The Player VS The Playing | T...

By hermosavidazach

835K 77.1K 1.6K

Menjadi gadis paling yang tidak menonjol adalah tujuan Andrea. Selama hidupnya, Ibunya tidak suka jika ia ber... More

BLURB - ANDREA
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
XXI
XXII
XXIII
XXIV
XXV
XXVII
XXVIII | END
Ekstra |1|
Ekstra |2|
Special Part Andrea & Arya

XXVI

21.6K 1.9K 26
By hermosavidazach

Rapat keluarga. Dua minggu menuju pernikahan Arya dan Andrea disibukkan drama-drama tidak jelas dari pihak dua keluarga. Terutama, Arana Atmodjo yang begitu bahagia dengan pernikahan putranya.

Arya dan Andrea, Arana ingat. Setelah Matteo dan Zoya datang ke rumah membawa Andrea kecil, Arya memaksa ingin memiliki adik yang sama. Arya adalah penyuka anak kecil, setiap Andrea datang, Arya selalu menciumi kaki kecil milik Andrea ketika bayi.

Lalu keduanya bertemu ketika sudah dewasa, ini sangat mengejutkan. Aturan takdir yang diurai oleh Tuhan memang selalu indah. Sejak dulu Arana tidak pernah menyadari kalau ia memiliki anak lain—kembaran Arya, Indira yang ternyata putrinya. Pradipta menjauhkan Arana dari Indira dan membuat ia merasa canggung tak bisa mengurus putrinya sendiri.

Keluarga Atmodjo tidak pernah menginginkan seorang perempuan. Bagi mereka, perempuan hanya alat untuk menambah tanggung jawab mereka, menghasilkan keturunan, dan mendedikasikan diri sebagai istri yang tidak boleh menentang ajaran keluarga dan aturan suami. Arana tidak pernah benar-benar hidup nyaman bersama Pradipta.

Lalu ia mengambil inisiatif bermain dan masuk ke dalam permainan para Klan. Sejak saat itu Praranggana yang berkuasa, dan mereka memainkan putra dan putri mereka sebagai pionnya.

Itu lah kenapa Arana tahu bagaimana hati seorang Arya, putranya. Arya mencintai Tarasya yang malah menjadi saudara tirinya sendiri. Arya melampiaskan rasa frustasinya pada kesendirian. Putranya menjadi manusia yang tidak pernah ia kenali sebelumnya.

Indira yang keluar dari Atmodjo dan selalu dijauhkan darinya, Arya yang keluar dari Atmodjo atas kemarahannya. Arana tersiksa.

Ia menerima tawaran kembali hidup bersama dengan Pradipta, meskipun sejak awal ia sudah mendeklarasikan bahwa ia adalah pihak paling bebas dalam keluarga Atmodjo. Tidak disangka-sangka, Pradipta menyetujui permintaannya.

Dan kini, budaya keluarga Atmodjo hilang bersamaan dengan tradisi yang mereka bangun. Bisa melihat Arya dengan bahagianya memilih pasangannya sendiri membuat Arana bahagia. Mungkin Indira tidak mendapatkan hal berharga dengan menemukan cintanya, selagi para Klan sudah menghilang dan berhenti meneror Indira bagi Arana itu sudah cukup.

"Ma! Arya keras kepala sekali!" teriak Indira pada Arana.

Arya masih merangkul pinggang Andrea yang tengah berdiri di sisinya. "Aku yang akan menikah dengan Andrea, kenapa kamu sibuk, sih?!" tanyanya pada Indira.

"Bukan sibuk! Gue hanya ingin membantu Andrea. Kasihan Andrea, Ya.. Dia bakal capek kalau tiga hari berturut-turut acara pernikahan kalian terus dilakukan."

"Itu semua karena kedua belah pihak keluarga, Ndi. Lo ini aneh! Yang menikah bukan hanya dari keluarga Atmodjo saja, tapi dari keluarga Lubis." kesal Arya.

