Terpaksa Menikah Dengan CEO [...

By Aylesgirl_

7.4M 440K 13.9K

⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra... More

Prolog
Part 1|
Part 3|
Part 4|
Part 5|
Part 6|
Part 7|
Part 8|
Part 9|
Part 10|
Part 11|
Part 12|
Part 13|
Part 14|
Part 15|
Part 16|
Part 17|
Part 18|
Part 19|
Part 20|
Part 21|
Part 22|
Part 23|
Part 24|
part 25|
Part 26|
Part 27|
Part 28|
Part 29|
Part 30|
Part 31|
Part 32|
Part 33|
Part 34|
Part 35|
Part 36|
Part 37|
Part 38|
Part 39|
Part 40 |
Part 41|
Part 42|
Part 43|
Part 44|
Part 45|
Part 46|
Part 47|
Part 48|
Part 49|
Part 50|
Part 51|
Part 52|
Part 53|

Part 2|

184K 10.6K 427
By Aylesgirl_

Author Pov

Pagi ini Nea sudah siap untuk pergi bekerja namun ia belum berangkat karena masih menungggu sahabat barunya siapa lagi jika bukan sania. Nea sekarang sudah tinggal bersama Sania lebih tepatnya nge-kost bersama Sania.

"San cepet dong!" Teriak kesal Nea karena dari tadi sania masih saja berdiri di depan kaca entah apa yang ia lakukan sampai selama itu.

"Iya-iya gue udah siap" ujar Sania seraya berputar-putar seperti penari balet.

"Uhuk-uhuk" Nea terbatuk-batuk dan refleks menutup hidung mencium parfum baru Sania yang baru kemarin ia beli.

"Lo kenapa?" tanya Sania dengan wajah tanpa dosanya.

"Lo nggak sadar apa kalau minyak wangi lo itu bau nya nyengat banget kayak minyak nyong-nyong" ucap Nea sambil menutup hidung nya.

"Sembarangan lo ini tu parfum mahal ya baru kemarin gue beli" ucap Sania tak terima.

"Terserah lo mau ngomong apa yang penting sekarang buruan kita berangkat!" ajak Nea lalu keluar karena tak tahan bau parfum dari Sania.

Suara ponsel Nea berbunyi ia pun langsung mengangkat telpon tersebut, ternyata panggilan telpon itu adalah nomor ayahnya.

"Halo pak?"

"Halo mbak ini aku Rifki" ucap laki-laki dalam telpon terdengar itu adalah suara adiknya yang duduk di bangku SMA.

"Iya ada apa dek?" Tanya Nea.

"Bapak sakit mbak" ucap nya to the point.

"Hah apa? Sakit apa?" Tanya Nea khawatir.

"Bapak sakit jantung mbak, dan harus segera di operasi"     


Nea khawati dan cemas, tapi ia menahan sekuat tenaga untuk tidak menangis terlalu kencang, karena itu hanya akan membuat keluarga nya tambah sedih. Ia mencoba kuat dan berpikir positif juga memberikan pikiran positif itu untuk adiknya jika ayahnya tidak akan kenapa-napa.

"Mbak-mbak masih disana kan?" Tanya Rifki cemas yang tidak mendengar suara Nea.

Nea tersentak kaget lalu sadar dari lamunannya, "i iya embak masih di sini, kamu tenang aja nanti mbak akan kirim uang untuk bapak" ucap Nea tanpa berfikir panjang.

"Tapi mbak biaya nya itu nggak sedikit" ujar Rifki di dalam telpon.

"Udah tenang aja kamu kan tau mbak mu ini kerja di kantor besar pasti gajinya juga besar, ya walau pun cuman jadi cleaning servis tapi atasan mbak juga baik jadi mungkin mereka mau membantu" ucap Nea panjang lebar.

"Rifki kamu telpon siapa?" Terdegar suara wanita yang sangat Nea kenal, ya itu adalah ibu Nea.

"Telpon mbak Nea buk, mbak juga harus tau"

"Kamu jangan bebani mbak mu, mbak mu juga butuh uang untuk hidup di kota besar di sana"

Terdengar perdebatan di sana, Nea hanya diam.

