Theressa [COMPLETED]

By madebygigie

4K 562 76

[FOLLOW SEBELUM BACA] Cerita perjalanan hidup Theressa, gadis yang udah SMA tapi size anak sd yang dikeliling... More

Prolog
Theressa Savina Aurellia
Osvaldo Kevin Gustova
1 | Gebetan baru
2 | Sakit
3 | Pdkt
4 | Kepo
5 | Jatuh cinta?
6 | Jadian?
7 | Rumah Theressa
[BUKAN UPDATE]
8 | Batu nisan, Beling, dan Sakit
9 | Kepingan Kenangan Theo.
10 | Liburan dan Duri Mawar
11 | Officially, IreNico & RayAmanda
12 | Cangkemanz's Party & Info
13 | Karamnya Kapal TheressAldo
14 | Positive Vibes Queens
15 | Aubrey Adara
16 | Tamparan bagi Theressa
17 | Kenyataan pahit
18 | Keyna vs Theressa
19 | Poor Theressa
20 | Rindu Theo
21 | Theressa Hilang.
23 | He's back
24 | Basecamp Cangkemanz
25 | Comeback.
26 | Jawaban dari Semua Pertanyaan.
27 | Hidden Gems.
28 | Surprise
29 | Tragedy
30 | Akhir Segalanya

22 | Twins power

64 12 0
By madebygigie

Hai! Ini agak absurd sedikit karena yaa begitu lah wkwk. Tapi semoga kalian yang baca suka ya❤️❤️

Btw, terimakasih sudah mendukung cerita Theressa sampai sini🥺❤️ lovv u guys❤️❤️

Jangan lupa habis baca, vote, comment, dan share cerita ini ke temen-temen kalian ya!

Btw kalo mau spam comment boleh banget. Kalo comment di part ini tembus 50 comment, aku bakal double update mingdep❤️

Happy reading, sweetestbabes✨💜

⚡️ 22 | Twins power ⚡️

Veno dan Rian sudah dekat dengan hutan tempat yang ditunjukkan oleh Gangga tadi. Rian menatap sekeliling, ia merasa tidak ada satupun penjaga disini.

Saat Gangga baru saja sampai, Rian langsung menghampirinya.

"Ini beneran tempatnya?" Gangga mengangguk mantap. Ia sangat yakin bahwa ini tempatnya.

Setelah semuanya berkumpul. Mereka menyusun rencana pencarian. Gangga bersama Veno dan Rian mulai menelusuri hutan.

Setelah berjam-jam menelusuri hutan, mereka tampak sia-sia. Tidak ada satupun tempat Theressa disekap. Semuanya menyerah dan akhirnya kembali ke rumah masing-masing dengan kendaraan masing-masing atas perintah Rian.

Veno berjalan dengan lesu, ia menunduk saat melihat mamanya berdiri di teras penuh harap kepadanya. "Nggak ketemu ma." tanpa ditanya pun Veno sudah tahu apa yang akan ditanyakan mamanya.

Veno berjalan menuju kamarnya diikuti oleh Sherin. Nadia pun berjalan masuk ke kamarnya dan menutup pintu cukup kencang membuat Sherin yang masih berada di tangga terkejut. Dengan cepat Veno menghampiri dan menggendong adik kecilnya.

"Sherin udah mandi dan makan malam?" Sherin mengangguk. Kedua tangan mungilnya dikalungkan pada leher Veno.

"Kakak! Sherin mau nginep di kamar kakak lagi ya?" Veno menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju kamar mandinya. Ia lelah.

Sherin bermain game di handphone Veno. Tiba-tiba saja ada notifikasi masuk, Sherin membaca pesan itu dengan pelan.

Walaupun umur Sherin baru menginjak 5 tahun, Sherin sudah bisa membaca dengan lancar.

"Ini maksudnya apa ya? Sherin pusing" Sherin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pandangan itupun tidak luput dari pandangan Veno. Setelah memakai kaosnya, Veno duduk di belakang Sherin.

"Ada apa?" Sherin menoleh dan memberikan handphone Veno. Ia membaca pesan itu satu persatu. Veno membelalakkan matanya ketika ada sebuah video muncul di sana.

Veno berjalan menjauh dari Sherin. Ia memutar video itu. Dada Veno naik turun melihat isi video itu, matanya memanas dan kakinya terasa lemas. "Kak Rere..." lirihnya. Ia buru-buru mengirim video itu kepada Rian.

