Pagi hari ini Alisha, Rion dan Dion sedang berkumpul di meja Sarah, mereka bertiga terdiam ketika Sarah mulai menatap mereka satu persatu
"Saya mengumpulkan kalian karena ada sedikit perubahan disini, sebenarnya perubahan ini hanya untuk Alisha saja tapi saya rasa sebagai seorang teman kalian perlu tau" ujar Sarah
"Kenapa cuma saya saja?" Tanya Alisha
"Saya tidak tau, saya hanya menyampaikan perintah dari atasan"
Mendengar kata "atasan" seketika otak Alisha menuju ke satu orang, Alisha sangat yakin ini pasti ulah itu
"Jadi Alisha mulai sekarang kau pindah ke lantai 14"
"Baik kak" seru Alisha pasrah
"Kita berdua tetep di sini kak?" Tanya Dion
Sarah menganggukan kepala sebagai jawaban
"Bisa di nego gak kak? Soalnya kita gak mau pisah sama Alisha" ujar Dion lebay
Sarah terkekeh ringan "maaf tapi gak bisa, lagipula kalian bisa berkumpul lagi pas jam makan siang"
"Kalau begitu Alisha, silakan beres-bereskan barangmu, saya tunggu di depan lift" ujar Sarah lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mereka bertiga
Alisha menghela nafas berat dan mulai membereskan barang miliknya yang berserakan di meja
"Kok tiba-tiba di suruh pindah sih? Kan aneh" ujar Rion dengan penuh curiga
"Ya mana gue tau" sebal Alisha
"Eh tapi kenapa harus di lantai 14 ya?" Kali ini Dion yang angkat bicara
"Bukannya gimana-gimana ya, cuma itu ruangan kan cuma berada satu lantai di bawah ruang CEO dan masalahnya adalah di lantai 14 itu ruangannya cuma di isi sama Direktur dan Sekertaris doang"
"Ya mungkin gue di suruh bantuin sekertarisnya, mungkin aja tugasnya kebanyakan jadi minta bantuan sama gue" jawab Alisha enteng
"Tapi kenapa harus elu?" Seru Rion tidak terima
"kan masih banyak karyawan yang lebih profesional dari pada elu tapi kenapa dia milihnya malah elu"
Alisha mengangkat bahunya acuh lalu memakai tas sekolah yang telah berisi barang-barang miliknya
"Gue duluan ya, udah di tunggu kak Sarah juga" pamit Alisha
"Nanti jangan lupa ketemua pas makan siang 'Sha" ujar Dion
"Siap"
Alisha melangkahkan kakinya keluar dan berjalan menuju ke arah Sarah yang sedari tadi berdiri di depan lift
"Maaf ya kak, jadi lama nungguinya"
"Iya gak papa"
Pintu lift tiba-tiba saja terbuka dan keluarlah beberapa karyawan dari dalam lift tersebut
"Alisha kenapa diam saja? mari masuk" seru Sarah yang melihat Alisha masih berdiri di depan lift
Alisha kemudian masuk kedalam lift yang telah kosong, dengan segera Sarah menekan tombol di dalam lift untuk membawa mereka menuju ke lantai 14
Tak butuh waktu lama bagi mereka agar sampai di lantai tujuan, Sarah melangkahkan kakinya keluar dari lift dan di ikuti Alisha dari belakang
Kesan pertama yang Alisha rasakan ketika memasuki ruangan tersebut adalah sepi
Mata Alisha melirik ke penjuru ruangan, tempat ini lebih mirip seperti area bersantai daripada sebuah kantor
"Permisi Bu Rina" sapa Sarah kepada seseorang yang Alisha tebak umurnya sudah memasuki kepala tiga
Alisha tau orang itu, dia adalah orang yang kemarin mengantar Alisha untuk pergi ke ruangan CEO, dia adalah sekertaris di perusahaan ini!!
