[1] Jadi Cinta

By TheSkyscraper

152K 11.7K 640

Tidak semua cinta berawal dari benci [CERITA PRIVAT. KHUSUS FOLLOWERS] More

1] Awalnya
2] Langkah Pertama
3] Langkah Selanjutnya
4] Tiba - Tiba
6] Jadi Cinta

5] Akhirnya

17.7K 1.6K 56
By TheSkyscraper

Sudah tiga hari Pia tidak masuk sekolah, selama itu pula aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membuat Virgo marah. Pia hanya berpesan jangan dekati Virgo selama dia belum masuk sekolah. Dan Pia juga bilang kalau aku harus memasang wajah songong ketika berpapasan dengan Virgo.

Ini benar - benar sangat membingungkan! Rasanya tuh seperti pergi ke suatu tempat tanpa pemandu wisata! Tersesat kan! Nah, begitulah diriku tanpa Pia beberapa hari ini.

Kemarin tak sengaja aku berpapasan dengan Virgo di parkiran. Dengan sopan dia menyapa bahkan tersenyum ramah kepadaku. Pada saat itu rasanya ingin sekali aku menari - nari di depannya sambil berteriak - teriak karena saking bahagianya diriku. Tapi mengingat pesan yang dibilang oleh Pia, aku hanya membalas sapaan dan senyum Virgo dengan gumaman serta tatapan jutek. Astaga, harusnya itu sebuah peluang besar untuk bisa lebih dekat dengan Virgo, tapi Pia bilang, jangan bersikap baik sama Virgo jika tidak mau terkena friendzone. Dekat dengan Virgo, berteman dan friendzone. Pia bilang endingnya sih bakalan seperti itu. Memusingkan.

Kini aku sedang duduk malas di kantin dengan beberapa teman sekelasku. Tanganku masih sibuk mengirimkan pesan singkat kepada Pia.

Amoi : Masak gue kudu stay cool, duduk manis ngeliatin Virgo digoda cewek tulen dan cowok melambai :'(

Piaaa : Lo mau ikutan godain dia? Sadar woi, harga lo tinggi, gak kayak cewek - cewek yang lain.

Amoi : Harga tinggi percuma kalo pasarannya gak laku, Pi!!!!!

Piaaa : Orang kaya banyak kali, Moi. gak usah takut gak laku dengan harga tinggi!

Amoi : Ya kali orang kaya pada mau sama barang mahal tapi bentuk kayak gue.

Piaaa : Hahahahaaaaaaaa. Udah deh, sante aja selama gue masih idup! Pasaran lo aman terkendali :))

Amoi : Lo idup juga gak ada keliatan di sini. Gue merana, Piiiiii :'(

Piaaa : Udah deh, gak usah bawa - bawa lagunya jupe :s

Amoi : Isshh! Lo bercanda mulu ah!

Piaaa : Lo serius mulu jadi anak! Udah deh, santai aja. Gue jamin, Virgo masih di zona bebas. Jadi masih bisa di gaeeeet.

Amoi : Zona bebas banyak hambatan ya iya!

Piaaa : Hahahaha, udah ah, gue mau istirahat dulu. Demam gue bisa - bisa nambah parah kalo ketawa mulu.

Amoi : Iya iya yang sakit sombong amat! Cepet mati ya :p

Piaaa : Sialan lo!

Amoi : Hahahaha yaudah sana istirahat! Jangan lupa sembuh dan besok berangkat ke sekolah ya :*

Piaaa : Okee Bebehh :*

Aku tertawa kecil membaca pesan singkat yang dia kirimkan. Kami berteman sudah sejak SMP, jadi kami benar - benar sangat dekat. Saking dekatnya, tak jarang kami saling melempar makian yang malah membuat kami berdua tertawa. Persahabatan yang aneh memang.

Aku memasukkan hapeku ke dalam saku jas seragam yang kupakai. Kini kuangkat kepalaku dan betapa terkejutnya aku ketika wajah Virgolah yang berada di hadapanku.

Oh Tuhan, bagaimana ceritanya Virgo tiba - tiba berada di hadapanku seperti ini? Oh, apa dari tadi aku salah meja? Tidak, tidak, aku ingat betul kalau tadi aku sedang duduk bersama teman - temanku yang lain di meja ini. Terus bagaimana bisa Virgo ada di hadapanku? Atau sekarang aku sedang bermimpi? Kini aku menoleh ke sekitarku, dan benar saja tak kutemui teman - temanku yang tadi duduk di dekatku. Nah kan, ini pasti mimpi!

Dengan yakin kutampar pipi kananku yang kontan menimbulkan rasa perih dan nyeri pada bekas tamparanku. Sialan! Sakit!

