berpangkat gelar Earl. Mansion di depannya ini memang cukup tersembunyi dari dunia luar. Hutan rimbun di sekitarnya semakin membuatnya penuh misteri, terutama di malam hari seperti ini. 

"Durham itu markas pemburu, tapi kenapa mereka tidak mau membuka mata dengan iblis di depan mereka ini? Bahkan dari luar saja tempat ini sudah penuh dengan bau darah,"heran Off. Ia berjalan berdampingan dengan Win saat ini. 

"Para petugas kepolisian setempat mengatakan darah tersebut hanyalah darah hewan yang diburu secara pribadi oleh bangsawan tersebut di hutannya,"jelas Win. Ia juga mengeluarkan satu pedangnya dari sabuknya.

"Sungguh ironis,"sahut Off dan ia pun melesat ketika mencium darah segar di sebelah baratnya. "Ini masih baru,"

"Off.."ucap Win yang setengah berlari menyusulnya. "Kau harus melihat ini,"

Tepat di depan mereka, sebuah kubah penghalang yang mirip dengan penghalang Bloody Rose menghalangi jalan masuk mereka. 

"Ini bukan perbuatan penyihir,"ucap Off yang kini meraba penghalang itu. "Tapi ini persis dengan buatan Mild. Penghalang untuk menghalangi para hunters kemari. Menurutmu, apa yang sama sucinya dengan malaikat Win?"

"Darah anak-anak bayi,"

"Sekarang semua masuk akal,"gigi Off menggertak. Semua hal yang terjadi di Durham, ibu hamil yang diculik dan menghilang, para gadis muda yang ditemukan meninggal tidak jelas, bukan semata-mata karena kepuasan mereka dalam membantai para wanita. Tapi adanya ritual yang mereka lakukan.

"Win Ayo!"dengan mudahnya Off masuk ke dalam penghalang itu bersama Win yang ia pegang. Darah malaikat yang Off terima dari kekasihnya dulu membuatnya mampu menembus penghalang-penghalang yang dibuat dari darah suci seperti ini. 

"AAAAAAAAA!!!!!!"

"AAAA TOLONG AKU!! SIAPAPUN TOLONG AKU!"

teriakan itu langsung membuat mereka memutuskan untuk berpisah ke arah yang berlawanan demi menemukan sumber suara tersebut. 

Win berlari dengan cepat ke suara teriakan yang lebih dekat di sebelah barat hutan. Rimbun pepohonan membuat jalan semakin sulit, namun Win akhirnya sampai. Di depannya saat ini terlihat semacam pondok kecil dengan lilin-lilin yang menghiasi di pintu masuk.

Tanpa rasa takut, ia berjalan tegak mengikuti lilin-lilin yang membawanya ke satu tempat yang lebih luas. Win tidak kaget saat melihat aliran darah yang berada di sekitar jalan. Namun yang Win tidak percaya adalah kumpulan bangsawan pria yang bertelanjang dan menari mengitari satu wanita yang sedang sekarat. Win yakin wanita itulah yang meminta tolong tadi.

Win menggenggam kuat pedangnya dan menghunus siapapun yang di sana. Lima orang pria bangsawan itu seperti seseorang tanpa jiwa, tanpa kesadaran, dan tanpa perlawanan. Hingga dengan mudahnya, Win mampu menghabisi setiap pria disana. 

Percikan darah yang mengenai bajunya, dan pedangnya, ia bersihkan dengan kain ascot-nya yang berada di lehernya. Tak lupa Win memberikan penghormatan terakhir bagi mereka. Sekejam apapun mereka, dulunya mereka adalah manusia yang suci juga. 

Win bergegas kepada perempuan yang digantung semena-mena itu di dinding dengan kedua tangannya yang di borgol. Tapi sayangnya saat Win mendekatinya, tidak ada hela nafas yang keluar dari hidungnya. "Maafkan aku,"ucapnya lalu menutup mata perempuan tersebut dengan benar. Ia melihat ke arah bawah perempuan tersebut, dan Win tidak bisa memungkiri bahwa gaun panjang perempuan itu disobek dengan paksa. Bahkan Win bisa mencium bau mani yang masih segar. 

Win mengadahkan matanya ke atas, dan mendoakan jiwa perempuan ini untuk tenang di akhirat. Ia membuka borgol pada tangan perempuan itu dengan perlahan sembari menahan air matanya yang ikut bersedih dengan keadaan perempuan tanpa nama ini. Dengan telaten, Win membungkus perempuan itu dengan jubah lalu menggendongnya keluar dari neraka yang menghabisi nyawanya.

