Alisha mendelik tajam mendengar kata yang terlontar dari bibir pria asing itu ataukah Alisha harus memanggil dia dengan sebutan Mr. Dareen? Tapi itu akan sangat mencurigakan, bukan?
Untung saja Alisha sudah mencari tau tentang orang asing yang waktu itu terus melihat kearahnya selama di Pantai Kuta, dia adalah Dareen Walcott, seorang pembisnis yang berasal dari Alaska yang masih berusia 29 tahun dan sialnya lagi dia mengajukan magang di anak perusahaannya yang berada di Semarang
"Sungguh malang sekali nasib mu Alisha, bisa-bisanya lu berurusan sama om-om" batin Alisha yang sedang meratapi nasib
Alisha mungkin masih saja menatap mata orang itu jika saja Rion tidak menarik tangannya untuk menjauh
"Kami sudah minta maaf atas nama teman kami dengan baik-baik, kami harap ada dapat memaafkan teman kami, kalau begitu kami permisi" setelah mengucapkan kalimat tersebut Rion yang masih mengengam tangan Alisha membawa Alisha pergi menjauh dari tempat itu dan di ikuti oleh yang lain
Dareen mengeram emosi menatap kepergiaan matenya, walaupun dia belum menerima mate barunya itu namun tetap saja ada sebuah ikatan yang membuat dirinya merasa emosi jika melihat matenya di sentuh laki-laki lain
"Apakah kau lihat tangan laki-laki sialan itu Dareen? Berani-beraninya dia memegang tangan mate kita dan apa itu mate kita bahkan tidak menolaknya" hampir saja Jay mengambil alih tubuh Dareen guna untuk memberi pelajaraan laki-laki yang dengan seenak jidatnya memegang tangan matenya, namun untung saja Dareen berhasil menahannya
"Diamlah Jay kau membuat kepala ku pusing"
Dareen masih saja melihat ke arah matenya sampai ia merasa matenya sudah hilang dari pandangannya
"Richard" panggil Dareen
"I-iya K-king" jawab Richard terbatah-batah karena merasakan aura Kingnya yang sangat menakutkan
"Cari tau informasi tentang gadis yang berbaju hitam tadi" titah Dareen
"S-siap King"
*************
"Gila itu bule, jadi orang ngeselin banget, padahal kita udah minta maaf baik-baik tapi masih aja di maki-maki!! perasaan juga yang kena bukan dia tapi kenapa yang emosi tuh orang, padahalkan orang yang kena kopinya diem-diem aja" gerutu Dion panjang lebar ketika mereka baru saja duduk di salah satu cafe untuk membeli minuman
"Iya nih, apa mentang-mentang badannya gede terus berotot gitu ya, makanya jadi sok kuat gitu, jadi mereka kayak punya kesenangan tersendiri gitu pas mereka menindas yang lemah" imbuh Rion
Alisha yang sedang sibuk meminum minumannya mengerutkan alisnya bingung mendengar celotehan absrud si kembar
"Guys maafin gue ya, karena gue kalian semua jadi punya masalah sama itu bule" ujar Zahra yang sedari tadi berusaha untuk tidak menangis, yah untung saja ada Alan yang dengan senang tiasa menenagkan sang pacar
"Santai aja kali 'Za, kita kan sahabat jadi harus saling tolong-menolong" balas Alisha yang mendapat anggukan dari yang lain
"Eh ngomong-ngomong tuh bule yang tadi ngapain ya deket-deket sama Alisha? gila sih tadi jaraknya deket banget" ucap Dion heboh
"Mungkin dia terpesona sama gue" jawab Alisha enteng "gue kan cantik"
"tapi gue salut sih sama Alisha soalnya berani banget gitu bales tatapannya tuh bule, gue aja yang di sebelahnya langsung takut, udah tinggi terus badannya berotot gitu apalagi tadi auranya nyeremin"
"Kalau itu mah elunya yang penakut" ledek Rion
"Gue tuh gak penakut tau tapi emang kenyataanya kayak gitu" balas Dion tidak terima
"Ngeles mulu lu jadi orang"
Alisha terdiam sesaat mendengar ucapan Dion tadi "iya sih emang auranya beda daripada yang lain, gue juga baru pertama kali ngerasaain orang yang punya aura kayak gitu, aura miliknya terlalu berkuasa seperti seorang pemimpin, namun entah kenapa gue gak takut, justru gue merasa nyaman dengan itu" Alisha menghela nafas berat karena terus saja memikirkan hal-hal aneh yang terlintas di benaknya tentang seseorang yang bernama Dareen Walcott
"Eh btw 'Lan udah dong nenangin Zahra nya, kita sebagai para jomblo iri tau melihat ke uwu an ini" Alisha tersadar dari lamunannya berkat celoteh Dion yang sama sekali tidak pernah ada faedahnya
"Makanya cari pacar dong"
"Gue sih mau aja cari pacar tapi selama ini gak pernah ada cewek yang bener-bener bikin gue tertarik"
"Sok dramatis lo" ledek Alan
"Dih bodo amat" balas Dion "Rion, adek gue yang paling ngebelin, lu udah punya gebetan belum?"