"Lo gak papa?" tanya Virgo terlihat kaget dan bingung.

Mampus, ini gak mimpi! Aduh, apa yang harus aku lakuin? Amoi bego! Amoi peak! Amoi bloon!

"Digigit nyamuk!" kataku cepat - cepat seraya mengelus - elus pipiku yang habis kutabok sendiri. Sialan, sakit banget!

Kulihat Virgo tersenyum kecil. Astaga, manis banget. Aduh, diabetes nih bisa - bisa! Astaga! Amoi jutek, Moi! Jangan sampai cengar - cengir!

Kini kurubah ekspresi peakku tadi menjadi ekspresi galak yang biasa kukeluarkan ketika ada Virgo. Pia bilang sih, ekspresi galak adalah jurus pamungkas untuk menakhlukan Virgo. Dih, dikata dunia persilatan kali ah, pake jurus - jurus gitu!

"Sorry kalau gue ngagetin lo. Gue cuman mau nanya buku paket kimia yang beberapa hari lalu gue pinjemin ke elo itu boleh gue minta? Udah saatnya dikembali'in ke perpus nih." katanya terdengar tidak enak sendiri.

Kini aku menoleh ke segala arah guna mencari teman - temanku yang tadi bersamaku. Kalau ini bukan mimpi, harusnya mereka di sini dong.

"Lo tau temen - temen gue pada ke mana gak?" tanyaku pada Virgo masih mencari sosok teman - temanku.

"Oh, mereka udah pada balik kelas kayaknya. Tadi gue liat mereka udah pada ngajakin lo balik kelas. Lo nya malahan ngangguk - ngangguk doang sambil ketawa sendiri." jelasnya sambil tertawa kecil.

"Lhah, orang masih sibuk sama hape dipamitin, ya mana gue denger!" kataku sewot sendiri.

"Maka dari itu, gue duduk di sini sambil nungguin lo selese mainan hapenya." katanya lagi sambil tersenyum ke arahku.

"Oh," kataku sambil mengangguk.

Jadi dia nungguin aku selesai mainan hape? Nungguin? Jadi dia duduk di sana sudah berapa abad coba? Astaga, apa yang dia pikirkan ketika melihatku sambil ketawa ketiwi sendiri kayak tadi? Jangan - jangan dia nganggap aku gila? Astaga, apa tadi aku sempat menggumamkan kalimat - kalimat yang aneh mengenai dirinya? Kalau iya, benar - benar gawat!

Aku meliriknya takut - takut. Dia tersenyum ke arahku dengan tampang tanpa dosanya.

"So?" tanyanya tiba - tiba yang membuatku mengernyit bingung.

"Paket kimianya?" tanyanya lagi memberiku petunjuk akan kebingunganku tadi.

"Oh, iya. Ada di loker." jawabku cepat - cepat.

"Bisa tolong ambilin sekarang gak? Ntar istirahat kedua mau gue balikin soalnya."

Aku mengangguk dan langsung berdiri dari posisi dudukku. Kulihat dia ikut berdiri dan sudah siap mengikutiku.

"Lo mau ke mana?" tanyaku bingung sambil masih menampakkan wajah sok jutek.

"Ikut lo ngambil paket."

"Harus ikut?"

Dia tersenyum dan mengangguk. Kemudian dia berjalan terlebih dahulu meninggalkanku yang berdiri lemas. Bagaimana aku bisa berjalan kalau lututku rasanya lemas seperti ini?

"Ayo?" ajaknya sembari berhenti dan menungguiku.

Aku mengangguk dan berjalan cepat melewatinya. Kini Virgo berjalan di belakangku menyusulku yang agak terburu - buru. Jantungku serasa akan meledak sekarang juga karena jarakku dan Virgo yang terlalu dekat.

Apa yang dia pikirkan jika melihatku berada di hadapannya? Apa dia sedang mengamatiku? Atau bahkan dia tidak sedang melihatku sama sekali?

"Jalan lo kayak orang nguber maling." terdengar suaranya dari arah belakangku. "Cepet banget."

Kontan aku berhanti di tempat. Kini kutolehkan kepalaku ke arah Virgo berada. Dia tersenyum hangat ke arahku yang membuatku salah tingkah.

"Yaudah, lo jalan duluan aja kalau gitu." kataku kepadaknya.

"Kenapa?" tanyanya bingung. Kini dia berada tepat di sebelahku. Jantungku kembali berulah. Astaga!

"Ya pokoknya lo jalan duluan! Biar gue yang di belakang." kataku sambil mundur satu langkah. Kulihat Virgo tertawa kecil dan kemudian kembali melangkah meninggalkanku.

