Lluvia

By mafiakangkung

62.3K 6.7K 7.5K

[𝙊𝙣 𝙂𝙤𝙞𝙣𝙜] Lluvia / Yu-vee-ah Spanish (n.) Rain Qaaley Wonwoo Aestas terlahir di era yang memandang ke... More

Guide to Lluviaverse
Capítulo 00 : introducción
Capítulo 01 : un amante de la libertad
Capítulo 02 : un momento caótico
Capítulo 03 : una sonrisa pacífica
Capítulo 04 : un nuevo secreto
Capítulo 05 : uno despiadado
Capítulo 06 : un aroma potente
Capítulo 08 : una negociación
Capítulo 09 : un primer encuentro
Capítulo 10 : un hombre de hombros anchos
Capítulo 11 : lazos de sangre de la familia
Capítulo 12 : esperanzas rotas
Capítulo 13 : verdad amarga
Capítulo 14 : hermoso error
Capítulo 15 : efecto mariposa
Capítulo 16 : antes de irte
Capítulo 17 : quemar el océano
Capítulo 18 : nuevo al comienzo
Capítulo 19 : entre vida y muerte
Lluvia F.A.Q
Capítulo 20 : ser el único
Capítulo 21 : en nombre del amor
Capítulo 22 : no puedes escapar
Capítulo 23 : el último diablo
Capítulo 24 : un nuevo día, un nuevo comienzo
Capítulo 25 : bello durmiente

Capítulo 07 : un melocotón en flor

3.1K 369 469
By mafiakangkung

Tag : mature dialogues and words, semi-explicit mature scene, mature graphic, rated 21+

Dalam bab ini memuat konten adegan dewasa male x male disertai beberapa grafik demi mendukung deskripsi cerita. Diharapkan kebijaksanaannya untuk skip dan lanjutkan baca part ke-3 saja apabila 'merasa' masih belum cukup memasuki usia legal. Penjabaran adegan dewasa yang runtut dan semi eksplisit bisa disebut "berani" akan berakibat pada sensasi ingin menghujat Kangkung. [trsipu mlu]

Bilamana keinginan hujat sudah tak terbendung lagi, better jangan dipaksakan membaca ya. Apalagi sampai report ceritanya, mari agar kita tidak saling mengusik satu sama lain khususnya ketenangan teman-teman yang lain.

You've been warned. Cause risk at your own.

But, i hope you guys enjoy this chapter and please dont forget to leave the trace in comment section below and press the star icon 🙏

Happy reading!

Have a great day 🧡

...

Chapter VII : A Blooming Peach

"Your scent is like a drugs to me. Like my own personal brand of heroin." Stephenie Meyer

.

.

.

Kylan ... sentuh aku.

Adalah serangkaian kata bermaka fatal yang masih terngiang dalam kepala Mingyu ketika Wonwoo yang berada di luar kendali sudah melampaui batas dari janji yang berakhir diingkari. Mingyu tidaklah bodoh untuk menebak seberapa kacau si pemuda yang baru berusia 19 tahun ini malah terserang heat. Feromon yang Mingyu yakini sebagai aroma bedak bayi nyatanya semakin pekat melingkupi kamar yang juga masih tersisa jejak feromon sang Alpha dominan.

Mingyu gila, tentu saja. Selama ini dia tidak pernah mendapat privilege bisa merasakan secara langsung feromon seorang Omega. Meski di lingkungan tempat mengajar ada beberapa Omega, namun rata-rata dari mereka sudah memiliki mate sehingga Mingyu tak memiliki sedikitpun kesempatan. Termasuk bercinta dengan seorang Omega karena selama masa rutnya tiba hanya satu Beta male yang menjadi tempat pelampiasaan berahinya.

Kini, tepat di depan mata kepala Kylan Mingyu, sudah berdiri Qaaley Wonwoo yang dipercaya sebagai Beta namun ternyata seorang Omega dalam kondisi heat menyerahkan diri agar dilahap sisi liar sang Alpha. Entah menguntungkan atau sebaliknya, tapi berat bagi Mingyu mengambil langkah apalagi bertahan dalam situasi yang mana Wonwoo tak mau berhenti mengecup dada bidang dan leher kokoh yang separuh badan bertelanjang tanpa sehelai benang.

Kulit tan eksotis nan menggiurkan milik Mingyu tersiram temaram lampu, benar-benar meninggalkan kesan seksi seratus kali lipat dari biasanya. Wonwoo bisa merasakan lesakan libido yang semakin menghimpit dari pemuda bongsor di hadapannya. Apalagi aroma kuat yang pelan-pelan dia suka. Rupanya feromon Mingyu sudah berkawan dengan sistem indera pembau Wonwoo sampai akhirnya mulai terbiasa.

"Luces bien, Kylan. Maduro y tan guapo." (You look good, Kylan. Mature and so handsome).

"Estás como una puta cabra, Qaaley." (You're fucking crazy, Qaaley).

"Tuhan pasti dalam keadaan bahagia saat menciptakan wajah tampanmu. Hihi, Kylan ... si beruang mabuk kesayanganku."

"Tak sadarkah jika kau lebih mabuk dari orang mabuk? Ayo bangun! Dan tolong segera hentikan lelucon konyolmu ini, Qaaley," Mingyu menepis Wonwoo yang masih bersemangat menciumnya.

Tapi nihil, upaya Mingyu mencoba waras dan bersusah payah menahan feromon yang semakin terangsang malah diperparah gerakan serampangan Wonwoo. Di mana pemuda manis itu melucuti blazer yang menutupi tubuh kurusnya. Entahlah, Mingyu tidak tahu apakah Wonwoo menyadari betapa si Alpha dominan tak berkutik kala puting berwarna merah jambu Wonwoo menonjol dari balik kemeja putih tipis itu.

Mingyu bisa saja mengisapnya persis bayi yang kelaparan, namun lagi-lagi memilih bertahan agar tidak ada penyesalan di hari yang akan datang. Tubuhnya mungkin tidak dapat dibohongi, tapi Mingyu masih memiliki akal pikiran dan tanggungjawab untuk tidak mengikuti nafsu apalagi sampai merenggut pengalaman heat pertama Wonwoo.

"Percuma saja aku menahanmu. Kau benar-benar tidak menyadari sekacau apa dirimu sekarang," bisik Mingyu menopang tubuh Wonwoo yang hampir oleng saat melucuti satu persatu kancing kemeja. "Aku tidak akan bertindak gegabah. Jika kau tidak bisa diajak kerjasama, jangan harap malam ini kau akan selamat. Dengarkan aku, kucing nakal ... simpan wajah penuh nafsumu. Kau bisa menyentuh dirimu sendiri bersama feromonku, tapi tidak bersetubuh denganku. Jangan sampai kau ingkari janjimu siang tadi."

Begitu hendak pergi meninggalkan kamar seusai merebahkan Wonwoo di kasur, langkah Mingyu terhenti oleh genggaman tangan yang menahannya. Sudah pasti itu milik si Omega yang takkan membiarkannya kabur, namun aneh alih-alih diterkam atau kemungkinan paling buruk Mingyu diperkosa Wonwoo, keadaan mereka kini sedikit berbanding terbalik. Di mana Mingyu bisa mendengar isak tangis Wonwoo yang mengiris.

Omega itu memohon dengan nada putus asa seolah heat yang menyerang sudah begitu menyiksa. Dan ajaib, Mingyu mengerti penderitaan yang sama, setiap rut datang selalu muncul sesuatu berkuasa dan kuat dari dalam dirinya. Seperti ada yang memaksa agar mengemis dapatkan kenikmatan. Mingyu mengerti apa yang Wonwoo alami sekarang. Setidaknya, sebagai manusia yang masih memberontak lantaran tak menyukai cara yang mirip pemaksaan. Ya bayangkan saja, memangnya etis membiarkan heat dan rut mengambil alih atas urusan seksual dan selalu menyetir mereka?

Di mana letak kebebasan sebenarnya?

