A Blood Hunter Sacrifice

By anabby16

5.9K 939 241

Sejak peperangan antara iblis dan malaikat dahulu kala, Pencipta mengutus malaikat-Nya untuk turun ke bumi da... More

Prolog [The Hunter and His Prey]
Chapter 1 - The Murder of Jack The Ripper
Chapter 2 - The Heaven of Underworlds
Chapter 4 - A Mansion Full of Sorrow
Chapter 5 - Daydream with The Devil
Chapter 6 - Daydream With The Knight
Chapter 7 - Demon in Durham
Chapter 8 - The Broken Promise
Chapter 9 - Frozen Heart
Chapter 10 - Something about Hunters
Chapter 11 - Conspiracy of Hunters
Chapter 12 - A Dragon Knight Sacrifice

Chapter 3 - A Mansion Full of Roses

366 76 17
By anabby16

Akhir Tahun 1888,

Techapaikhun Mansion, London

"Apakah kau tidak takut?"tanya Off yang melihat Att atau yang ia anggap sebagai Gun itu dengan lembut.

"Eum?"

"Ketika aku mengatakan aku seorang vampire, apakah kau tidak takut?"

Att terkesiap. Ia juga bingung mau mengatakan apa. Jujur saja Att tidak takut karena dia memang dilahirkan sebagai seorang pemburu yang berani pada segala makhluk underworlds, tapi jika menarik sudut pandang dari seorang tunawisma, seharusnya ia juga takut.

"K-kau kelihatan seperti orang baik,"

"Benarkah?"

Att mengangguk.

"Tapi aku hampir membunuh seseorang di depanmu,"

Att berusaha tetap tenang. "Orang itu hendak membunuh seorang gadis. Jika tidak ada kau disana, gadis itu dan aku pasti akan mati,"jawabnya masih dengan degub jantung yang khawatir pada kepekaan vampire tua di depannya.

"Tapi Vampire itu menghisap darah loh. Kau tidak takut?"kini Off bertanya dengan lebih mengintimidasi. Att bisa melihat kerlingan matanya yang berwarna merah itu lebih terang di dalam kereta kuda gelap yang mereka kendarai.

"Kalau kau memang mau menghisap darahku, kau seharusnya melakukannya sejak pertama kali. Tapi kau justru memegang pipiku, menatapku tidak percaya, lalu perhatian padaku hingga memakaikan aku jubahmu. Jadi aku yakin kau tidak akan membahayakanku,"Att yang kini membalas tatapan Off dengan  intimidasi namun masih cukup lembut karena senyum manisnya.

"Hahahaha.. ternyata.. kau selalu pintar ya Gun? Meskipun pada kelahiranmu yang kedua kalinya," Off membelai surai Att. Att hanya diam mengangguk saja. Ia harap Pangeran Gun yang sebenarnya juga akan melakukan hal yang sama dengannya.

Kereta kuda pun berhenti di depan mansion dengan bunga mawar merah yang memenuhi halamannya. Jane pernah mengatakan padanya dulu bahwa Pangeran Gun sangat menyukai mawar merah dan segala jenis bunga. Istananya selalu penuh dengan berbagai macam bunga di halamannya, persis dengan yang dilihatnya sekarang.

"Kita sampai.."Bright membukakan pintu, dan Off yang turun terlebih dahulu. Kemudian Att turun setelahnya.

Jika dilihat secara kasat mata, mansion ini layaknya mansion bangsawan di Inggris pada umumnya, tapi ada suatu penghalang yang terletak di sekeliling mansion hingga ke atas atapnya. Penghalang yang sama dengan penghalang di Bloody Rose.

"Tak kusangka ternyata mawarnya sebanyak ini,"ujar Att yang melihat bunga mawar merah di sekeliling halaman. Dari gerbang depan hingga pintu utama, semua diisi dengan bunga mawar merah.

"Kau akan melihat lebih banyak jenis mawar di rumah kaca,"balas Off. "Ayo masuk?"ajaknya lalu meraih tangan Att dan membawanya masuk ke dalam mansion.

"Selamat datang Mr. Adulkittiporn.."ucap seorang pria yang membukakan pintu bagi mereka. Pria tampan, tinggi tegap, dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Tidak perlu formal seperti itu Viscount Techapaikhun,"sahut Off yang masuk bersama Att.

"Uhm. Jangan formal,"balas Bright dari belakang Off.

"Ish kau ini!"kini pria itu justru memukul dada Bright sebal. "Aku mencarimu kemana-mana ternyata kau bersama Off!"

"Kau merindukanku ya??"goda Bright lalu mengecup bibir pria tampan itu. Hal itu pun membuat Att terkejut, dan Off juga merasakannya.

"Jangan terkejut Gun. Ini Viscount Techapaikhun, atau bisa kau panggil Win,"ujar Off yang memperkenalkan pria tampan tersebut.