Owh jadi namanya Bu Rina, batin Alisha
"Saya sudah bawa Alisha kemari sesuai dengan perintah bu Rina"
"Terima kasih ya Sarah, kalau begitu silahkan lanjutkan pekerjaan mu kembali"
"Kalau begitu saya permisi" ujar Sarah kemudian tatapannya beralih ke arah Alisha "Alisha kak Sarah pergi dulu ya"
"Iya kak" balas Alisha
Alisha berdehem sebentar untuk menetralkan suasana yang terbilang cukup canggung setelah kepergian Sarah
"Selamat pagi Bu Rina, perkenalkan nama saya Alisha Abraham, maaf ya Bu kemarin saya belum sempat berkenalan sama ibu"
"Gak papa kok Alisha, saya tau kemarin kamu pasti sedang deg-degan karena tiba-tiba di panggil ke ruang CEO" ujar Bu Rina memaklumi
Alisha mengusap tengkuknya pelan "Hehehe iya Bu"
"Mari Alisha ikuti saya, saya akan kenalkan kamu kepada Direktur perusahaan ini, lagipula aneh nantinya jika kamu magang di lantai ini tapi tidak tau nama Direkturnya "
"Baik Bu"
Alisha menurut saja walaupun sebenarnya ia sudah tau identitas Direktur disini
Tok tok tok
Bu Rina mengetuk pintu yang Alisha yakini merupakan ruangan sang Direktur
"Masuk" seru suara dari dalam
Bu Rina pun membuka pintu tersebut kemudian masuk ke dalam yang diikuti Alisha dari belakang
Ketika Alisha memasuki ruangan tersebut, Alisha dapat melihat dua orang pria yang sedang duduk di sofa dengan berkas-berkas yang berceceran di meja
Alisha sudah berdiri beberapa langkah dari mereka namun tetap saja kedua pria tersebut masih sibuk dengan berkas di depannya
"Permisi Mr. Louis dan Mr. Richard"
Kedua pria tersebut pun mendongak untuk melihat siapa orang yang tengah berbicara
Richard terkejut bukan main ketika melihat siapa yang berdiri di belakang sang Sekertaris, dengan cepat ia berdiri dari tempat duduknya lalu membungkukkan sedikit tubuhnya
Hal tersebut mengakibatkan orang yang berada di dalam ruangan tersebut tersentak kaget dengan gerakan yang tidak terduga dari Richard
"Hey apa yang kau lakukan?" tanya Louis
"Berdirilah dan beri hormat" seru Richard melalui mindlink
Luois masih saja menatap Richard dengan raut wajah bingung
"Dia Queen mu bodoh!!" Ujar Richard
"Apa maksud mu?" Tanya Louis bingung
"Gadis yang berada di belakang seketaris mu itu adalah mate dari King Dareen, dia sekarang Queen mu"
Kali ini Louis melirik Alisha dengan ekspresi super terkejut miliknya dengan segera ia berdiri untuk menghormati Queen mereka
"Ada apa dengan kalian?" Tanya Bu Rina bingung
"Dan Mr. Richard, kenapa anda tiba-tiba berdiri seperti itu?"
Richard menggaruk tengkuknya bingung, ia sekarang baru menyadari bahwa tingkah lakunya pasti terasa sangat aneh
Dasar bodoh!!!, batin Richard memaki dirinya sendiri
"Saya hanya sedikit terkejut tadi" seru Richard dengan sangat canggung
Bu Rina menganggukan kepalanya mengerti
"Tapi kenapa kalian masih tetap berdiri?" Ujar Bu Rina ketika melihat Luois dan Richard yang masih senantiasa berdiri dari tempat duduk mereka
Luois berdehem sebentar untuk mengurangi kecangungan yang terjadi di ruangan ini
"Jadi ada perlu apa Mrs. Rina kesini?" Ujar louis mengalihkan pembicaraan
"Aah iya saya hampir lupa" pekik bu Rina
"kalian berdua pasti sudah mendapatkan info dari Mr. Dareen sebelumnya, jadi ini adalah murid magang yang akan membantu kita disini"
"Nah Alisha silahkan perkenalkan dirimu" lanjut Bu Rina
Alisha yang sedari tadi mengamati tingkah laku kedua orang itu akhirnya di beri kesempatan untuk angkat bicara
"Selamat pagi Mr. Louis dan Mr. Richard, perkenalkan nama saya Alisha Abraham, mohon bantuannya selama saya magang disini" seru Alisha yang diakhiri dengan membungkukan badan 90 derajat
Louis dan Richard tentu saja kaget setengah mati melihat sang Queen membungkukkan badan di hadapan mereka
Namun mereka tidak bisa melakukan apa-apa kecuali tersenyum dengan penuh rasa canggung