"Nea ini ibu, sudah kamu jangan dengarkan apa kata adik mu bapak nggak papa kok, ibu juga udah menawarkan sawah kita untuk di jual jadi kamu nggak perlu pikirin kita disini"

"Gak bu, Nea akan tetap kirim uang untuk bapak, nanti Nea akan coba pinjam ke perusahaan bu"

"Kalau tidak bisa jangan di paksa nak, nanti kamu malah yang terbebani"

"Gak kok bu, Nea gak merasa terbebani sama sekali."

"...."

"Ya sudah bu Nea mau berangkat keja dulu" ucap Nea lalu mematikan panggilan telpon tersebut.

Tanpa ia sadari ternyata ada seseorang mengangamati dan mendengarkan semua obrolan Nea di telpon. Siapa lagi jika bukan teman nya itu 'Sania'.

"Nea, lo yang sabar ya... gue denger semua tadi dan gue juga ikut sedih dengernya gue nggak bisa bantu apa-apa cuman bisa bantu do'a buat kesembuhan bapak lo" ujar Sania.

"Nggak papa San, makasih ya lo udah do'a in bapakku"

"Nanti gue bantu deh ngomong ke pihak keuangan kantor buat pinjemin lo duit" ujar Sania.

"Makasih ya san lo baru aja jadi temen gue, tapi udah sebaik ini ke gue" ucap Nea.

"Iya udah melow-melow an nya nanti kita lanjutin setelah pulang kerja aja, sekarang mari kita bekerja untuk mencari duit yang banyak" seloroh Sania membuat Nea tersenyum sambil mengusap air matanya.


Mereka berdua pun bergegas pergi kekantor menggunakan motor matic kesayangan Sania.

___________________

Sekarang Sania dan Nea sedang berada di ruangan bagian keuangan kantor.

"Maaf sebelumnya perusahaaan tidak bisa meminjamkan uang sebesar itu kepada kariawan, apa lagi kamu adalah kariawan baru disini, masa ia kamu dah kas bon aja?" kata-tanya memang manis di awal tapi lihat kata- kata terakhinya, sangat menggigit sekali.

"Oh gitu ya bu" ucap Nea dengan lesu.

"Masa nggak bisa si bu setengah deh setengah nggak papa, ini itu urgend banget" ucap Sania membantu membujuk staf keuangan tersebut.

"Maaf tetap tidak bisa, tapi jika memang uang nya sangat di butuhkan lebih baik kamu ngomong langsung sama CEO disini karena hanya ia yang bisa mengubah peraturan" saran staf keuangan tersebut.

"Ya sudah bu terima kasih" ucap Nea dan sania lalu keluar dari ruangan itu dengan wajah yang di tekuk.

Nea dan sania berjalan beriringan.

"Gimana ini San?" Tanya Nea.

"Ya pilihan satu-satunya lo harus minta bantuan ke pak Ryszard CEO sekaligus pemilik perusahaan ini" jawab Sania.

"Tapi gue takut"

"Ntar gue temenin tapi gue tunggu di depan lo yang masuk hehehe" ucap Sania sambil terkekeh untuk mencairkan suasana.

"Itu mah sama aja bo'ong" dengus Nea kesal.

"Yaudah yuk kita lanjuk bersih-bersih" ajak Sania lalu mereka berdua pun melanjutkan tugas masing-masing.

_______

Sekarang tiba lah jam pulang kantor.

Nea dan Sania sekarang berdiri di depan pintu yang bertuliskan (CEO).

"San temenin aku dong" bisik Nea kepada Sania.

"Gue nggak berani" cicit Sania.

"Lo aja nggak berani apalagi gue yang pernah buat kesalahan" ucap Nea mengingat ia sudah melakukan kesalahan dua kali kepada CEO.

Tanpa menggubris perkataaan Nea, sania mengetuk pintu itu.

Tok

Tok

Tok

"Masuk!" Seru seseorang dengan suara beratnya dari balik pintu yang membuat bulu kuduk Nea dan Sania merinding.

"Udah sono buruan masuk!" Ucap Sania membukak kan pintu untuk nea.

Mau tak mau Nea harus masuk sekarang karena pintu sudah terbuka lebar.

Dengan menampilkan senyum semanis mungkin, Nea masuk dengan rasa takut yang memenui hati nya.

Pria itu fokus dengan laptopnya dan tanpa menoleh ke arah Nea, pria yang ada di dalam sana mempersilahkan Nea untuk duduk.

