The Meeting | nct 00l

21.35 pm

────────────  f o u r  ────────────

Zoe
"shotaro, a-aku.. aku turut sedih mendengarnya.
semoga ada keajaiban untuk ibumu ya."

Jeno
🔊: "semoga ibumu bisa kembali sehat... Tuhan pasti mendengar doamu."

Jaemin
🔊: "kami mendoakan yang terbaik!"

Renjun
🔊: "semangat taro! jangan lemah ya! ayo lebih kuat lagi untuk ibumu!"

Yangyang
🔊: "jangan—"

Yangyang left the meeting

Zoe
"huh?"

Jeno
🔊: "yangyang left?"

Jaemin
🔊: "what happened with yangyang?"

Renjun
🔊: "mungkin sinyalnya buruk?"

Shotaro
🔊: "terimakasih temen temen, terimakasih doanya! maaf kalau aku mengacaukan malam kalian. Maaf sekali. Aku benar-benar harus pergi sekarang."

Renjun
🔊: "tidak apa-apa, hati-hati ya taro, jangan lupa pakai masker saat ke rumah sakit!"

Shotaro
🔊: "Makasih renjun, aku izin pamit ya. Malam semuanya..."

Shotaro left the meeting

Jaemin
🔊: "aku merasa kasihan dengan shotaro... "

Jeno
🔊: "sekarang aku tahu kenapa dia memutuskan untuk keluar dari klub basket dan selalu terlihat murung di kampus waktu itu, mungkin karena dia memikirkan ibunya."

Renjun
🔊: "bagaimana dengan ayahnya?"

Jeno
🔊: "setahuku ayah dan ibunya sudah bercerai, entah karena apa."

Renjun
 🔊: "shotaro itu anaknya baik, lihat saja dari caranya bersikap, dia selalu berhati-hati dengan kata-katanya. ahhh kenapa dia harus mendapatkan nasib yang buruk sih?"

Jeno
🔊: "itulah alasannya mengapa aku mengajak shotaro untuk bergabung ke 00's gang, aku yakin di rumah dia pasti kesepian."

Renjun
🔊: "aku berharap ada keajaiban dari Tuhan untuk Shotaro..."

Jeno
🔊: "aku juga berharap seperti itu. kita doakan saja yang terbaik untuknya."

Jaemin
🔊: "hei Zoe? kau menangis?"

Zoe
"ah maaf... aku hanya merasa tersentuh ketika kalian menceritakan shotaro. Aku jadi teringat ibuku di Jeju..."

Jeno
🔊: "sama, aku sudah lama tidak mengunjungi rumah ibuku..."

Jaemin
🔊: "aku juga kangen masakan ibu..."

Renjun
🔊: "yah begitulah. semakin dewasa kita akan semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing kan?"

Zoe
"aku hanya bisa berdoa semoga ibuku di sana baik baik saja dan sehat selalu."

Jaemin
🔊: "aamiin!"

Renjun
🔊: "aamiin"

Jeno
🔊: "aamiin..."

Zoe
"now what?"

Renjun
🔊: "apa kita langsung mulai saja?"

Jeno
🔊: "seriously? hanya kita berempat?"

Jaemin
🔊: "lagipula mau sampai kapan menunggu?"

Zoe
"Haechan bagaimana?"

Renjun
🔊: "sebentar coba kutelfon dia,"

(renjun pun mulai mengambil handphonenya. kemudian ia dekatkan handphonenya ke telinga, menunggu panggilannya diangkat. Bertepatan dengan itu, sesuatu berbunyi di dalam meeting. Itu adalah sebuah suara nada dering handphone.)

Zoe
 "kurasa Haechan meninggalkan handphonenya."

Renjun
🔊: "argh dasar! kalau dia tidak berniat untuk malam ini lebih baik tidak usah menyuruh kita menunggu!"

Jeno
🔊: "lagipula lucu juga sih kalau dia harus membawa handphonenya ke bawah. niat dia kan hanya untuk mengambil cemilan"

Jaemin
🔊: "ah sudahlah, apa sebaiknya kita tunda saja malam ini? Lagipula tidak ada yangyang dan shotaro, pasti gak seru."

Zoe
"jangan-jangan... ada sesuatu buruk yang terjadi pada haechan?"

Jaemin
🔊: "alasanmu mengatakan itu?"

Zoe
"haechan sudah tidak kembali hampir setengah jam. Ia tidak mungkin pergi begitu saja  meninggalkan laptop dan handphonenya apalagi dalam kondisi menyala. Apa itu wajar?"

Jeno
🔊: "maksudmu haechan diculik?"

Renjun
🔊: "oh no.. jangan katakan seperti itu."

Jaemin
🔊: "kalian terlalu berspekulasi aneh aneh, lihat dulu haechan itu seperti apa. apa kalian tidak pernah ingat kalau dia selalu ngerjain kita?"

Zoe
 "jaemin?? ini bukan saatnya menyudutkan haechan. dia teman kita! kalau beneran ada sesuatu yang terjadi bagaimana?"

Jeno
🔊: "aku setuju dengan zoe." 

Renjun
🔊: "aku juga setuju! tapi kalau kita melapor ini ke polisi, kita kan tidak punya bukti. kita juga tidak bisa sepenuhnya yakin apa haechan beneran diculik atau tidak! ini semua kan hanya spekulasi.."

 Zoe
"lalu bagaimana? apa menurutmu diam saja juga tindakan yang tepat?"

