[✔️HYUCKREN] Fall For You

By dusk813

113K 11.7K 1.5K

[ COMPLETED ; March 2021 ] "Tentang rahasia dan kebohongan yang melahirkan ketulusan cinta dan pengorbanan ha... More

The Main Cast
Video Trailer (NEW VERSION)
01. Prolog: 看在眼里
02. Robin Hood
03. Day Dream
04. 낭만적 인 가을
05. About You
06. The Black Rose
07. Because of a Secret
08. Näher Kommen
09. Full of Revenge
10. Between Truth and Lie
11. Next, Stand By Me
12. 겨울비
13. 하얀 희망
14. Unreasonable Longing
15. Untold Stories
16. Dark & Light
17. Orange
18. Black Mist
19. 相信
20. Make a Wish
The Ending of Something
21. The Revealed
23. Something Unexpected
24. The Monster's Inside
25. That's (Not) Me
26. Fall For You
27. Let Me In
28. Break The Fate
29. The Last Chance
30.1 The Barriers
30.2 Begin and End
Fall For You: Special Part (Epilog + Note)

22. Love and Crime

2K 235 49
By dusk813

selamat menikmati teori
yang masih tersisa 😊😗









WARNING 20+









Lee Haechan tertawa melihat Mingyu yang tewas begitu mengenaskan ditangannya, lalu ia menatap arah dimana Renjun pergi.

"Kau akan menjadi targetku, Huang Renjun."

Tanpa sadar, jiwa pembunuh yang sedang menguasainya menargetkan Huang Renjun sebagai yang selanjutnya. Apakah ia sungguhan menjadikan kekasihnya target?

Ia merunduk, mengamati Kim Mingyu yang sangat mengerikan dengan seringai yang tak kalah mengerikan. Mengikuti instingnya, Lee Haechan menoleh kebelakang, matanya menelisik. Ia merasa ada orang lain ditempat ini selain dirinya.

"Choi Hyunsuk..." Ia bergumam sebelum bangkit dan melangkahi jasad Mingyu lalu pergi dari sana.

Choi Hyunsuk semakin merapatkan punggungnya pada dinding yang tidak jauh dari Lee Haechan. Ia tiba disana setelah semuanya terlambat, ia terlambat menyelamatkan Kim Mingyu tapi dia tidak terlambat saat Huang Renjun mengetahui siapa Lee Haechan. Sebenarnya ia tertawa cukup sarkas dalam batinnya.

Setelah memastikan Haechan benar-benar pergi, Hyunsuk menghampiri jasad Mingyu yang tidak lagi berbentuk. Rasa mual pada perutnya refleks timbul melihat bagaimana kondisi rekannya yang sangat mengenaskan. Perlahan pula ia terisak, ia merunduk, menggenggam jemari yang berubah menjadi dingin dan kaku, "Serda..."

Apa alasanmu membantuku mencari pembunuh Kapten?

Kapten pernah menyelamatkan nyawaku, dan dia adalah panutanku di militer

Apa kau berani?

Seperti menjaga negara dari serangan luar, seperti itulah keberanianku

Dia tidak bisa lagi menahan isakan yang berubah menjadi derai air mata ketika kenangan dan percakapannya dengan Kim Mingyu kembali terulang dibenaknya.

Choi Hyunsuk gagal untuk kedua kalinya.

Gagal menyelamatkan ayahnya dan gagal menyelamatkan orangnya yang setia.

Ia pun berjanji, dia tidak boleh gagal untuk ketiga kalinya. Huang Renjun harus berhasil ia selamatkan dari Lee Haechan.
Ia melepas kemejanya lalu menutupi bagian atas jasad Kim Mingyu, kemudian ia mengambil ponsel dari saku celananya, menekan sebuah kontak, "Hyung..."



Huang Renjun benar-benar tidak percaya atas apa yang dilihatnya dan atas rahasia apa yang ia temukan. Tampaknya alam pun mendukung kesedihan pria asal China ini, musim dingin yang perlahan berlalu digantikan oleh musim penghujan yang juga diawali dengan langit mendung dan angin yang berhembus cukup kencang menambah kelabunya hati dan pikiran Renjun.

Dari atas jembatan Hangang, Sungai Han ia menatap hamparan air dibawahnya begitu kosong dan pilu. Air yang turun dari matanya ia biarkan begitu saja enggan untuk menyeka atau menghapusnya. Ia sudah cukup lelah, nyatanya airmata itu nampak tidak ingin berhenti bahkan sama sekali tidak akan berhenti.