.

.

.

.

.

"Tolong.. tolong.. aku mohon.. aku hanya ingin anakku selamat. Aku mohon.."rintihan seorang wanita muda sama sekali tidak dipedulikan pria di depannya. Pria dengan gelar bangsawan Earl itu hanya sibuk merapalkan mantra-mantra yang menyeramkan.

"Aku mohon.. aku mohon.. hiks!"

Sekali lagi rintihan pedih itu hanya dijawab dengan rapalan mantra-mantra yang sama sekali tidak diketahui oleh perempuan itu.

"παρακαλώ δώστε ασφάλεια" (parakaló dóste asfáleia = tolong berikan kami keamanan)

"δώστε πλούτο" (dóste ploúto = berikan kekayaan)

"δώστε υγεία" (dóste ygeía = berikan kesehatan)

Dengan sekali lemparan, Off langsung mengenai kerongkongan dari pria tersebut hingga membuatnya tersentak. Namun berbeda dengan lawan dari Win, pria itu hanya berdiri dan mencabut pisau itu dari lehernya hingga darahnya memuncrat hebat. 

"Ὕπνος" (hypnos = tidur)

ucapan dari Off membuat perempuan hamil itu langsung tertidur. Beberapa underworlds bisa mempelajari dasar-dasar mantra penyihir, termasuk Off. Simbiosis mutualisme dengan penyihir cantik bernama Mild yang membuatnya mampu melakukannya.

"Δράκων "(Dracon = Naga) 

suara pria tersebut jauh berbeda dengan suaranya saat merapalkan mantra sebelumnya. Off tahu bahwa tubuh pria itu bukan lagi  dalam kuasanya, tapi sudah dikuasai makhluk jahanam yang hampir memusnahkan bumi ini.

"Διάβολος" (Diávolos = Iblis)

"Long time no see first born, Off Adulkittiporn,"

"Hate to see you again Luci,"

Kedua mata Off mengkilat merah. Tatapan matanya menajam seperti gigi taringnya yang mencuat. Di depannya ini, si iblis penipu yang membuat dirinya menjual jiwanya padanya. Bukan memberikan apa yang ia inginkan, iblis ini justru menjebaknya dan memanfaatkan kepasrahannya.

"Biar ku tebak. Hanya kau yang bisa melewati penghalang ini bukan?"tanyanya dengan senyuman miringnya. "Oh. Para pengikutku yang lain juga sudah dihabisi oleh siapa nama anak tampan itu, ah-- Win! Dia tumbuh semakin besar dan semakin tampan bukan,"

"Apakah kau tidak punya malu? Pria yang tubuhnya kau gunakan saat ini adalah keturunan Hunters bukan? Earl Mike Phunsawat?"tebak Off pada pria di depannya. Satu-satunya bangsawan Earl di timur Durham hanyalah Earl Phunsawat, anak dari seorang Phunsawat yang memiliki hubungan gelap dengan istri seorang Earl. 

"Malu? Untuk apa Off? Manusia seperti ini justru yang membuatku semakin besar. Tidak dengan underworlds sepertimu yang kerjanya malah membunuh manusia-manusia kesayanganku ini. Hahhh aku sungguh menyesal,"keluhnya sembari mengelap darah yang terus keluar dari lehernya.

"Kalau begitu biarkan aku mati dengan tenang,"ucap Off dengan pedang peraknya yang siap menghunus ujung mata si iblis dengan rupa Earl Phunsawat. Tidak membawa Bright kesini menguntungkan bagi Off untuk membawa pedang perak kesayangannya.

Dengan santai, iblis itu tidak mempedulikan Off dan justru pergi mengitari ruang ritualnya. "Semua yang dilakukan manusia bodoh ini membuatku semakin kuat Off! Lihatlah!"serunya lalu memutar tubuhnya. "Gadis perawan, anak-anak bayi, ibu hamil, hahh mereka semua punya hal-hal yang membuatku lebih dan lebih perkasa. Aku seperti punya semangat untuk membangun pasukanku kembali kau tahu?"

