Sour Candy | MarkHyuckβ˜‘

By Hc6689

1.2M 155K 49.2K

Mark Lee, seorang pemuda biasa yang hanya hidup untuk musik tanpa tertarik dengan hal lain, termasuk cinta. ... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
...

epilog

64.6K 6.2K 1.2K
By Hc6689

_

2 tahun lalu..

_








Doyoung menghela napas dari ambang pintu kala melihat Haechan yang hanya duduk diam ditepi ranjangnya, menatap kosong dinding. Pria tinggi itu mengetuk pintu pelan, mencoba meraih atensi pasiennya namun pemuda itu hanya diam, tak bergeming sedikitpun.

Doyoung masuk perlahan lalu menutup pintu pelan dan berjalan ke hadapan Haechan. Dokter muda itu berjongkok, melihat wajah sang pasien yang telah ia tangani dari 1 bulan lalu.

"Haechan-ah.. Apa yang kau lihat?" Tanyanya lembut, namun tak ada jawaban, hanya ada kesunyian yang memenuhi kamar.

Doyoung tersenyum maklum, ia edarkan pandangannya dan terhenti kala melihat setumpuk buku dongeng yang terselip diantara selimut tebal Haechan. Pria itu bangkit, melihat lebih jelas buku dengan sampul warna-warni itu dan kembali berpaling menatap Haechan sejenak.

Ia ambil buku yang tergeletak paling atas dan tersenyum gemas kala sadar itu adalah kumpulan kisah seorang putri dan Pangeran. Dia buka lembaran buku itu, membaca tiap kisah dalam halaman dan mengernyit saat ada satu halaman yang sobek. Dan bisa Doyoung lihat, halaman itu disobek dengan sangat kasar.

Tok.. Tok... Tok..

Doyoung berpaling, melihat pintu yang diketuk pelan dan meletakkan kembali buku itu ketempat semula lalu beranjak untuk membuka pintu.

"Ada apa?" Tanyanya pada Sungchan yang berdiri diam didepan pintu dengan wajah sendunya.

"Mn.. Boleh aku bertemu dengan Haechan hyung?" Doyoung tersenyum kecil lalu menggeleng pelan sebagai jawaban. "Tidak sekarang.. Kakakmu masih ingin sendiri"

"Lalu... kapan?" Tanya Sungchan dengan wajah tertunduk, kedua matanya sesekali melirik sang kakak yang masih terduduk diam disana. Ingin rasanya ia duduk disisi bahu sempit itu, menemaninya agar tak kesepian, namun Haechan tak pernah mengizinkan.

"Sebentar lagi" Balas Doyoung lembut, membuat Sungchan mendongak dan menatapnya lekat. "Anda selalu berkata sebentar lagi, sebentar lagi terus tapi sampai sekarang-" Protesnya terhenti saat ia lihat Haechan menoleh, menatapnya kosong.

Sungchan terdiam, terpaku pada tatapan kosong Haechan dan kembali menunduk dalam. Menahan matanya yang berkaca-kaca kala dadanya kembali terasa sakit melihat kondisi sang kakak. "Ok.. Maaf mengganggu" Lirihnya.

"Tak apa.." Ucap Doyoung sembari menepuk pelan bahu lebar remaja tinggi didepannya. "... Mari terus dukung kakakmu"

Remaja itu mengangguk pelan, membuat senyum Doyoung kembali mengembang. Ia acak lembut rambut Sungchan, sebenarnya Doyoung sangat bersimpati pada remaja tinggi ini. Walau tubuhnya terlihat besar, tapi dia tetap seorang remaja biasa yang seharusnya tengah menikmati masa-masa menyenangkan namun justru menerima kejadian naas berturut-turut seperti ini.

"Dokter kim"

"Hm?"

"... Haechan hyung pasti sembuh kan?" Tanyanya penuh harap dan langsung diangguki Doyoung yakin. "Pasti"

.....




"Haechan-ah, waktunya minum obat" Ucap Doyoung sembari meletakkan nampan yang berisi beberapa botol obat-obatan juga segelas air putih diatas laci. Pria itu menghela napas melihat Haechan yang hanya diam terbaring miring membelakangi.