"Duduk!" Titahnya dan Nea pun patuh dan duduk menghadap pria itu, ia tak kuasa menatap wajah di depan nya dan memilih untuk menunduk.

"Terima kasih pak," ucap Nea dan itu pun masih belum di lihat oleh pria itu ,ia hanya mengangguk dan masih fokus dengan laptopnya.

"Jadi ada keperluan apa kamua kesini?" Tanya nya dengan to the point.

"Em jadi gini pak saya kesini mau meminjam uang sebesar 100jt ke perusahaan untuk pengobatan bapak saya," ucap nea dengan lirih.

"Apa yang akan saya dapatkan dengan saya meminjamkan kamu uang?" Tanya pria itu.

Sebenarnya kalau hanya 100juta saja kecil bagi Ryszard tapi ia tidak ingin memberika uang itu secara cuma-cuma dan tanpa imbalan apapun.

"Saya tidak bisa memberikan apapun untuk bapak karena memang saya tidak punya apa pun pak, saya janji akan mengembalikan uang itu dengan cara mencicilnya sampai lunas walau pun sampai seumur hidup saya".

"Saya mohon pak, bapakk saya di kampung sedang sakit jantung dan perlu di oprasi jika tidak-" Nea tidak melanjutkan kata-katanya.

Pria itu mendongak lalu menatap manik coklat milik Nea "jika tidak, apa?" Tanya nya.

"B bapak tidak akan selamat" ucap nea dengan air mata yang sudah tak dapat di bendung lagi.

"Kamu tahukan uang 100 juta bukan uang yang kecil? Saya bersedia membantu kamu asal kamu menikah dengan saya" ucap Ryszard dengan enteng nya.

"Ha maksud bapak?" Tanya Nea tak percaya karena baru minggu lalu ia melihat pria itu sedang bercumbu dengan wanitanya dan sekarang mengajak nya menikah.

Entah terjatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus mau menikah dengan CEO muda dan tampan di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

"Kalau kamu tidak mau ya sudah saya tidak keberatan toh juga saya tidak merasa di rugikan"

"Ta tapi pak"

"Pergi dari ruangan saya!" Titah Ryszard.

"I iya pak saya bersedia untuk menikah dengan bapak tapi saya mau uang nya secepatnya" tanpa berpikir panjang lagi Nea bersediah untuk menikah dengan bos nya itu karena sudah tidak ada cara lain untuk ia mendapatkan uang untuk pengobatan bapak nya.

"Bagus. Itu bisa di atur" ujar pria itu lalu mengambil telpon nya dan menghubungi seseorang.

"Rik, datang keruangan saya sekarang!" Serunya lalu langsung mutus sambungan telpon nya.

Emrik danuarta
Sekertaris pribadi Ryszard, memiliki paras yang tampan namun belum kunjung mempunyai pasangan berbeda dengan Ryszard yang sudah memiliki kekasih. Sampai-sampai ada beberapa karyawan yang bergosip jika Emrik itu 'gay'.

"Anda serius akan menikah dengan wanita ini?"tanya Emrik memastikan lagi apa yang di katakan Ryszard beberapa saat lalu.

"Ya aku serius dan sekarang kau buat kan surat perjanjian pernikahan untukku" Nea kaget mendengar itu 'surat perjanjian pernikahan' apa maksudnya apakah pernikahan nya nanti akan seperti yang ada di novel-novel pernikahan kontrak?.


******

Surat perjanjian

Pihak 1: Ryszard Adyatama.
Pihak 2: Neandra Adsila.

1. Setelah menerima uang sebesar 100jt rupiah pihak 2 wajib menikah dengan pihak 1.
2. Setelah menikah pihak 2 wajib menuruti semua apa yang di katakan pihak 1.
3. Pernikahan hanya akan berlangsung selama enam bulan.
3. Jika suatu hari nanti datang waktu nya pihak 1 dan pihak 2 berpisah, pihak 2 tidak berhak menggugat harta pihak 1 kecuali pihak 1 sendiri yang memberikan harta itu.

Setelah membaca isi surat perjanjian itu Nea merasa tidak keberatan namun ia ingin mengajukan satu perjanjian.

"Bagaimana?" Tanya zard.