Berapa kali Lee Haechan membuatnya menangis, berapa kali pria itu menusuk hatinya hingga sakit dan berdarah? Jawabannya tidak terhitung dan tidak akan pernah ia dihitung.

Sekarang dia pun tau mengapa Haechan memintanya berhenti dan dia yakin dengan alasan Tuhan mempertemukannya dengan pembunuh itu.

"Tidak mungkin... Yang aku lihat salah, kan.. Dia bukan Lee Haechan.." Renjun bermonolog, jemarinya meremat besi pembatas hingga kuku-kuku jarinya memutih.

"Diaㅡ Dia pembunuh?" Napas Renjun tertahan, dadanya terlalu sesak dan tubuhnya begitu lemas karena terlalu lama menangis. "Kau sendirian? Kau baik-baik saja?" Choi Hyunsuk datang entaj darimana memegangi kedua lengan Renjun dari belakang.

Renjun lantas berbalik dan mendorong kasar tubuh Hyunsuk, " Kauㅡ Kau tau semuanya 'kan!! Beritahu aku semua yang kau tau!! Jangan hanya diam, brengsek!!" Teriaknya.

Choi Hyunsuk sama seperti Huang Renjun, sama-sama kacau dan kehilangan. Matanya pun sembab, alis dan hidungnya memerah seperti terbakar.

"KENAPA KAU BERKATA DIA BERBAHAYA, HAH !?" Tanpa aba-aba, Renjun meninju rahang Hyunsuk hingga pria itu tersungkur. Renjun menarik kerah kaos Hyunsuk agar berdiri dan pria itu hanya pasrah saja saat ia kembali meninju wajahnya.

Tubuh Renjun sebenarnya kuat, tapi hatinya tidak terlalu kuat jika menghadapi persoalan seperti ini. Hyunsuk akhirnya susah payah memeluk Renjun meski pria itu memberontak dalam pelukannya.

"Siapa Lee Haechan..."

Renjun perlahan luluh dan membalas pelukan Hyunsuk. Ia kembali menangis dan tangisannya itu diiringi sesegukan pelan. Pria itu mengusap kepala belakang Renjun membuatnya berangsur mereda, ia pun ikut menangis dalam kediamannya.






Hyunsuk merebahkan tubuh Renjun diatas ranjang apartemen Renjun. Setelah berhasil menenangkannya, Hyunsuk mengantarnya pulang. Selama perjalanan Renjun terlelap mungkin karena lelah menangis.

Hyunsuk mendudukkan diri disisi ranjangnya menghadap Renjun, mengamati wajahnya yang tidur dengan tenang dan damai. Tangannya terulur mengusap surai hitam legam begitu pelan dan penuh perhatian, tanpa disadari senyum tipis terukir dibibirnya.

Ia pun merunduk, mencium kening Renjun penuh kasih, "Aku berjanji padamu. Kau akan baik-baik saja."

Renjun mengernyit dalam tidurnya, "Lee Haechan... Jangan pergi..." Gigaunya, Hyunsuk menjauhkan dirinya dari Renjun, pria itu masih memikirkan Haechan hingga tidurnya. Tapi harus bagaimanapun caranya, dia harus bisa memisahkan mereka.

Monster dan malaikat, mereka tidak bisa bersama.




*****fall for you*****




Suara bel apartemen berbunyi, seharian ini Renjun tidak keluar dari kamarnya apalagi untuk kuliah, malas dan enggan rasanya. Ia pun beranjak membuka pintu, rupanya Lee Felix mengunjunginya.

Huang Renjun menceritakan semua kejadian yang ia lihat hari itu. Bagaimana tatapan Haechan yang sangat berbeda, seperti bukan dirinya dan bagaimana hancurnya kepercayaan dan hati Renjun saat ini.

"Kenapa kau tidak mengatakannya dari awal? Kenapa kau memintaku berteman dengannya, Lee?"

"Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain memintamu terus bersamanya." Jawab Felix seperti putus asa.

"Bagaimana dengan Lee Jeno, apa dia juga tau?"

Lee Felix terkekeh, "Lee Jeno seorang mantan pembunuh, karena Na Jaemin dia berhenti. Tapi kita tidak tau kapan monster dalam dirinya akan keluar."

Mendengar itu, Renjun menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, menyisir rambut depannya kebelakang dan membuang napas, "Haaaaahhh... Aku mulai gila."