"Bawa Queen mu ke hadapanku" Richard tersentak karena tiba-tiba saja mendapatkan mindlink dari Dareen
"Baik King"
Richard menghempuskan nafas pelan sebelum memulai berbicara
"Permisi Nona Alisha, bisakah anda ikut dengan saya sekarang?" Tanya Richard dengan hati-hati
"Kemana?" Balas Alisha bingung
"Mr. Dareen ingin bertemu dengan anda"
Alisha secara spontan memutar kedua matanya, ia masih kesal dengan atasanya itu, berani-beraninya dia menarik tangannya secara paksa hingga membuat tangannya terkilir, pria itu bahkan juga berani merebut first kiss miliknya dengan sangat brutal
Kalau saja dia bukan CEO perusahaan ini, Alisha mungkin sudah menonjok wajah tampannya itu
"Baiklah"
Richard tersenyum simpul mendengar jawaban dari Alisha "kalau begitu mari ikut dengan saya"
Pria itu mulai berjalan terlebih dahulu keluar dari ruangan dan diikuti oleh Alisha dari belakang
Tak butuh waktu lama bagi mereka agar sampai di lantai 15 tempat ruangan CEO berada
"Quee- maksud saya Nona Alisha, silahkan masuk" seru Richard ketika mereka sudah berdiri di depan pintu
"Anda tidak ikut masuk?" Tanya Alisha
"Tugas saya hanya mengantarkan anda sampai disini"
"Kalau begitu temani aku saja untuk masuk kedalam"
"Maaf saya tidak bisa" balas Richard yang sedang menundukan kepala karena Alisha menatap dirinya dengan sangat intens
"Kenapa begitu?" Tanya Alisha bingung
Ayolah!!! Alisha hanya sedikit was-was dengan pria yang berada di ruangan tersebut, lagipula mana mungkin pria di depannya ini tega meninggalkan dirinya sendirian dengan om-om mesum di dalam sana
"Kar-... " ucapan Richard terhenti karena tiba-tiba saja pintu di sebelah mereka terbuka dengan sangat lebar menampilkan seorang pria yang seperti sedang menahan emosi
"Apa yang membuatmu berdiri terlalu lama di sini honey?" ujar Dareen sambil menatap mata Alisha
Alisha yang mendengar kata honey dari mulut pria tersebut seketika merasa geli sekaligus jijik secara bersamaan
Dasar om-om aneh, udah mesum gila lagi, batin Alisha
"Emm ka-kalau begitu saya pamit undur diri" ucap Richard lalu berjalan pergi meninggalkan mereka berdua
Kini suasana setelah kepergian Richard sangatlah canggung, tak ada yang memulai membicaraan, yang ada hanya Dareen yang sedang menatap matenya secara intens
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya Alisha yang risih karena sedari tadi di tatap langsung oleh Dareen
"Kamu cantik "
"Aku tau"
Alisha menghembuskan nafas berat "jika tidak ada yang harus ku lakukan di sini lebih baik saya permisi undur diri lagipula ada hal lebih penting yang harus saya lakukan"
Dareen terkekeh sebentar, matanya tanpa sengaja melirik ke arah pergelangan tangan kiri Alisha yang diperban
"Kita baru bertemu dan kau sudah berani menyakitinya hingga terluka seperti itu" mindlink Jay, serigala Dareen
"Diamlah!!"
Tiba-tiba saja Dareen menarik tangan Alisha untuk masuk dan tak lupa untuk menutup pintu kembali
"Ada sedikit pekerjaan untukmu" ujar Dareen ketika Alisha baru saja mendudukan badannya ke sofa
Alisha tidak menjawab, ia hanya diam mengamati Dareen yang sibuk mengambil beberapa berkas beserta sebuah laptop untuk di taruh di atas meja yang berada di depannya
Ngomong-ngomong soal meja, Alisha baru menyadari jika meja di depannya ini sudah berubah, terakhir yang dia ingat meja tersebut terbuat dari kayu tapi sekarang malah berubah menjadi kaca
Sepertinya kejadian soal makanan laut kemarin benar-benar membuat pria di hadapannya ini marah hingga menghancurkan meja yang tidak bersalah
Mata Alisha mengamati berkas-berkas beserta laptop yang sudah tertata rapi di depannya
Perasaan gue yang magang tapi kenapa dia yang notabene seorang CEO malah nyiapin berkas-berkasnya, sebenarnya disini yang waras siapa sih?, batin Alisha bingung
"So, what should I do?" Tanya Alisha
"Salin berkas-berkas ini dengan rapi ke dalam laptop"
"Hanya itu?"
