" Mereka kaya ya put? Lebih kaya dari pada aku kan? Gimana,udah puas meras mereka? Terus sekarang lari ke Adit yang lebih kaya lagi?" Tanya Revan Nasya kaget karena Revan bisa berbicara seperti itu
Nasya benci kata-kata yang Revan katakan barusan, Nasya maju menghadap Revan, berdiri tegak di depannya lalu menampar Revan
Revan melotot, sama hal nya dengan putri dan Adit
" kenapa Van? Kaget karena aku tampar kamu? Seharusnya kamu yang kaget karena kata-kata kamu barusan" ucap Nasya menyadarkan Revan , Revan hanya tersenyum devil lalu Nasya yang menaikkan sebelah alisnya
" Kamu ngapain di situ?" Tanya Revan pelan dan lembut sebisa mungkin ia tak ingin melukai Nasya, karena Nasya tidak dalam masalah ini yaaa walaupun tadi Nasya sempat menampar Revan
" Pak udahan, saya mau pulang! Udah 10 menit nih pak! " Ucap Nasya pelan tak ingin ada yang mendengarnya selain mereka berdua
" Minggir Nasya" ucap Revan pelan namun tatapannya tajam , Nasya yang sudah di di tatap seperti itu hanya mengangguk lalu menepikan dirinya ke belakang Revan lagi
AH ELAH! GUE PENGEN TIDUR WOY! BUKAN NONTONIN DRAMA KALIAN!
GARA-GARA SUBARJO NIH!
" aku mau putus Rev dari kamu" ucapan putri yang membuat suasana yang dingin menjadi tambah dingin, Revan hanya menatap putri tidak percaya namun sedetik kemudian ia terseyum picik
"Yaudah, gue juga udah punya tunangan " ucap Revan sambil menarik tangan Nasya agar ia berdiri di sampingnya, Nasya hanya menatap Revan, Revan menatap balik Nasya lalu tersenyum manis dan Revan menarik pinggang Nasya posesif
Putri dan Adit di buat kaget karena perlakuan Revan yang tidak biasa, Revan hanya cuek lalu berjalan sambil masih memegang pinggang Nasya dan menuju ke arah mobilnya
BARJO UDAH GILAAAA YA ALLAHHH!!!
_______
MOBIL REVAN LAGI!
"Pak saya pulang yaaa?" Ucap Nasya akhirnya memecahkan keheningan yang mereka muncul kan sehabis dari drama tersebut
" Pulang aja" ucap Revan santai
"Pak saya ..." Ucapan Nasya terpotong karena Revan sudah memotong nya
"Saya bukan bapak kamu, tadi perasaan kamu engga manggil saya pake embel-embel 'bapak' tuh" ucap Revan terseyum devil
"Sa-saya khilaf pak, maafin sayaa" ucap Nasya memohon, Revan menatap Nasya
"Kamu ikut saya ke acara makan-makan besok malam" ucap Revan tiba-tiba , Nasya melotot menatap Revan
"MAKSUD BAPAK!"
"Engga usah teriak saya engga budek" ucap Revan sambil menggulung kemeja kanan putihnya yang sedikit kotor , ada bekas tanah dan darah yang menjadi satu.