Renjun sejenak berpikir, jika Haechan dan Jeno adalah pembunuh maka... "Kauㅡ"

"Kau baru menyadarinya?" Setelah itu Felix tertawa kecil, menganggap Renjun sangatlah lucu.

Kenyataan apa yang sedang dia alami, berpacaran dan berteman dengan para pembunuh? Mungkin hanya Renjun yang melakukannya. Rasa takut dan cemas mengepung dirinya saat Felix bangkit dan berjalan kearahnya dengan seringai dan tatapan yang pernah ia lihat saat mendatangi sebuah rumah di pelosok.

"Kau bersama seorang pembunuh," Felix berdiri dihadapan Renjun yang masih duduk mengontrol rasa takut dan cemasnya, jemarinya mengusap rambut hingga rahang Renjun, "Sendirian, apa yang akan kau lakukan?"

Felix berlutut, menyamai posisinya dengan Renjun, "Menelpon polisi atau memasrahkan diri?" Renjun begitu ketakutan hingga tenggorokannya payah menelan salivanya.

Pria itu menatapnya begitu tajam dan menusuk, "Lee Haechan bahkan tidak ada disini, tidak ada yang bisa mencegahku." Lalu Felix mengeluarkan sebuah jarum suntik, menekannya pelan hingga cairan dalam jarum itu keluar tetes demi tetes.

Felix tertawa kecil melihat tampilan wajah yang Renjun gambar, sangat ketakutan dan tegang, "Kau pikir aku akan melakukannya?"

Kemudian Felix bangkit, mengambil tasnya dan memasukkan jarum suntik kedalamnya, "Lebih baik aku pulang daripada melihat manusia ketakutan sepertimu."

Dia pun memutar arah, mendekati daun pintu apartemen Renjun. Sebelum membukanya, ia sempat melihat Renjun yang berpandangan kosong, "Pilihan ada ditanganmu, Huang Renjun."




***fall for you***




"Aku tidak menyangka, Kim Mingyu adalah anggota militer."

"Jadi selama ini dia menyamar?"

"Siapa pembunuhnya?"

Berita kematian dan identitas militer Kim Mingyu menyebar dengan cepat dikampus dan seluruh negeri. Mereka juga menyayangkan kematian yang tidak terduga dan masih bertanya-tanya siapa pembunuh anggota militer itu. Choi Hyunsuk yang kebetulan berada dikantin saat itu berusaha menahan emosinya, tidak lama Huang Renjun datang dan mengambil duduk dihadapannya, "Sudah tau tentang Kim Mingyu?"

Hyunsuk hanya menganggukkan kepala, obrolan mahasiswa yang masih membahas Kim Mingyu membuat kepalanya hampir saja meledak. Jika bisa, ia ingin berteriak bahwa Lee Haechan adalah pembunuhnya.

Ia meremat gagang sendok yang terbuat dari stainless hingga bengkok dan Huang Renjun yang sedari memerhatikannya dibuat tercengang dan terheran-heran akan tingkah yang ditampilkan Choi Hyunsuk.

"Kau ingin membantuku?" Hyunsuk bertanya tiba-tiba pada Renjun, membuat pria China itu sejenak terdiam mencoba mencerna pertanyaannya.



Selepas kuliah Choi Hyunsuk membawa Huang Renjun ke rumahnya tepatnya ke ruang kerjanya. Renjun melihat seisi ruangan, pandangannya terfokus pada foto-foto yang Hyunsuk tempel pada papan di dinding. Disana banyak sekali foto Lee Haechan, Lee Jeno dan juga Jung Jaehyun,

"Kemarilah dan lihat." Ucapan Hyunsuk mengalihkan atensinya, Hyunsuk memanggil diwaktu yang tepat sehingga Renjun tidak menyadari bahwa fotonya juga tertempel disana. Pria itu menarik kursi agar Renjun mendudukinya, "Kau bisa melihat seperti apa kekasih dan temanmu itu."

Renjun menuruti apa yang Hyunsuk katakan dan setelahnya ia menutup mulut dengan kepalan tangannya. Dia sungguhan tidak percaya apa yang ia baca dan tonton dalam beberapa file laptop milik Choi Hyunsuk.

Dan disini, Choi Hyunsuk memberitahu kenapa hanya ayahnya yang mengenal Lee Haechan sedangkan dia tidak. Dan belum, Choi Hyunsuk tidak memberitahu identitas militernya dan sang ayah pada Huang Renjun.

Lee Haechan, Lee Jeno dan The Black Rose.

