[My Little Wife]END

By KimJiwoo936

106K 7.2K 235

Seorang pengusaha dari KIM yaitu Kim Seokjin yang terjebak dengan Yoon Jiwoo menikah dengan perjodohan. Jiwoo... More

[My Little Wife] 01
[My Little Wife] 02
[My Little Wife] 03
[My Little Wife] 04
[My Little Wife] 05
[My Little Wife] 06
[My Little Wife] 07
[My Little Wife] 08
[My Little Wife] 09
[My Little Wife] 10
[My Little Wife] 11
[My Little Wife] 12
[My Little Wife] 13
[My Little Wife] 14
[My Little Wife] 15
[My Little Wife] 16
[My Little Wife] 17
[My Little Wife] 18
[My Little Wife] 19
[My Little Wife] 20
[My Little Wife] 21
[My Little Wife] 22
[My Little Wife] 23
[My Little Wife] 25
[My Little Wife] 26
[My Little Wife] 27
[My Little Wife] 28
[My Little Wife] 29
[My Little Wife] 30
[My Little Wife] 31
[My Little Wife] 32
[My Little Wife] 33
[My Little Wife] 34
[My Little Wife] 35
[My Little Wife] 36
[My Little Wife] 37
[My Little Wife] 38
[My Little Wife] 39
[My Little Wife] 40
[My Little Wife] 41
[My Little Wife] 42
[My Little Wife] 43
[My Little Wife] 44
[My Little Wife] 45
[My Little Wife] 46
[My Little Wife] 47
[My Little Wife] 48
[My Little Wife] 49
[My Little Wife] 50 END!!!

[My Little Wife] 24

1.8K 130 3
By KimJiwoo936

Kembali lagi di cerita ini ya yang belum pada bosen hehe, moga makin suka ya sama ceritanya.
Mohon maaf kalau ada kata2 yang tidak di mengerti😊apalagi bahasa hangul yang berantakan.






































Happy Reading































Hoseok datang setelah panggilan dari Lucas dan Samuel dua orang yang di perintah oleh majikannya. Namjoon yang pada saat itu hendak keluar berpapasan dengan Hoseok.

"Seokjin hyung menunggu, aku mendapat panggilan dari perusahaan juga...". Namjoon memperlihatkan layar ponselnya terdapat panggilan dari Yoongi.

"Eoh".

Hoseok berlari menuju beberapa anak tangga hingga ia sampai dan bisa ia lihat jika Seokjin setia memeluk Jiwoo yang terlelap entah karena apa. Seokjin yang tahu segera memberikan perintah lalu Hoseok mencoba memeriksa hingga sebuah anggukan menandakan jika Jiwoo baik-baik saja.

"Bagaimana?".

"Ia baik-baik saja hyung, hanya saja ia terlalu banyak berpikir juga kelelahan". Hoseok berhenti bicara kala Seokjin menatap yang tidak bisa ia artikan.

"Penyebab karena terlalu banyak berpikir atau kelelahan juga bisa saja membuat seseorang pingsan hyung. Sebentar lagi ia akan sadar". Lanjut Hoseok dengan senyuman penenang.

Seokjin mengusap pipi Jiwoo hati-hati. Mencium pipi chubby itu gemas, teringat dengan perdebatan beberapa menit yang lalu. Jika usahanya tidak sia-sia dan itu semua karena ke sabaran nya selama ini. Hoseok merasa aneh karena Seokjin tersenyum dengan menatap Jiwoo.

"Aku berhasil Hoseok ah". Ucap Seokjin menatap Hoseok yang ikut tersenyum menanggapi ada apa sebenarnya.

"Little wife ku dengan lantang jika ia mencintaiku, ia mencintaiku Hoseok ah. Untuk pertama kalinya ia tidak ingin aku pergi". Lanjut Seokjin dengan menatap Hoseok berkaca-kaca.

"Selamat hyung, setelah ini pengobatan mu akan segera berakhir". Jawab Hoseok yang ikut senang.

"Benar, aku tidak butuh obat lagi. Hanya ia yang aku butuhkan untuk selalu bersamaku...selamanya". Mencium punggung tangan Jiwoo serta mengusap pipi Jiwoo.

"Baiklah, karena aku tidak ingin mengganggu maka aku permisi". Hoseok membungkuk hormat dan sang majikan hanya mengangguk mengerti.















"Ne sajangnim?". Namjoon melihat Hoseok keluar lalu mendekat dan memberikan ponselnya pada Hoseok.

"Siapa?". Tanya Hoseok bertanya dan Namjoon menjawab bahwa itu adalah Yoongi.

"Ne yeobseo sajangnim?".

"Apa Jiwoo baik-baik saja? Aku mengkhawatirkan nya. Apa terjadi sesuatu?". Rentetan pertanyaan dari Yoongi dan Hoseok mencoba menenangkan.

"Namjoon bilang jika Jiwoo..."

"Jiwoo baik-baik saja Min sajangnim, hanya saja ia butuh istirahat saja".

"Memangnya apa yang terjadi? Apa ia menyakiti Jiwoo?".

