Denata [Completed]

By lovelyly37

37.4K 1.7K 27

Denata Allesandra. Gadis misterius dengan identitas yang dipenuhi tanda tanya. Manusia hanyalah serangga busu... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Epilog

Chapter 9

896 36 0
By lovelyly37

Tok tok tok

Miranda membuka pintu saat ada yang mengetuk pintu rumahnya. Di sana terlihat Sarah dan Liora yang tengah membawa banyak sekali barang bawaan.

"Ehh Mah selamat pagi." Sarah menyalami Miranda dengan begitu sopan. Di ikuti oleh Liora.

"Denata mana Mah?" tanya Sarah sambil memperhatikan sekitar.

"Dia lagi nonton. Ayo masuk." Miranda mengajak keduanya masuk ke dalam rumah. Sarah dan Liora seketika menggelengkan kepalanya saat melihat Denata yang tengah tiduran di atas sofa sambil menonton Doraemon.

Hari ini adalah hari minggu. Jadi ada kartun Doraemon di stasiun tv Rcti. Dan Denata tidak pernah melewatkannya.

"Den," panggil Sarah dengan begitu lembut. Denata dengan malas-malasan menatap orang yang memanggil namanya. Begitu melihat Sarah dan Liora buru-buru Denata menegakan tubuhnya.

"Mamah?"

"Sini." Sarah langsung memeluk erat anak bungsunya itu. "Kamu apa kabar sayang? Kok jarang main ke rumah?" tanyanya sambil mengelus puncak kepala Denata penuh kelembutan dan kasih sayang.

"Baik Mah. Hehe maafin aku ya. Soalnya sibuk."

"Udah sembuh? Maaf ya, waktu itu mamah gak sempat jagain kamu di rumah sakit."

"Gapapa kok, lagian aku gak kenapa-kenapa."

Sarah sangat merindukan Denata. Walaupun Denata bukan anak kandungnya. Tapi Sarah sangat menyayanginya. Walaupun dulu Sarah selalu memukul Denata dan membentaknya.

Tapi Sarah melakukan itu karena ingin mendidik Denata. Tapi gara-gara hal itu membuat Miranda geram. Dan mengajak Denata tinggal bersamanya.

Miranda datang sambil membawa nampan berisi susu vanilla hangat dan biskuit.

"Yeay biskuit!" Denata langsung mengambil biskuit tersebut lalu memakannya. Denata sangat menyukai biskuit buatan Omanya.

Sarah dan Liora kemudian ikut duduk di sofa. Sesekali Liora memperhatikan gerak-gerik Denata. Tidak ada yang mencurigakan sama sekali.

Ternyata gadis itu memang sangat pintar manipulasi. Sehingga tidak ada orang yang curiga jika dirinya adalah psikopat.

"Mah. Mamah tau gak? Si monyet Liora pake jadi guru di sekolah aku tau," beritahu Denata. Denata memang sering memanggil Liora Monyet.

"Bukan jadi guru sayang. Tapi tugas kampus jadi guru PPL."

"Tetep aja jadi guru! Mana ngajar di kelas aku segala lagi iwh."

"Kenapa? Lo gak suka?" tanya Liora dingin.

"Enggak!" jawab Denata cepat. "Awas aja lo. Kalau ngasih gue nilai jelek. Gatau aja gue pinternya ngalahin Kekeyi Rahmawati."

"Kekeyi siapa?" tanya Liora penasaran. "Pinter tuh kalau bisa ngalahin Albert einstein."

"Ahh masa gatau Kekeyi. Itu tuh yang nyanyi, aku bukan bonekamu bisa kau suruh-suruh."

"Gue kira yang makan pentol."

"Iya itu juga! Pokoknya lawak banget tu orang."

"Lagian apa salahnya makan pentol?" tanya Miranda.

"Gak ada sih. Tapi ya gitu. Oma tonton aja videonya sendiri."

"Den, nih buat kamu." Sarah memberikan banyak sekali cemilan pada Denata. "Ini juga ketinggalan." tak lupa Sarah juga membelikan Denata baju-baju dari brand ternama.

"Buat aku?" tanya Denata.

"Iya buat kamu. Pake ya."

"Makasih Mah."

Sarah menganguk sambil tersenyum tipis.

"Den, habis nonton kartun jangan lupa siap-siap ke Gereja. Oma mau mandi dulu," pesan Oma sebelum pergi dari ruang tamu.

"Tapi Oma— jangan ke Gereja yang di deket rumah ya."