Choi Hyunsuk keluar ruangan setelah bunyi getar panggilan masuk kedalam telepon pintarnya. Renjun melirik sebentar pintu yang sudah tertutup rapat dan mengeluarkan sebuah flashdrive, segera menyalin semua file dalam laptop tersebut tanpa ada yang tertinggal. Ia sempat berpikir sejenak lalu menyalakan ponselnya, mencari sebuah kontak dan menempelkan benda elektronik tersebut pada telinganya, "Halo..."




Sesampainya di apartemen, Huang Renjun membuka laptop dan membuka file yang tersimpan pada flashdrive. Ia membaca dan menonton ulang berkas-berkas yang Choi Hyunsuk dapat, Ia tidak tau darimana Hyunsuk mendapatkannya, tetapi semuanya terlihat jelas dan nyata.

Renjun menyandarkan punggungnya pada kursinya, menautkan seluruh jarinya dan menggerakannya abstrak. Sesungguhnya dia masih ragu, memihak Choi Hyunsuk atau Lee Haechan.

Jika memihak Choi Hyunsuk, maka ia sedang mengantarkan kekasihnya pada perangkap dan lubang dendam yang telah pria itu buat, sama saja mengkhianatinya. Tetapi jika memihak Lee Haechan, maka seolah ia sedang menyembunyikan seorang pembunuh dari hukum negara.

Mereka berdua tidak ada yang salah juga tidak ada yang benar.

Membunuh dan dendam, apa yang anda ketahui tentang hukum dari kedua hal ini?

Lalu, hukum apa yang pantas untuk hal cinta dalam kejahatan?

Renjun memijat pelipisnya yang lumayan dibuat pusing tentang Lee Haechan dan Choi Hyunsuk belum lagi tugas-tugas kuliah yang belum selesai. Ia pikir, hidup di Korea menyenangkan daripada di China nyatanya realitanya jauh diatas ekspektasinya. Ia juga tidak pernah berpikir akan menjalin asmara dengan seorang pembunuh.




+++




Lee Felix agak tersentak dengan siapa yang berada dikamarnya. Siapa lagi?

Lee Jeno.

Dia sudah jengah dan tidak peduli dengan kehadiran Jeno dirumahnya secara mendadak dan tidak tahu aturan.
Pria itu akhirnya menyadari kepulangan sang Tuan Rumah, ia pun menampilkan senyuman khas nya pada Felix, namun pria itu tidak menanggapinya sama sekali. Jeno pun mendengus pasrah, ia tahu Felix tidak akan membalasnya tapi ia tetap melakukannya.

Jeno masih memerhatikan kemana Felix akan melangkah dan tujuan utama Felix adalah kamar mandi. Pria itu nampak kelelahan sepulang dari kerjanya, dia tidak menjumpai Felix dikampus dapat diartikan pria itu sedang ada jadwal dirumah sakitnya.

Pria bermata sipit itu membiarkan Felix dengan kesendiriannya dikamar mandi. Selagi menunggu, Jeno bermain dengan ponselnya, melihat-lihat galeri dimana fotonya dan Na Jaemin masih tersimpan. Lewat foto itulah, ia bernostalgia dengan kenangan-kenangan indah dan romantis bersama kekasihnya. Senyumnya yang tulus dan pribadinya yang membuat Jeno lupa dunia, Na Jaemin sangatlah berharga baginya.

Meski terlahir dengan darah mafia, Na Jaemin tidak pernah tertarik dengan dunia ayahnya. Dia sangat mencintai internet dan fotografi, tapi mau tak mau Jaemin harus mengikuti kehendak ayahnya jika ingin terus hidup dan bersama dengan Lee Jeno.

Felix akhirnya selesai dengan mandinya, Jeno diam memerhatikan bagaimana ia mengeringkan dan memakai pakaian yang ia ambil dari lemari.

Setelah lama dalam kesunyian, Jeno memberanikan diri mendekati Felix yang tengah terduduk dipinggiran tempat tidurnya, ia pun mendudukkan diri disampingnya, "Apa kau sudah makan? Aku membawa makanan, aku letakkan di kulkas agar tetap segar."

Felix hanya berdehem pelan, menandakam dirinya sudah makan diluar. Setelahnya ia menghela napas yang terdengar begitu berat, "Kenapa?" Tanya Jeno.

Mata Felix memandang Jeno, ada sebuah kekecewaan tergambar disana. Ia kembali memandang kedepan dengan tatapan kosong, "Huang Renjun akhirnya tahu siapa Lee Haechan dan kita."