"Saya juga engga bilang kalau bapak budek!" Ucap Nasya sedikit sewot memperhatikan Revan yang sedang menggulung kemejanya
" Pantesan perih" ucap Revan sambil melihat siku nya yang terluka
"Pantesan juga, saya di kacangin!" Ucap Nasya lalu keluar dari mobil Revan , Revan hanya menatap Nasya bingung
"Gue salah? " Tanyanya pada diri sendiri lalu ia lebih fokus pada luka-lukanya
10 menit kemudian
Saat Revan ingin menjalankan mobilnya Nasya malah mengetok-ngetok kaca mobil Revan meminta ke Revan agar dibukakan pintu mobilnya , lalu Revan memencet tombol di samping alat setirnya barulah setelah itu Nasya masuk ke dalam mobil Revan sambil membawa kotak putih yang bertulisan
' diperlukan saat butuh! Kek dia yang di perlukan saat butuh awkoaok'
"Siniin muka bapak" ucap Nasya sambil sibuk dengan obat-obatan yang tadi ia bawa
"Mau di apain?" Tanya Revan membuat Nasya menyiritkan dahinya, lalu menatap Revan malas
"Mau saya cium biar bapak suka sama saya! Puas?" Ucap Nasya membuat Revan terseyum devil
' gua aja udah pernah suka sama Lo sya' batin revan
"Ya mau saya obatin lah pak! Gimana si!" Ucap Nasya sambil mendekatkan kepala dan tangannya ke arah Revan , Revan pun hanya diam paham
"Untung Ade saya suka berantem" ucap Nasya sambil fokus ke sudut bibir Revan
" Ade kamu?" Tanya Revan menatap Nasya
"Iyaa ade saya, dia masih SMA yaa gitu suka baku hantam!" Ucap Nasya sambil ingin pindah posisi, luka yang ada di sudut bibir Revan sudah di obati sekarang ia akan pindah ke pelipis mata Revan
"Terus hubungan nya sama saya?" Tanya Revan lalu Nasya menatap Revan dengan malas
"Ngga ada yang menghubungkan nya pak!" Ucap Nasya sedikit sewot lalu ia melanjutkan pekerjaannya tadi
Revan hanya diam tidak ingin bertanya lagi, takut skaktmat mungkin?
"Nih pak buat obatin luka yang ada di lengan bapak" ucap Nasya sambil memberi plester ke arah Revan, dirinya sudah duduk di tempatnya
"Hmm, makasih" ucap Revan menerima plester yang Nasya berikan, Nasya membereskan obat-obatan yang tadi ia pakai untuk mengobati luka Revan
"Saya pamit pak" ucap Nasya keluar dari mobil Revan , Revan hanya gumam, gumam yang lama-lama menjadi sebuah senyuman kecil
kamu adalah wanita yang disakiti oleh seseorang laki-laki yang kamu cintai lalu sembuh dengan laki-laki yang mencintai mu
_____
KAMPUS.08.18
" Hari ini Lo engga mau ngajak gue bolos sya?" Tanya Amel sambil tiduran di meja
"Tumben mau bolos?" Tanya Nasya balik , Amel hanya menghela nafas
" Lo tau engga si! Kemaren gue kan pengen beli poster nya nct ehh diambil sama cabe!" Ucap Amel setengah sewot bahkan matanya ikut kesal
" Cabe? " Beo Nasya menatap Amel , Amel mendengus kesal
"Maksud gue itu loh anak SMP ! Kan mau ngga mau gue ngalah!" Ucap nya lalu memonyongkan bibirnya
" Kenapa bibirnya monyong-monyong? Minta di cium?" Tanya Nasya, pertanyaan yang pernah Amel tanya waktu itu kepada dirinya
"Anj... ASTAGHFIRULLAH kamu berdosa banget Nasya Memancing-mancing setan yang ada di dalam diriku !" Ucap Amel menatap Nasya dengan melotot
"Dammat" ucap Nasya lalu cewe itu melanjutkan menulisnya
"Emang ada tugas ya?" Tanya Amel melihat tulisan yang sedang di tulis Nasya
"Engga, ini di suruh bikin soal sama calon bojo lo" ucap Nasya fokus dengan tulisannya dan Amel hanya ber oh-ria saja
" Kemaren calon suami ke dua gue jadi nge-jemput Lo?" Tanya Amel masih dengan posisi tidurannya
" Engga" jawab Nasya seadanya
"Terus Lo pulang naik ojol dong?" Tanya Amel lagi
"Menurut Lo?" Tanya Nasya balik, Amel hanya diam, menurut nya pertanyaan yang ia ajukan tadi itu jawaban nya iya, makanya amel memilih diam, galau nya tentang poster yang diambil oleh cabe-cabean itu masih sangat menyakitkan baginya
"Assalamualaikum" ucap Pak Arfah memasuki kelas dengan senyuman yang ramah
"Waalaikumusalam" ucap seluruh kelas kompak. Membuat senyuman Pak Arfah yang ramah itu tidak kunjung memudar seketika semua siswa yang ada di kelas ini ikut tersenyum karenanya
" Bapak seneng ngeliat kelas kalian ke isi semua bangkunya , jadi semangat bapak ngajar nya" ucap Pak Arfah masih saja tersenyum. Dosen yang ini memang beda dari dosen yang lainnya menurut Nasya
" Gue seneng kalo Pak Arfah masuk kelas, murah senyum gitu kayak gue " ucap Nasya sambil ikut tersenyum
"Gue lebih seneng kalo pak Revan yang masuk!" Ucap Amel tidak setuju dengan Nasya .
