DEV[k]ILL [M] ✔️

由 khinanti

28.3K 2.4K 8.4K

🔞 M A T U R E🔸C O N T E N T 🔞 [Completed] "Berikan hidupmu dan jadilah Milikku" Pernahkah kita sekali berf... 更多

Circumstances
I. Serendipity
II. Enigma
III. Assistance
IV. Stupefy [M]
V. Perplexed
VI. Fall apart
TEASER 🎥
VII. Latent.
VIII. Persona
IX. Evidence
X. Oppa.
Xl. Joseon
XII. Unexpected arrival
XIII. Sweat Pea
XIV. The Devil
XV. Who I Am
XVI. Remorse
XVII. Let You Go
XIX. The Devil's Trick
XX. Jeju Island 🔞
XXI. Stipulation
XXII. The Wedding
XXIII. Wretched
XXIV. Snare
XXV. Obfuscate
XXVI. Klise.
XXVII. Sooth.
XXVIII. Destiny 🔞
XXIX. Beautiful and Paintful.
XXX. (End) Blood, Sweat and Tears 🔞
Epilogue
Bonus Chapter 🔞

XVIII. Desolate

291 40 169
由 khinanti

Penyesalanku adalah pernah hadir ke dalam kehidupanmu dan menghancurkan kesempurnaanmu.

-Ryu Jungkook-

☆゚.*・。゚✧゚.*・。゚☆

F

lashback On.

Mendadak atmosfer di sekelilingnya berubah semakin menegangkan, kedatangan Min jae wanita yang sedang dia simpan rasanya cintanya yang kembali mengguar ada disana. Di depan pintu rumahnya dengan keterkejutan yang jelas menguasai kedua netra kembarnya. Jangankan Min jae, dirinya sendiri bahkan dibuat bingung. Kenapa tiba-tiba posisinya semenjijikan ini?

Kenapa ada wanita disini?

Kenapa pria tua itu jadi seorang wanita?

Dan kenapa juga mereka ada diposisi seperti ini.

Mencoba kembali mengingat apa yang sebenarnya terjadi diantara dia dan wanita yang sudah membuat dirinya menjadi lelaki paling bajingan Dimata wanitanya.

Tapi derap langkah besar menyadarkannya bahwa kini wanitanya kini tengah berlari menjauh dari rumahnya, bukankah ini menyedihkan? Dirinya bahkan tidak melakukan apapun, tapi kesalahpahaman menusuk langsung ke dalam prasangka Min jae.

Jungkook disana, dia membiarkan Min jae berlalu. Bermaksud mengomel memang, tapi melihat Min jae dengan wajah yang tidak menyenangkan untuk diberi ocehan. Akhirnya dia mengurungkan niat.

Tapi netranya saat ini berpaling pada sang kakak yang tengah diam membisu. Tubuhnya tanpa busana dan ada seorang wanita disana. Tanpa busana.

Tidak mengenai apapun di bagian atas lebih tepatnya. Menarik, tapi Jungkook lebih mengkhawatirkan Min jae saat ini.

Detik itu juga tangan Jungkook mengepal kuat, beberapa ruas jarinya memutih karna kepalan tangannya yang sangat kuat. Kekesalan pada sang Hyung bangkit lagi. Wanita yang dia ketahui pernah mengisi hatinya saat ini sedang terluka, mungkinkah ini adalah balas dendam yang Taehyung lakukan? Kenapa dengan cara paling rendah seperti ini?

Tungkai Jungkook tergerak, melangkah dengan pasti ke arah sang Hyung yang masih terpaku lebih tepatnya masih belum sadar betul akan apa yang terjadi saat ini. Tangannya mengayun tepat di rahang tegas Taehyung, dengan ayunan berupa kepalan tangan yang pastinya akan memberikan efek kejut untuk Hyungnya yang hanya diam membeku tanpa melakukan apapun untuk mencegah atau bisa saja sedikit memberi penjelasan yang masuk akal.

Benar saja, bogem mentah sang adik membawanya pada kesadaran sempurna yang tadi hilang mencari jawaban pasti. Pening mulai menghantam kepalanya ketika sosok wanita mulai bangkit memakai kembali bajunya dan tertawa dengan penuh bangga.