"Haechan-ah.." Panggilannya lagi lalu duduk dikursi samping ranjang, menatap Haechan yang masih diam lalu melirik sebuah buku dongeng yang terbuka disisi si manis. Apa Haechan sedang baca buku itu?

"Haechan-ah.. Kau tahu apa persamaan mu dengan sang putri dalam dongeng?"

Doyoung tersenyum melihat Haechan yang sedikit merespon ucapannya. "Kalian sama-sama terkurung"

Haechan menoleh, berbalik melihat Doyoung dengan kedipan mata pelan, menanti kelanjutan ucapan sang dokter.

"Dan sekarang adalah waktunya untuk kalian bebas.." Haechan terdiam membuat senyum Doyoung melebar. "...Kini waktunya bagi sang putri untuk melihat dunia luar"

Pemuda tan itu menggeleng pelan, tak menyukai ucapan Doyoung. Haechan tak ingin keluar, diluar terlalu menakutkan.

Doyoung tersenyum maklum, dengan kejadian yang Haechan alami tentu wajar jika remaja itu masih tak mau keluar. "Ok, kalau begitu mari kita tunggu pangeran datang untuk membebaskan sang putri"

"Aku benci pangeran.." Lirih Haechan hampir tak bersuara membuat Doyoung menatapnya lekat. "Kenapa?" Tanyanya hati-hati, memancing Haechan untuk mengatakan semua yang dia pikirkan.

"Mereka jahat.." Lanjut si remaja tan sembari menggenggam erat kedua tangannya. Membuat Doyoung memincing, menanti reaksi apa yang akan Haechan keluarkan.

"... Mereka.. Jahat" Ucapnya dengan kedua tangan yang bergetar ketakutan kala ingatan sang pangeran (Jihun) terlintas. Melihat itu Doyoung terdiam sejenak, menganalisis keadaan Haechan dalam diam.

"Bagaimana dengan kesatria?" Seru Doyoung ceria. Membuat Haechan mendongak, menatapnya bingung. "Kesatria?"

"Hm!" Angguk Doyoung dengan senyum lebarnya. "Suatu hari nanti, kesatria mu akan datang dan menghapus semua lukamu.." Lanjutnya antusias.

"Semuanya?" Tanya Haechan pelan dan langsung diangguki Doyoung. "...Termasuk mimpi burukku?" Doyoung tertawa kecil dan kembali mengangguk yakin. "Termasuk mimpi burukmu"

"Jadi, selagi menunggu dia datang.. Kau harus bertahan" Ucap sang dokter sembari mengambil botol obat Haechan dan dengan telaten mengambil beberapa pil yang harus remaja itu minum.

"Nanti dia akan datang untuk membebaskan mu.. Jadi sampai hari itu datang, ayo bertahan" Lanjutnya sembari menyodorkan obat itu kehadapan Haechan.

"Apa dia akan datang?" Lirih Haechan menatap lekat beberapa pil dalam tangan Doyoung. "Mari kita tunggu" Balas Doyoung dan semakin menyodorkan obatnya.

Dengan perlahan Haechan bangkit, terduduk diam dengan mata yang tak lepas benda putih kecil itu. Ia ambil satu persatu obat itu lalu menelannya dan langsung meminum segelas air yang Doyoung berikan.

"Ok! Mari kita tunggu kedatangan sang kesatria kuat, gagah dan berani mu-"

"Lemah" Potong Haechan membuat Doyoung mengernyit. "Hm?"

Haechan mendongak, menatap lurus sang dokter dan kembali berucap. "Lemah... Kesatria nya harus lemah dan pengecut"

"Loh? Kenapa?" Heran Doyoung, kenapa Haechan menginginkan kesatria tak berguna seperti itu? Bukannya semua orang ingin kesatria yang gagah dan berani untuk menyelamatkan mereka..