Lee Jeno pun menghela napas, ia sudah menduga bahwa suatu saat rahasia dan kebohongan mereka akan terungkap juga, tapi dia tidak percaya akan secepat ini, "Sudah waktunya,"

"Apa Huang Renjun akan bernasib sama dengan Na Jaemin?" Pertanyaan itu membuat hati Jeno seketika mencelos, ia tersenyum setelahnya, "Mereka berbeda, jalan takdir dan nasib mereka juga pasti berbeda."

"Na Jaemin berusaha menghentikan ayahnya dan dirimu, tapi..." Napas Felix tertahan, dia tidak sanggup mengingat kejadian empat tahun lalu, "Dia sendiri yang terjebak dalam rencananya."

Lee Jeno memejamkan matanya sejenak. Ya, kekasihnya sangat berbeda dari tujuan ayahnya sendiri. Sang ayah menghalalkam segala cara agar mendapat tahta dan harta tetapi anaknya justru menginginkan cara yang benar-benar bersih. Hingga sang ayah ragu apakah Na Jaemin sungguhan anak kandungnya atau bukan.

"Kau ragu dengan Lee Haechan? sama seperti kau ragu denganku?"

"Aku hanya tidak ingin Haechan seperti Jaehyun." ㅡLee Felix

"Lalu bagaimana dengan tuanmu, bukankah mereka sama?"

Felix sontak menatap Jeno sinis, "Kim Doyoung menyelamatkanku, aku ingin membalas pertolongannya." Jeno tertawa kecil seolah meremehkan jawaban pria blasteran itu, "Begitupun Haechan, dia ingin membalas pertolongan Jung Jaehyun."

"Lalu kau?"

"Aku sudah membalas kebaikannya. Jenderal Park adalah musuh terbesarnya dan hanya aku atau Lee Haechan yang berhak membunuhnya, " Jeno memandang Felix penuh keyakinan, meyakinkan bahwa ucapannya benar-benar fakta.

"... Aku sudah membunuhnya sebagai hadiah ulangtahun Na Jaemin dan hadiah terakhir untuk Jung Jaehyun." Sambungnya. Pria itu dibuat kalah dan bungkam oleh ucapan Jeno.

Lee Jeno meletakkan tangannya diatas kepala Lee Felix, mengusapnya perlahan, "Kau belum menjawab pertanyaanku."

Felix menoleh dibarengi dengan rasa gugup, ia membiarkan jemari kokoh Jeno mengusap rambutnya begitu pelan dan lembut, "Y-yang mana?"

"Yang... Sejak kapan kau suka padaku?"

Felix mengalihkan pandangannya kebawah, enggan bertatap lama dengan Jeno, "Aku... A-aku tidak tau."

"Beri aku kesempatan," Tangan Jeno beralih meraih tangan Felix yang rupanya menjadi dingin, mengusapnya menyalurkan rasa hangat, "Hanya kau yang aku miliki... Biarkan aku menebus penyesalanku pada Na Jaemin..."

Felix kembali menatap Jeno yang menampilkan ekspresi kesungguhan dan ketulusan, "Maaf..."

"Aku yang salah, seharusnya aku tidak pernah berjanji padamu." Tangan Jeno meraih ujung dagu Felix agar tetap menatapnya, "Aku mohon..."

Felix rupanya diam-diam melontarkan kata pujian pada Jeno dalam hatinya. Wajahnya begitu rupawan dan mempesona jika dilihat dari jarak pandang sedekat ini, ia larut memuja pahatan Tuhan di depannya ini.

Mungkin benar kata orang, di dalam benci ada cinta yang mampu mengalahkan rasa benci itu sendiri.




FALL FOR YOU
ㅡ Love and Crime

















Continue Reading

You'll Also Like

6.8K 941 10
Batas rancu antar ikatan Rendra juga Haidar. •BxB | Hyuckren / Renhyuck •Written in Bahasa Indonesia ©Moomyan
43.8K 3K 20
Chapter 1-8 bisa dibaca di Mpusky30 . . . . Starts: 5 Desember 2019 Ends: 26 Februari 2021
420K 24K 39
[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis cantik keturunan mafia rusia yang tidak s...
196K 17.7K 33
"Peperangan diantara para belalang adalah pesta bagi kelompok burung gagak." Kematian anggota klub renang bernama Danu yang dinyatakan polisi sebagai...