"Tidak, semua baik-baik saja hanya saja kondisi Jiwoo membutuhkan istirahat". Jawab Hoseok cepat dan Namjoon hanya bergidik kala Hoseok menatapnya.

"Baiklah, terimakasih".

"Ne sajangnim, semua baik-baik saja. Tidak ada hal apapun". Jawab Hoseok dan panggilan pun berakhir. Hoseok memberikan ponsel milik Namjoon.

"Bagaimana bisa ia mendapatkan nomor ponsel mu?". Tanya Hoseok membuka pintu mobil.

"Aku juga tidak tahu, hanya saja ia datang ke perusahaan dan saat itu aku baru saja akan keluar, dia memberikan map juga meminta agar Seokjin hyung mau bekerja sama dengannya. Juga...". Namjoon berhenti berucap kala Samuel datang lalu membungkuk sopan.

"Sajangnim, memberikan pesan pada anda untuk mengurus beberapa hal di perusahaan karena sajangnim tidak bisa hadir. Juga, sajangnim mempertimbangkan kerja sama dengan Min Corp". Namjoon menganggkuk mengerti lantas Samuel kembali ke dalam.

"Juga?". Tanya Hoseok lagi kala Namjoon menghela nafas lemah.

"Ahh itu juga, ia ingin bertemu dengan Jiwoo". Jawab Namjoon.

"Cinta itu rumit Joon, aku pergi". Ucap Hoseok dengan senyuman dan tepuk kan pada pundak Namjoon, masuk ke dalam mobil sedangkan Namjoon pergi menuju parkiran dimana mobilnya tadi ia parkirkan.




















































Seokjin tetap setia menunggu Jiwoo sadar. Katakan jika Seokjin gila karena jawaban yang diberikan Jiwoo atau istri kecilnya berbuah positif. Mengecup pucuk kepala Jiwoo sayang dan rasa bahagia. Seokjin melihat mata istri kecilnya bergerak tapi,ia merasakan tubuh itu bergetar seperti ketakutan dan...

" Andwae!!!". Jiwoo sadar dengan keringat bercucuran dan ketakutan.(Tidak)

"Baby, hei~ ada apa? Kau bermimpi buruk hmm?". Seokjin yang juga terkejut berusaha menenangkan istri kecilnya.





Grep...





"hiks, jangan tinggalkan aku kumohon hiks".

"Aku tidak akan meninggalkan mu,tenanglah". Seokjin mengecup pucuk kepala Jiwoo juga memeluk menenangkan.

Jiwoo melepaskan pelukan secara paksa lalu menatap Ajjushi gilanya dengan tatapan penuh kekecewaan. Ia takut dari mulai saat ini jika Ajjushi gilanya pergi meninggalkan nya. Katakan saja jika Jiwoo serakah dari mulai saat ini sampai seterusnya. Karena ia mengaku jika hatinya perlahan luluh. Bayangan setiap perdebatan dengan Ajjushi gilanya membuat ia nyaman walau menyebalkan.


Jika ini adalah suatu keterlambatan untuknya,maka biarkan saat ini ia berjuang. Jika dulu hatinya juga perasaannya hanya tertuju untuk Yoongi maka saat ini hanya tertuju pada Ajjushi gilanya. Jiwoo juga sudah berjanji untuk memenuhi syarat yang diberikan Ajjushi gilanya beberapa hari yang lalu. Dan ia berjanji akan menuruti syarat yang kedua.





-apapun yang aku inginkan dan apapun yang aku perintahkan kau harus menurutinya-.




"Ada apa? Kau meragukan ku?". Seakan bisa membaca pikiran Jiwoo ia membelalak juga kedua mata yang mulai berkaca kaca.

"Kumohon dengarkan aku sayang," Seokjin menangkup wajah kecil istri kecilnya serta senyuman hangat untuk menjelaskan.

"Jika aku laki-laki brengsek maka izinkan aku untuk bertanggung jawab". Jiwoo mengangguk dengan air mata mengalir perlahan membentuk sungai kecil.

"Jika aku tidak bisa membuat hatimu berubah maka izinkan aku untuk merubahnya perlahan, hanya untukku". Jiwoo mengeratkan dua tangannya pada baju Ajjushi gilanya.

"Jika masih tak ada perubahan maka aku siap mati di depan---".





Plup...





Jiwoo menutup mulut Ajjushi gilanya kenapa harus mengatakan hal itu. Jiwoo bahkan menggelengkan kepalanya tidak menyetujui ucapan Ajjushi gilanya yang terakhir. Seokjin menyingkirkan tangan kecil istri kecilnya perlahan dan tersenyum hangat kembali.

"Semua orang akan mengalami rasanya kematian sayang".

"ANDWAE!!! hiks marajimma hiks, nan museoptagoo, nandeullitagoo shireo a-ajjushi".
(Tidak! Jangan mengatakannya, aku sangat takut,aku tidak suka mendengarnya.)