"Aku senang melihat kalian kembali hancur" dia memberi seringai licik, membenarkan rambutnya yang berantakan dan bergerak memutar sambil sesekali menyentuh dada bidang milik Taehyung "hancur seperti diriku. Hancur seperti yang selalu aku harapkan. Akhirnya ini terjadi lagi di kehidupan saat ini ya!"

Taehyung menepis, tatapannya menggelap. Menarik kencang rambut wanita yang tadi sengaja memberikan kesan jelek di hadapan wanitanya. "siapapun kau, tidak akan lolos kau dariku saat ini juga. Tunggu aku dan selesaikan semua ini!" Titah Taehyung dengan penuh penekanan, dan melepas cengkeramannya. Membuang tubuh wanita itu menjauh darinya. Melangkah dengan langkah pasti, sedikit berlari agar bisa mencegah wanitanya pergi. Min jae harus tau kebenarannya.

Karna ini termasuk kedalam sebuah manipulasi, bahkan Taehyung sendiri tidak sadar. Bisa saja dia terhipnotis.

Tapi naas usahanya menghentikan Min jae tidak terlaksana dengan baik, wanitanya sudah pergi menjauh. Mungkin saja membawa kekecewaan yang mengisi relung hatinya. Maka saat itu juga Taehyung berbalik, kembali melangkahkan tungkainya masuk kedalam rumahnya, tempat dimana ada sosok lain yang belum jelas siapa dan kenapa bisa dia melakukan semua ini.

"Ryu..Ryu..apa kau ini benar-benar amnesia? Hukuman apalagi yang kalian terima untuk mempertaruhkan kelayakan kalian masuk kembali menyambangi surga? Belum puas menjadi yang terbaik di kerajaan?" Wanita itu duduk di meja televisi tepat di hadapan Taehyung yang baru saja masuk kedalam rumahnya dan Jungkook yang masih pada posisi semula, menyilangkan kakinya. Menampilkan kaki jenjang indahnya, di depan lelaki yang menatap penuh amarah padanya.

Entah apa yang terjadi, tiba-tiba Jungkook mencengkram kuat surainya. Mendapat sakit yang tiba-tiba menyerang syaraf otaknya. Menghantarkan beberapa memory yang sedang menusuk langsung kedalam hatinya. Menyisakan sakit yang mengguar menguasai seluruh syarafnya.

"K-kau-" Jungkook terbata, mana dia sangka jika di kehidupan saat ini mereka kembali bertemu. Wanita yang pernah menolongnya saat dirinya tersesat ditengah hutan saat melakukan pelarian ditengah sakit hati yang mengikis habis hatinya mengetahui pernikahan sang kakak dan wanita yang dia cinta. Dia ini adalah wanita yang memberikan kehangatan di malam-malamnya yang sunyi dan pedih, sekaligus tindakan bodoh yang mengundang kesialan berakibat fatal. Bukan hanya fatal, tapi benar-benar menghancurkan jati dirinya dan harga dirinya sebagai putra kerajaan.

Selang dua bulan mereka bersama, Wanita itu hamil. Jungkook benar-benar melakukan itu semua karna kebutuhan biologis dan sakit hati yang menghancurkan pertahanannya. Wanita itu selalu memberikannya sentuhan yang membangkitkan hormon gilanya yang dengan senang hati mengacaukan akal sehatnya.

Ditengah ketakutan akan perilakunya terdengar sampai ke kerajaan Jungkook terpaksa membunuh dan menguburnya jauh di dalam hutan dekat dengan tempat tinggal wanita itu. Rumah wanita ini bahkan terbuat dari beberapa batang bambu yang menyanggah dan genting yang terbuat dari dedaunan untuk melindunginya dari hujan. Setau Jungkook selama dia disana, wanita itu hanya tinggal sendiri.

Dan satu hal yang dia ketahui, wanita itu berasal dari Korea Utara. Dia kabur dan menetap di dalam hutan.

Hal bodoh yang bisa saja berakibat fatal itu dia kubur rapat-rapat bahkan sampai dirinya tiba di kerajaan.

Sungguh dia benar-benar merasa menjadi manusia paling bajingan di dunia ini. Pendosa paling gila yang tega membunuh wanita yang sedang mengandung darah dagingnya. Maka menyesal adalah yang bisa dia lakukan di hari-harinya yang bertaburan rasa bersalah tiada henti.