"Agar dia tidak mampu menyakiti ku.." Doyoung tertegun mendengar jawaban Haechan terlebih dengan wajah manisnya yang terlihat serius. "...Seperti yang pangeran lakukan" Lanjut Haechan membuat Doyoung terdiam sejenak.

"Tentu! Kesatria mu tak akan bisa menyakitimu karena dia lemah dan pengecut" Balas Doyoung ceria dengan semangat dikedua matanya, berusaha memotivasi Haechan. "Pilihan bagus Haechan-ah" Pujinya.

"Jadi kesatria mu yang lemah dan pengecut akan datang untuk membasmi seluruh mimpi burukmu dengan pedangnya-"

"Tidak boleh pedang" Potong Haechan membuat Doyoung kembali mengernyit bingung. "Kenapa?"

"Karena pedang tajam, jadi untukku" Doyoung terkekeh mendengar jawaban Haechan yang terdengar datar. "Lalu.. Dia tak punya senjata?"

Haechan terdiam, memikirkan senjata apa yang tak tajam juga tak berguna yang cocok untuk kesatria nya kelak. "Gitar?" Jawabnya ragu, membuat Doyoung tertawa kecil.

"Gitar? Selera yang bagus" Sambar Doyoung dengan kedua jempolnya. Pria itu tersenyum senang melihat mata Haechan yang mulai bercahaya hanya karena obrolan kecil ini.

"Ok, jadi mari kita tunggu kesatria lemah bersenjata gitar mu datang"

Haechan mengangguk pelan dengan binar dikedua matanya yang perlahan bersinar. Jikapun dia tak datang.. Biarkan Haechan yang mencarinya.















'Sour Candy_












_

6 bulan setelah Jihun dipenjara

_


..... "Apa kau pernah jatuh cinta?"

Jihun terdiam, melirik tangan kosongnya sejenak lalu mendongak. Menatap lurus seorang jurnalis wanita yang duduk didepannya.

"Ya, sialnya" Jawabnya singkat, membuat wanita itu melirik rekan prianya yang berada dibalik kamera. Rekannya itu meliriknya kembali dan memberi kode untuk melanjutkan wawancara.

Wanita itu berdehem kecil dan kembali menatap wajah Jihun yang tertutup masker. "Hm? Kau tidak menyukainya?"

Jihun mendengus. "Bukan, hanya.."

"Hanya... Apa?" Ulang sang jurnalis dengan tangan yang siap mencatat ucapan Jihun.

"Aku terlalu brengsek untuknya" Jawab sang tahanan dengan santai, seakan apa yang diucapkannya bukanlah sebuah masalah.

Wanita itu tersenyum sinis lalu membalik kertas pertanyaannya, dalam hati ia memaki pria brengsek didepannya ini. Kau memang brengsek bajingan!

Jurnalis dengan tanda pengenal Wendy itu mendengus jengkel. Sebenarnya dia sama sekali tak ingin mewawancarai tahanan yang satu ini, tapi apa yang bisa ia lakukan jika para atasan sudah bertitah. Wanita itu mendecak kala membaca pertanyaan yang harus ia tanya.

Dengan napas kesal Wendy mendongak, kembali menatap wajah santai Jihun yang ingin sekali ia pukul dengan balok. Ya.. Kang Jihun, siapa yang tak mengenalnya? Kasusnya begitu heboh beberapa bulan lalu, dan disinilah dia. Didalam ruang jenguk tempat Jihun dipenjara.

Wendy terdiam kala menyimpulkan jawaban Jihun dari semua pertanyaan. Sangat jelas jika pria itu mencintai sang korban lalu kenapa dia berbuat keji seperti itu?

"Dari semua jawaban mu, sepertinya kau sangat mencintai SH. Lalu kenapa kau lakukan itu?" Kedua mata Wendy memincing melihat senyum Jihun, walau wajah itu tertutup masker namun bisa Wendy lihat kedua mata Jihun yang tersenyum.

"Karena aku mencintai nya" Jawab Jihun singkat membuat kesabaran Wendy menipis. "Kau terobsesi padanya?"