"I-ini menyakitkan sekali, a...ku tidak bisa. Tubuhku panas, di...dinginkan tubuhku, Kylan. Aku mohon, selamatkan aku, hiks."

Astaga, apakah Tuhan memang benar-benar sengaja mengerjai Mingyu? Bukankah ini adalah doa yang dipanjatkan sesaat tadi dan terkabul begitu saja? Oke, memang Mingyu akui sudah meminta agar seseorang datang ke kamarnya demi membantu melewati masa rut. Tapi, kenapa harus Wonwoo orangnya?

Walau Mingyu tidak meminta secara spesifik, kenyataan jika Dorado jadi-jadian super menyebalkan inilah tersangka yang paling dia hindari. Bagaimanapun juga, Mingyu sangat yakin jika Wonwoo bukan adik sedarahnya, meski mengaku sebagai anak dari Yuri Dorado yang jelas ibu kandungnya. Mingyu hanya tidak ingin menyesali keputusan yang terjadi lantaran rut sialan berhasil merusak keadaan.

"Nghh...."

Wonwoo merintih saat berhasil melucuti celana jeans sampai sebatas paha. Tubuh lemasnya bersandar di kepala ranjang, mencoba menyentuh kesejatian yang menegang menggunakan tangan. Mingyu menahan napas beberapa detik saat melihat Wonwoo yang malam itu serapuh dan seputih kapas melakukan tindakan solo.

Sampai akhirnya batang menggemaskan dengan pucuk kepala berwarna merah muda menyembul dari underwear mengeluarkan pre-cum saat pijatan bergerak konstan. Kamar itu pun dipenuhi geram penuh nikmat Wonwoo yang semakin gila dalam usaha memuaskan dirinya tanpa bantuan.

Jangan tanya bagaimana nasib Mingyu saat tak sengaja menyaksikannya. Akal pikiran yang masih menjunjung kesadaran lesap perlahan, meninggalkan kedut tak nyaman dari Mingyu junior yang juga meraung meminta agar diberikan kebebasan lantaran bersembunyi dari balik celana.

Jelas si Alpha tersihir oleh seberapa seduktif Wonwoo yang bermain sendiri, membuatnya ingin menerjang kasur dan melahap tubuh cantik itu. Lantas langkah kakinya berganti menghampiri, mendudukan tubuh besarnya di tepi ranjang. Sengaja menjaga jarak lantaran takut mendapatkan sambutan mengejutkan.

Luarbiasa. Tanpa kata Mingyu menyaksikan bibir Wonwoo yang tak mau diam ketika berceloteh. Di mana bibir padat nan kenyal milik Omega manis itu selalu dibayangkan akan sempurna apabila dikatup oleh bibir Mingyu. Kemeja kusut benar-benar kurang ajar lantaran sudah mengganggu, sebab kini masih bertengger dan menutupi seberapa putih bahu Wonwoo.

Tangan Mingyu bergerak tanpa kuasa, menyentuh pipi bersemburat merah sang pemuda yang serupa delima. Percikan nafsu dari sepasang manik rubah Wonwoo berhasil menerkam Mingyu dalam pesona yang sangat digdaya.

"Kylan ... ayúdame, por favor." (Kylan, help me, please).

Mingyu memilih mendekat, menatap tajam Wonwoo yang hampir mati lantaran menahan lapar akan sentuhan sang Alpha yang berhasil menjebaknya dalam hasrat mendesak. Ibu jarinya yang menyapu bibir bawah Wonwoo terhenti, diganti tugas menarik dagu sang Omega untuk dibawa dalam sebuah pagutan. Di tengah semburat sinar rembulan di malam yang cantik, melalui ciuman yang tak henti-hentinya, mereka siap mengalami pencapaian orgasmik.

"Jangan salahkan aku jika nanti kau menyesalinya, Qaaley. Aku tidak akan sudi berhenti setelah kau memohon dengan wajah tersiksa seperti ini."

"Nhhh...."

"I won't be gentle. Sorry."

---

Dalam hitungan menit, tubuh Wonwoo sudah telanjang sempurna. Napas berat menambah suasana malam di mana Mingyu terduduk konyol lantaran tak mampu berhenti menatap wajah cantiknya yang jelas tak berdaya. Lebih tepatnya terpesona oleh kulit seputih susu dengan semburat pink di area tertentu yang persis buah persik. Untuk beberapa saat, hanya ada kesunyian mengisi kamar Mingyu lantaran si empunya terdistraksi dalam keindahan Wonwoo.

Tanpa membuang kesempatan, lagi-lagi si Omega yang merasa harus menyentuh tubuhnya menekuk lutut dan mengangkang sempurna di hadapan Mingyu. Menampilkan area selatan yang basah oleh cairan yang dipenuhi feromon manis miliknya. Mingyu terkesiap dan semakin yakin jika Wonwoo memang seorang Omega. Karena tidak ada satupun Beta male yang bisa melubrikasi dirinya sendiri. Setiap Mingyu melakukan penetrasi di tubuh Jungkook, selalu ada bantuan alat agar memudahkan dan mengurangi rasa sakit.

Namun lihatlah Wonwoo, Omega cantik itu secara alami memproduksi lubrikasi dan menjelaskan seberapa terangsangnya saat ini. Jemari lentiknya dengan nakal meremas bongkahan bokong yang merah. Bermaksud memamerkan pada Mingyu jika surga dunia itu benar nyata dan sudah menunggu untuk menelan kesejatiannya. Sedangkan jemari tangan kanan Wonwoo sengaja dikulum sebelum berhasil memasukkan satu jari lain demi mendapatkan kenikmatan.

Sial. Bahkan mengumpat dalam bahasa Paradia paling kasar pun tak membuat Mingyu waras. Akhirnya menyerah dan mulai menyentuh kulit dengan suhu tubuh yang lebih hangat dari biasa. Wonwoo merintih, begitu sensitif dan responsif oleh sentuhan Mingyu. Padahal sang Alpha hanya menaruh telapak tangan besarnya di atas dada, namun Wonwoo berikan respons luarbiasa. Di mana hampir menggelinjang dan mengeluarkan cumnya secara perdana. Mingyu menyeringai, menatap mata Wonwoo yang sayu lalu melahap bibir yang dengan sukarela terbuka.

"Kau sama sekali tidak berpengalaman. Bahkan caramu membalas ciumanku terlalu inosen. Bukan masalah, aku akan mengajarimu."

Kesempatan tak dibuang begitu saja, Mingyu menelusupkan lidahnya ke dalam mulut Wonwoo. Ujungnya menyentuh ujung lidah sang Omega yang akhirnya terbangun dan ciuman terasa seperti perang. Di mana Wonwoo terlanjur masuk dalam jebakan meremas kepala Mingyu agar pagutan semakin dalam. Luarbiasa, Mingyu semakin gila ketika makhluk cantik ini membalasnya. Entah dengan remasan, cakaran, maupun sentuhan sederhana yang berganti sedikit kekerasan. Persis kucing manja, Mingyu mulai menyukainya.

"Hnnn?" Wonwoo mencoba protes saat ciuman terhenti, dibalas elusan dari ibu jari Mingyu yang mengelus pipi.

"Bercinta tidak akan cukup hanya dengan ciuman, kucing nakal. Kau harus ikhlas berbagi dengan kenikmatan lain. Lebih tepatnya dengan bagian tubuh lain. Kau ingin aku menyentumu di bagian mana? Merintihlah ... memohonlah dengan wajah frustrasi bagian mana yang ingin aku sentuh lebih dulu."

"Di ... s-sini," tunjuk Wonwoo langsung pada lubang senggama. Mingyu terkekeh kecil dengan jawaban polos sang Omega. Mengejutkan sekali, padahal saat Wonwoo dalam kondisi tidak sedang heat begitu menyebalkan, namun malam ini seperti menjadi orang berbeda. Dikatakan kehilangan kesadaran pun, Wonwoo masih bisa mengenali siapa yang kini menindihnya. Dia bahkan menyebut nama Mingyu dengan desahan merdunya.