"Kenapa?"

"Habisnya Denata kapok di marahin pendeta."

"Oh kamu buat ulah lagi?" tanya Oma galak.

Denata jadi kikuk sendiri. "Ehh itu Oma. Denata ada tugas kelompok. Jadi gak bisa ke Gereja bareng Oma gapapa 'kan?"

"Alesan. Bilang aja lo malu ke Gereja gara-gara ada masalah sama pendeta," ujar Liora membuat Denata menelan salivanya. Liora seperti bisa membaca pikirannya saja.

*****

Bu Ningrum guru sejarah menulis tugas untuk mata pelajarannya hari ini. Anak-anak kelas X IPS-1 juga terlihat ada yang sedang mengobrol, diam, bahkan ada yang bermain ponsel tanpa sepengatahuannya.

Tugas yang akan di berikan hari ini:

1. Tulis lirik lagu gugur bunga dan karatangan pahlawan

2. apa saja makna dan nilai yang terkandung dalam lagu tersebut

"Ibu lagu karatangan pahlawan tuh, dari Sunda nya?" tanya Ujang karena Ujang memang asli orang sunda jadi ia tahu lagu-lagu sunda.

"Iya Jang. Kamu tau?" tanya Bu Ningrum.

"Tau dong bu, nu kieu 'kan lirikna." Ujang mulai mengatur napas sebelum bernyanyi.

"Teu honcewang sumoreang."

"Tekadna pahlawan bangsa."

"Cadu mundur pantrang mulang."

"Mun maksud ta can laksana."

"Hahaha." terdengar suara gelak tawa dari anak-anak kelas saat Ujang bernyanyi. Bukan karena salah lirik tapi suara nyanyian Ujang begitu fals. Bahkan ada yang sampai sakit perut.

"Jang, kalau gak bisa nyanyi diem aja lo! Pake sok-sokan nyanyi lagi," cibir Farrel.

"Farrel! Kamu tau gak makna dari lagu itu apa? Pahlawan itu berjuang bersama. Tanpa membeda-bedakan dan menghina satu sama lain."

"Saya gak menghina Bu, tapi emang kenyataannya. Suara Ujang Fals."

"Sudah-sudah lebih baik kalian kerjakan! Tidak di Pr 'kan. Harus beres hari ini juga!" terdengar helaan napas kasar dari murid kelas. "Oh ya satu lagi. Jangan nyontek sama kerja sama. Awas aja kalau kalian nyontek. Ibu bakal hukum kalian lari keliling lapangan!" ancamnya.

"Iya Bu!"

Murid-murid mulai mengerjakan tugasnya di buku tulis masing-masing. Sedangkan Bu Ningrum malah asik memainkan ponselnya.

"Ibu Ningningnya gak bisa diem."

"Ibu Farrel nyontek."

"Ibu liriknya boleh liat mbah google 'kan?"

"Ibu izin ke toilet."

Begitu lah suara-suara murid yang sering ngadu, bertanya, dan meminta izin. Hal itu pasti selalu ada saja di setiap jam pelajaran.

Farrel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Karena tidak mengerti maksud pertanyaan no 2. Akhirnya ia menyenggol lengan Zaki teman duduknya sekarang.

Awalnya Farrel memang duduk bersama Radit. Tapi Farrel dengan sengaja mengusirnya dan duduk bersama Zaki. Padahal sebenarnya itu adalah bangku Radit.

"Zak. Liat no 2 lah," ujar Farrel.

"Lo gak denger, tadi Bu Ningrum ngomong apa! Jangan nyontek!"

"Cihh pelit."

Farrel langsung berdiri dari duduknya. Ia sedikit memajukan wajahnya untuk mencontek jawaban Denata. Waw. Farrel terkagum-kagum karena Denata sudah selesai dan cewek itu terlihat sedang melamun.

Buru-buru Farrel menulis jawaban hasil mencontek dari Denata ke buku tulisnya. Dan terus melakukan hal yang sama hingga jawabannya sama persis seperti punya Denata.

"Den, si Farrel nyontek den," ujar Zaki memberitahu.

"Apa nyontek?" Denata seketika menolehkan kepalanya ke belakang. "Lo nyontek?"

"Enggak anjir. Si Zaki emang suka fitnah gue. Serius kok gue gak nyontek."

Denata menyipitkan matanya. Memperhatikan wajah Farrel dengan seksama. "Awas aja kalau lo nyontek jawaban gue. Gue penggal kepala lo!"