Jaemin
🔊: "aku punya ide. bagaimana kalau kita susul ke rumahnya?"

Renjun
🔊: "KAU SERIUS??"

Jeno
🔊: "katakan kalau kau cuma bercanda. ini sudah malam jaemin!"

Jaemin
🔊: "loh kenapa? kalian takut? kalian sendiri yang bilang khawatir sama haechan."

Zoe
"tapi jarak rumahku kan jauh sekali dengan rumah haechan..."

Jaemin
🔊: "siapa yang bilang kau ikut Zoe? kau diam saja dirumah. Biar kami yang memeriksa keadaan haechan."

Jeno
🔊: "kenapa kita tidak suruh yangyang saja? diantara kita hanya rumah dia yang jaraknya dekat dengan rumah haechan."

Renjun
🔊: "aku setuju!"

Jaemin
🔊: "kalian menyuruh yangyang? kalian tidak lihat wajahnya sepucat apa tadi? dia sedang sakit! lalu kalian tega menyuruhnya keluar rumah?"

Zoe
"kali ini aku setuju dengan jaemin. kita tidak bisa menyuruhnya keluar rumah. Dia sakit dan kita tidak memastikan dia sakit apa, bagaimana jika dia suspect? itu akan menularkan virus kepada orang orang yang ada disekitarnya!"

"kasus covid cukup tinggi di negara kita, dan kita harus sadar hal itu."

Renjun
🔊: "Ya Tuhan Haechan kau kemana sih???!"

(renjun mengacak rambutnya frustasi. Sesekali ia menghembuskan napasnya dengan kasar)

Jeno
🔊: "begini saja, bagaimana kalau kita akhiri dulu meeting ini dan tunggu sampai jam 11 malam. Kalau dia tidak dapat dihubungi, kita susul ke rumahnya. Kalau dia tidak ada di rumah, kita hubungi 112. bagaimana?"

Jaemin
🔊: "ya sudah kalau maunya begitu. Semoga memang tidak terjadi apa-apa dengan Haechan."

Renjun
🔊: "semoga saja."

Zoe
"jam 11 malam? apa kita tidak terlalu menunggu lama hanya untuk memastikan keadaan haechan?"

Jeno
🔊: "jadi menurutmu baiknya gimana?"

Zoe
"sekarang jam 9.35, kita tunggu kabar haechan sampai jam 10. kalau memang gak ada kabar dari Haechan, kita masih sempat susul ke rumahnya dan lagi,  tidak terlalu kemalaman juga. Itu waktu yang tepat."

Jeno
🔊: "baiklah aku setuju. bagaimana yang lain?"

Jaemin
🔊: "deal."

Renjun
🔊: "deal."

Zoe
"okay, aku akhiri meetingnya ya."

╭─━━━━━━━━━━─╮
end meeting for all
╰─━━━━━━━━━━─╯

╭─━━━━━━━━━━─╮
leave meeting
╰─━━━━━━━━━━─╯

   klik!

*end meeting for all*

 are you sure you want to end the meeting?

━━━━━━━━━━━━━━━
yes                             no
━━━━━━━━━━━━━━━

Haechan
🔊: "psst! hei kawan kawan! kalian dengar suaraku?"

Zoe
"HAECHAN????"

Jaemin
🔊: "HAECHAN???"

Jeno
🔊: "HAECHAN???"

Renjun
🔊: "HAECHAN????"

klik!

*no*

Zoe
"YA TUHAN KAU KEMANA SAJA SELAMA INI??"

Jeno
🔊: "KAU MENGAMBIL CEMILAN ATAU BARANG TAMBANG SIH? LAMA BANGET!"

Jaemin
🔊: "KAU MAU NGERJAIN KITA LAGI YA??"

Renjun
🔊: "KAU TAHU HAECHAN? KAMI HAMPIR INGIN MENELFON 112 TAKUT KALAU KAU DICULIK!"

Haechan
🔊: "sst! bisakah kita.....bicara pelan-pelan?"

Zoe
"ada apa denganmu???"

Renjun
🔊: "kau kenapa? mengapa wajahmu ketakutan?"

Jeno
🔊: "what's wrong?? "

Haechan
🔊: "A-aku..."

(haechan mengalihkan pandangannya dari layar. matanya bergerak kemana-mana. Kedua tangannya gemetar. Ia berusaha menarik napas sedalam-dalamnya seperti terlihat mencoba menenangkan diri.)

Zoe
"Haechan?? kau baik-baik saja??"

Jaemin
🔊: "kau kenapa haechan? beri tahu kami!"

Haechan
🔊: "a-aku tidak percaya dengan apa yang kulihat malam ini..."

Zoe
apa maksudmu? bicara yang jelas!"

(suasana mendadak hening. Semua menjadi diam. Menunggu Haechan yang terlihat sesekali ingin berbicara namun setelah itu ia mengatup bibirnya lagi. begitu terus selama hampir lima detik sampai akhirnya laki-laki itu mulai berani membuka suara.)

Haechan
🔊: "aku melihat sebuah mayat."
 

Zoe
🔊: "dimana??" 

Haechan
🔊: "selokan rumahku." 

🔊: "ada mayat yang mengapung di selokan rumahku." 

──────────── f o u r ────────────

guys can u tell me the reasons WHY kalian menunggu cerita ini? please let me know! 

mungkin itu bisa jadi obat buat aku yang sadly tiba-tiba kena writer's block T_T