"Sayangnya tidak secepat itu. Kita harus melakukannya perlahan. Despacito, Amore. Slowly."

Wonwoo gemetar kala Mingyu menghidu feromon yang ada di antara perpotongan lehernya. Benar-benar seperti aroma buah persik yang siap dipanen. Segar dan manis, bahkan seindah bunga yang muncul di musim semi, kucing nakalnya berhasil sembunyikan sisi paling Mingyu suka. Jelas bahaya, karena selama ini dia memang sengaja menghindari untuk berhubungan dengan seorang Omega.

Kenapa Mingyu bisa berakhir memilih Beta male untuk rut buddy pun karena enggan terjalin dalam hubungan yang membuat mereka berakhir dalam ikatan. Mingyu sangat mencintai kebebasan. Tak jarang dari banyaknya Alpha, Beta, dan Omega yang memujanya, tak ada satupun yang berhasil mencuri hati Mingyu.

Namun sejak Wonwoo muncul bahkan menunjukkan diri sebagai Omega yang sudah pasti dia hindari, bukannya menjaga jarak tapi ternyata Mingyu malah temukan kenyamanan. Terutama dari feromon yang tidak begitu kuat menguar kala hari biasa, Mingyu justru ketagihan setiap menghidunya. Menjelaskan seberapa spesial Wonwoo yang meski tidak seperti Omega lainnya namun memiliki pesona luarbiasa.

"K-kylan, geli ... j-jangan digigit."

Justru dengan semakin dilarang, Mingyu malah semakin tertantang. Sebelah tangannya sibuk memilin puting Wonwoo, sedangkan tangan lain memijat kesejatian sang Omega yang tegap menantang. Menjadi kegiatan paling luarbiasa nikmat begitu Mingyu mengisap puting merah muda di sebelahnya, sesekali menggigit menggunakan gigi atau disapu oleh ujung lidahnya. Membuat Wonwoo seperti melayang ke awang-awang, tak sanggup menahan seberapa luarbiasa sentuhan Mingyu di tubuhnya.

Perjalan masih panjang, Mingyu berganti mengecup perut putih Wonwoo dan semakin turun ke area tulang pinggul. Mengisap dan mengigit kecil untuk tinggalkan jejak jika malam ini Wonwoo yang memohon dengan pasrahnya adalah milik Mingyu seorang. Lalu akhirnya berhenti di tujuan terakhir, di mana bintang utama yang sedari tadi Mingyu pijat terlihat menggemaskan. Paha Wonwoo yang terbuka dia semakin tekuk sampai kepala Mingyu bisa berada di tengah selangkangan Wonwoo untuk mengecup, menjilat, dan berakhir mengulum kesejatian itu.

"Haaa ... hnggg—"

Kepala Wonwoo tersentak, tak siap menerima serangan lain. Terutama panas dari rongga mulut Mingyu yang memijat batang kebanggaannya. Bahkan sang Alpha tak membiarkan Wonwoo bernapas lega, di mana dua bola yang ada di bawahnya pun menjadi korban jilat hisap berikutnya.

Tidak. Ini salah besar. Harusnya Wonwoo tidak memikirkan hal segila ini, di mana yang mengulum kesejatian bukan Mingyu melainkan Wonwoo. Kegiatan malam ini terlalu timpang sebelah, tidak adil. Sebab keinginan Wonwoo untuk merasakan seberapa besar milik Mingyu memenuhi bibir dan mulutnya begitu menggebu. Dia pun ingin menelan cairan cinta yang dipenuhi feromon Mingyu.

"H-hentikan, a-aku mau keluar."

Benar saja, tak ada hitungan waktu tiga menit hisapan Mingyu, Wonwoo sudah meledak dalam mulutnya. Sperma yang dipenuhi feromon si Omega berhasil melalui kerongkongannya. Benar-benar gila, ini bahkan belum masuk dalam acara utama, tapi menyentuh Wonwoo seperti memberikan kepuasan baginya.

Sebagai dominan dan seorang Alpha, memang sudah menjadi insting Mingyu membiarkan pasangan terpuaskan lebih dulu sebelum memuaskannya. Dia harus memegang kendali, karena rintihan juga ketidakberdayaan partner adalah kebanggaannya. Mingyu memiliki pride setinggi langit dalam hal ini.

Tiba-tiba Wonwoo bangkit menubruk dada tebal Mingyu, lalu wajahnya turun ke area selatan di mana sang Alpha baru saja berinisiatif untuk membuka kancing jeansnya. Membebaskan pahlawan yang sengaja disiapkan belakangan.

"Benar-benar kau ya. Benar-benar kucing nakal," seringai Mingyu semakin naik saat Wonwoo tanpa aba-aba melakukan hal yang sama seperti dilakukan Mingyu. Yakni mengulum kesejatian yang bisa jadi lebih besar, padat, dan kokoh dari miliknya.

Wonwoo tanpa ragu menggunakan bibir dan tenggorokannya untuk mengukur ukuran, meski agak kewalahan karena hampir tersedak tapi tidak sekewalahan ketika Mingyu yang tak sanggup menahan malah membawa kepalanya agar bergerak naik turun. Geraman sang Alpha yang menguarkan feromon kuat mengisi kamar tempat mereka bercinta, membuat Wonwoo semakin gila ingin menyecap milik sang Alpha, tapi sepertinya tidak semudah itu.

Sebab kini, Mingyu mendorong tubuhnya agar rebah di ranjang. Lebih beringas dan berhasil mengejutkan Wonwoo yang sampai lupa bernapas. Masih menggunakan celana yang dibuka hanya bagian ritsleting, tangan tebal Mingyu menekuk paha Wonwoo agar terbuka lebar. Saking lebarnya, dia bisa melihat lubang senggama Wonwoo yang merah muda berkedut dengan nakalnya. Lantas dicoba memasukkan satu jari, Wonwoo terkesiap, begitu jari kedua masuk, Wonwoo tersedak. Panas yang menjalar di area belakang tubuhnya merambat sampai ke kepala. Berhasil membuat Wonwoo pening tiada dua.

"A-apa kau tidak ingin memasukannya?"

"Tidak semudah itu, adik kecil. Aku harus memastikan seberapa siap tubuhmu menerimaku."

Wonwoo tersipu, namun tak lama rintihan kembali mengudara ketika jemari Mingyu semakin menusuk ke dalam kloakanya. Benda asing itu menyetir setiap syaraf dalam tubuh Wonwoo bekerja. Membuatnya seperti tersengat listrik bahkan terlalap kobaran api. Mingyu berhasil memantiknya dalam panas bercinta, jelas pengalaman pertama yang begitu luarbiasa.

Sedangkan Mingyu sudah kehilangan akal sehat. Dua jemari besarnya yang ditelan tubuh Wonwoo sudah sebegini hebat dan nikmat, apa kabar kesejatian yang sudah siap menembus tubuh indah itu? Memang hanya Omega yang mengerti Alpha. Hanya tubuh Omega yang menjadi tempat ternyaman Alpha mencapai kenikmatannya.

Tak mau bersaing dengan jari jemari, Mingyu menariknya untuk berganti fungsi menjadi memijat kesejatian sampai akhirnya penetrasi siap dilakukan. Tapi, untuk beberapa saat Mingyu terdiam. Memikirkan apakah tindakannya sudah benar? Wonwoo yang malam ini menjadi seduktif adalah pengaruh heat, yang bisa saja di hari esok atau masih di hari yang sama akan menyesalinya. Meski tubuh Mingyu tak mampu menahan lagi, tapi dia adalah oknum yang dalam kondisi paling sadar di sini. Sudah seharusnya Mingyu tidak melampaui batas.

Tapi mana sempat berpikir dua kali jika di hadapannya Wonwoo malah mempersilakan kesejatian Mingyu agar menerobos bagian tubuh terlarang itu. Kondisi sang Omega yang mengangkang dengan dua jemari menekan area bokong sampai lubang senggama mengeluarkan cairan pre-cum benar-benar pemandangan paling gila yang Mingyu temukan. Jangankan untuk berpikir jernih, bahkan untuk kembali waras seperti sedia kala harus gagal lantaran kini lesap ditelan hasrat.