Dareen mengangguk sebagai jawaban
"Aku sangat ingin menemanimu disini tapi aku ada meeting mendadak" seru Dareen dengan lesu
Aku juga tidak ingin kau temani
"Jadilah gadis yang baik dan jangan pergi sebelum aku datang"
Dareen mencoba untuk mengelus rambut hitam milik Alisha, namun dengan gerakan cepat Alisha segera menghindar yang membuat tangan Dareen hanya menyentuh udara
Dareen terpaku untuk beberapa saat lalu menarik tangannya kembalu dengan sangat canggung
"Aku pergi dulu" ujar Dareen kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Alisha sendirian di ruangan miliknya
"okay, that was so awkward" guman Alisha pelan
Alisha menghela nafas berat, matanya melirik ke arah tumpukan kertas yang jika Alisha ukur mungkin setinggi 20 cm lebih
"Gila tuh orang kalau ngasih tugas gak main-main, masa berkas sebanyak ini suruh gue salin semua ke laptop" gerutu Alisha pada dirinya sendiri
Alisha terdiam sebentar untuk mengumpulkan niat sambil melihat ke arah berkas-berkas didepannya
Ia menghembuskan nafas berat setelah merasa niatnya sudah terkempul dengan sempurna
Dengan segera Alisha mulai menyalin berkas tersebut ke dalam laptop didepannya, untung saja Alisha sudah terbiasa mengetik menggunakan laptop jadi dalam waktu 10 menit saja ia sudah bisa menyelesaikan 7 lembar kertas
Selama beberapa saat ruangan tersebut hanya di penuhi oleh suara ketikan yang sangat teratur
Tak lama kemudian Alisha mulai mengistirahatkan jari-jari tangannya yang mulai terasa pegal, matanya melirik ke arah ponsel miliknya yang sudah menunjukan pukul setengah dua belas siang, yang berarti 30 menit lagi waktunya jam makan siang
Alisha merentangkan kedua tangannya untuk mengurangi rasa pegal di seluruh tubuhnya
Ia kemudian bangkit dan mulai beranjak dari tempatnya untuk keluar menuju cafetaria karena ia mulai merasa kehausan
"Woy anj*ng" maki Alisha ketika ia tidak bisa membuka pintu yang berada di hadapannya
Alisha mencoba untuk membuka pintu itu kembali namun hasilnya tetap sama, pintu tersebut tidak mau terbuka
"Wah gak waras tuh orang, masa gue di kunciin disini" seru Alisha yang sedang menahan amarahnya
"Jadi ini maksud kata-kata lo tadi yang bilang jadilah gadis yang baik dan jangan pergi sebelum aku datang"
Alisha kembali mencoba untuk mendobrak bahkan menendang-nendang pintu didepannya dengan harapan semoga saja pintu itu terbuka, namun pada akhirnya tetap sama saja
"Woy gue haus elah, kalau lu mau ngunciin gue kan setidaknya gue di kasih minum dulu"
Dengan kesal Alisha berjalan menuju ke tempatnya semula, namun sebelum itu ia kembali menendang pintu didepannya dengan sangat keras, sampai membuat pintu tersebut bergetar
"Dasar bajingan sialan!!!!"