"Gak usah pakek kata adek segala, jijik gue"
"Lah kan lu emang adek gue" ujar Dion tidak terima
"Yaelah cuma beda 6 menit doang" sewot Rion
"Dan itu adalah 6 menit yang paling berharga dalam hidup gue" Dion menunjukan senyum kemenangannya melihat wajah cemberut Rion
"Btw jawab pertanyaan gue tadi, lu udah punya gebetan belum?"
"Belum" jawab Rion enteng karena tidak ingin ambil pusing mengenai pertanyaan yang tidak bermutu ini
"Syukur deh kalau gitu, jadi gue merasa gak diloncatin sama lu" gurau Dion yang mendapatkan jitakan kasih sayang dari Rion
Namun tanpa yang lain sadari setelah mengatakan hal itu Rion terus saja memperhatikan Alisha dalam diam sambil menyunggingkan senyuman tipis
Yah sebenarnya Alisha sudah tau jika Rion terus saja melihat ke arahnya hanya saja Alisha terlalu cuek untuk itu, karena dia pikir Rion hanya ingin bercanda kepadanya
Mereka kemudian melanjutkan acara berkeliling yang tadi sempat tertunda, mereka membeli banyak sekali pernak-pernik yang sangat memanjakan salah satunya adslah gelang yang berjumlah 5 buah dengan motif yang sama hanya saja warnanya yang berbeda, mereka awalnya tidak mau membeli gelang itu namun atas rayuan Dion akhirnya mereka membelinya juga
"Guys ayok lah beli yang ini, kita kan gak pernah lunya barang couple ber-lima, lagipulakan ini cuma gelang, jadi gak bakalan keliatan" begitulah rayu Dion dengan mengandalkan puppy eyes yang menurut saudara kembarnya sangat menjijikkan
"Eh udah jam segini nih, balik yuk ke bis, saatnya kita lanjut ke destinasi selanjutnya" Ujar Alisha setelah melihat ke arah jam yang sedari tadi bertengger indah di pergelangan tangan kirinya
"Mari kita pergi ke destinasi selanjutnya" ujar Rion dengan suara yang super bersemangat
********
"Bagaimana? Apakah kau sudah mendapatkan informasinya?" Ujar Dereen ketika baru saja membuka pintu kamar hotelnya dan menemukan Richard disana
"Sudah King, semua informasi tentang gadis itu sudah saya rangkum di dalam flashdisk ini" jawab Richard sambil menyerahkan benda itu kepada Kingnya
"Emm King boleh kah saya bertanya sesuatu?" Tanya Richard ragu-ragu
"Apa itu?"
"Memangnya siapa gadis itu? Kenapa King sangat ingin tau tentang gadis itu?" Sungguh Richard sangat berhati-hati dengan kata-kata yang dikeluarkannya, dia takut jika kata tersebut dapat menyinggung Kingnya
"Hanya seseorang yang akan kau hormati suatu hari ini" kali ini Jay yang menjawab pertanyaan dari Richard
Raut wajah terkejut terpampang dengan jelas di wajah Richard, karena memang jarang sekali dirinya berhadapan dengan serigala milik Kingnya yang terkenal lebih beringas daripada sisi manusianya
"H-hormat s-saya King Jay" ujar Richard yang baru saja tersadar dari keterkejutannya "tapi apa yang King maksud?