Mingyu tersiksa. Begitupun kesejatiannya yang tanpa dibalut pengaman akhirnya memberanikan diri untuk menggesek menggunakan ujung kepala dengan lubang milik Wonwoo. Sedangkan si Omega hanya bisa melantunkan desah merdu, semakin menghancurkan benteng pertahanan Mingyu yang akhirnya bergerak maju.

Pelan tapi pasti, kepala kesejatian yang semula menggesek masuk kini ditelan lubang Wonwoo. Meninggalkan sensasi panas yang membuat sang Omega kelabakan. Tangannya mencakar sprei kasur hingga berantakan. Paha Wonwoo bergetar, bahkan air mata meringsek keluar ketika Mingyu berhasil memasukkan seluruhnya sampai benda asing sang Alpha memenuhi tubuh Wonwoo.

"Urgh," geram Mingyu ketika lubang sempit itu mengisap dan memijatnya. Meski terlihat rapuh, tapi berkat lubrikasi alami memudahkan seluruh batangnya tertanam sempurna.

"K-Kylan," Wonwoo gemetar. Seluruh tubuhnya bergetar. Bahkan suaranya yang tertahan di kerongkongan ikut bergetar. Semua karena hujaman di bagian bawahnya. Meski belum bergerak konstan, tapi Wonwoo bisa merasakan milik Mingyu yang berdetak dan berkedut seolah pelan-pelan membesar dari ukuran awal.

"Rileks, Qaaley. Jangan lupa bernapas, aku akan bergerak perlahan."

"Nhhh...," desahan putus asa Wonwoo lolos saat Mingyu mulai menggerakkan pinggul. Padahal masih dalam tempo yang bersahabat, namun entah kenapa justru terasa lebih menyakitkan.

Ya, rasanya berbeda dengan saat bersetubuh dengan Beta, area itu dulu tidaklah seelastis milik Wonwoo. Jelas sudah menjadi kodrat jika tubuh Omega memang sengaja dirancang agar bisa menerima, merangkum, dan memberikan kenikmatan untuk kesejatian Alpha yang bisa membesar saat proses knotting. Sehingga tidak perlu khawatir akan menyakiti meski kenyataan dalam kondisi melakukan seks pertama pun sudah pasti sakit. Apalagi bisa dibilang jika Wonwoo masih amatir dalam hal ini.

Akan menjadi pengalaman paling tak terlupakan, terutama kondisi Mingyu kini yang malah terhanyut dalam seberapa nikmat sensasi dihisap tubuh Wonwoo. Tempo yang awalnya pelan berganti serampangan, Wonwoo hampir tersedak ketika menyadari tubuhnya terlalu pasrah termasuk ranjang tempat mereka bergumul ikut terbawa tempo yang jauh dari kata bersahabat.

Oh Tuhan, beginikah rasanya menjadi orang dewasa? Wonwoo malah menerjemanhkan kata nikmat yang bergumul dari rasa sakit luarbiasa. Bagaimana benda asing milik Mingyu mengobrak-abrik lubangnya seperti menjadi hal yang tak pernah dia rasakan dalam kehidupan sebelumnya. Alpha itu benar-benar menawan. Ditambah feromon kuat yang di satu sisi memabukkan juga berikan ketenangan.

Wonwoo menatap langit-langit kamar yang serupa bentang semesta alam. Terkadang dia merasa seperti ada di hamparan pasir. Feromon Mingyu bagai menyerukan kebebasan. Setiap hujamannya semakin dalam, Wonwoo merasa halusinasinya semakin nyata. Di mana dia menjadi burung yang terbang bebas di tengah hamparan lautan luas.

"Q-Qaaley," Mingyu tak sanggup lagi, Wonwoo benar-benar hebat karena berhasil merespons setiap sentuhan darinya. Termasuk seberapa dalam kesejatian tegap dan kokoh itu bergerak maju mundur di lubang senggama, Mingyu melayang dalam kenikmatan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.

Wonwoo lantas menyambut pelukan Mingyu, membiarkan Alpha itu bersembunyi seraya menghujam miliknya dalam-dalam. Posisi mereka yang rebah di kasur dengan Mingyu memeluk Wonwoo, menelusupkan wajah ke perpotongan leher sedangkan tangan terpaut menumpu di belakang kepala sang Omega, tentu Wonwoo pergunakan kesempatan dengan meremas bahu tegap dan sesekali mencakar punggung tan seksi itu. Ciuman Mingyu benar-benar memabukkan, mereka seperti sepasang kekasih yang terbiasa melakukan padahal kenyataannya adalah malam pertama bagi keduanya.

Gerakan yang semakin serampangan, rasanya Mingyu ingin melihat seberapa nakal wajah Wonwoo saat menikmati sentuhannya, lantas saat masih dalam posisi yang sama, kening mereka tertaut sedangkan tangan Mingyu menahan kepala Wonwoo. Tuhan memang benar-benar senang bercanda ya.

Bagaimana bisa Mingyu baru menyadari seberapa indahnya sang Omega? Dia tidak menyangka jika Wonwoo akan begitu memesona. Apa karena di heat pertamanya si pemuda mendadak mekar laksana persik di tangkai? Mingyu ingin melahapnya, memakannya, menikmati tubuh Wonwoo sendirian. Dia bersumpah demi nama Tuhan tidak akan pernah sudi membiarkan Alpha lain mengambil Wonwoonya.

Qaaley hanya untuk Kylan. Kucing nakal hanya untuk beruang mabuk. Tidak ada satu orang pun yang boleh memisahkan mereka bahkan malam ini di mana posisi sudah berganti, yakni Wonwoo menungging dengan dada menyentuh sprei. Sedangkan Mingyu memilih kondisi setengah duduk mengatur seberapa intim dan dalam tumbukannya di tubuh sang Omega. Posisi yang paling jelas membahayakan, karena bagaimanapun juga, Wonwoo masih mampu menelan kesejatiannya lebih dalam.

"Puta Madre! Mierda! Eres tan jodidamente delicioso, Qaaley." (Fuck! Shit! You're so fucking yummy, Qaaley).

Di tengah racauan umpatan kasar Mingyu, Wonwoo yang terlanjur menderita pening di kepala lantaran tak mampu disuguhkan kenikmatan lain hampir terlelap bersamaan dengan datangnya klimaks Mingyu yang mendesak.

Oh tidak, dia tidak bisa mengeluarkan di dalam. Meski tidak ada larangan, insting Mingyu berkata jika Omeganya terlalu dini untuk menerima cairan cinta. Dia hanya takut kemungkinan paling buruk terjadi, setidaknya dipukuli saat bangun keesokan hari tidak masalah daripada harus menghadirkan nyawa lain yang menjadi buah kenikmatan malam penuh kesalahan mereka.

Begitu berhasil melepaskan klimaks di luar, tepatnya di perut Wonwoo, Mingyu tersenyum melihat sang Omega yang sudah terlelap. Dasar kucing nakal. Bisa-bisanya dia ketiduran di tengah permainan dewasa. Tapi tidak masalah, Mingyu berterima kasih untuk pertolongannya. Meski di satu sisi tak bisa dimungkiri ada rasa bersalah lantaran sudah merenggut hal yang bisa jadi akan membuat Wonwoo semakin membencinya.

Tapi biarkan untuk malam ini saja Mingyu memeluk Wonwoo seolah mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Sebelum esok jarak membentang bahkan kemungkinan buruk terjadi, biarkan Mingyu menikmati keindahan Wonwoo untuk kali ini.

"Kenapa aku harus bertemu denganmu?" Mingyu mengelus anak rambut Wonwoo yang kini terlelap dengan menjadikan bahunya bantal. Mereka saling memeluk mesra, lebih tepatnya Mingyu sengaja mendekap tubuh lemah Omeganya yang tanpa daya memprotes lantaran tertidur dengan cantiknya.

"Kenapa kita harus sejauh ini jika pada akhirnya tidak ada masa depan untuk kita?"