Kini aku berjalan tepat di belakangnya. Memandangnya dari belakang seperti ini sudah cukup membuat jantungku berdegup kencang. Sekarang aku merasa benar -benar dekat dengannya. Bahkan jika aku mengulurkan tanganku ke depan, dia bisa dengan mudah kuraih. Tapi dalam kenyataan, Virgo berada ribuan mil jauhnya dariku. Dengan lari sekencang apapun, sangat sulit untuk mengejarnya. Virgo sangat jauh.

"Dan sekarang jalan lo malah kayak siput," ucap seseorang yang mengembalikanku ke dunia nyata. Kulihat Virgo kini berhenti tak jauh dari hadapanku. Dia dengan sabar menungguku untuk berjalan lebih cepat ke arahnya. Astaga, gara - gara melamun aku jalannya jadi kayak siput.

"Ngomel mulu lo dari tadi!" sewotku sambil berjalan mendahuluinya. Ketika berpapasan dengannya, kulihat dia tersenyum geli ke arahku yang membuat jantungku semakin lama semakin ingin meledak. Stupid smile!

Tak lama kemudian, sampailah kita di lokerku. Dengan cepat aku membuka kunci lokerku dan segera mengeluarkan paket yang pernah Virgo pinjamkan ke aku. Ingin rasanya segera pergi dari hadapan Virgo. Mungkin jika aku mati karena serangan jantung, itu karena dia. Dan lagi, dia sungguh sangat membuatku kesusahan bernapas. Apa oksigen di muka bumi mulai menipis?

"Ini," kataku menyerahkan paket tersebut kepada Virgo. "Thanks." Tambahku.

"Oke." Balasnya seraya menerima paket yang kuberikan kepadanya. "Kalau begitu, gue duluan."

Aku segera mengangguk. Lebih cepat pergi lebih baik. Aku butuh bernapas dengan tenang.

Kini dia mulai berjalan meninggalkanku. Tiba - tiba kadar oksigen di muka bumi kembali melimpah. Kuhirup oksigen sebanyak - banyaknya. Jantungkupun mulai berdegup dengan normal, tak sekencang tadi. Astaga, efek bersama Virgo ternyata sangat membahayakan jiwa. Tapi meskipun begitu aku merasa sangat senang. Entahlah, rasanya benar - benar bahagia.

"Amoi," panggil Virgo tiba - tiba. Dia berhenti dan menghadap ke arahku. Aku memandangnya bingung. "Gue gak nyangka, ternyata lo lucu juga." Lanjutnya yang membuat jantungku kembali berdetak dengan cepat. Bahkan kini oksigen kembali menipis.

Astaga, Virgo bilang aku lucu? Ini pujian kan, bukan hinaan? Jadi menurut dia aku lucu? Lucu? Amoi lucu? Apakah ini hal yang baik? Kenapa aku merasa sangat bahagia seperti ini ya? Oh Tuhan, jangan biarkan aku tersenyum konyol di hadapannya.

"Oke, see ya!" ucapnya dengan senyum ekstra manis yang dapat membuat gula cemburu karena ada yang lebih manis darinya. Astaga, perumpamaan macam apa ini?

Virgo berbalik dan kembali berjalan menjauh dariku.

Apa ini yang namanya keajaiban? Virgo si cowok keren yang baik hati dan tidak sombong menganggap aku lucu. Ini manis banget! Tapi tunggu deh, Virgo gak lagi nyamain aku sama badut kan?

======+++++======

Tinggal satu part lagi yaaaaaak, hahaha

Setelah ini kelar, jadi kepikiran untuk buat ceritanya Pia wkwkwkwk, tapi gatau juga sih. Kalo ada ide, ntar dibuat, kalo enggak ya gatau hahahaaa

Continue Reading

You'll Also Like

499K 39.2K 33
Adipati terpaksa menikah sepeninggal wasiat kedua orang tua Tisana. Namun, perjodohan itu terjadi ketika kepopuleran Adipati sebagai penyanyi sedang...
360K 5K 23
Up sesuai mood Kalau ada waktu juga Tolong jangan di bawa ke RL Futa Area
616K 59.4K 29
Tersisa luka fisik dan luka hati yang digoreskan istrinya-Gayatri, Kin mengakhiri pernikahannya. Di saat yang sama, pertemuannya dengan Aruana mungki...
35.6K 7.6K 28
Jiyeon mendapati dirinya terbangun pada abad pertengahan, dan terperangkap dalam tubuh seorang gadis tujuh belas tahun yang akan dieksekusi mati, lan...