"Karena lebih berharga seseorang yang mengorbankan orang lain demi keuntungannya dibandingkan seseorang yang mengorbankan dirinya sendiri. Orang yang rela membunuh orang yang tidak bersalah untuk keuntungannya, itulah sumber kekuatanku!"ucapnya dengan angkuh. "Kau juga harus tahu kalau pria ini hebat Off! Dia lebih jahat dariku! Aku sampai kagum dengan kejahatannya,"

"Dasar iblis tidak tahu malu. Kau mau kubunuh sekarang juga huh?"tangan Off sudah siap dengan pedangnya. Matanya mengkilat merah marah, namun entah kenapa ada sesuatu darinya yang menahan ia untuk membunuh sosok di depannya.

"Kenapa hm? Kau takut dengan penciptamu?"tantangnya dengan senyum meremehkannya. "Kenapa kau tidak ke London dan melihat reinkarnasi kekasihmu itu hm? Darah malaikatnya bisa membuatmu semakin kuat bukan?"

"DIAM!"hardik Off masih dengan pedangnya yang mengacung pada kepala si iblis.

"Lihatlah Off. Ksatria Naga sepertimu juga tidak akan mengalahkan diriku. Tunggu saja sampai pasukanku siap,"

*CTAKKK!*

Satu pisau perak kini benar - benar menusuk kepala pria Earl itu tepat saat jiwa iblis tersebut pergi dari tubuhnya. Lemparan pisau dari Win yang tepat sasaran, berhasil mengenai kepalanya, namun sejak awal tubuh itu hanyalah boneka mati yang dirasuki sehingga kali ini setelah iblis itu pergi, manusia itu pun sungguh mati.

Off berlutut, tergeletak disana. Off menangisi kebodohannya lagi dan lagi. 

"Off..."panggil Win. Kakinya melangkah berusaha untuk menghampiri salah satu pria yang berharga dalam hidupnya. Tentu Win tahu apa yang membuat Off seperti tidak sanggup tadi. 

Setiap underworlds punya kelemahan. Vampire kelemahannya adalah sinar matahari, perak, dan senjata suci lainnya. Walaupun Off tidak memiliki semua kelemahan itu, tapi ada satu kelemahannya yang sama dengan para underworlds lainnya,

 Ketidakmampuan membunuh penciptanya.

Mereka tidak mampu membunuh iblis itu. 

Itulah yang Off sesalkan dalam hidupnya. Sebanyak apapun mereka mencari keberadaannya, tapi saat menemukannya, mereka seperti mendapat tarikan untuk tidak melakukannya. Itu yang membuat Off tergeletak seperti ini.

"Hahh.. Win.. tolong bawa perempuan itu. Dia masih hidup tapi sekarat. Jadi Aku mohon padamu untuk membawa dia pergi dari sini,"pintanya tanpa menatap mata Win secara langsung. 

"Baiklah. Tapi apa yang akan kau lakukan?"

Off kini berdiri lagi. Cukup tegak dengan mata merahnya yang berkilat. "Aku harus menjelaskan ini semua kepada para hunters, Win. Mereka sudah bersusah payah mengikuti kita ke Durham dan melewati penghalang tadi,"

"Benar bukan Sangngern? Ruangroj?"

Joss dan Singto tidak akan pernah menduga bahwa salah satu keturunan Phunsawat dapat berbuat keji, namun itu tidak lebih dari rasa terkejut mereka saat tahu si vampire itu menemukan mereka.



🔪🔪🔪🔪🔪

Ok. Akhirnya update!!!

Sebelumnya maaf banget kalau bahasa Yunani ku kurang baik, karena itu semua sumbernya dari google.

Nah kenapa banyakan bahasa Yunani kuno buat mantra ataupun bahasa kuno mereka? Tentu karena mereka ini makhluk kuno wkwkwk sesederhana itu sih..

Btw kalau kalian ada yg lebih expert bisa koreksi aku ya..

Dracon itu kata yang sama dengan nama belakang Vlad Dracula, dan karakter Off memang terinspirasi dari dia. Jadi bakalan banyak referensi dari kisah hidup dia.

*Mikhael: malaikat pemimpin bala tentara surga. seruan peperangan para malaikat dalam pertempuran yang mereka lakukan di sorga dalam melawan Setan dan para pengikutnya.

*Luci: demon, bentuk pendek dari lucifer.

Semoga temen-temen masih nunggu yaaa

Continue Reading

You'll Also Like

44.3K 383 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
248K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
59.5K 11.5K 14
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
67.5K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...