"...."

"Naa, Qaaley. Bolehkah aku egois?" bisik Mingyu seraya mengecup punggung tangan Wonwoo. "Bolehkah aku memintamu hanya untuk menjadi milikku? Menjadi ... satu-satunya Omegaku?"

Karena dimulai malam ini, kau adalah milikku.

Tak ada satupun yang boleh memilikimu selain aku.

---

Satu jam berlalu, Mingyu menjadi orang pertama yang terbangun bahkan sampai terjaga. La Cascada pukul 6 pagi masih begitu mendung disertai rintik gerimis yang membuat hawa menjadi dingin. Namun, ternyata cuaca mengajak Mingyu bercanda, karena tepat di pukul 8 kurang, sinar mentari dengan tidak biasanya menerobos masuk melalui lubang udara dan jendela. Menyirami tubuh polos Wonwoo yang hanya ditutupi kemeja putihnya. Padahal Mingyu sudah berbaik hati mengajak si kucing manis untuk berselimut bersama, tapi ternyata dunia mimpi membuat Wonwoo bebal sampai akhirnya berakhir ditatap gemas oleh sang Alpha.

Lucunya, batin Mingyu masih terpesona oleh kegiatan semalam mereka. Jika mengingat analogi feromon Wonwoo yang serupa buah persik, nyatanya kulit putih yang kini terkena pantulan sinar mentari persis buah berwarna merah muda yang begitu segar seperti baru dipanen. Mingyulah yang memetik hasil panen itu, lalu membawanya tidur dan di pagi hari menjadi orang paling beruntung karena bisa melihat wajah damai Wonwoo.

"Ung," gerakan dari Wonwoo membuat Mingyu panik, pasalnya setelah bangun dia tidak sempat berpakaian normal, masih bersembunyi di balik selimut dengan kondisi kamar berantakan oleh pakaian mereka berdua yang berceceran di lantai. Jangan tanya sebingung apa Mingyu yang butuh latihan bagaimana menghadapi Wonwoo, sebab entah kenapa dia seperti memiliki firasat buruk. Mungkin bisa menjadi akhir dari hidupnya sebelum beberapa minggu lagi genap berusia 25 tahun.

Rileks, Kylan, ucapnya menenangkan diri sendiri. Apapun yang akan dia temui saat Wonwoo membuka mata harus dihadapi penuh suka cita. Bahkan jika harus bersujud memohon ampun bukan masalah untuknya. Bagaimanapun juga, sang Alpha sudah menjadi tersangka pencurian pengalaman heat pertama si Omega yang sepertinya tidak sadar akan siapa identitas sebenarnya.

Tubuh Wonwoo pun menghadap Mingyu. Masih menutup mata namun tiba-tiba terbuka dan melotot tak percaya. Mengejutkan si Alpha yang hampir terjengkang, tapi beruntung dia memiliki kontrol emosi yang baik. Sehingga bisa dipastikan wajah tampan seolah tak gentar lah yang kini menatap kucing manis di hadapannya.

"Oh? Aku tidur di sini?" adalah kalimat pertama yang super santai keluar dari bibir Wonwoo. Sampai akhirnya bangun diikuti ringisan dan lirikan penuh tanda tanya kenapa tubuhnya tak berbusana. "Kenapa aku bisa ada di kamarmu, Kylan? Dan lagi ... k-kenapa kita tidak berpakaian....?"

"Kau sama sekali tidak mengingat apa yang terjadi semalam?"

Semalam? Ulang Wonwoo dalam hati. Memang apa yang terjadi semalam? Bukankah Wonwoo izin pulang dari Simpático karena merasa tidak enak badan lalu memutuskan istirahat karena indera pembaunya mencium aroma yang menyebalkan tapi di satu sisi memabukkan juga ... menenangkan? Astaga, Wonwoo refleks membekap mulut saat dengan jelas mengingat semuanya.

Bagaimana dia yang kelepasan memeluk tubuh dan mengecup leher Mingyu. Bahkan memori yang paling jelas tertinggal di kepala adalah ekspresi keenakan sang Alpha yang memagut bibirnya. Wonwoo berani bertaruh, adegan itu terjadi dengan sangat jelas dan meyakini sebagai mimpi belaka. Ya, hanya mimpi ... tapi jika kondisi tubuh mereka sama-sama tanpa busana, bukankah....

Oh Dios Mio, sebenarnya apa yang terjadi kemarin malam di antara mereka?

"Aku tidak akan memaksamu untuk mengingat. Memang terkadang rut bisa sangat merepotkan jika kondisi tubuh sedang tidak bisa menahan, kurasa heat pun begitu. Gejala yang kau tunjukkan semalam persis seperti rut namun ada sedikit perbedaan."

"H-heat? A-apa yang kau katakan? Aku ini seorang Beta! Bagaimana bisa aku terkena heat ... ha ha ha, jangan bercanda! Mana ada Omega setampan diriku, mana mungkin seorang Qaaley Wonwoo mengalami heat. Pasti dunia sedang bercanda! Sama sekali tidak lucu sayangnya."

Wonwoo menelan ludah melihat wajah Mingyu yang menatap prihatin padanya. Mungkin mengasihani cara si pemuda kucing yang terkesan memaksakan keadaan, apalagi bersikap santai sedangkan tangannya jelas gemetar. Wonwoo benar-benar takut sekarang, kondisi tubuh yang ditutup kemeja putih seperti menjadi hal paling dihakimi dari tatapan Mingyu. Lantas Wonwoo merebut selimut hitam yang menutup tubuh pemuda tampan itu. Hingga mata sipitnya yang membeliak hampir menggelinding ketika menemukan tubuh polos sang Alpha.

Benar-benar gila. Pagi ini adalah yang paling gila!

"Tenanglah, aku tahu kau sangat terkejut. Tapi setidaknya biarkan aku berbagi selimut denganmu. A-aku juga masih punya malu."

"Tidak mau! Kau cari selimut lain saja!" tolak Wonwoo galak mencoba menginvasi benda itu sendiri. Benar-benar protektif sampai akhirnya Mingyu menyerah dan bangkit dengan tubuh telanjang mencari celana untuk dipakainya. Wonwoo mengalihkan wajah, menahan air mata yang tiba-tiba melesak tanpa aba-aba.

Mingyu menyadari jika Wonwoo terkejut dan butuh waktu sendiri. Tapi apalah daya, dia tidak berniat pergi untuk meninggalkan kesimpangsiuran berjalan ke arah yang bisa menjadi cikal bakal kesalahpahaman. Di pagi ini juga mereka harus bicara empat mata, atas apa yang terjadi semalam, maupun hubungan Wonwoo dan Mingyu di masa depan.

Karena bagaimanapun juga mereka tinggal dalam satu atap, kenyataannya masih ada 3 Dorado lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan malam pertama. Singkat cerita, jika mereka tidak bertindak seperti biasa, entah itu menjadi canggung atau berubah saling diam akan menimbulkan sebuah tanda tanya.

Mingyu pun duduk di tepi ranjang, menatap Wonwoo yang masih berbaring dengan menutup tubuhnya dengan selimut. Menampilkan wajah nelangsa namun menggemaskan, di mana kacamata yang semalam absen tergolek di nakas dan beruntung karena tak mengganggu ciuman mereka.

Bukannya tenang, tangisan Wonwoo malah semakin pecah. Entahlah, setiap melihat wajah Mingyu dalam kondisi diam atau tersenyum membuatnya ketakutan.

"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu takut."

"J-jadi benar ... semalam kita m-melakukan i-itu?"

Mingyu mengangguk. "Aku sudah sebisa mungkin menahanmu, tapi percuma saja. Selain kau yang mengemis dan merintih penuh derita, kondisiku yang juga dalam masa rut terbawa suasana sampai akhirnya kelepasan. Kau boleh marah padaku, sudah menjadi hakmu untuk membenciku. Tapi satu hal yang harus kau ingat, niatanku semalam hanya untuk membantumu. Jika kau melalui heatmu sendirian, tubuhmu sudah pasti terluka. Ya ... jika kau keberatan dengan jenis bantuan yang kutawarkan, kau bisa memukulku. Apapun itu, terserah. Faktanya aku menyesal karena sudah mengambil kesempatan tanpa memikirkan konsekuensinya di masa yang akan datang."