"Kau mengingatnya bukan tuan Ryu Jungkook?" Wanita itu menatap nyalang ke arah Jungkook, matanya benar-benar menyiratkan akan sebuah luka yang sangat besar menganga di hatinya. Sakit hati yang benar-benar tidak bisa dia hindari ketika melihat sosok yang sudah tega membunuhnya dan janin yang masih berupa zigot mungkin.

Bibir Jungkook mengatup, air matanya lolos begitu saja membelah kedua pipinya. Tubuhnya rubuh seketika, seakan tengah bersujud di hadapan wanita itu. Dirinya memang bajingan. Pendosa yang memang pantas dihukum semenjijikan mungkin jika bisa.

Berbeda dengan Taehyung, dia justru bingung. Tidak mengerti akan semua yang terjadi.

Ada apa sebenarnya?

"Jung-" Taehyung memanggil sang adik yang sudah terisak, tangisnya begitu menyayat hati. Sakit hatinya ketika melihat Min Jisae dia nikahi tidak sesedih saat ini. Sungguh mengerikan sekali. Tapi ucapan Taehyung tidak lolos semua, Jungkook memotongnya dengan meraih kaki sang kakak. Meminta permohonan maaf.

"Hyung..Hyung..ak-aku adalah pendosa dan pengkhianat. Aku ini adik macam apa Hyung" Jungkook tertunduk, kedua tangannya menggenggam erat celana panjang hitam Taehyung. Terlihat seperti bersujud. Bersimpuh pada sang kakak.

Taehyung yang kebingungan hanya diam, tapi kini ekor matanya melirik ke arah wanita itu. Tiba-tiba saja wanita itu seperti memakai hanbok putih, rambutnya digelung ke atas dengan tusuk rambut cantik yang menghias rambutnya. Tapi yang justru menarik perhatiannya itu adalah, sesosok bayi yang dipangku wanita itu. Mereka berdua terlihat seperti sedang memberi kasih. Indah sekali.

"D-dia anakku Hyung" Jungkook kembali bersuara. Pernyataan ini sungguh membuat Taheyung termangu, melihat anak perempuan yang tersenyum kepada sang ibu "aku..aku membunuh mereka" saat itu juga dada Taehyung bergemuruh hebat, sesak langsung menyeruak membuat jalan buntu untuk bisa masuk mengisi ruang di dalam paru-parunya. Apakah ini sebuah lelucon? Dan ini juga membuatnya membolakan matanya, entah kenapa hatinya memanas. Amarah menaungi Taehyung saat itu juga.

"Hyung, aku pembunuh. Benarkan aku ini pembunuh! Aku pembunuh! Berulang kali aku sadar jika aku ini pembunuh!" Jungkook menunduk, hatinya seperti sudah melecos keluar dari tempatnya. "Sekian lama aku mempertanyakan semua ini, selama ini aku memendam rasa bersalah yang tidak jelas siapa pemiliknya. Dan sekarang aku tau. Akulah pembunuh sesungguhnya, aku sudah membunuh wanita beserta ibunya dan secara tidak langsung membunuh Min Jisae juga"

Taehyung dengan cepat mencengkram kerah baju sang adik, menariknya untuk bisa sejajar dengannya. Tangannya yang sudah mengepal begitu saja lepas kendali menyambar pipi mulus Jungkook. Kali ini pukulan ini terasa menyakitkan, jauh menyakitkan dari apa yang Taehyung terima tadi. Karna darah pekat keluar begitu saja "Bajingan, aku benar-benar tidak menyangka bahwa adikku ini benar-benar lebih dari kata pengecut. Kau ini bajingan. Seharusnya memang kau mati. Mati dengan cara mengenaskan. Sama seperti mayatmu yang ditemukan dua hari setelah kehilanganmu. Kau pantas. Kau layak bajingan"

