Cursed or Die | 02 Line ✓

By ALO-EVERA

701K 189K 163K

❝ Lagi?! Kita pemainnya?! ❞ More

ouverture
┆un┊
┆deux┊
┆trois┊
┆quatre┊
┆cing┊
┆six┊
┆sept┊
┆huit┊
┆neuf┊
┆dix┊
┆onze┊
┆douze┊
┆treize┊
┆quatorze┊
┆qiunze┊
┆seize┊
┆dix-sept┊
┆dix-huit┊
┆dix-neuf┊
┆vingt┊
┆ving et un┊
┆vingt deux┊
┆vingt trois┊
┆vingt quatre┊
┆vingt sept┊
┆vingt huit┊
fermeture

┆vingt cing┊

20.9K 6.3K 7.7K
By ALO-EVERA

DUAR!






Ruangan tempat mereka berada meledak, tentu saja dari sihir yang digunakan Sungchan dan Jinsung secara bersamaan.

Beruntung, Woonggi membawa mereka berteleportasi keluar dari sana karena sihir yang melapisi ruangan itu melemah. Berterima kasihlah kepada Minhee yang memukul dinding sampai hancur sehingga sihirnya terputus.

Disinilah mereka sekarang, di hutan tempat kakak kelas mereka berjuang mengalahkan Sungchan. Mereka ada di pinggir danau, tempat Hueningkai dan Junho berada sebelumnya.

Entah kemana mereka berdua sekarang.

"Sekarang kita harus gimana? Mereka bakal kejar kita sampe kesini," tanya Jake cemas.

"Diliat-liat, anak buah Sungchan ada yang penyihir dan vampire. Kalau vampire kita masih bisa ngelawan karena ada keturunan Ares, Athena, oni, iblis, dan vampire. Tapi penyihir... agak susah lawan mereka, kalau kita kena sihir bisa langsung mati," jelas Yedam berpikir keras.

"Taehyun? Tadi gue bareng Taehyun," tanya Minhee sekaligus memberi tahu.

"Dia bakal urus yang di gedung dulu bareng Sunghoon, kita bakal urus yang itu." Yedam menunjuk ke atas, ke arah langit.

Para penyihir berdatangan menaiki sapu terbangnya, ada Sungchan dan Jinsung memimpin mereka. Sementara dari dalam hutan, para vampire melesat cepat, ada juga yang melompat di batang pohon.

Mereka jadi ragu, bisakah mereka menang?

"Ada orang yang bisa sihir disini?" Tanya Yedam sembari membuka bukunya, berhenti di halaman dengan pedang di kertasnya.

Ajaibnya, ketika pedang itu disentuh, pedang sungguhan muncul di atas buku. Yedam melemparnya ke Jay, keturunan Ares tentu saja butuh pedang.

"Orang yang bisa sihir? Kayaknya gue tau harus bawa siapa," kata Woonggi senyum miring. "Tunggu sebentar ya kawan-kawanku, gue mau culik orang dulu. Bye bye anak pungut~"

Zlub

Woonggi pun menghilang dari pandangan, biarkan saja lah. Kalau ada dia nanti malah lawak terus macam Jerome.

"Jay, lo yang pimpin," ucap Yedam sudah siap dengan pedangnya.

"Akhirnya berguna juga bakat baku hantam lo, Jay," puji Minhee meledek.

"Kepala lo mau gue tebas?"

Minhee langsung kicep. Jelas lah, oni itu bisa mati kalau kepalanya ditebas dan tidak segera dipasang dalam waktu singkat. Walaupun dia termasuk jajaran oni terkuat, tetap saja dia takut.

"Kasian banget gak ada yang bisa sihir!" Ejek Sungchan dari atas sana, penyihir lain pun tertawa, termasuk Jinsung.

"Makin payah aja yang ikut permainan, kak."

Tak terima dibilang payah, Jay melempar pedangnya ke atas dan memotong bagian lidi sapunya. Alhasil Jinsung jatuh bebas ke tanah, tapi langsung menahan diri agar tidak menyentuh tanah dengan sihir.