*************
Sekarang menunjukan pukul setengah satu siang ketika Dareen baru saja sampai di perusahaan miliknya
Dareen tidak menyangka jika meeting yang di hadirinya akan menyita waktu yang sangat lama
Bahkan selama meeting berlangsung ia tidak pernah sedetikpun melupakan matenya yang sengaja ia kunci di dalam ruangannya
"Semoga ide mu tidak buruk Jay" mindlink Dareen ke wolf miliknya
"Itu tidak mungkin, lagipula kau tau bagaimana sifat mate kita, jika kita tidak melakukannya mungkin saja sekarang mate kita sedang bersama dengan teman kembarnya itu"
"Aku harap dia tidak marah"
"Semoga saja"
Dareen sudah berdiri di depan pintu ruangan miliknya, dia menghirup udara yang bercampur dengan aroma matenya dengan sangat rakus
Baru sebentar saja ia sudah merindukan merindukan matenya
Ketika Dareen membuka pintu, hal pertama yang di lihat oleh matanya adalah Alisha yang sedang tertidur di depan laptop dengan tangan yang ia gunakan sebagai bantalan untuk tidur, ia terduduk di lantai untuk menyesuaikan tinggi meja yang terbilang cukup rendah
Dengan pelan Dareen melangkahkan kakinya dan berhenti tepat di depan gadisnya
Ia merapikan berkas-berkas yang berada di hadapan matenya, matanya meneliti ke arah tugas yang di tangani oleh matenya yang ternyata hampir selesai
Dareen sangat amat puas dengan apa yang di kerjakannya matenya, sangat sesuai dengan yang ia inginkan
Mata Dareen kembali melirik ke arah matenya yang tertidur dengan sangat cantik dengan rambut panjang yang terurai dengan sangat indah
Berkat jas sekolah yang sudah tergeletak di atas sofa, Dareen kini dapat melihat kulit putih Alisha yang terlihat sangat kontras dengan kaos hitam yang digunakannya
Dengan sangat pelan Dareen mulai mengangkat tubuh Alisha menuju sebuah kamar pribadi yang berada di ujung ruangan
Ditaruhnya tubuh Alisha dengan sangat hati-hati di atas kasur king size miliknya
Ia melepaskan kemeja putih miliknya dan membuangnya di sembarang tempat dan kini terlihat sangat jelas otot-otot kekar yang terpahat dengan indah di tubuhnya
Suatu kebiasaan bagi Dareen karena ia hanya bisa tertidur dengan keadaan shirtless
Dengan segera Dareen memposisikan tubuhnya untuk berbaring di sebelah Alisha, lalu memposisikan lengan kekarnya agar menjadi bantalan untuk gadis di hadapannya
Kalau boleh jujur ada sedikit ketakutan di dalam benak Dareen jika suatu hari nanti Alisha akan pergi meninggalkannya seperti yang terdahulu
Apalagi matenya masih berumur 17 tahun, hal yang sangat rawan bagi Dareen karena bisa saja matenya berpaling darinya
Dengan pelan tangan Dareen menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Alisha
Perlahan-lahan Dareen mulai mendekatkan wajahnya, dikecupnya bibir ranum milik Alisha agar sang gadis tertidur lebih nyenyak dan tidak akan bangun walaupun disekitarnya sangat berisik
Setelah merasa gadisnya mulai terpengaruh dengan sihirnya, Dareen langsung melumat bibir Alisha dengan sangat rakus ldan kasar tanpa memperdulikan bibir Alisha yang masih memerah karena ulahnya beberapa hari yang lalu
"I love you Alisha, mungkin ini terdengar sangat gila tapi aku sudah mencintaimu sejak pertama kali bertemu dengan mu Alisha" seru Dareen ketika baru saja selesai memautkan bibirnya ke bibir Alisha
Dareen kemudian merengkuh tubuh Alisha ke dalam dekapannya, merasakan detak jantungnya yang berdegup dengan sangat kencang
Ia sangat rindu dengan perasaan ini, perasaan yang membuat hatinya menghangat, hanya dengan memeluk tubuh matenya, Dareen sudah sangat amat bahagia
Dikecupnya dahi Alisha berkali-kali sambil mengelus pelan surai hitam milik Alisha
Tak berapa lama kemudian Dareen pun mulai mengikuti Alisha menuju dunia mimpi
***********
Alisha mengerjabkan matanya perlahan-lahan, butuh waktu beberapa menit bagi Alisha untuk menganalisis keadaanya saat ini
Ia langsung terduduk setelah menyadari bahwa dirinya sekarang berada di sebuah kamar yang sangat asing
Matanya melirik ke arah jam dinding yang berada di samping kiri dirinya yang ternyata sudah menunjukkan pukul 16.15 sore
Alisha tau jika waktu sudah menjelang sore karena jendela gedung di sampingnya memperlihatkan langit Kota Semarang yang sudah berubah warna menjadi jingga
Tapi, bagaimana ia bisa tertidur selama ini, bahkan ia tidak sadar jika sudah berpindah tempat
Alisha mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan serba hitam ini, ia menduga jika kamar ini merupakan milik CEO nya itu, ia sangat yakin karena ruangan ini sangat didominasi oleh aroma pria itu
Tak mau berlama-lama di ruangan tersebut, Alisha dengan segera turun dari atas ranjang kemudian berjalan menuju sebuah pintu yang Alisha yakini merupakan pintu keluar
Ceklek
Dan benar saja, ketika Alisha membuka pintu, matanya disuguhkan oleh ruangan yang sangat familiar bagi Alisha, yaitu ruangan sang CEO
Mungkin keberuntungan sekarang berada di tangan Alisha karena di ruangan tersebut tidak ada orang sama sekali kecuali dirinya
Dengan perlahan Alisha berjalan ke arah sofa yang diatasnya terdapat barang-barang miliknya
Ia mengecek ponsel miliknya yang menampilkan beberapa notifikasi dari Rion dan Dion
"Rion!!! Lo udah pulang belum?"