Jihun menggeleng. "Karena aku tulus mencintainya, jadi aku harus melakukannya"

Wendy mendecak mendengar jawaban pria itu dengan tatapan sinisnya. Wah! Pria ini pasti benar-benar sudah gila!

"Tapi, kau yakin cintamu itu tulus?" Tanya Wendy pelan sembari menggenggam erat pulpen dalam tangannya, berusaha menahan emosi.

"Hm.. Aku tulus mencintainya" Jawab Jihun santai membuat Wendy tak dapat lagi menahan amarahnya.

"Yak! Lalu kena-" Bentak Wendy terhenti lalu menghembuskan napas kasar, berusaha tetap tenang kala sang rekan memberi kode untuk tidak meledak disini. "Lalu kenapa.."

Jihun terkekeh dari balik maskernya dan menatap lurus sang jurnalis. "Bukannya sudah kukatakan, karena aku memang brengsek"

"Yak!"

"Waktu kalian sudah habis" Kedua jurnalis itu menoleh, melihat seorang sipir penjara dan mengangguk kecil. Dengan hembusan napas kesal Wendy tutup bukunya, mematikan voice recorder diatas meja. Begitu juga dengan sang rekan, dengan cepat ia mematikan kamera lalu memasukkannya kedalam ransel.

Jihun bangkit kala seorang sipir menghampirinya, membawanya kembali kedalam sel namun langkahnya terhenti tepat disisi Wendy.

"Kapan artikelnya dirilis?" Tanyanya membuat wanita itu menoleh.

"Lusa depan" Ketus Wendy membuat senyum miring mengembang dibalik maskernya. "Kalau begitu, tolong pastikan SH melihatnya.."

".. Dan sampaikan, aku merindukannya" Bisik Jihun dengan kekehan kecilnya, membuat tubuh Wendy merinding.

Jihun membungkuk singkat pada rekan Wendy sebelum akhirnya pria itu benar-benar pergi kembali ke sel tahanannya.

"Ada apa?" Tanya sang rekan mendekati Wendy yang mematung. "Gila" Gumam Wendy membuat dahi pria itu mengerut heran. "Apanya?"

Wajah cantiknya mendongak, menatap sang rekan serius. "Psikopat! Dia benar-benar psikopat!" Ucap Wendy sembari menatap punggung tinggi Jihun yang semakin jauh.





















TAMAT

27 Januari 2021
Hc6689🌻









Haii....
Gantung? Benar sekali.. Silakan kalian lanjutkan dengan imajinasi kalian.

Ini adalah bagian akhir dari Sour Candy dan aku mau ngucapin terimakasih sebanyak-banyaknya udah selalu support book ini dan aku hehehe... Serius, makasih banget💚

Jujur aku orangnya suka tiba-tiba insecure trus ilang pd gitu, dan itu tanpa alasan.. Jadi kadang suka kepikiran apa ini bagus? Apa ini bakal ada yg suka? Tapi setiap baca komen, ngeliat ada yg vote sama liat ada yg baca pd aku langsung naik.. Jadi makasih banget buat kalian.. Serius.

Dan aku terharu banget baca pendapat kalian dichap sebelumnya..

Maaf kalo ini kurang, dan berbeda dari ekspetasi..

Sekali lagi makasih❣❣❣
I'm really really really love you guys❣

Pai.. Paii...
Sampai ketemu di book ini nanti ➷➷


*♡∞:。.。  


Continue Reading

You'll Also Like

3.6K 210 21
mungkin lazim cinta segitiga,tp aku ingin sedikit menceritakan kisah mereka yang harus berakhir tragis ditengah jalan. . . . . . .
8.2K 884 7
Dinda Aryani yang begitu terobsesi kepada teman SMP-nya yaitu Sasa Meira. Dinda sudah menyukai Sasa dari awal mereka masuk ke SMP, apapun yang berhub...
176K 4.9K 21
Pengusaha muda tampan yang jatuh hati dengan salah satu pegawai di club milik nya namun siapa sangka ternyata lelaki manis itu sedang menjalankan mis...
458K 48.8K 35
[ completed, 17+ ] 4% left, sir , can i have your charger for a moment?