"Aku belum mati dulu, janinkulah yang mati. Kakakku terlebih dahulu datang menyelamatkanku. Dengan penuh usaha mencari tabib di desa untuk menyembuhkanku. Tapi naas aku perlahan-lahan mati, dengan penderitaan dan sakit hati yang aku bawa Jung" wajah wanita itu yang semula terlihat sejuk, kini berubah menyeramkan. Beberapa urat kebiruan muncul di bagian wajahnya. Menampilkan semburat amarah yang sudah membara. "Kau satu-satunya lelaki pengecut yang pernah kutemui, setelah apa yang kau lakukan dengan mudahnya kau pergi meninggalkanku yang sedang sekarat karna pedang yang menancap dengan hebatnya di atas perutku, tempat anakmu tumbuh"

Jungkook bangkit, memegang rahangnya yang terasa sakit "jika kau dendam, kau marah. Marahlah padaku! Kenapa kau harus menghancurkan hyungku juga! Aku tau jelas, kau yang sudah menyuruh beberapa pengawal untuk memergoki aku kan! Kau yang memberi pesan pada hyungku agar menemuiku dengan alasan aku yang memintanya untuk bertemu di gudang bahan pangan eoh? Karna aku tau jelas, disana tidak ada siapapun tapi aku melihat sekelibatan orang memakai sorban membuntutiku. Kau juga salah satu yang berperan membunuh orang yang bahkan tidak bersalah! Menghancurkan kebahagiaannya"

Wanita itu terkekeh sembari menimang-nimang bayi mungil di pelukannya "bukannya kau yang sudah menghancurkannya? Wanita itu juga berperan penting menghancurkan hubungannya dengan suaminya bukan? Kalian bermain belakang! Jadi disini siapa yang berjasa mengungkap kebusukan kalian kepermukaan?"

Jungkook mengumpulkan segala jenis kesabaran menghadapi wanita ini, dia tau jelas memang semua ini kesalahannya tapi bukan seperti ini caranya balas dendam. Cukup dia. Jangan yang lain.

Taehyung mengambil pakaiannya, tidak lupa Coat warna hitam yang bersandar apik di sofa tempat dia tadi terbaring "urus saja urusan kalian. Aku harus menyelesaikan urusanku dengan Min jae"

Jungkook tidak bisa lagi mengelak, semua itu benar adanya. Dia bersalah.

Semua berpusat padanya.

"Hyung, maafkan aku Hyung" lirih Jungkook ketika Taehyung berjalan melewatinya.

Taehyung berhenti, bermaksud ingin menjawab tapi Jungkook kembali bersuara "Hera-ya..maafkan aku. Maafkan kesalahanku yang tidak akan bisa dimaafkan ini. Percuma memang meminta maaf, tapi kumohon. Benci dan dendam lah hanya padaku. Jangan Hyungku apalagi Min jae. Mereka tidak bersalah." Jungkook memberanikan diri melangkah mendekat ke arah Hera, wanita yang telah ia bunuh "maafkan aku penah hadir ke dalam kehidupanmu dan menghancurkan kesempurnaanmu. Memberikan luka yang tidak akan pernah bisa mengering. Tapi sungguh Hera, aku mohon jangan rusak kebahagiaan Hyungku"

Hera terpatri di tempatnya, matanya menatap Jungkook kosong. Sungguh Hera mencintai lelaki itu, lelaki yang pernah bersamanya walaupun hanya dua bulan lamanya, walaupun sebatas pelarian, walaupun dia yakin. Lelaki itu tidak akan pernah bisa bersamanya. "B-bukan aku sebenarnya dibalik semua itu. Kakakku lah yang melakukan itu, karna saat itu tubuhku masih terbujur kaku di rumah tabib." Dia mengambil nafas dalam, menatap Jungkook dan Taehyung bergantian "kakakku jugalah yang membunuhmu Jung"

☆゚.*・。゚✧゚.*・。゚☆


Jika banyak yang bilang bahwa lebih baik ada sesuatu hal yang dibiarkan untuk tidak diungkap agar menjadi sesuatu yang lebih baik di sembunyikan karna beberapa hal yang tidak memungkinkan. Itu sedikit lebihnya pas untuk mengutarakan yang Taehyung ungkap kemarin malam.

Seperti pengakuan Taehyung semalam, dirinya berpesan agar tidak ada siapapun yang mengetahui ini semua. Dia menutup rapat tentang siapa dan apa kedudukannya di dunia ini. Bahkan Jungkook sang adik pun tidak mengetahui fakta ini, termasuk Yunki.