" Dih, pak Revan tuh pelit nilai! Kalo Pak Arfah nih yaa,engga pelit nilai,murah senyum, suka muji gue lagi kalo gue bisa ngejawab pertanyaan dari dia" ucap Nasya masih dengan senyum-senyum nya.
"Dih, Lo suka bapak-bapak sya?" Tanya Amel menatap Nasya horor
"Emang Pak Revan bukan bapak-bapak?" Tanya Nasya balik
Amel berdecak kesal " Pak Revan ini DMEDP!"
" DMEDP apaan?" Tanya Nasya menatap Amel yang sedang menulis sesuatu di bukunya , Pak Arfah sedang menulis di papan tulis dan meminta kita untuk mencatat nya kata dosen tersebut,nanti akan ada tugas kelompok dari mapel ini
" Dosen Muda Enak Di Pandang" ucap Amel sambil mesem-mesem sendiri, Nasya hanya diam pura-pura tidak mendengar nya
____
RUANGAN PAK REVAN
Nasya berdiri di depan pintu ruangan pak Revan, bukan apa-apa. Dirinya hanya ingin mengembalikan cincin yang waktu itu Revan kasih untuk dirinya yaa sekedar untuk menjadi istri 10 menit
"Ketok engga ketok enggak" ucap Nasya menimbang-nimbang
"Ketok aja lah, entar kek kemaren lagi ngulang-ngulang"
Tok
Tok
Tok
Ketuk Nasya sambil mengucap "assalamualaikum Pak Revan " dengan sedikit teriak gunanya untuk mengalihkan ketakutan yang ada pada dirinya. Jika kalian berfikir bahwa Nasya teriak agar Revan mendengar berarti kalian tidak ingat kalau kuping pak Revan itu seperti kuping Bu Bariyah
Revan membuka pintu ruangannya dengan muka sewot Nasya yang melihat itu hanya mengeluarkan senyuman ramah seperti pak Arfah
Buset tuh muka galak bet kek ibu mertua
INGET 20 DETIK DOANG KITA HARUS MENYELESAIKAN TUGAS NYA!
MASUK, BALIKIN,TERUS PULANG!
OKEEE!
Nasya mengangguk lalu ia masuk dan tak lupa mengucapkan salam, agar tak ada pengulangan!