"Hmm.. maafkan aku,"kini Win yang telah melepaskan dirinya dari Bright berjalan menuju Att dan Off. Ia merapihkan kacamatanya dan tersenyum.

"Aku Win Techapaikhun. Walaupun aku seorang Viscount, tapi aku dan keluargaku secara turun temurun sudah menjadi pelayan Tuan Adulkittiporn sejak 400 tahun lalu. Aku juga seorang manusia biasa, berbeda dengan Tuan Adulkittiporn ataupun Bright yang seorang vampire,"jelas Win memperkenalkan dirinya.

"Lalu siapakah pria manis di samping anda?"tanyanya melihat ke arah Att. "Jika dilihat dari wajahnya, ia tidak terlihat asing,"

"Dia Gun Vihokrattana, Win,"ucap Off. "Reinkarnasi,"

"Ah begitu.. aku turut senang,"sahut Win. "Tuan Adulkittiporn, aku sudah menyiapkan air hangat untuk kau mandi,"

"Kalau aku?"tanya Bright persis di sebelah telinga Win yang membuat lehernya bergidik.

"Punyamu juga sudah,"jawab Win dengan ketus. "Jadi cepat mandi! Baumu sudah seperti arang yang terbakar!"

"Ah iya Win! Tolong siapkan kamar dan air untuk Gun mandi ya Win?"pinta Off lalu berjalan. "Setelah itu kau bisa mengajaknya untuk makan malam bersama,"

Win pun mengangguk, dan berjalan mendahului Att. "Mari Tuan Vihokrattana, aku yang akan mengantarkan anda ke kamar anda,"ucapnya dan Att pun mengikutinya dengan canggung.

Kamarnya berada di lantai atas. Tepat disana terdapat foto berukuran besar  Win yang menandai bahwa dirinyalah tuan rumah dari mansion tersebut. Lalu di sisi kanannya terdapat lukisan lain dengan wajah yang tidak asing. Lukisan dengan gambar Off dan Gun. Sejenak Att pun berhenti di depan lukisan itu, dan merabanya. Kertas yang sudah agak rapuh dan warna yang sedikit pudar menandakan lukisan tersebut sudah berusia lama. Meskipun begitu, Att memujinya karena lukisan lama ini masih bertahan hingga beratus-ratus tahun lamanya.

"Tuan Gun?"sapa Win yang merasa langkah dari pria di belakangnya berhenti.

"Ini lukisan Gun dan Off?"tanyanya.

"Eum,"Win pun mendekatinya. "Yang melukisnya adalah Kakek moyangku, New Techapaikhun. Dia seorang pelayan dari keluarga Vihokrattana. Kata Tuan Adulkittiporn, lukisan ini ia buat saat mereka berempat berkencan. Meskipun saat itu Kakek moyangku tidak mau mengakuinya,"

"Berempat?"

"Ah iya. Pasti kau juga melupakannya,"lirih Win dengan senyum tipis. "Dulu bukan hanya Tuan Off dan Tuan Gun yang menjalin cinta, tapi Tuan Tay, anak pertama dari keluarga Vihokrattana juga memiliki kisah cintanya dengan seorang pelayan dari adiknya,"

"Apakah itu New Techapaikhun? Kakek moyangmu?"kini Att semakin pusing. Ternyata ada hal lain yang tidak pernah diketahuinya dari pembelajaran yang ia terima dari pusat pelatihan.

"Hm. Betul,"jawab Win. Matanya berubah menjadi lebih sendu. "Tapi hubungan seperti mereka sulit diterima, dan masih banyak hal lain,"

"Tuan Gun bisa menunggu disini ataupun di kamar. Di sebelah sini kamar anda,"ucapnya lalu membukakan pintu kamar yang berada tidak jauh dari tempat lukisan tersebut.

"Aku akan membuatkan air hangat untuk anda,"lanjutnya lalu pergi dari Att. Att pun mengangguk perlahan dan memasuki kamar itu.

Anehnya, saat ia masuk ke kamar, ia sudah mencium bunga mawar disana. Ranjang yang masih tertata rapi, dan lagi-lagi Att melihat lukisan Pangeran abad ke-15 itu dimana-mana. Seolah-olah kamar itu memang disiapkan untuk Gun ataupun reinkarnasinya.

"Jika ini memang untuknya. Apakah pusaka itu juga disimpan disini?"tanya Att pada dirinya. Ia pun mulai membuka lemari, namun yang ia temukan hanya baju-baju biasa.

"Tapi.. tidak mungkin kan kalau benda itu berada disini?"gumamnya lagi kemudian berjalan ke arah meja rias lengkap dengan cermin.

"Benda apa Gun?"tanya seseorang dari balik pintu. Suara yang ia kenal itu langsung membuatnya membatu.