"Kau akan tau nanti" Dareen yang tubuhnya sedang di ambil alih oleh sisi wolfnya pun menunjukan smirk andalannya yang membuat nyali Richard menciut seketika
"Pergilah" kali ini Dareen yang yang berbicara setelah ia berusaha dengan susah payah untuk merebut tubunya kembali dari serigala yang tidak tau diri itu
Tanpa menunggu jawaban, Dareen pun menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang hingga membuat Richard tersentak kebelakang
"Apa kau sudah gila" maki Dareen kepada serigalanya
"Iya aku memang gila, aku gila karena mate kita Dareen" balas Jay enteng
"Dasar serigala sialan"
"Daripada kau terus memaki diriku lebih baik sekarang cepat kau buka file itu, aku sangat tidak sabar ingin mengetahui seluruh info tentang mate kita" ujar Jay dengan sangat antusias
Dareen menatap nanar sebuah flashdisk di tangan kanannya, sesungguhnya ia sudah muak jika harus berurusan dengan sesuatu yang disebut dengan "mate", Dareen sudah bertekat untuk tidak akan terjerumus di lubang yang sama, namun apa daya ketika ia melihat mata matenya itu, semua tekat yang sudah Dareen bangun runtuh seketika
Mata yang berwarna hitam namun akan berubah menjadi coklat terang jika sudah terkena cahaya matahari, Dareen masih ingat dengan jelas bagaimana mata itu melihatnya dengan sangat tajam ketika dia sedang membela temannya yang sudah menumpahkan kopi di jaket miliknya
Jujur jantung Dareen berdetak sangat kecang ketika ia melangkah maju mendekati matenya dan berhenti tepat di depannya, sangat dekat hingga Dareen benar-benar sudah mabuk dengan aroma vanila bercampur dengan harum lavender yang di keluarkan dari tubuh matenya, bahkan sampai sekarang Dareen masih mengingat dengan jelas aroma dari matenya itu
Tapi tetap saja, Dareen masih saja takut jika suatu saat nanti kejadian itu akan terulang kembali, Dareen hanya tidak ingin merasa kehilangan lagi untuk kesekian kalinya, semua kejadian di masa lalu sudah cukup membuat hantinya menjadi sedingin es
"Aku tau apa yang kau khawatirkan, akupun juga perasakan hal yang sama dengan mu tapi percayalah kepadaku, ini yang terakhir, aku merasa ada yang berbeda dengannya" ucap Jay penuh dengan keyakinan
"Tapi bagaiman jika dia meninggalkan kita lagi?"
"Kalau begitu buat dia untuk tetap tinggal, jangan biarkan dia pergi barang selangkahpun, kau ini seorang King, Dareen!! Jangan menjadi seorang pengecut" geram Jay yang melihat sisi manusianya yang sangat lemah dalam urusan percintaan
Dareen diam, matanya melirik ke arah flashdisk di tangan kanannya, dengan cepat Dareen mengambil sebuah laptop di meja dekat tempat tidurnya, tidak butuh waktu lama bagi laptop tersebut untuk menyala, Dareen dengan sigap memasuka flashdisk tersebut dan membuka file yang berada di dalamnya
"Alisha Abraham" guman Dareen menyunggingkan senyuman tipis ketika dia baru saja mengetahu nama dari matenya
"Oh gosh!!! She's still seventeen years old" apakah moongoddes sedang bercanda padanya?
"Hey!! tidak peduli berapapun umurnya, dia tetap mate kita!!" Kesal Jay
Dareen yang tidak peduli dengan ucapan serigalanya pun melanjutkan membaca biodata milik matenya
"Kenapa di sini tidak ada keterangan khusus kenapa ibunya bisa meninggal?" Guman Dareen kepada dirinya sendiri, Dareen mengangkat bahunya acuh dan kembali melanjutkan acara membacanya yang tertunda
Hingga ada satu kalimat yang membuat Dareen tersenyum tipis, sungguh takdir yang sangat lucu
"Richard" mindlink Dareen
"Ada apa King?" Tanya Richard di sana
"Siapkan semua perlengkapan di perlukan, kita akan ke anak perusahaan ku yang berada di Semarang besok dan aku rasa untuk waktu yang cukup lama" perintah Dareen
Karena tidak ingin memperpanjang masalah Richard pun mengiyakan perintah Dareen tanpa banyak bicara
"Siap laksanakan King"
Setelah memutuskan mindlink tersebut tangan Dareen bergerak untuk memindahkan beberapa foto Alisha dari laptop menuju ke smartphone miliknya
Dareen tersenyum secara misterius setelah berhasil memindahkan semua file foto ke dalam smartphone miliknya, jarinya ia gunakan untuk mengeser setiap foto Alisha yang sekarang sudah berada di dalam galeri smartphonenya
Dareen memejamkan matanya, di dalam pikirannya sekarang sudah ada bermacam-macam hal yang akan di lakukan terhadap matenya, Dareen sepertinya ingin menguji matenya untuk beberapa saat, hanya ingin tau apakah matenya yang satu ini berbeda dengan yang lain ataukah sama saja, jika hasilnya sama, mungkin saja matenya tidak akan berumur panjang seperti yang terdahulu
"Let's play, little mate"
********
Hai guys 👋👋
I am back!!!
Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, ntar aku perbaiki
Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋
See you in the next chapter 👋👋👋
- Love Ryn