Tangan Wonwoo menutup wajahnya yang merah sempurna. Lebih tepatnya menutupi malu atas duka yang baru saja didengar dari bibir Mingyu.

"Hiks, j-jadi aku sudah tidak suci lagi? Aku juga ... ternyata seorang Omega? Kenapa konyol sekali kenyataan ini? Dari sekian banyak momen kenapa harus sekarang aku mengalami heat? Dan lagi kenapa harus kau ... Kylan? Kenapa harus kau yang menjadi orang pertama? Jauh-jauh aku datang dari El Fuego, dengan penuh semangat bermaksud mencari dan menyelamatkan saudara-saudaraku. Berharap agar mereka bisa ikut pulang demi mempertemukan dengan Ibu sebelum akhir hayatnya. Bahkan aku sampai menyusun skenario yang jelas tak sudi melakukannya hanya demi membuat kalian percaya. Tapi apa ... apa yang aku dapat sekarang? Sia-sia belaka. Aku sudah terlanjur menjadi manusia kotor tidak berguna. Aku bahkan tidur dengan anak kandung dari wanita yang sudah kuanggap Ibuku sendiri. Oh Tuhan ... apakah Kau begitu membenciku? Kenapa Kau membuat hidupku seperti ini? Kenapa harus begini?"

Mingyu tertegun dengan kalimat panjang lebar yang diungkapkan Wonwoo. Entah si pemuda sadar atau tidak saat mengatakan kebenaran namun setidaknya Mingyu paham jika pemuda kucing itu tidaklah sejahat pikirannya di awal. Kemungkinan Wonwoo menciptakan skenario bahkan sampai memohon padanya, sudah jelas merupakan pengorbanan untuk Yuri Dorado.

Baiklah, Mingyu tidak akan menjadi orang kurang ajar di sini. Setidaknya untuk pagi ini akan membiarkan Wonwoo menumpahkan kekesalan padanya. Urusan siapa pemuda kucing itu sebenarnya dan misi apa yang Wonwoo rahasikan termasuk membawa pulang Dorado ke El Fuego masih bisa Mingyu kesampingkan. Sebab sekarang ada yang jauh lebih penting yakni keadaan Wonwoo bisa jadi sudah siap atau sebaliknya untuk melupakan kejadian semalam.

"Bukankah sudah kubilang jika semua ini adalah salahku? Satu-satunya pihak yang masih sadar adalah aku, jika saja aku bisa bersikap lebih tegas dengan menolakmu, mungkin kita tidak akan pernah melakukannya. Yang paling penting pagi ini aku tidak akan membiarkanmu terbangun dalam kondisi tanpa busana. Jadi, Qaaley ... marahlah padaku, aku sama sekali tidak masalah."

Tatapan nanar Wonwoo menusuk netra Mingyu. "Bagaimana bisa aku marah jika kenyataannya aku sangat membutuhkan kalian agar ikut pulang El Fuego? Kau tahu, Kylan? Kondisiku sekarang benar-benar sedang ada titik terendah. Bahkan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Harusnya aku di sini yang meminta maaf, jika aku tidak membohongi kalian, jika saja aku bisa berterus terang dengan mengatakan urusanku tanpa skenario sialan, setidaknya kondisi pelik ini tidak akan terjadi bersama ... heat sialan."

Mingyu tak tahan lagi, tanpa aba-aba meremas bahu Wonwoo yang betul-betul layu di mana wajah sang Omega terlihat putus asa. Dari 4 Dorado yang berhasil hidup di La Cascada, meski tampilan luar Mingyu keras seperti dilindungi cangkang, kenyataannya hati sang Alpha dominan ini yang paling mudah tersentuh.

Apalagi yang dia lihat sampai menunjukkan wajah terluka adalah Omega yang habiskan malam panjang bersama. Berkat apa yang terjadi tadi malam, Mingyu lebih banyak terpesona dan melihat sisi lain Wonwoo yang begitu membuatnya penasaran. Lantas, apakah salah jika dia tidak ingin melihat air mata itu membasahi pipi kucing nakalnya?

"Lupakan masalah misi dan permohonan maaf!" suara Mingyu tiba-tiba meninggi, berhasil mengejutkan Wonwoo yang terkejut sampai mengedip beberapa kali. "Oke, aku mengaku kalah. Sebagai bentuk rasa bersalahku karena sudah menjadikan heatmu pengalaman buruk, aku akan melupakan skenario murahan dan menganggap jika kau tidak pernah melakukannya. Aku pun akan membantumu, mengajak pulang 4 Dorado ... apapun, ayok, aku siap membantu. Tapi kumohon berhentilah menangis, kau membuatku semakin buruk karena terkesan aku tersangka paling jahat karena sudah memperkosamu."

Wonwoo melongo. Tak menyangka dengan kalimat Mingyu. "K-kau barusan bilang apa? Membantuku? Apa kau serius, Kylan?"

"Apa kau gila? Urusan itu bahkan tidak penting jika dengan masalah dirimu sekarang. Memang kau tidak merasa bersalah atau marah karena sudah bercinta denganku semalam?"

Wonwoo memiringkan kepalanya, persis kucing kebingungan. "Aku marah kok. Tapi karena kau bilang akan membantuku, entah kenapa semangat hidup datang padaku. Seperti ada harapan jika kau memang adalah malaikat penolongku."

"Astaga, aku benar-benar tidak mengerti isi kepalamu! Dasar kucing cengeng."

Sontak saat dikatakan begitu, Wonwoo mencebik dan air mata menggenang sampai mengaburkan pandangan Mingyu di hadapannya. Memang Wonwoo sudah mendapat pertolongan jika Kakak Doradonya mau diajak kerjasama, tapi begitu mendengar kenyataan jika dia sudah menghabiskan malam dengan sangat berantakan benar-benar mengganggunya.

Apalagi orang itu adalah Kylan Mingyu yang sama sekali tidak pernah terbersit dalam pikiran akan menjadi dominan dalam urusan ranjang. Ya Tuhan, Wonwoo bahkan merasa jika apa yang disebut heat tadi malam menyerangnya halusinasi semata.

Bagaimana bisa dia percaya? Meski kenyataannya tubuh yang pegal dan area belakangnya terasa linu hebat. Itu sudah lebih dari cukup meyakinkan kondisi di mana keduanya terbangun tanpa busana sebagai buah dari kekhilafan mereka.

Mingyu tak tega lantas membawa Wonwoo dalam pelukan. Mewajarkan segala tindakan sang pemuda kucing yang jelas belum bisa berdamai dengan kenyataan jika hal pertama dalam hidupnya harus dilalui bersama Mingyu. Apalagi kini firasat mengatakan akan ada hal cukup rumit yang menyerang Wonwoo. Seperti perkara heat yang bisa saja datang tanpa pertanda.

Mengingat semalam pun semua terjadi secara tiba-tiba. Hanya itu yang ada di pikiran Mingyu, takut Wonwoonya jatuh pada orang yang salah. Dengan kata lain, sebagai orang pertama Mingyu merasa bertanggungjawab.

"Ibu maafkan aku," isak Wonwoo di dada polos Mingyu. Tanpa protesan, dia menerima rengkuhan hangat sang Alpha yang kini menepuk punggungnya. Betapa nahas jalan hidupnya yang belum genap menginjak usia dua puluh tahun harus mengetahui tak ada bedanya dengan rekan Omega di El Fuego. Entah kenapa dia menyukai hari-hari saat menjadi Beta. Meskipun tak berguna, tapi Wonwoo tidak akan kelepasan seperti semalam.

"Ssssh, tidak apa-apa. Kau tidak salah Qaaley."

"Kylan, aku sedih. Bolehkah aku menangis?"