"A-ah itu.."ucapnya terbata. Att tidak menyangka pria itu bisa mandi secepat kilat. "K-kau sudah selesai mandi?"tanya Att mengalihkan pembicaraan. Bisa-bisa penyamarannya terbongkar belum genap sehari.

"Kau lupa aku seorang vampire hm?"kini suara itu sudah tepat berada di belakang telinganya. Vampire memang tidak memiliki nafas, tapi uap yang dihasilkan dari mulutnya itu mampu membuat bulu roman Att berdiri.

"Vampire itu punya kecepatan setara dengan kecepatan kilat. Ia bisa berada di Utara lalu ke Selatan dalam waktu singkat. Apalagi jika hanya mandi saja Gun, itu hanya membutuhkan waktu sekejap mata,"ucapnya dengan nada menggoda. Jika orang di belakangnya ini manusia, Att pasti sudah melihat tampang mesumnya melalui cerminan kaca. Tapi sayangnya Off adalah seorang Vampire yang tidak memiliki bayangan. 

"J-jangan mendekat. A-aku belum mandi,"ujar Att perlahan. Ia menggeser tubuhnya menjauh namun tangan Off sudah mendekapnya terlebih dahulu.

"Biarpun kau belum mandi tapi wangimu masih seperti dulu Gun. Bunga mawar,"goda Off sekali lagi. Tapi kini Off mulai mengendus leher Att.

Att kini menahan nafasnya. Ia meremas tangannya sendiri, ingin sekali ia menonjok vampire yang berbuat hal senonoh padanya. "K-kau.. hhh.." sayangnya respon tubuh Att berbanding terbalik.

"Tuan Gun!"

Tolong ingatkan Att untuk bersujud syukur pada Win Techapaikhun yang telah menyelamatkan hidupnya.

"Permisi Off. Aku harus mandi,"ujar Att kemudian menjauhi Off dan bergegas menuju Win.

"Tolong temani dia Win. Aku yakin Gun masih bingung untuk mandi sendiri,"ucap Off yang dituruti oleh Win. Att hanya bisa mendecih kesal karena mau tidak mau ia harus mengiyakan permintaan vampire mesum itu.

Sesampainya di kamar mandi, Att bisa melihat kelopak mawar merah yang ditebar di bathub. Namun yang membuatnya risih adalah pria Techapaikhun itu masih di depan pintu. "Bisakah kau pergi?"

"Tapi Tuan Off yang menyuruhku untuk menemani anda,"sanggahnya. Att memijat keningnya pusing, mengumpat nama Off berulang kali.

"Kau bisa menunggu di luar. Aku merasa tidak nyaman jika ada kau disini melihatku, dan lagi aku bukan seorang bangsawan yang harus dibantu untuk membersihkan badanku sendiri,"tegas Att sekali lagi. Dalam hati ia masih berharap dirinya tidak akan dicurigai hanya karena mau mandi sendiri.

"Baiklah. Aku akan tetap disini,"jawaban Win membuat Att menghela nafasnya kesal. "Aku akan membalikkan tubuhku jika anda merasa malu,"lanjut Win.

Att menggelengkan kepalanya menyerah. Ia pun membuka satu per satu helai bajunya dan masuk ke dalam bathub. 'Mungkin pelayan ini tahu sesuatu tentang pusaka itu,'pikir Att. 

"Jadi Win, coba ceritakan padaku, apakah bangsawan lain tahu kalau kau tinggal bersama dua orang vampire?"tanya Att penasaran.

"Tentu saja tidak tahu. Mereka hanya mengetahui aku sebagai bangsawan pemilik perkebunan anggur. Tuan Off dan Bright sama sekali tidak diketahui oleh siapapun. Lagipula penghalang ini fungsinya adalah untuk menghalangi siapapun yang masuk tanpa izin,"

"Tapi bukankah setiap bulan para bangsawan punya jadwal untuk pesta minum teh? Apakah mereka tidak mencurigai hal itu?"

"Mungkin jika anda sudah bertemu dengan Perempuan bermata ungu, semuanya akan lebih jelas,"

"Maksudmu?"tanya Att lagi. Ia masih bingung. Tidak mungkin bukan penyihir memanipulasi para dewan bangsawan?

"Perempuan itu bernama Mild. Ia adalah seorang penyihir, gelar keluargaku, bagaimana orang menerimaku, semua sudah berada di kontrolnya. Aku mendapat keuntungan sebagai bangsawan, membantu mereka yang tidak membutuhkan lewat gelarku, tidak dapat dicurigai siapapun karena gelarku, dan bahkan sulit dipidana karena gelarku. Ini semua karena bantuan dari Mild,"jelas Win. "Termasuk keberadaan Tuan Off, Bright, maupun underworlds lain yang menjadi kawan kami,"

"Untuk.. apa?"