Saat Veno hendak memencet tombol kirim, namun nama Rian terpampang nyata di layar handphonenya.

"Veno! Lo dapet videonya?"

Veno menelan salivanya dengan sangat berat.

Dapet kak, terdengar helaan nafas berat di ujung sana.

"Kita belum dapet alamat pastinya. Tapi berdoa aja ya No." Veno menganggukkan kepalanya yang tentu saja tidak terlihat oleh Rian. Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Veno berjalan mendekati Sherin yang duduk di atas kasur sedang menunggunya.

"Kok gak bobo?" tanya Veno dengan suara serak. Sherin meneliti wajah tampan kakak laki-lakinya itu, Kakak habis nangis? Veno menggeleng dan langsung menyuruh adik satu-satunya itu untuk tidur.

Sherin menurut, ia langsung merebahkan badannya dan diselimuti oleh Veno. Veno pun ikut bergabung dengan adiknya. Keduanya tidur dalam damai.

Nadia dan Kenzo membuka pintu kamar Veno perlahan, mereka melihat kedua buah hatinya sedang tertidur pulas. Nadia mengelus rambut Veno dengan lembut, ia tidak ingin tidur anak-anaknya terusik.

Pagi ini, para sahabat Theressa mengeluarkan aura yang mencekam dan tampak raut kesedihan yag tercetak jelas di wajah mereka. Wajah Cilla dan Irene nampak sembab karena habis menangis dalam waktu yang terlalu lama.

"Gua gak habis pikir sama orang yang udah sekap dan siksa Ressa." Cilla menghembuskan nafasnya dengan kasar, Irene mengangguk membenarkan. Mereka berdua sudah tahu tentang video itu. Karena Rian mengirimkan pada Nico dan Gangga.

Indy dan kedua sahabatnya merasa kasihan pada sahabat Theressa. Ia bangun dari duduknya dan menghampiri bangku sahabat Theressa yang tidak jauh dari tempatnya. "Mau gua bantu ngga?" tawar Indy. Nayla tersenyum menanggapi tawaran Indy, "Gak usah Ndy, udah dibantu sama anak-anak Cangkemanz kok. Makasih ya." Nayla tersenyum dan dibalas dengan senyuman juga oleh Indy.

Bel telah berbunyi, semuanya kembali ke bangku masing-masing.

Beberapa menit berlalu, Irene dan sahabatnya tidak bisa berkonsentrasi belajar. Mereka berempat memilih untuk tidur saja.

Bel istirahat berbunyi, Rian dan ketiga sahabatnya berlari menuju parkiran mobil. Gangga mengirim pesan pada Cilla mengabari bahwa mereka akan pergi mencari keberadaan Theressa.

Mereka pergi dengan mudah, karena para guru sudah tahu berita tentang Theressa yang diculik. Jadi para guru membiarkan sahabat-sahabat Theressa termasuk anak-anak Cangkemanz keluar sekolah bertujuan mencarinya.

"Yang sekap Theressa hebat banget sampe kita gak tahu tempat dia sembunyiin Theressa." Rian mengangguk dan tetap fokus dengan jalanan di depannya.

Setelah tiga jam, mereka tidak menemukan tempat Theressa disekap.

🍂🍂🍂

Sudah lima hari Theressa disekap di rumah tua yang letaknya di tengah hutan. Sudah lima hari pula, sahabat dan keluarga Theressa mencari keberadaannya.

"Ma, Pa, Rere takut.." lirih Theressa saat melihat David membawa ikat pinggang. Theressa yakin ia akan dipukuli dengan ikat pinggang itu.

Badan mungil Theressa yang tadinya putih, bersih, dan mulus itu sekarang penuh luka dan lebam. Badan Theressa yang tadinya berisi, sekarang sangat kurus. Tenaganya pun melemah. Selama Theressa disekap, ia tidak pernah diberi makan. Ia hanya disuruh memuaskan nafsu David saja. Dan setiap disuruh untuk memuaskan nafsu David, ia selalu menolak. Dan akhirnya ia akan disiksa oleh David.

Kondisi Theressa sangat menyedihkan kali ini. Selain badannya penuh luka dan lebam, hoodie yang tadinya ia pakai pun kini sudah dilepas. Legging yang membalut kaki Theressa pun sudah sobek.

Theressa hanya berharap ada orang yang menemukannya sebelum ia meninggal dengan kondisi mengenaskan.

"Yo bantuin Rere..." batinnya.