Sebagai malaikat penyelesai Misi, sebenarnya bukan hanya menjadi guardian saja. Dia bisa menjadi malaikat maut sekalipun dia memang ditugaskan seperti itu. Atau iblis sekalian, kalau Tuhan berkehendak seperti itu memberikannya misi untuknya.

Yang jelas dia bukan hanya seorang guardian, dia banyak mengemban tugas.

Walaupun sayap hitam yang dia miliki saat ini dilihat buruk oleh segelintir makhluk yang ada di dunia ini, bukan masalah untuknya. Itu justru sebuah keuntungan, dirinya jadi tidak terdeteksi akan posisinya di dunia ini oleh beberapa pihak yang mungkin berniat jahat.

Min jae sama sekali tidak ingin mempertanyakan tentang pengorbanan yang Taehyung utarakan semalam, karna dia tau. Sekeras apapun dia ingin mengetahui semuanya. Pasti Taehyung tidak akan memberitahunya dengan gamblang.

Maka perannya saat ini benar-benar seperti orang bodoh, membiarkan semua berjalan seperti apa yang Taehyung usahakan untuk dia laksanakan dan bertindak layaknya tidak mengerti apa apa. Alasannya cukup simple, dia hanya ingin menjaga privasi Taehyung dan membebaskan Taehyung bertindak sesuai apa yang dia inginkan.

Walaupun sebenarnya ada perasaan mengganjal yang mengganggu hatinya akan pernyataan itu.

Dirinya sendiri bahkan tidak bisa menyangka dengan jelas keterkejutannya malam itu mendapatkan pengakuan yang selama ini dia pertanyakan. Terlalu mengejutkan dan membingungkan.

"Kau sudah bangun ehmm..?"

Sebenarnya Min jae masih sangat mengantuk, tapi fikirannya tentang semalam masih terus menghantui. Suara serak khas bangun tidur dari arah belakang tubuhnya membuatnya sedikit menyunggingkan senyumannya. Membuang jauh fikiran yang membuatnya bingung, kembali pada kenyataan. Kenyataan bahwa dirinya saat ini tengah berbaring disamping Jimin, lebih tepatnya memunggungi Jimin. Hanya tidur, seperti biasa.

Nafas hangat menerpa cekuk lehernya, kecupan kecil dibubuhi disana. Jimin tengah memandangi wanitanya dari samping, satu tangannya menumpu pada pipinya agar dapat menjangkau wajah manis sang wanita saat bangun tidur. Jujur, Jimin merindukan saat seperti ini.
"Kau tidak menjawabku? Sedang memikirkan sesuatu?"

Min jae menggelengkan kepalanya pelan, memejam ketika kecupan itu sedikit membuat tubuhnya menegang. Cepat sekali, reaksi pagi hari memang mengejutkan.

Jimin benar-benar mendamba, apalagi melihat wajah Min jae yang menahan desakan yang seharusnya lolos dari bibir pucat tanpa perona itu karna menanggapi serangan yang Jimin berikan sepagi ini. Maka saat itu juga Jimin kembali memberi kecupan disana, sampai ke belakang telinga Min Jae.

"Jim..eungh" untuk kali ini erangan itu lolos, membuat Jimin terkekeh gemas. Tidak ada maksud lain, hanya ingin menjahili wanitanya. Walaupun reaksi tubuh di lain tempat berbeda.
"Rupanya ada yang ikut bangun hanya karena eranganku ya, Jim?"

Tercekat, wah gila memang. Ketahuan juga.

"Kau merasakannya ya? Maaf dia sedikit nakal" sekarang Jiminlah yang merona dibuatnya. Kembali pada posisinya, berbaring dan membiarkan Min jae masih memunggunginya.

Tapi sekarang Min jae yang berganti posisi, mengahadap ke arah jimin lalu ikut berbaring bersama Jimin menatap langit-langit awalnya. Lalu bergeser merapatkan diri, merengkuh tubuh Jimin yang masih memakai kaos putih yang sedikit transparan. Jujur saja Min jae sedikit gemas setiap kaos itu dipakai Jimin, ada yang menonjol membuatnya ingin sekali mencubit atau bahkan menggigit.