"Anjir ancamannya serem."

Ternyata benar. Yang ia lihat kemarin malam. Jika Farrel memang yang berkelahi di jalanan. Buktinya sekarang, wajah Farrel banyak yang lebam.

"Waktunya sudah habis sekarang kumpulkan!" perintah Bu Ningrum. Dan anak-anak mulai mengumpulkan bukunya pada meja Bu Ningrum. Dan Bu Ningrum mulai menilai dan memeriksa tugas mereka.

"Pasti nih ya. Minggu depan di suruh nyanyi di depan," ujar Karina sok tau. "Males ih, nyanyi di depan."

"Sok tau lo," balas Denata.

"Karina ini silahkan bagikan." Karina mulai membagikan satu-persatu buku tulis sejarah pada pemiliknya masing-masing. Karena memang Karina ketua kelas. Jadi sering di suruh-suruh.

"Denata, Farrel sini kalian!" ujar Bu Ningrum membuat Denata dan Farrel berjalan menuju meja bu Ningrum.

"Kenapa Bu?" tanya Farrel sok polos.

"Ibu udah bilang jangan nyontek atau kerja sama! Kenapa jawaban kalian semuanya sama?!" tanya Bu Ningrum sambil membentak.

"Kok bisa?"

"Mana saya tau! Tapi Ibu yakin kalian pasti kerja sama."

"Bu saya gak kerja sama Farrel. saya mikir sendiri!" balas Denata tak mau kalah.

"Sebagai hukumannya kalian, lari 10 keliling!"

"Bu tapi—"

"Kerjakan hukumannya Denata! Atau kamu mau Ibu tambah hukumannya?"

Mau tidak mau Denata menjalankan hukuman dari Bu Ningrum. Padahal Denata tidak tau apa-apa. Ternyata benar apa kata Zaki, Farrel memang mencontek jawabannya.

"Rell setan! Lo nyontek 'kan?" tanya Denata.

"Iya kenapa?" tanya Farrel santai. Ia terus berlari memutari lapangan bersama Denata yang ada di sebelahnya.

"Lo tuh ya!" Denata gregetan ingin mencincang Farrel. "Gara-gara lo! Gue juga ikutan di hukum."

"Kapan lagi, lo di hukum sama cogan?"

"Jijik." Denata bergidik membayangkannya. Lagipula Farrel tidak ada apa-apanya di banding Kenzo. "Rell, muka lo kenapa lebam?"

"Emangnya kenapa?"

"Nggak! Gue cuman nanya doang."

"Oh."

"Kenapa?" tanya Denata kesal.

"Kenapa apanya?"

"Kenapa muka lo lebam?"

"Habis berantem semalem."

Denata baru tau. Kalau Farrel adalah orang yang jujur. Denata pikir Farrel akan berbohong. Tapi ternyata tidak.

"Den, lo cape?" tanya Farrel saat melihat wajah Denata yang berkeringat.

"Biasa aja."

"Kalau lo cape. Mending lo udahan aja larinya. Biar gue aja."

"Gapapa. Lagian tinggal dua putaran lagi."

Mereka terus berlari mengelilingi lapangan. Untung saja lapangan sepi. Karena kegiatan belajar mengajar masih berlangsung. Jadi mereka tidak menjadi pusat perhatian.

Setelah selesai berlari, mereka kemudian duduk di bangku. Sambil meluruskan kakinya yang terasa lemas.

"Den, bentar ya. Gue ke kantin dulu." Farrel berlari menuju kantin. Untuk membeli minum.

Denata mengipas-ngipas wajahnya yang terasa gerah. Dengan satu tangannya. Semuanya gara-gara Farrel. Jika saja Farrel tidak mencontek jawabannya mungkin sekarang Denata bisa tertidur pulas di kelas.

Denata menatap Kenzo dan Farrel secara bergantian. Kedua cowok itu mengulurkan sebotol air putih padanya. Tatapan keduanya sama-sama tak bersahabat seakan ingin menikam satu sama lain.

Sedangkan Denata bingung harus mengambil botol minum dari siapa.

















Enak banget ya, jadi denata dapet dua botol minum dari cogan🙂🔫

Kira-kira Denata bakal pilih minuman dari siapa ya?

Aaaa gemoyyy😭












See you next chapter





Tertanda

-Kembaran Lisa blackpink

Continue Reading

You'll Also Like

270K 11.1K 30
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
399K 49K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
5.2M 384K 54
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
1M 102K 55
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...