Setelah Theressa mengucapkan kalimat itu dalam benaknya, terdengar suara petir yang menggelegar seolah semesta mendengarkan suara batin Theressa.

Petir terus berbunyi saling menyahut. David menunduk menutupi telinganya dan melihat ke arah Theressa. Tiba-tiba saja Theressa menatapnya dengan nyalang. Bola matanya terlihat berubah warna menjadi merah dan memancarkan aura kemarahan.

Tanpa David sadari, Theressa telah lepas dari ikatan di tangan dan kakinya. Theressa bangkit, ia berjalan mendekati David.

David takut? Tentu tidak. Ia malah melayangkan ikat pinggang dan memukul ke arah Theressa hingga mengenai perut Theressa.

Apakah Theressa merasakan sakit? Tentu.
Apakah Theressa menyerah? Tidak. Ia mendelik marah ke arah David serta Keyna yang baru saja masuk.

"WHAT ARE YOU DOING HERE, BITCH?!" Theressa berteriak bersamaan dengan suara petir dan cahaya kilat di luar sana. Keyna berjongkok sambil menutup telinganya.

David berlari mendekati Keyna yang ketakutan. "Hei, jangan takut." Bisik David sambil memeluk Keyna.

Keyna melihat ke arah Theressa. Ia terkejut, "Theo?" Cicitnya. David menoleh ke arah Theressa juga. Ia terkejut saat melihat bayangan Theo dibelakang Theressa.

David bangkit mendekati Theressa. Ia hendak menggapai tangan Theressa yang terkepal kuat. Namun David malah terpental saat memegang tangan Theressa karena merasa tangan Theressa panas.

Tiba-tiba saja, pintu ruangan ini didobrak oleh seseorang. Rian dan Gangga masuk ke ruangan itu. Ia melihat Theressa yang marah dan Keyna yang ketakutan. Gangga menghampiri Theressa.

"Adara, udah marahnya" Theressa menggeleng. Dirinya bukan Adara. Gangga terlihat bingung. Tidak lama kemudian Theressa ambruk dan pingsan.

Nico dan anak-anak Cangkemanz sudah menghabisi David dan anak buahnya. Sekarang mereka dibawa ke kantor polisi. Keyna juga dibawa ke kantor polisi.

Gangga dan Rian sekarang menuju rumah sakit. Mereka terus menangis melihat kondisi Theressa.

"Halo, No.." lirih Rian

"Kenapa kak?" Veno mendesak Rian agar berbicara cepat.

"Ke rumah sakit yang alamatnya gua kirim di grup ya. Ajak mama papa, Theressa udah ketemu ini lagi perjalanan mau ke rs." Rian mematikan sambungan teleponnya.

Adijaya Hospital.

Theressa hampir saja kritis jika penanganannya terlambat. Sekarang Theressa sedang tidur dengan tenang. Rian dan Gangga menatap kosong ke arah gadis di dalam ruangan itu.

"Coba aja lebih cepet ketemunya, gak bakal banyak luka di badan Theressa." Sesal Rian.

"Tapi kita harus bersyukur yan. Kita nemuin Theressa sekarang. Kalo telat, bisa aja kita kehilangan sahabat kita untuk kedua kalinya." Rian mengangguk.

Tidak lama kemudian, Kenzo dan Nadia datang setengah berlari menghampiri dua remaja yang menjadi sahabat anak-anaknya. Gangga langsung mengambil alih gendongan Sherin dari Nadia.

"Mama masuk aja sama papa ayo. Kata dokter Theressa boleh dijenguk kok, asal jangan berisik." Kenzo mengajak Gangga dan Rian untuk ikut masuk dengan mereka.

Sherin menangis kala melihat mamanya menangis sambil memegang tangan milik kakaknya.

"Abang..." lirih Sherin sambil memeluk leher Gangga dengan kencang.

"Hmm?" Gangga berdeham membalas panggilan Sherin.

Sherin minta untuk diturunkan, ia bilang ia ingin mendekati kakak perempuannya. Gangga menuruni Sherin dari gendongannya. Tepat saat Sherin turun dari gendongan Gangga, Veno datang dan menghampiri Gangga dan Rian.

"Gimana?" Tanya Veno.

"Ajak Sherin deketin Ressa dulu deh, No." Veno mengangguk dan menggenggam tangan mungil adik bungsunya.

Rian dan Gangga berjalan keluar ruangan memberikan keluarga kecil itu waktu untuk melepas rindu.