"Kenapa harus meminta izin?"

"Aku takut kau marah karena air mata dan ingusku membasahi dadamu, hiks."

Mingyu terkekeh gemas. "Jika kau lupa, kuberitahu satu hal tentang semalam ... kau bahkan membasahi sprei dan perutku dengan sperma. Harusnya kau lebih malu karena hal itu."

"Uwaaaa, pasti aku sangat mengerikan semalam. Kenapa kau diam saja? Kenapa tidak kau tinggalkan aku sendirian?"

"Haaah," Mingyu menghela napas. "Andai aku bisa, nyatanya pagi ini kita harus bertemu dalam kondisi bertelanjang dada, bukan? Sudahlah, tidak ada gunanya menyalahkan hal yang sudah terjadi. Tak ada gunanya."

"Huwaaaaa, maafkan aku Kylan. Maaf sudah merepotkanmu."

"Hm."

Tak ada kata lagi di antara mereka, Wonwoo yang terlalu mendramatisir memilih melanjutkan sisa kesedihan dalam tangisan yang membasahi dada Mingyu. Sedangkan sang Alpha dengan senyum menawan masih menawarkan dada polosnya untuk tempat persembunyian Wonwoo dari kejam kenyataan. Dia mungkin tidak akan mengatakan pada si Omega, tapi Mingyu tidak akan diam saja untuk urusan Wonwoo.

Menghabiskan malam pertama artinya ada hal yang tanpa sadar membuat mereka terikat. Sebutlah Wonwoo berhutang padanya, begitupun Mingyu yang juga berhutang pada Omega manis itu.

Tanpa sadar, Mingyu mengeluarkan feromon yang kali ini tanpa ada maksud melumpuhkan siapapun, yang entah kenapa terasa menenangkan untuk Wonwoo sampai tangisnya perlahan reda. Bahkan membuat Omega cantik itu terlelap dengan cantiknya.

Wonwoo menggumam.

"Tus feromonas son mis favoritas." (Your pheromones is my favorite).

---

"Aku ... seorang Omega resesif?"

Wonwoo kehilangan kata ketika sesosok dokter cantik bernama Laura Joy yang duduk di sebrang kursinya menganggukkan kepala. Semua karena paksaan Mingyu yang memiliki firasat, baiknya Wonwoo melakukan check up agar mengetahui kondisi sebenarnya. Akhirnya mereka putuskan mendatangi salah satu klinik kumuh yang terletak di belakang gang.

Jangan tanya kenapa segala hal di La Cascada selalu terlihat memprihatinkan, sebab hal paling penting seperti masyarakatnya saja dekat dengan kata mengenaskan.

Joy terlalu cantik untuk masuk ke dalam daftar dokter gadungan jika melihat ruang pemeriksaan yang suram. Terutama beberapa poster bertema kesehatan dan peralatan yang lebih mirip barang rongsokan. Wonwoo mencoba melihat dari sudut pandang netral meski kenyataan dirinya seorang Omega resesif berhasil membuat kepala terserang migrain.

Sama sekali tak bisa berpikir rasional. Menyadarinya Mingyu mendadak cemas dan siap menerima informasi yang merupakan hasil pemeriksaan Joy.

"Benar sekali," ucap si dokter muda tersenyum anggun tanpa dosa. "Jika melihat gejala dalam beberapa hari, bagaimana Qaaley mendapat heat pertama memang terbikang cukup mendadak. Semua dipengaruhi siklus rut Señor Kylan. Lebih tepatnya feromon Alpha dominan yang berhasil memberikan rangsangan. Untuk pertanyaan kenapa heat baru terjadi sekarang, percayalah ... itu adalah jawaban di luar kuasa dokter. Tapi biasanya Omega resesif memang kesulitan memahami siapa dirinya. Golongan ini lebih banyak hidup sebagai Beta yang bahkan tidak memiliki kesadaran akan feromon yang tipis. Hormon mereka berbeda dengan hormon Omega dominan, dan akan menjadi hal berbeda dengan kasus Alpha resesif yang masih bisa mengenali feromon mereka. Omega resesif sangatlah lemah untuk beberapa hal yang saya sebutkan."

Mingyu yang penasaran ikut bertanya. "Apa itu artinya setelah mendapatkan heat pertama memungkinkan siklus heat juga datang di bulan depan?"

"Bahkan bisa saja terjadi di hari, pekan, dan bulan yang sama. Untuk kasus Omega resesif, karena hormon tidak stabil memungkinkan mereka secara tak menentu mengalami heat. Biasanya dalam kasus ini, mereka tidak banyak yang sadar sehingga banyak yang hilang memiliki kendali."

Wonwoo menggigit jari. "Apa itu artinya aku tidak bisa kembali menjadi Beta? Mungkinkah ada obat mujarab untuk kasus Omega resesif sepertiku?”

"Maaf, Qaaley," Joy menggeleng sopan. "Sampai saat ini saya belum mendengar ada penelitian dalam hal ini karena populasi Omega resesif tidak sebanyak Omega dominan. Bahkan dalam realitanya, ada yang tidak pernah mengalami heat namun bisa mengeluarkan feromon. Ada pula yang sebaliknya, itu bergantung pada setiap individu. Untuk kasusmu sekarang, satu-satunya yang bisa menolong hanyalah Alpha dominan."

Mingyu dan Wonwoo berpandangan.

"Saya mendiagnosa faktor terbesar yang menghendaki sisi Omegamu muncul tepat di akhir usia belasan karena pengaruh feromon Señor Kylan. Alpha dominan memiliki kontrol kuat untuk feromon mereka yang juga tak kalah kuat. Bahkan saking kuatnya tidak semua Alpha dan Omega, bahkan beberapa Beta lainnya baik-baik saja saat mengidunya. Satu-satunya jalan agar kau bisa menjadi Omega seutuhnya adalah tidur dengan Alpha dominan. Banyak kasus siklus heat pelan-pelan berjalan rutin. Setidaknya tidak datang secara mendadak. Karena repot jika kau sedang sendiri lantas harus menuntaskannya sendiri."

"Apa aku tidak bisa menolong diriku sendiri? Tanpa Alpha, tanpa feromon mereka ... apa aku bisa sembuh?"

Gelengan Joy harusnya bisa membuat Wonwoo paham seberapa penting masalah ini bagi kelanjutan hidup di mada depan. Dia balum genap usia 20, tahun ini baru memasuki bulan Maret dan Wonwoo malah kehilangan hal pertama yang ingin diserahkan pada orang yang tepat. Setidaknya Wonwoo meyakini dirinya sebagai Beta male akan menikah dengan Beta female lainnya. Bukan berakhir di tangan Alpha, bahkan Alpha itu adalah salah satu dari Dorado yang susah payah dicarinya.

"Manusia diciptakan berpasangan, begitupun dengan masalah ini, sudah menjadi kodrat jika Alpha akan mencari Omega. Mungkin jika ada manusia yang mampu mencari solusi tanpa risiko melukai bisa melalui heat dengan mengandalkan diri sendiri. Tapi alangkah baiknya masa itu tiba dihadapi bersama. Sama seperti sepatu yang memiliki pasangannya, rumah pun membutuhkan pintu lengkap beserta slot dan kuncinya. Bukankah hidup akan sangat indah apabila dilalui bersama?"

"Kepalaku pening," rintih Wonwoo tak mampu menerima ceramah filosofis Joy yang sangat berbeda dari peran dokter pada umumnya. "Maaf jika tidak sopan, tapi aku izin ke belakang."

"Silakan."

Ruangan semakin sepi di mana hanya ada Mingyu dan Joy yang saling diam di kursi masing-masing.

"Mengenai kasus ini," ucap Mingyu mencari pencerahan. "Sedikitnya aku paham dengan maksud Dokter Joy. Yang artinya, apabila Omega resesif terkena heat secara tiba-tiba apapun caranya harus tidur dengan Alpha dominan agar menenangkan lonjakan hormon yang tak terkontrol. Seingatku Qaaley memiliki feromon namun tidak begitu kuat, yang anehnya saat tubuh benar-benar hilang kendali, produksi feromon itu semakin pekat bahkan aku curiga jika sebetulnya Qaaley adalah Omega dominan. Maksudku, apa dengan kami tidur bersama bisa mengubahnya menjadi Omega dominan?"