"Kurang ajar!"

"Mau apa lo?!"

Jake melongo, ini kenapa jadi mereka berdua yang ribut?

"Lo salah bilang kita payah," ujar Yedam senyum penuh arti. "Yang berdiri disini sekarang memang gak akan bisa kalahin penyihir dengan mudah, tapi gak dengan mereka. Lo liat aja apa yang bakal terjadi selanjutnya."

"Dam, jangan bilang lo udah bikin rencana sejak jauh-jauh hari?" Tanya Jake tak percaya.

"Iya, hehe."

Minhee garuk-garuk kepala. "Otak orang rajin mah beda ya, pasti kalau ada pr langsung dikerjain jauh dari deadline. Lah gue, sistem kebut semalam. Kalau gak selesai ya amhil jalan terakhir, nyontek."

"Woi! Ini jadi ribut gak?!" Teriak Sungchan kesal karena mendadak jadi nyamuk.






BUM!





Ledakan terjadi lagi, dari gedung. Mereka kaget, itu suara ledakannya kuat sekali. Bukan ledakan sih, itu lebih terdengar seperti suara hantaman keras.

Jay tertawa penuh bangga, itu pasti ulah Sunghoon. Dia sebagai teman lama seorang Sunghoon tahu, itu adalah tanda kalau Sunghoon marah. Dia pasti sedang menghancurkan gedung dengan kekuatannya.

"Gue gak mau main-main lagi ya," desis Sungchan emosi. "Bunuh mereka-"

"API! APIII!!!" Salah satu penyihir di barisan paling belakang berseru pakai nada abang saleh di upin ipin.

Semua penyihir menoleh ke belakang, kobaran api membakar gedung. Asap hitam mengebul di udara, mereka semua panik karena di dalam gedung itu banyak sekali peralatan penting.

Haha, rasakan kau!

"Bunuh mereka!"

Jay sebagai pemimpin teman-temannya berseru keras. "Semuanya, serang!"

Jake selaku vampire langsung menyerang anak buah Sungchan, beruntung dia adalah vampire terlatih. Jay dan Yedam berada di sisinya, membantu mengalahkan mereka.

Sementara Minhee berubah ke wujud oninya, melompat tinggi menyerang para penyihir dengan senjata beracunnya. Walau hanya tergores saja, siapapun yang kena akan tetap mati, apalagi yang kena banyak.

Minhee tidak bermalas-malasan lagi sekarang, buktinya dia lihai menyerang, melompat, menghindar, dan merebut tongkat sihir mereka lalu membuangnya ke danau.

Melihat itu, Sungchan marah. Dia memberi kode kepada Jinsung untuk mengurus makhluk yang satu itu. Tanpa membuang waktu lagi, Jinsung mengarahkan tongkatnya kesana, bersiap membunuh.

"Ava-"

"Expelliarmus!"

Ctak!

Tongkat sihir Jinsung terlempar, begita juga tongkat sihir yang lainnya.

"Confringo!"

"Menghindar!"





DUAR!





Ledakan barusan membuat tongkat sihir mereka meledak dan terbakar, beberapa penyihir tumbang akibat ledakan.

Mereka marah, marah sekali. Berbeda dengan makhluk yang sedang jingkrak-jingkrak di bawah sambil tertawa.

"Hip hip hura hura! Yhaaa tongkat sihirnya meledak, gak bisa pake sihir lagi deh. Oh kasihan, oh kasihan, aduh kasihan~ hahahahaha!"

"Udah gila," gumam Jake lelah.

"Udah kan? Gue mau balik," kata orang yang dibawa Woonggi.

"Lo beneran gak bisa ikut bantuin, kak?"

"Gue lagi sakit, sihir gue gak maksimal. Dan dari peraturan orang yang udah main gak bisa bantu, kecuali kalau perang."

"Oh, oke deh! Makasih, Kak Junseo!"

Woonggi melambaikan tangannya ke Junseo sebelum pemuda itu berapparate.

"Dih, curang banget bawa bantuan!" Seru Jinsung tak terima tongkat sihirnya hangus terbakar.