"Kak Rere pasti mukanya perih." Celetuk Sherin saat ia duduk dipinggir bankar. Ia mengelus rambut kakaknya dengan sayang sambil menangis melihat luka dan lebam yang ada di seluruh badan Theressa.

"Kak.. ayo bangun Veno kangen," lirih Veno. "Iya ayo bangun, Sherin juga kangen tau kakak lama banget hilangnya." Sherin menambahkan.

Aura kesedihan terpancar di ruangan ini.

Setelah sejam ia tertidur, Theressa membuka matanya. Ia mengedarkan pandangannya. Badannya terasa lemas. Ia menoleh pada tangan kanannya yang digenggam seseorang. Mama. Batinnya. Theressa menoleh ke samping kirinya, ada Veno yang memejamkan matanya, dan Sherin yang mengelus punggung tangannya.

"Sherin..." lirih Theressa dan membuat Sherin terkejut.

"KAKAK UDAH BANGUN?" Theressa mengangguk lemah dan tersenyum. Teriakan Sherin membuat Nadia, Kenzo, dan Veno terbangun dari tidurnya. Rian dan Gangga yang menunggu diluar sana juga langsung memanggil dokter.

"Hai sayang," Nadia menitikkan air matanya. Ia mengecup berkali-kali punggung tangan Theressa.

Tak berlangsung lama, dokter datang dan memeriksa keadaan Theressa. Dokter tersenyum, ia mengatakan bahwa Theressa sudah membaik meski masih lemas.

"Abang, Akak! Sini deketan." Theressa memanggil kedua remaja yang berada di ambang pintu itu dengan suaranya yang lemah. Gangga dan Rian langsung menghampirinya.

Theressa tersenyum melihat Rian dan Gangga. Ia tahu, mereka berdua lah yang menemukan Theressa didalam ruangan itu. Tetapi ia terlihat bingung mencari seseorang.

"Kak Nico sama Dandi kemana?" Tanya Theressa. Seingatnya, ada Nico dan Dandi yang menangani David dan anak buahnya.

"Balik ke sekolah" sahut Rian singkat.

"Re, vidcall yuk sama anak-anak." Theressa tersenyum dan mengangguk. Ia rindu pada sahabat-sahabatnya.

Gangga menaikkan sedikit kepala ranjang Theressa.

"HAIII RESSAAAA!" Carollina berteriak kala melihat wajah Theressa yang tersorot.

"Kalo lo udah sembuh kita perawatan Re! Biar glowing!" Seru Nayla yang membuat Theressa terkekeh.

"Kangen kalian ih. Gak kelas?" Tanya Theressa dengan lemah.

"Kelas. Tuh Pak Dino di depan." sahut Cilla.

"Emang nggak dimarah?" Tanya Theressa bingung.

"Hahaha enggak. Malah pengen ikutan vidcall. Dia kangen lo, Re." Theressa terkekeh melihat tingkah sahabatnya.

"Perih ya, Re?" Tanya Irene sambil meringis. Theressa mengangguk tetapi ia tersenyum dan berkata 'gapapa'

"Tau gak sih? Gua dibantuin sama Theo. Terus ada petir, ada kilat, terus tangan gua dipegang David katanya panas." Theressa bercerita dengan semangat. Sahabatnya terkekeh melihat tingkah Theressa.

"Halu lo. Mana mau Theo bantuin kembarannya yang somplak." Celetuk Nayla. Theressa mencebikkan bibirnya.

💫💫💫

Setelah lima hari dirawat, kemarin Theressa sudah pulang dan hari ini ia bersekolah. Theressa berjalan sambil tersenyum manis di koridor sekolah.

"Theressa katanya diculik David tau."
"Ya gak salah sih, David soalnya ngejar-ngejar Theressa dari dulu makanya Theressa diculik."
"Katanya itu ide Keyna, bener?"
"Iya. Kan Keyna iri sama Theressa."

Theressa berjalan dengan tenang. Ia ingin cepat sampai di kelasnya.

To be continue...

Gimana menurut kalian part ini? Amburadul yah? Maaf gak sesuai ekspetasi kalian🤗

Mission 1: menemukan Theressa yang hilang. Complete

Masih ada misi lagi yang harus dituntaskan. Kalian bisa tebak gak, misinya apa? Jawab di kolom komentar yah!!

Jangan lupa spam comment di part ini sampe part ini tembus 50 comment!❤️❤️❤️

—Salam sayang,
Gekti udah sold out🍓❤️

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.4M 300K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
4M 312K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.5M 11.4K 4
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...