"Tetap tidak, Señor. Seorang Alpha maupun Omega yang terlahir dominan sudah bisa diketahui sejak mereka kecil, kemampuan mengeluarkan feromon yang kuat sudah menjadi kelebihan mereka. Kasus Qaaley sedikit berbeda, tapi itulah Omega resesif. Mereka laksana bom waktu yang kapan akan meledak tidak ada yang tahu. Tapi jika kau paham bagaimana mengatasinya, semua kemungkinan buruk akan menemui solusi. Bukankah anda pun tahu seberapa menyakitkan rut tiba namun tak bisa menyalurkannya? Begitupun Omega resesif, ledakan hormon yang datang dari heat secara tak menentu harus ditangani dengan baik. Bagaimanapun yang kita khawatirkan adalah kondisi tubuh mereka. Kemungkinan paling parah sudah pasti selain menyiksa diri akan menghambat pertumbuhan lainnya. Kalian yang sudah melaluinya semalam pasti paham dampaknya sekarang. Bukankah rut anda sudah mereda?"

Benar juga. Ini adalah pencapain luarbiasa di mana Mingyu yang biasa tak cukup melakukan sekali bahkan dalam waktu sehari benar-benar mengalami rutnya mereda. Bersama Wonwoo yang seorang Omega, ternyata ada hal positif yang didapat untuk tubuh Alphanya.

"Memang secara teori, kenyataan di dunia realitas banyak yang tidak sejalan, namun kalian datang untuk berkonsultasi sudah menjadi tugas kami sebagai para dokter untuk menjelaskannya. Jika memang anda menyayangi sebagai orang yang spesial, terlepas dari La Cascada dan fakta yang ada, pasti akan memilih untuk menolong Qaaley. Meski terdengar mudah, kenyataannya tidak semudah itu. Jangan lupakan fakta jika mereka masihlah seorang Omega, meski resesif yang artinya hormon cukup kacau, kemungkinan untuk hamil pun besar."

Deg.

Mingyu mematung. Hal itu yang dia cemaskan semalam. Ternyata instingnya benar jika Wonwoo memang bukan sosok Omega biasa. Bagaimanapun juga ada risiko dan pantangan yang harus Mingyu dengar demi keselamatan keduanya.

"Dan kehamilan untuk Omega resesif tidak pernah mudah, selalu bersinggungan dengan kematian. Jika Señor Kylan menyayangi Omega anda, saya harap bisa lebih berhati-hati dengan menjaganya. Untuk sekarang utamakan siklus heatnya terlebih dahulu, saya ingatkan untuk tidak melupakan pengaman saat sedang berhubungan badan."

Mingyu tidak mendengar sisanya.

Sebab sepasang telinga si Dorado muda mendadak tuli. Diganti dengan mencemaskan Wonwoo yang kini hidup dan matinya benar-benar ada di tangan Mingyu.

Hanya dia, sang Alpha dominan pemegang tuas utama kehidupan Omega malang itu.

to be continued

____________________

Length : 6807 words

Author's note : Jadi gimana nih guys, adegan bertumbuknya pasti biasa aja? Syudah pasti huhuhu. Maafkeun kalau gitu, pas ngetik sih panas dingin tapi gak tau kalau dibaca ulang malah cringe begini 😭

Maaf juga ada bahasa sok-sok Espanola nyempil, buat nambah suasana aja. Soalnya Kangkung ngetiknya sambil dengerin Despacito - Luis Fonsi, Baila Conmigo - Selena Gomez, sama LoF - Seventeen (96 lines). Amoreeeee~~ Te quieroooo~~~

Gimana nih atas bawah isinya meanie? Mantap gak? Kapan lagi gitu kan mereka dapat scene full gini. Mana Mingyunya udah kesemsem gitu, ternyata bercingtah bisa bikin baper juga. Kirain cuma enak doang gak akan kebablasan, ternyata anak bujang Madre Yuri punya jiwa yang gentle. Cukup bertanggungjawab lah ya buat ukuran beruang mabuk HAHAHAHAHA

Kangkung gak banyak jelasin apa-apa sih buat merangkum bab ini. Tapi ada yang masih belum paham kah sama penjelasan Omega resesif? Sini, sini tanyakan aja. Jangan dipendam ya, nanti jerawatan 🤩

Kalau ngeuh maksud penjelasan Dokter Joy berarti paham juga dong, betapa eksistensi Mingyu sangat berpengaruh pada nasib Wonwoo. Bahaya kalau lagi sendirian tiba-tiba Wonwoo kena heat, masa mau going solo. Masa iya juga mau nayana sama Alpha lain. Aduuuh mana bisa wak, mending sama Mingyu aja. Biar satu sama gitu kan, Mingyu dapetin partner di dunia ewita, Wonwoo pun bisa dibantu Mingyu buat ngajak 3 Dorado pulang. Semoga aja Mingyu gak kelepasan sampe hamilin Wonwoo, kasian aja belum juga misi berhasil malah nambah personil, mana bayik gemesin nan mungil. Aw aw aw gak sabar deh sama adegan meanie lainnya 😱😁

Apa lagi yah? Ayooook beritahu Kangkung apalagi yang ingin dibahas? Masih awal sih, tapi bab depan kita kembali ke realita kehidupan, ada karakter tambahan juga. Kai mulai melancarkan serangan. Ah, kayaknya nih ya bakalan sering nemu adegan JeongCheol deh dibanding side kapal lain. Karena Jeongcheol berperan penting sampai terjadi konflik di bab belasan atau mungkin 20 puluhan nanti? Kangkung masih belum menentukan pasnya tamat di bab berapa karena masih rombak sana sini, ada banyak yang mau dijelasin tapi takutnya rumit sendiri. Haaaah, sedih sekali malah blunder sendiri 😭

Ya sudah, kalau begitu mari tekan 1 untuk kebahagiaan semua karakter khususnya meanie di semesta Lluvia. Meski bukan angst, tapi konfliknya yang kompleks memungkinkan plot yang sedikit mencubit. Hehehehe, are you ready?

Oke deh, Kangkung juga ready banget! Yuk semangat yuk, buat mentemen yang baca author's note ini semoga dilancarkan setiap urusannya. Diberikan kesabaran, kebahagiaan, dan kesehatan. I love pokoknya guys 💚💚💚

Oh iyaaaa, Qaaley katanya mau bilang sesuatu nih buat siders. Tapi semoga makin berkurang ya, udah bab 7 masa setiap bab diingetin terus sih 🤨

Tapi Kangkung yakin pembaca Lluvia bukan yang suka hit n run, pasti bukan yang seneng baca aja. Bikaus pembaca di sini adalah orang-orang gemesin nan baik hati. Aw peluk satu-satu deh 😘

Segitu aja ya updatean bab ini, semoga terhibur dan semoga masih semangat buat ikutin kisah Kylan & Qaaley!

See you next chapter 💚💜

Maap bats ya kalok banyak typo, diketiknya ngebut karena bikin adegan 21+ lama 😭

P.S : Abis ewitaningrum ada yang makin intim nich, pokoknya ke mana-mana bareng. Soalnya kalau gak bareng nanti beruangnya nangis. Meongnya juga takut dicocol Alpha lain 😖

Aw, Kylan siap menumpas Alpha yang mau maem Qaaley. Ayok adu panco duluuuuu!!!

- 12/02/2021 -

//baru sadar dong tanggalnya cantik 😁

Continue Reading

You'll Also Like

441K 44.8K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
82.5K 12.5K 17
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
73.4K 6.9K 30
Marsha Ravena baru saja diterima di salah satu perusahaan ternama, ia jelas sangat senang karena memang dari dulu itulah yang ia inginkan. tetapi kes...
127K 1K 6
isinya jimin dan kelakuan gilanya