"Mungkin tujuannya bisa kau tanyakan secara langsung pada Tuan Off,"ucap Win lalu membalikkan tubuhnya. "Kalau begitu aku permisi. Aku akan menyiapkan pakaian untuk anda,"katanya lagi lalu membungkukkan tubuhnya.

"Kami akan menunggu anda di meja makan,"ucap Win lagi sebelum benar-benar pergi dari sana, meninggalkan Att yang masih diam seribu bahasa.

'Ia menggunakan penyihir untuk menipu dewan bangsawan. Jika tujuannya bukan untuk menguasai Inggris, lalu apa?' Att semakin pusing dengan kenyataan ini. Ternyata vampire tua itu punya lebih banyak rahasia dari yang ia pikirkan sebelumnya. Att benar-benar harus melaporkannya kepada dewan pemburu dan teman-temannya secepatnya. Belum lagi, pusaka Vihokrattana itu juga harus segera ditemukan. Ia tidak akan tahu apa rencana selanjutnya jika hal ini dibiarkan terus. Penyihir itu saja bisa disuruhnya untuk mengelabui para dewan bangsawan, lalu seorang Alpha Werewolf juga menjadi pesuruhnya. 

Kemungkinan vampire itu juga merupakan suruhan dari seseorang yang lebih tinggi. Iblis yang sesungguhnya. Esok hari, ia harus menemui teman-temannya dan melaporkan situasi yang terjadi saat ini.

Att pun berdiri dan mengeringkan tubuhnya. Ia mengenakan pakaian yang disiapkan Win lalu mulai berjalan menyusul mereka yang menunggu di meja makan. 

'Jika dibiarkan terus, mungkin Inggris akan dikuasainya, lalu seluruh dunia,'

'Dan tidak menutup kemungkinan bahwa Off mungkin juga hanya kaki tangan dari iblis sesungguhnya'

'Mungkin Off bisa saja setega itu membunuh kekasihnya. Bukan untuk dirinya, tapi untuk seseorang yang menyuruhnya,'

.

.

.

.

.

"Kau masih yakin melanjutkan rencana itu?"tanya Bright sembari meminum darah yang berada di gelasnya.

"Tentu saja Bright. Apalagi yang kita tunggu hm?"balas Off yang juga menyesap darah dari gelasnya. "Lalu apakah ada kabar dari House of Lords Win?"

"Tidak ada. Masih belum ada bukti yang kuat untuk mencurigai seseorang disana,"jawab Win kemudian memakan daging sapi yang ia siapkan sendiri.

"Kau dengar sendiri bukan Bright? Jika di House of Lords tidak ada hal yang bisa dicurigai selain bangsawan kejam dan keji berarti tinggal satu tempat lagi yang harus kita periksa, dan kali ini kita harus bisa menemukannya,"

"Pusat Pelatihan Hunters di Durham,"




















🔪🔪🔪🔪🔪

*Viscount = Viscount adalah seseorang yang berdiri di posisinya di bawah grafik, menyerahkan kepadanya. Judul Viscount adalah turun temurun. Namun, itu juga dapat diperoleh oleh orang-orang dari keluarga yang kurang mampu, misalnya, manajer perkebunan milik pemerintah. Setiap viscount adalah seorang bangsawan yang diberkahi dengan semua hak istimewa dari strata masyarakat tertinggi. Banyak dari mereka dibebaskan dari undang-undang dan tugas. Di sisi lain, partisipasi dalam permusuhan dan demonstrasi kesetiaan pribadi membuka pintu bagi para viscount ke koridor-koridor brilian dari istana kerajaan dan membantu menaiki tangga aristokrat.

*House of LordsDewan Bangsawan (: House of Lords) adalah sebutan bagi majelis tinggi dalam Parlemen Kerajaan Bersatu Britania Raya. Parlemen Kerajaan Bersatu Britania Raya berasal dari dewan penasihat raja pada abad pertengahan. Pada waktu itu, anggota dewan kerajaan terdiri dari rohaniwan, bangsawan, dan perwakilan dari pemerintah lokal yang disebut county (daerah administrasi juga kemudian mengirimkan wakilnya). Parlemen pertama yang dimiliki Kerajaan Bersatu (1295) terdiri dari  uskup agung, uskup, kepala biara, bangsawan bergelar Earl dan Baron, dan wakil-wakil dari daerah-daerah administrasi shire dan borough

Continue Reading

You'll Also Like

159K 11.8K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
27.6K 4.5K 16
Allura Christy Gadis remaja polos nan lugu yang kerap kali mendapat bullyan dari semua siswa siswi di sekolahnya. Bagaimana tidak, sekolahnya saja s...
AZURA By Semesta

Fanfiction

220K 10.6K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
731K 58.7K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...