"Jae-ah.. ak-aku.. aku mencintaimu, sungguh" Jimin berucap tiba-tiba, wajahnya beralih menatap wanita pujaannya yang juga sedang melihat ke arahnya. Menunggu reaksi Jimin saat tangan kecilnya memilin benda menggemaskan itu. "Aku ingin memilikimu seutuhnya, cinta Min jae. Sangat." tatapan Jimin tulus, hangat tapi penuh penekanan. Jangan lupakan tatapannya yang selalu mendominasi.

Min jae benar-benar perlu memproses semuanya saat ini, Jimin dan dia menang tidak pernah mengumumkan prihal perasaan mereka berdua. Namun selama Jimin selalu ingin bersamanya dan saling memberi rasa. Itu cukup untuk Min jae mengetahui bagaimana perasaan Jimin padanya.

"Jangan menjawab atau meyakinkan diri akan pernyataanku saat ini. Kau mungkin butuh waktu menerima semua ini, apalagi prihal hukumanku dari iblis itu belum terlaksana dengan sempurna. Kau akan sakit nanti" ucap Jimin melihat kedua netra Min jae yang sedang berusaha meyakinkan diri, kemudia mengarahkan pandangannya pada langit-langit kamar. "Karna, kau ingin kembali bersamaku saja cukup memberikanku satu kekuatan menjalani hidup ini. Percayalah, bahwa aku mencintaimu. Itu cukup"

Ada banyak kejutan di hari-hari ini. Dimulai dari dirinya yang tau akan hubungannya dengan Ryu bersaudara, dirinya yang ternyata adalah adik dari Roe Yunki, Taehyung yang ternyata adalah guardian yang menolongnya saat itu dan Jimin yang dengan lantang mengikrarkan cintanya.

Dimana Min jae sempat berfikir bahwa hidupnya akan stagnan dimana dirinya selalu terpuruk. Masih memang untuk saat ini, tapi sedikit ada kelegaan.

"Jim, kau tau bagaimana perasaanku saat ini?"

Jimin menggeleng, tatapannya masih lurus. Dia takut wanitanya belum bisa menerima cintanya.

"Aku selalu merasa tenang bersamamu, kau selalu memberikanku kasih sayang yang selalu aku ingin rasakan. Untuk hal mencintai, aku rasa..aku juga mulai merasakan itu juga"

Tapi belum sempat Jimin menanggapi, pintu kamar sudah diketuk terlebih dahulu. Mungkin si kelinci, dia senang memasak. Pasti sarapan sudah tersedia. Sepagi ini, tepatnya pukul tujuh pagi.

"Masuklah" titah Jimin.

Tapi hal mengejutkan yang diterima Min jae dan Jimin. Seseorang dengan seringai liciknya dan tatapan penuh intimidasi. Jangan lupa aura gelap yang menyelubungi dirinya. Menakutkan sekaligus membuatnya bertanya-tanya akan sosok itu.

Apa yang kalian rasakan di part ini?

Udah mulai kebuka kan? Jungkook selalu bilang dia pembunuh sekarang sudah keungkap kan siapa yang dia bunuh sesungguhnya. Tapi siapa nih kakaknya si Hera? Pembunuh Jungkook dulu.

Pengen tau dong, kalian tim siapa nih.

🌼JaeMin

🌼JaeKook

🌼Jae Hyung

Sehat selalu kalian semua. BORAHAE 💜💜💜💜💜💜💜

Salam dari Ryu bersaudara.

继续阅读

You'll Also Like

PANDAWA 由 ny. lee

同人小说

6.7K 595 27
INI TENTANG BAGAIMANA HARI-HARI YANG DILALUI OLEH 5 BERSAUDARA. BAGAIMANA CARA MEREKA MEMBUAT RUMAH SELALU RAMAI. BAGAIMANA SI KEMBAR TUMBUH, RASA LE...
33K 3K 15
_SasuSaku's story books_ [ end ] Warning⚠️ : -character death - murder - hallucination - blood/gore - violence - psychopath - other things that distu...
4.9K 354 11
"Aku memilih mencintaimu dalam diam, karena dalam diam aku tak mendapatkan penolakan" "Aku jatuh cinta kepada seseorang yang hanya bisa kulihat tapi...
1.3K 167 15
[ON GOING] ... Semua ini berawal dari pesta megah yang sengaja ayahnya persiapkan. Sera yang saat itu genap berusia 19 tahun dan baru saja menyelesa...