"Terus lo mau maksa Andrea menjalani dua adat secara bersamaan?! Gila ya, Ya.. Adat Batak dan Jawa bakal pusing duluan deh, gue aja yang nikah sama Fazan tanpa melewati prosesi adat apapun itu sudah capek! Gimana yang pakai dua adat sekaligus?!"

"Sayang, keluarga Mamaku jelas tidak mau mengalah. Adat jawa harus tetap ada." kata Arya kini merayu Andrea.

Andrea mengangguk dan berusaha melepaskan rangkulan tangan Arya di pinggangnya.

"Belum nikah aja lo udah jadi koala," ledek Fazan padanya.

Semua orang tertawa melihatnya, Arya masih mengeratkan pelukannya di pinggang Andrea dan membenamkan wajahnya di perut gadis itu.

"Andrea," kata Zoya menginterupsi. "Semua Ibu serahkan pada kamu, Ibu nggak akan memaksa harus ada adat Batak dan semacamnya. Yang paling utama adalah sah di mata Tuhan dan hukum negara."

"Setuju!" timpal Indira semangat.

Andrea mengangguk untuk kesekian kalinya. Lalu Ayahnya, Matteo tersenyum padanya. "Sudah, agar adil prosesi sebelum menikah memakai adat Batak, dan setelah menikah baru memakai adat Jawa."

Arya kini mengangguk antusias. "Ya, aku setuju, Om."

"Sudah kelar?" tanya Pradipta yang baru saja datang.

"Arya, dua minggu lagi dan ini sudah mepet. Minggu depan kamu sudah tidak bisa bertemu dengan Andrea." kata Arana kini.

Arya yang hendak protes itu kembali menutupkan bibirnya ketika Andrea memasukan kue ke dalam mulutnya.

"Jelas Andrea harus di pingit, Arya." jelas Indira pada saudara kembarnya itu.

Arya menghela napasnya kesal. "Gimana bisa pingit, sih? Setiap hari masih ketemu di kantor."

"Aku udah resign, Sayang." celetuk Andrea tiba-tiba.

"Hah?!"

"Iya, kemarin tim HRD baru aja menyetujuinya." balas Andrea.

Arya menatap Andrea tak percaya. Setahu Arya, Andrea akan tetap bekerja meskipun sudah menikah. "Kamu nggak akan kerja lagi?"

"Nggak," jawab Andrea.

"Kenapa?"

Andrea mengulum senyumnya dan menatap Zoya, Ibunya. "Kata Ibu, cukup bagi seorang wanita yang telah menikah diam di rumah dan menunggu suaminya pulang kerja."

Pradipta dan Matteo mengacungkan jempolnya. "Ajaran Zoya memang tidak bisa diragukan lagi." puji Pradipta.

Arya mengulum senyumnya dan lagi ia memeluk perut Andrea. "Makasih lho, Sayang.. Udah mau resign demi aku."

"Kamu salah," timpal Andrea.

Arya mengangkat wajahnya dari perut Andrea. "Kok salah?!"

"Iya dong, aku resign bukan hanya demi kamu. Tapi aku juga mau fokus sama bisnis yang akan aku bangun."

Arya membulatkan matanya. "Bisnis apa sih?"

"Hei, Arya!" ujar Matteo kini. "Jangan pernah melarang apapun pada Natte."

"Aku tidak melarangnya, Om! Tapi jelas aku harus tahu bisnis apa yang mau Andrea geluti!"

"Oh, kalau itu jelas aku akan diskusikan sama kamu, Sayang." kata Andrea kini berusaha melepaskan pelukan Arya. "Ini kenapa sih, aku nggak bisa gerak kalau kamu begini, Sayang!"