"Lo gak punya kaca ya? Mau dibeliin kaca? Minhee!"

"Apaan sih?! Ganggu orang gelut aja!"

"Lo masih inget cerita yang lo baca gak?! Yang cermin itu~ kalau ada bawain dong, Jinsung butuh nih~"

"Cih, jinjja?! Mana ada cermin kayak gitu!"

Jay mengusap peluhnya, berbalik ke dua iblis berbeda jenis itu. "Heh, berantem yang bener! Nanti mati awas aja ya!"

"Kita iblis, lupa ya?!"

Yedam menusuk jantung vampire di belakangnya sambil berseru kesal. "Fokus! Jangan kasih mereka kesempatan untuk bunuh kalian!"

Sungchan tertawa. "Percuma aja kali, anak buah gue lebih banyak. Vampire bawaan gue lebih kuat. Tanpa tongkat sihir pun kita bis─ loh?!"

Minhee terlonjak, langsung melompat minggir ketika kobaran api datang ke arahnya, ah tidak, lebih tepatnya ke para penyihir yang hendak menyerangnya dari belakang.

Api itu terlihat dikendalikan seseorang, namun orangnya tidak kelihatan.

"Barang pemberian ayahnya, keren gak tuh," kata Yedam lebih santai sekarang karena api besar itu membantu mereka mengalahkan sebagian besar penyihir yang ada.

"Hades? Taehyun?!" Jay terkejut.

"Barang apaan sih? Gue gak tau."

"aidos kyneê," jawab Yedam.

"Hah?"

"Lo seriusan gak tau? Gue udah pernah cerita ke lo," kata Jay kesal.

"Serius gak tau!"

"aidos kyneê atau yang biasa disebut helm kegelapan itu helm milik Hades yang membuat siapa aja yang pake jadi gak terlihat. Taehyun lagi gunain itu sekarang, lo bisa liat api itu berasal dari sana tapi dianya gak keliatan."

"Ohh, begitu..."

"Jake, belakang lo!" Teriak Woonggi tiba-tiba.





JLEB!





"Bangsat!" Umpat Jay marah. Sial, perhatian mereka teralihkan.

"Yah, temannya sebentar lagi mati," kata salah satu vampire di antara tiga puluh vampire yang ada.

"Kasian!" Seru Jinsung tertawa puas.

Drap drap drap







BUM!





Tanah berguncang, para vampire itu diserang secara tiba-tiba dari belakang. Mereka dapat dikalahkan dengan mudah, begitu juga sisanya.

Sungchan, Jinsung, dan anak buahnya melotot tak percaya. Mereka salah kira selama ini!

"Lo... lo bunuh temen gue..." desis pemuda itu, kekuatannya bertambah drastis. "Gak bisa dimaafin... gak bisa dimaafin."

"Vampire ras Origin?!" Jinsung bergidik, berlari menjauh dari sana secepat mungkin. Dia tak pernah mengira ada vampire terkuat di antara mereka, lebih baik dia cari aman.

Sunghoon menatap nyalang Sungchan yang membeku melihat vampire selaku anak buahnya tergeletak di tanah, mereka semua mati, dibunuh Sunghoon dalam sekejap.

Tapi setelah itu, dia tertawa.

"Hahahaha! Lo pikir gue cuma punya segitu? Lo liat di sana! Hellhound, manticore, dan iblis udah datang!"

Boleh marah gak sih? :')














Perang kecil mereka gak
bakal lama kok, karena kubu
mereka lebih kuat dari Sungchan

Spoiler : identitas Hueningkai
akan terungkap, tunggu sesaat
lagi~ gak deh wkwk

Continue Reading

You'll Also Like

315K 64.1K 11
Apakah yang terjadi pada Felix tujuh hari ke depan? Ft. Felix, Chaewon
374K 102K 45
❝ Kak, kita bakal tetap hidup kan? ❞
907K 238K 35
❝ Kayaknya kita kena sial deh, makanya main game ini. ❞
2.2M 531K 48
❝Kata mama, permainan ini bisa bikin meninggal.❞