"Baiklah,aku tidak akan mengatakannya lagi. Maafkan aku litte baby". Seokjin kembali memeluk istri kecilnya dengan perasaan senang. Jiwoo membalas pelukkan Ajjushi gilanya erat tidak ingin lepas barang sedetik pun. Mimpi buruknya seakan menjadi kenyataan.








































Yoongi tidak bisa diam, ia mondar mandir di ruangan Namjoon setelah resepsionis memberitahu untuk menunggu Namjoon. Walau Yoongi sudah menghubungi Namjoon tapi tetap saja tidak membuatnya tenang hanya untuk sesaat. Hingga pintu terbuka dan disana lah laki-laki yang ia tunggu.

"Maaf membuat mu menunggu lama Min sajangnim". Lantas Namjoon duduk berhadapan dengan yang lebih tua darinya.

"Apa sudah ditanda tangani? Juga, permintaam itu?". Namjoon mengangguk sejenak dengan senyuman hangat.

"Maafkan saya sajangnim, permintaan anda sedang di proses oleh Kim sajangnim. Mohon untuk menunggu sampai saya menghubungi anda". Jawaban Namjoon membuat harapan Yoongi hilang untuk bersenang-senang dengan Jiwoo.

"Sampai kapan aku harus menunggunya? Besok? Atau satu minggu lagi?". Yoongi kembali memberikan pertanyaan dan Namjoon menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak tahu, akan saya hubungi jika ada hasilnya. Mohon pengertiannya Min sajangnim".

Yoongi duduk dengan tatapan kosong. Harusnya hari ini ia bersama Jiwoo tapi tetap, Tuhan seakan tidak mengizinkannya bertemu dengan Jiwoo. Kadang ia berpikir jika Tuhan tidak adil untuk semua ini namun, ia mengenyahkan pikiran itu dan berpikir lebih positif jika suatu hari nanti ia akan mendapatkan yang terbaik. Walau kejujuran hati ia belum bisa menyerahkan hatinya untuk orang lain. Tapi ia akan berusaha agar Jiwoo juga bisa menyayanginya walau tak seperti dulu lagi.


"Min sajangnim? Apa anda baik-baik saja?". Tanya Namjoon mengulur waktu karena sebentar lagi ia akan pergi ke ruang rapat dengan bertanya pada Yoongi yang duduk dengan pandangan kosong.

"Ya, aku baik-baik saja. Aku menunggu kabar baiknya Namjoon ssi". Yoongi beranjak dari duduknya lalu menuju pintu keluar. Namjoon tidak melihat Yoongi setelah pintu berwarna coklat itu tertutup. Memijit pangkal hidungnya dengan rasa pusing yang melanda ditambah pekerjaan yang semakin hari menumpuk saja. Apa daya jika ia hanya seorang karyawan walau dekat dengan sang majikan.





































Jiwoo diam dengan pandangan menatap Ajjushi gilanya tengah memasak sarapan untuknya. Jiwoo sempat berpikir bagaimana bisa ia membiarkan Ajjushi gilanya berjuang sendirian. Berdebat dengannya karena ada keinginan. Mengalah padanya bukan karena ia remaja labil tapi, karena Ajjushi gilanya tidak ingin ada kesalah pahaman atau panjangnya masalah.

"Ini, makanlah". Jiwoo tidak sadar jika Ajjushi gilanya sekarang duduk di sampingnya dengan berbagai makanan yang telah tersaji.

"Ada apa? Kau tidak menyukainya?". Tanya Seokjin bingung karena istri kecilnya malah menatap makanan itu lalu menatapnya.

"Ajjushi". Panggil Jiwoo dengan tangan kanan terulur dan mendarat pada pipi kiri Ajjushi gilanya.

"Hmm? Wae?". Seokjin memberikan senyuman giliran Seokjin membenarkan kursi istri kecilnya untuk berhadapan dengannya.

"Mianhae, neomu mianhae Ajjushi". Sesal Jiwoo dengan senyuman kecutnya.(Maafkan aku, aku sangat menyesal)

"Untuk?".

"Semuanya, aku sangat terlambat menyadarinya".

"Arra, walau banyak penyesalan tetap saja akan ada banyak kesempatan". Seokjin mengecup singkat kening istri kecilnya dan tersenyum hangat.(Aku tahu)

"Saranghae, nan neomu saranghae my little wife". Tambah Seokjin menatap Jiwoo dengan senyuman. Jiwoo ikut tersenyum dengan anggukan atas ungkapan Seokjin.






































































Bersambung...

Oke stop makin masuk ke ini cerita kalian bakal nemu konflik nya. Di awal cerita kan ada Yuju sama Jackson so, di tunggu saja dimana kalian greget sama ini cerita. Thank's for secret reader's because of you cerita ini melonjak naik sampai 1k lebih dalam kurun waktu yang singkat😘

Continue Reading

You'll Also Like

280K 13.1K 24
Arfan Wijaya duda yang ditinggalkan istrinya karena hampir bangkrut dan diselingkuhi Ia bertemu dengan gadis barbar namun penyayang Ternyata kamu tid...
1.4M 81.8K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
MY CEO ✓ By nii

Teen Fiction

803K 30.4K 29
(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Arsenio ceo perusahaan besar dan terkenal wataknya yang tegas, namun tenang menambah kesan tampan pada wajahnya. Mengga...