Arya melepaskan pelukannya dengan terpaksa. Jika Arya harus jujur, ia tak bisa jauh dengan aroma tubuh Andrea yang sangat menenangkan. Aroma teh hijau segar dan she smells always like flowers in the morning. Arya bahkan mendeskripsikannya dengan keras, setelah berbulan-bulan lamanya dengan Andrea, bahkan aroma tubuh Andrea selalu menempel di mobilnya. Ketika ia tanya, Andrea tetap akan menjawab kalau gadis itu tidak memakai parfum sama sekali.

"Lalu setelah menikah kalian akan tinggal dimana? Mau di sini?" tanya Arana pada keduanya.

Arya menggeleng, ia menggenggam tangan Andrea. "Di Bintaro, Ma. Kejauhan kalau aku dan Andrea harus di Sentul."

Arana menghela napasnya. "Baiklah, asalkan kalian bisa menjaga diri kalian satu sama lain."

"I will, Ma." jawab Arya tegas. "Aku akan menjaga Andrea,"

"Oom!" teriak Teresa yang berlari ke arahnya.

Arya langsung menangkap tubuh kecil itu yang tengah membawa satu buket bunga mawar merah. "Bunga dari siapa ini?!"

"Dari Pak Parman." jawabnya.

"Pak Parman? Satpam? Dapat darimana dia?" tanya Arya pada keponakannya.

Teresa menggeleng, tapi Arya bisa melihat post card yang ada di atas bunga itu. Ia membukanya dan membacanya, di sana ada nama Sera Aludia sebagai pengirimnya.

Apa kabar? Aku dengar kamu akan menikah, Arya. Congratulation for you. Dengan bunga ini, bukan aku maksud aneh-aneh kok, aku hanya ingin mengucapkan maaf sebesar-besarnya pada kamu kalau aku pernah ada salah pada kamu. Tetap menjadi Arya yang baik, dan salam untuk calon istri kamu. I hope your life happily ever after.

Best Regards,

Sera Aludia.

"Siapa?" tanya Andrea padanya.

Arya menutup post card itu dan menyimpannya di atas meja. "Mantan," jawab Arya.

Indira yang penasaran langsung berdiri dan berjalan mendekati Arya. "Mantan yang mana, Ya?" tanyanya.

Fazan pun ikut penasaran, ini akan menjadi peristiwa paling heboh.

"SMA, Sera Aludia." jawab Arya.

Andrea hanya melihat bunganya dengan tenang, meskipun Indira tengah membaca post card-nya dengan ekspresi wajah yang membingungkan. "Dan kenapa dia harus datang di saat sekarang?"

Arya mengangkat bahunya acuh. "Mana aku tahu, Ndi."

Para orangtua mundur dari barisan tidak penting itu. Arana, Pradipta, Matteo dan Zoya meninggalkan anak-anak di ruang tengah. Sementara mereka berencana menikmati teh hangat di taman belakang dekat danau.

"Dia pernah buat salah sama kamu?" tanya Andrea pada Arya yang membuat pria itu ketakutan setengah mati.

"Aku yang buat salah sama dia," ujar Arya kini.

Indira memutarkan bola matanya dengan malas, ia melihat Fazan suaminya yang tengah tersenyum jahil.

"Sera Aludia hanya masa lalu, Ndre. Tenang aja, dia nggak bakal berefek buruk buat Arya kok." ujar Fazan menenangkan Andrea.

Andrea mengangguk. "Thanks, tapi aku nggak mempermasalahkan. Bukannya, kalau Arya punya salah harusnya dia yang minta maaf?"

"Kamu ingin aku bertemu dengan Sera?" tanya Arya terkejut.

"Kenapa nggak?" jawab Andrea.

Arya berpikir keras, Sera Aludia adalah gadis yang ia pakai untuk taruhan saat SMA. Ia memenangkan Lamborghini dari Gio, dan sekarang si Gio berengsek itu menghilang setelah membuat Sera Aludia depresi.