Alisha mencoba menghubungi Rion untuk mengetahui apakah sahabatnya sudah pulang atau belum
Dan bisa kalian tebak jika Rion pasti akan menjawab pesan itu dengan sangat cepat
"Gue lagi beres-beres mau pulang"
"Lagipula lo dari tadi kemana aja sih? Gue sama Dion nyariin lo tau"
"Gue udah ngehubungin lo berkali-kali tapi gak ada jawaban sama sekali!!"
"Lo tuh kenapa selalu bikin gue khawatir"
"Sorry, gue tadi banyak tugas dan gak dibolehin pegang hp"
"Lebih baik sekarang lo siap-siap, lima menit lagi udah waktunya jam pulang, gue tungguin di bawah"
"Siap, tungguin gue ya"
Setelah membereskan semua barangnya Alisha segera berlari keluar dari ruangan tersebut menuju ke lantai dasar untuk bertemu dengan sahabat kembarnya
"RION!!! DION!!!" teriak Alisha ketika ia melihat sahabatnya sedang menunggu dirinya di lobi perusahaan
"Alisha!! Lo ngapain lari-lari kayak gitu, ntar kalau jatoh gimana coba" ceramah Rion yang hanya di balas cengiran oleh Alisha
"Lo dari tadi kemana sih? Kita kan udah janjian mau makan siang bareng, eh sampai sore kayak gini lo malah gak bisa di hubungi" tanya Dion kepada Alisha
"Sorry sorry, tadi tugas gue banyak banget terus di sana gue juga gak di bolehin liat hp, katanya ntar bikin gue jadi gak fokus ngerjain tugas" bohong Alisha
Kedua bersaudara itu mengangguk paham tanpa curiga sedikitpun dan itu juga yang membuat Alisha merasa lega
"Yaudah yuk kita pulang" ajak Rion
"Eh tapi temenin gue ke cafe dulu yuk, gue haus dan laper nih" seru Alisha sambil memohon
"Ide bagus" ujar Dion sambil menganggukan kepalanya. "Mari kita nongkrong dulu, biar adek gue yang bayar"
Dion mengalungkan tanganya ke leher Alisha sambil berjalan meninggalkan Rion yang cengo di belakang
"Woy dasar kakak kurang ajar" maki Rion
Alisha tertawa bahagia melihat Rion yang sedang memaki-maki Dion dengan berbagai umpatan yang sayangnya tidak dihiraukan oleh sang kakak
Sedangkan di satu sisi, Dareen sedang kalut bukan main ketika ia membuka pintu ruangannya dan tidak mencium aroma mate nya sama sekali
Matanya melirik ke arah sofa yang tadinya terdapat barang-barang milik Alisha yang kini telah hilang entah kemana
Dengan sangat panik ia berlari menuju ke ruangan tempat matenya tertidur tadi dan benar saja tidak ada siapapun di dalam sana, hanya ada sebuah ranjang dengan sprei yang sudah tidak rapi lagi
Dareen berjalan lesu menuju ranjang di depannya, ia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang
Di hirupnya aroma matenya yang masih tertinggal dengan sangat rakus, ranjang ini masih hangat dan itu tandanya matenya baru saja pergi
Dareen menyalahkan dirinya karena terlalu lalai hingga tidak menyadari jika matenya telah pergi
"Padahal aku ingin memandangi wajah mu sepuasnya sebelum aku kembali ke Alaska"
*
*
*
*
*
*
*
*
Hai guys 👋👋
I am back!!!
Ada 3000 lebih kata spesial buat kalian
Dan akhirnya aku kembali update setelah kurang lebih sebulan menelantarkan cerita ini 😭😭😭
But I hope you guys like this part 🥰🥰🥰
Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, nanti aku perbaiki
Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋
See you in the next chapter 👋👋👋
- Love Ryn