"Saya tidak keberatan pak, tapi karena pernikahan ini bersifat sementara jadi saya ingin mengajukan perjanjian untuk tidak akan melakukan hubungan badan."

"Oke saya kabulkan. Rik, tambahkan point itu tanpa merubah isi perjanjian yang telah tertulis sebelumnya" ucap Ryszard masih dengan senyum devil nya.

Emrik mengangguk dan segera menambahkan point yang di minta oleh Nea.

Setelah di rasa sudah mantap Nea tanpa berpikir panjang langsung menandatangangi surat tersebut di atas materai.

"Rik ambilkan uang di brangkas!" Titah zard.

"Baik, akan saya ambilkan" ucap nya dengan patuh lalu berjalan kearah brangkas dan memasukakan pin nya lalu mengambil uang dan ia maksukkan ke dalam amplop coklat yang cukup besar.

"Ini pak," Emrik menyerahkan amplop itu.

"Berikan kepada gadis itu!" Titahnya lalu Emrik pun menurutinya dan memberikan tas yang berisi uang tersebut kepada Nea.

"Terima kasih pak" ucap Nea.

"Kamu boleh pergi!" Titah Ryszard.

"Baik pak, sekali lagi saya terima kasih dan juga saya mau minta ijin untuk cuti tiga hari untuk memberikan uang ini kepada orang tua saya dan sekaligus menengok kondisi bapak saya"

"Okeh saya ijinkan tapi awas kalau sampai kamu coba-boba kabur dari saya, kamu tau kan siapa saya?"

"I iya pak saya janji tidak akan kabur" ucap Nea.

"Tunggu apa lagi? Keluar!" Nea tersentak kaget lalu keluar dari ruangan itu.

"Huh" Nea menghela napas lega bisa mendapatkan uang untuk pengobatan bapak nya di kampung.

"Gimana?" tanya Sania yang sedari tadi menunggu di depan pintu.

Nea hanya mengangkat amplop yang berisi uang tersebut seraya mengode jika yang ada di dalam sana adalah uang.

"WOW lo pakein jampi-jampi apa tuh pak Ryszard?" tanya Sania tak percaya.

"Astagfirullah, gue nggak se musrik itu sampem ngasi pak Ryszard jampi-jampi"

"Hahaha ceritain dong ke gue gimana cara lo bujuk pak Ryszard sampek lama gitu di dalem, atau jangan-jangan lo-" Sania menggeleng-geleng kan kepalanya untuk menetralisir pikiran nya yang sudah trafeling ke mana-mana.

"Sembarangan lo, gue nggak ngapa-ngapain kok di dalem" ucap Nea meyakinkan Sania.

"Ya siapa tau aja lo udah buntu dan lo berinisiatif buat menggoda pak Ryszard" ucap Sania menumpahkan semua pikiran negatif yang ada di dalam pikiran nya.

"Udah dari pada lo mikir yang macem-macem mending sekarang lo antar gue aja ke stasiun, gue mau pulang sekarang" ucap Nea panjang lebar.

"Jadi lo mau pulang kampung?" tanya Sania.

"Iya aku mau pulang sekarang, lebih cepat lebih baik kan"

"Iya sih tapi lo tega ninggalin temen baru lo yang cantik nya kelewatan ini" ucap Sania dengan melankonis.

"Iya kelewatan cantik sampe jadi ancur kek gini" ucap Nea sambil tertawa terbahak-bahak dan melupakan sejenak masalah yang ia alami.

Tiba-tiba ponsel Nea berbunyi dan Nea pun langsung mengangkat nya.

"Halo"

"..."

"A apa?" Seakan runtuh dunia nya ia langsung terkulai lemas di lantai dengan air mata yang sudah banjir ke mana-mana.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 117 26
Neraya yang harus menjadi jasa cium untuk lelaki yang kesepian agar mendapatkan pundi-pundi uang untuk kebutuhan sehari-hari. Di suatu hari, seorang...
7.5M 582K 39
Seorang gadis SMA yang dijual oleh kedua orang tuanya kepada pengusaha besar yang berusia sekitar tujuh tahun lebih tua darinya. Sayna, gadis berusia...
936K 92.4K 49
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
1K 61 25
Hanya sebuah kesalahpahaman yang berakhir dengan nyawa