"Technically she's not my ex, Sayang. Dia sebenarnya pacar Gio—sahabat aku. Ya, namanya pembodohan masa SMA, aku diajak taruhan sama Gio agar bisa merebut Sera darinya. Aku dan Sera nggak saling suka, lebih enak jadi teman sebenarnya. Dan Sera itu suka sama Gio waktu dulu."

"Terus?" tanya Andrea penasaran.

"Ya dia bukan mantan aku, intinya. Dia mantan Gio, dan sekarang aku udah nggak dengar kabar Gio ada dimana. Ada kemungkinan Sera ingin tahu keberadaan Gio, makanya dia mengirim bunga ini pada aku."

Fazan ikut mengangguk menyetujui apa kata Arya. "Gio dimana sebenarnya?"

"Jenewa," jawab Indira.

Semuanya kini menatap Indira dengan terkejut. "Waktu aku berhasil kabur dari kamu, aku pergi ke Jenewa sama Teresa dan ketemu sama Gio di sana."

"Oh, ya?" ujar Arya terkejut. "Kalau begitu aku akan mencari kontak Gio, Indira. Pasti ada sesuatu yang belum selesai diantara Gio dan Sera."

"Bisa jadi," timpal Fazan. "Don't worry, Andrea. Arya bersih kok, nggak pernah macam-macam."

Arya ingin menendang Fazan sekarang juga. "Aku nggak kenapa-napa, kok. Cuman kalau memang benar Arya menyakiti perempuan di masa lalu, dia harus minta maaf secepatnya."

"Sayang—"

Andrea menepuk bahu Arya kini. "Kamu yang dengerin aku, Sayang. Kemungkinan besar, kamu bakal punya anak cewek dari aku, dan ketika dia besar, aku nggak mau dia dapat karma hanya dari apa yang kamu lakukan di masa lalu berdampak buruk pada anak perempuan kita."

"Kamu lagi bicarakan karma?" tebak Arya terkejut.

Andrea mengangguk. "Aku adalah hasil dari karma Ayahku, kamu pun pasti tahu itu, Sayang."

Kini yang ikut berpikir bukan hanya Arya, tapi begitupun dengan Fazan. Indira seolah mengerti apa yang Fazan pikirkan berusaha menenangkan suaminya.

"It's okay, kamu sudah janji mau menjaga aku dan Tere dengan baik." ujar indira.

Fazan tersenyum tipis. "Andrea benar, seorang laki-laki tidak boleh bertindak seenaknya, Yang. Laki-laki punya tugas untuk menjaga tiga wanitanya ketika ia hidup. Yang pertama Ibunya, kedua istrinya—yang akan menjadi pasangan dalam hidupnya, dan yang ketiga adalah anak perempuannya."

"Cie insyaf," ledek Arya kini.

Andrea mencubit tangan Arya dengan kesal. "Kamu bakal rasain sendiri, Sayang. Gimana rasa sakitnya kamu melihat anak kamu disakiti sama orang lain."

Kedua mata Arya sontak membulat. "Ya jangan dong, Sayang! Kamu ini doanya gimana, sih?"

"Aku bukan mendoakan, tapi biar kamu sadar, Sayang!"

"Aku nggak merasa menyakiti kamu kok selama ini!"

Andrea hanya mengangguk. "Oh, okay. Tenang santai aja, kamu memang baik banget sama aku."

Arya memeluk Andrea sekali lagi hingga membuat Fazan dan Indira yang ada di depan mereka melemparkan box tissue pada wajah Arya.

"Lebay banget lo Arya!" umpat Fazan.

"Dasar bucin!" ledek Indira.

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 111K 36
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
3.4M 250K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
54.8K 8.8K 28
Sebuah buku sketsa tanpa identitas Leo temukan dalam lokernya di ruang seni. Awalnya, Leo sama sekali tidak peduli. Hingga dia mendapati sebuah sket...
1.4M 6.6K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...