Setelah Revan menduduki kursi kekuasaan nya ia langsung mengetik di leptopnya mungkin pergerakan yang tertunda gara-gara Nasya mengetuk pintu "Besok-besok kalau mau masuk , masuk aja , saya males harus buka pintu " ucap Revan fokus ke leptop nya
" loh , kemaren kata bapak itu namanya engga sopan! Entar saya remedial lagi!" Ucap Nasya setengah sewot
" Kamu ngelawan saya Mulu!" Ucap Revan ikut sewot , Nasya mendengus kesal
" Tuh kan emang ngga mau ngalah bocah nya" cibir Nasya pelan sambil melirik tak suka ke arah Revan
" Kamu mau ngapain kesini? Kangen? " Ucap Revan pede, Nasya menatap Revan horor
"Nih pak, saya mau ngembaliin cincin bapak yang pengen bapak kasih ke MANTAN bapak YANG SELINGKUH SAMA ADIT" ucap Nasya sambil mengembalikan cincin yang ia simpan di dalam saku bajunya , tak lupa ia ingin meledek dosennya dengan menekan kata-kata sensitif
Revan melirik Nasya karena Nasya seperti sengaja menekan kata-kata itu namun ia hanya diam lalu kembali fokus ke leptopnya
" Kamu simpen aja dulu" ucap Revan
" Ogah ah pak, entar ilang bapak minta ganti rugi sama saya lagi!" Ucap Nasya sambil menatap cincin dengan muka ogah-ogahan
" Iyalah, saya minta ganti rugi kalo ilang" ucap Revan masih dengan posisi mengetiknya
"Nah! Makanya saya ogah! " Ucap Nasya sambil ingin berdiri, karena tugasnya sudah selesai ia akan keluar, lagi-lagi perkataan Revan yang membuatnya berbalik badan
"Kamu enggak lupa sama perkataan saya waktu itu kan?" Tanya Revan menatap punggung Nasya yang lama-lama menjadi muka Nasya karena perempuan tersebut berbalik badan
" Perkataan yang mana pak? Perkataan bapak banyak" jawab Nasya tak ingat
" Malem ini kamu ikut saya buat acara makan-makan " ucap Revan dengan muka serius nya
"Istri 10 menit lagi?" Tanya Nasya menatap Revan dengan malasnya
" Kali ini 3 jam" ucap Revan sekarang fokusnya kembali ke leptopnya
"Pak jangan saya! Cari yang lebih baik dari pada saya pak! " Ucap Nasya sambil memelas
" Saya milih kamu karena Adit ada di acara itu" ucap Revan masih dengan posisi mengetiknya
" Terus kenapa kalau si adit adit itu ada di acara itu?! " Tanya Nasya kesal
"Maksud saya pak, bapak bisa minta siapa gitu? Banyak loh pak! Siti, maysa, Bu sarah , bu Intan tuh banyak pak"
"Jangan saya deh Pak, saya mohon" ucap Nasya memohon membuat Revan hanya menghela nafas lelah
"Kalo mereka yang saya ajakin , mereka bakal pakai hati, kan ini cuman boongan.tapi kalo kamu...." Ucap Revan menggantung kan kalimatnya lalu ia menatap nasya sambil tersenyum manis
" Saya yakin kamu ngga bakal baper sama saya" Ucap Revan masih dengan senyuman manisnya menatap Nasya
Idih-idih Subarjo senyumannyaaa, gue yakin kalo si siti yang ngeliat pasti tuh anak udah meleleh jadi ager-ager!, gue yakin kalo si siti yang ngeliat pasti tuh anak udah meleleh jadi ager-ager!, gue yakin kalo si siti yang ngeliat pasti tuh anak udah meleleh jadi ager-ager!,
"Ah saya anak nya baperan Pak! Entar kalo saya baper sama bapak gimana? " Tanya Nasya menatap Revan serius
" yaaa engga gimana-gimana" ucap Revan enteng
"Yahh kok gitu pak!" Ucap Nasya kesal " yaa bapak berarti dosa! Masa cuman di baperin ngga di seriusin!"
" Loh? Kan kamu tau kalau ini cuman boongan? " Tanya Revan menatap Nasya seolah berkata ' saya ngga salah dong'
" Tuh kan bapak ini memang susah sekali untuk mengalah kepada kaum wanita, bilang iyaaa aja gitu susah banget apa pak?!" ucap Nasya tegas dan tak suka Revan hanya diam fokus kepada leptopnya
DIKACANGIN GUE_-
______
TBC!!!!
maaf yaa kalo part nya ngebosenin , jujur aku ngga percaya diri🙃 kayak nggak nyambung gitu masa😌